''Waaaaw ... Amazing, honey. Ucap Daniel membulatkan bola matanya, menatap tubuh sang istri yang kini polos terlihat begitu se*si menggoda.
Dengan tersenyum manis, Mika pun mulai naik ke atas ranjang, tatapan matanya terlihat begitu menggoda membuat Daniel sang suami benar-benar terpana.
''Kamu emang paling pintar menyenangkan hati suami, sayang.'' Lirih Daniel menanggalkan satu-persatu pakaian yang masih melingkar, melemparkannya ke sembarang arah dan siap untuk bertempur.
Di usia pernikahannya yang sudah menginjak ke 20 tahun, sebisa mungkin sepasang suami-istri itu selalu terlihat romantis dan saling bersikap manis, dan tentu saja saling memuaskan di atas ranjang. Karena bagi mereka berdua, bumbu yang paling sedap dalam pernikahan itu adalah saling memuaskan satu sama lain, terutama urusan yang satu itu.
Pelan tapi pasti, pendakian menuju puncak pun dimulai, keduanya saling mengeluarkan ha*rat yang selalu saja menggelora di dalam jiwa masing-masing meskipun usia mereka berdua tidak lagi muda, semakin bertambahnya usia, semakin buas juga keduanya bermain di atas ranjang, tanpa rasa malu lagi, tak ada yang namanya jaim lagi, dan tentu saja semakin bermain buas layaknya seorang yang sangat memuja kenik*atan yang selalu di cari oleh banyak orang.
Mika bahkan tidak malu lagi bermain di atas sana, menggoyangkan ping*ulnya keras dengan irama hentakan yang beraturan dan suara des*han yang terdengar lirih membuat Daniel semakin bergai*ah.
Seperti yang saat ini sedang dia lakukan, dirinya nampak memejamkan mata, seraya membenamkan pin*gulnya dalam-dalam saat pelepasan itu berhasil dia dapatkan secara sempurna.
Suara lenguhan panjang pun terdengar nyaring, seolah benar-benar mencapai puncak, puncak kenik*atan yang membuat jiwanya melayang dan tubuhnya terasa ringan dengan jantung yang berdetak kencang seiringan dengan pelepasan yang dia dapatkan.
''Nice, sayang,'' ucap Daniel, menatap wajah istrinya yang terlihat begitu menikmati pelepasan yang di dapatkan.
Perlahan, Daniel pun berganti posisi, dia mengungkung raga istrinya di bawa sana, mempercepat gerakan ping*ulnya tak berirama dengan hentakan bertenaga sampai akhirnya, sesuatu di dalam sana benar-benar meledak dan benar-benar membuat jiwanya melayang ke awang-awang.
Setelah itu, dia pun terkulai lemas tepat di atas raga sang istri dengan napas yang masih tersengal-sengal, dan jantung yang berdetak begitu kencang.
''I Love you, sayang."
Bisik Daniel, menyandarkan kepalanya di dada Mika.
"I Love you, too."
Mika menjawab dengan tangan yang dilingkarkan sempurna di punggung suaminya.
❤️❤️❤️
Sementara itu, Silvia yang seharian ini hanya menghabiskan waktu dengan berbaring di dalam kamar, nampak terbangun di tengah malam, sepertinya, dia masih belum terbiasa tidur di sana, di kamar baru yang sudah lama dibiarkan kosong.
Hawa kamar itupun terasa dingin, hening dan sepi membuat seluruh tubuh Via merinding menatap sekeliling yang terasa begitu mencekam.
Karena sudah tidak tahan lagi berada di sana, akhirnya dia pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamar.
''Ini kamar ko udah kayak kuburan aja si, horor banget,'' gumam Via turun dari atas ranjang.
''Hiiih ... Serem,'' gumamnya lagi lalu berjalan ke arah pintu dan keluar dari dalam kamar.
Ceklek ....
Silvia membuka pintu kamar, perlahan dia pun berjalan keluar dengan langkah yang tidak bersuara dan mata yang menatap sekeliling yang juga terlihat begitu sepi dan hening.
''Damien ...?'' panggil Via menatap sekeliling.
Tak ada jawaban, yang terdengar hanya suara jarum jam raksasa yang bertengger di sudut ruangan.
''Mommy, kenapa di sini serem amat si,'' gumamnya lagi, berjalan ke arah lift dengan mata yang menatap sekeliling semakin merasa ketakutan.
Tut ....
Silvia pun menekan tombol lift, dan seketika itu juga lift pun terbuka, Via yang memang sedang memalingkan wajahnya dari arah lift pun seketika berteriak histeris, merasa kaget karena seseorang berada di dalam lift.
Orang tersebut memakai jaket hody dengan menutup kepalanya sehingga wajahnya sama sekali tidak terlihat.
''Haaaaaa ...'' teriak Via, langsung berjongkok dengan menutup kedua matanya menggunakan telapak tangan.
''Hey ...! kamu kenapa?'' tanya Damien berjalan keluar dari dalam lift.
''Hantuuuuu ...'' teriak Via lagi masih dengan posisi yang sama.
''Ish ... Ini aku, bukan hantu, sembarangan.''
Silvia pun mulai menurunkan telapak tangannya, pelan tapi pasti lalu mendongakkan kepalanya menatap Damien yang kini sudah berada tepat di depan tubuhnya.
''Hiiiiiih ... Kamu ini ngagetin aja si, aku kira hantu tadi.''
''Ngagetin apaan? kamu aja yang ngelamun Mulu.''
''Lagian kamu ngapain si malam-malam gini pake baju putih kayak gini? takut tau?'' ketus Via mulai berdiri dengan jantung yang masih berdetak kencang.
''Ha ... ha ... ha ...! suka-suka aku dong. Badan-badan aku, terserah aku dong mau pake baju yang kayak gimana juga. Lagian kamu mau kemana, seharusnya kamu tidur, istirahat. Kalau kamu sampai sakit, nanti aku juga yang dimarahin sama Mommy,'' tegas Damien.
''Aku gak bisa tidur, kamar itu horor, aku takut ada hantu,'' jawab Silvia polos.
''Astaga, cewek jadi-jadian. Di rumah ini mana ada hantu?'
''Hmm ... boleh nggak kalau malam ini aku tidur di kamar kamu, uhuk ...?''
''Nggak,'' Jawa Damien datar, berjalan ke arah dapur.
''Aku janji gak bakalan ngerusuh, aku cuma mau tidur doang, di kursi juga gak apa-apa yang penting aku gak tidur sendirian, aku benar-benar takut tidur di kamar itu,'' rengek Silvia, mengekor tubuh Damien, berjalan cepat menyesuaikan gerakan langkah kakinya.
''Nggak, sekali nggak tetep nggak, oke?'' jawab Damien, membuka kulkas lalu meminum air putih langsung dari botolnya.
''Ikh, jorok.''
''Apa ...?'' Damien sesaat setelah dia meminum air putih.
''Nggak ko, aku gak bilang apa-apa. Kamu baik, tampan dan juga perhatian, aku padamu Damien,'' ucap Silvia merayu.
''Tetep gak bisa, sekali nggak tetep enggak, titik.''
''Ikh ...'' rengek Via manja.
Mata Silvia pun menatap heran tangan Damien yang kini meraih banyak camilan dari dalam kulkas, dia memasukannya ke dalam saku hody yang memang berukuran besar layaknya anak kecil yang sedang mengambil jajanan di warung.
''Malam-malam ini jangan nyemil banyak-banyak lho, nanti gendut,'' ucap Via, mengikuti Damien yang kini berjalan kembali ke arah lift, lalu menekan tombolnya.
Tut ....
Pintu lift pun seketika terbuka, Damien masuk ke dalam sama di susul oleh Via membuat Damien seketika merasa kesal.
''Mau kemana?''
''Ikut kamu?''
''Jangan, nanti kamu nyesel.''
''Gak bakalan, aku takut tidur sendirian.''
''Ya udah, tapi jangan salahin aku kalau nanti terjadi sesuatu sama kamu, ya.''
Via menganggukkan kepalanya seraya tersenyum lebar.
Tut ....
Pintu lift pun tertutup rapat dan lift pun melaju kencang sampai akhirnya berhenti di lantai dua.
Tut ....
Pintu lift pun kembali terbuka, Damien berjalan keluar dari dalam lift, tapi tidak dengan Silvia, dia menatap dengan tatapan tajam karena kamar Damien terlihat ramai dengan lampu remang-remang dan tentu saja dengan beberapa orang laki-laki yang berjumlah lebih dari lima orang.
''Da-mien, ka-mu la-gi nga-pa-in? si-apa me-reka,'' tanya Silvia terkejut membulatkan bola matanya.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Promosi Novel, jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak kalian ya ♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
yeah via masak damien di kira hantu
2022-09-25
0
༺❥ⁿᵃᵃꨄ۵᭄
lu sihh niat bnr ngikutin damian nahh look
2022-09-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
Damien lagi pesta sama temennya via..😅😅
2022-09-24
0