Silvia di bawa ke lantai satu, dengan di papah oleh Mika dan Damien, Via yang masih terasa lemas dan merasa terpukul itu kini berbaring di atas ranjang di dalam kamar yang ukurannya lebih kecil dari kamar miliknya di lantai 4.
Tubuh gadis berusia 20 tahun itu pun nampak di tutup selimut tebal, matanya menatap langit-langit kamar, melayangkan tatapan kosong dengan kelopak yang membengkak karena terlalu banyak menangis.
Mika masih menemani di sana, dia duduk di tepi ranjang, menggenggam erat jemari Silvia merasa iba. Begitupun dengan Damien, pemuda yang memiliki usia yang sama dengan Silvia itu nampak berdiri di tepi ranjang, menatap wajah gadis yang biasanya selalu terlihat ceria dan penuh percaya diri, namun, terlihat sebaliknya sekarang.
Muram, datar, bahkan raut kesedihan dengan kelopak mata membengkak dan memerah terlihat begitu ketara dari wajah gadis bernama Silvia membuat Damien merasa iba.
Seberat apakah kehidupan yang yang dijalani oleh Silvia hingga dia begitu terpukul seperti ini? sepahit apakah kenyataan yang diterima oleh gadis yang selalu ceria itu sehingga keceriaannya seketika sirna saat ini?
Semua pertanyaan itu menari-nari di otak kecil Damien, tanpa bisa bertanya langsung apalagi memberikan dukungan ataupun semangat.
''Mom, apa Mommy liat Daddy? seharian ini aku gak liat dia?'' tanya Damien, mengalihkan pandangannya kepada sang ibu.
''Daddy mu lagi keluar kota, ada urusan mendadak yang harus dia kerjakan, ini juga Mommy mau nyusul ke sana,'' jawab Ibu balas menatap sang putra.
''Kalau Mommy ke sana, nanti siapa yang jaga Via?''
''Makannya, Mommy titip dia sama kamu. Kamu jaga dia ya, jangan dijailain terus, oke?''
''Gak usah di jagain segala, Tante. Aku bisa jaga diri sendiri, lagian aku cuma perlu istirahat aja ko,'' tolak Silvia datar.
''Tuh 'kan, dianya aja gak mau dijagain?''
''Damien ...'' Ibu membulatkan bola matanya menatap wajah sang putra.
''Hmm ... Iya-iya, Mom. Nanti aku jagain,'' lirih Damien mengerti dengan tatapan sang ibu.
''Silvia, sayang. Maaf ya, Tante gak bisa ada di sini saat keadaan kamu kayak gini, Om Daniel itu gak bisa pergi tanpa Tante, padahal cuma urusan kecil aja di luar kota, tapi Tante harus ikut ke sana,'' lirih Mika mengusap punggung tangan Via lembut dan penuh kasih sayang.
''Gak apa-apa ko, Tante.'' Jawab Via datar.
''Ya udah, kamu istirahat ya, sayang. Ingat pesan Tante tadi ya. Tante yakin kamu kuat, dari sejak pertama kali Tante ketemu sama kamu, Tante tau kamu gadis yang tegar, mandiri, ceria dan juga penuh percaya diri, jangan sampai semua yang ada di dalam diri kamu itu hilang. Oke ...?''
Silvia mengangguk dengan sedikit tersenyum.
''Apaan, Mommy berlebihan,'' rengek Damien sedikit terkekeh.
''Damien ...?''
''Iya, Mom. Stttt ... Aku bakal tutup mulut,'' jawab Damien menutup mulutnya rapat-rapat.
''Tante pamit dulu ya. Damien ... ingat pesan Mommy,'' tegas ibu menatap wajah Damien dengan tatapan tajam.
''Siap, Mom. Aku bakalan jaga Silvia, gak bakalan ejek dia, pokoknya Mommy tenang aja.''
Silvia tersenyum mendengar ucapan Damien, mendengar pemuda tampan itu menyebut namanya entah mengapa membuat hatinya merasa tenang.
Perlahan, Mikaila pun mulai berjalan keluar dari dalam kamar, membuka pintu pelan lalu kembali menutupnya. Setelah itu, Damien pun nampak duduk di tepi ranjang tempat yang semula diduduki oleh ibunya, matanya kini menatap wajah Silvia, tatapan sayu dan lembut membuat Silvia seketika salah tingkah.
''Aku mau istirahat, mendingan kamu keluar deh sekarang,'' lirih Via memalingkan wajahnya merasa gugup sebenarnya.
''Ya udah, lagian siapa juga yang betah lama-lama dekat kamu.''
''Hmm ...'' Silvia hanya bergumam.
Damien pun bangkit lalu berdiri dan hendak berjalan keluar dari dalam kamar, namun, sebelumnya dia pun menoleh terlebih dahulu ke arah Silvia dan menatap wajahnya dengan tatapan yang sama seperti sebelumnya.
''Apapun masalah yang sedang kamu hadapi, aku yakin kamu kuat, wanita jadi-jadian,'' ucap Damien lalu meneruskan langkahnya.
''Dih, tadi manggil Silvia, sekarang wanita jadi-jadian, dasar songong,'' lirih Silvia tersenyum kecil.
♥️♥️
(Othor lagi kangen scan Daniel, Mika. Kasih sedikit ya🤭)
Di luar kota, Daniel nampak menunggu Mika sang istri dengan perasaan cemas, seharusnya, sudah dari siang istrinya itu sampai di sana, padahal saat ini malam sudah semakin larut membuat Daniel merasa khawatir.
Memang sudah menjadi kebiasaan ayah dari satu anak itu yang selalu membawa istrinya setiap kali dia ada pekerjaan di luar kota, selain karena tidak ingin terlalu lama berjauhan dengan istrinya, hal itu dia jadikan sebagai refreshing agar Mika tidak terlalu jenuh karena setiap hari berdiam diri di rumah.
Daniel pun menatap arloji yang melingkar di tangan kirinya, menatap jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 22.00.
"Astaga, Mika kemana si? ko udah malam gini belum nyampe juga? mana ponselnya gak aktif lagi,'' gerutu Daniel berjalan mondar mandir seraya menatap sekeliling.
Akhirnya pandangan matanya tertuju pada mobil berwarna putih yang berjalan mendekati dirinya, Daniel pun tersenyum senang karena mobil tersebut memanglah mobil istrinya tercinta.
Ckiiit ....
Mobil pun berhenti tepat di depan Daniel, sang supir yang mengantar pun segera turun lalu membukakan pintu mobil untuk majikannya.
''Lama banget si? kemana dulu, sayang? kamu tau, aku nungguin kamu di sini udah dua jam lho,'' gerutu Daniel menghampiri sang istri yang baru turun dari dalam mobil.
''Jangan banyak nanya dulu, aku capek banget, bisa nggak kita masuk dulu, nanti aku ceritain semuanya di dalam,'' jawab Mika, memasang wajah masam.
''Hmm ... Ya udah, kita masuk dulu,'' jawab Daniel, menggandeng tangan istrinya.
Di dalam kamar hotel.
''Ceritanya nanti aja ya, aku kangen peluk kamu,'' rengek Daniel, memeluk tubuh sang istri yang saat ini berdiri di depan cermin.
''Dih, tadi katanya suruh ceritain, sekarang malah suruh nanti, gimana sih?''
''Udah nanti aja, besok aku sibuk, jadwal aku padat pagi jam 7 harus udah ke proyek, mungkin malam baru bisa balik ke hotel.''
''Terus?''
''Lho, ko terus?''
''Iya, aku tau kamu emang sibuk, udah gak aneh lagi, terus apa?''
''Anu.''
''Anu apa?''
''Akh, sudahlah ... Tidur aja kalau gitu,'' rengek Daniel melepaskan lingkaran tangannya di perut sang istri lalu hendak beranjak tidur.
''Astaga, sayang. Gitu aja ko marah? Makin tua makin sensi kamu.''
''Habisnya, kamu gak ngertiin banget keinginan suaminya.''
''Iya-iya, aku ngerti. Bentar aku bersih-bersih dulu, keringatan seharian di mobil.''
''Jangan lama-lama,'' pinta Daniel mengerucutkan bibirnya.
''Iya, sayang. Gak akan lama ko.''
Mika pun berjalan ke dalam kamar mandi, sementara Daniel, dia langsung naik ke atas ranjang, berbaring dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.
20 menit kemudian, pintu kamar mandi pun di buka. Mikaila keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk pendek yang menutup bagian atas tubuhnya, bagian tengah tubuh setengah polos Mika pun nampak terekspos sempura, memperlihatkan belahan berbentuk hati membuat Daniel yang semula merasa kesal, kini nampak membulatkan bola matanyan tersenyum senang.
Mika pun berjalan melenggak-lenggokan tubuhnya layaknya Poto model yang sedang berjalan di atas catwalk dengan tatapan menggoda dan senyum yang mengembang begitu manisnya.
Sampai akhirnya, dia pun berdiri tepat di sampai ranjang, lalu sedikit kemungkinan ....
''Waaaw, Amazing honey,'' gumam Daniel saat istrinya itu menurunkan handuk yang melingkar di tubuhnya dan melemparkan'nya ke udara.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Seri Yana
kenapa sih selalu menunggu...ga etis amat
2022-09-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
Daniel nunggu kedatangan mika cuma untuk wik wik 😂😂
2022-09-24
0
༺❥ⁿᵃᵃꨄ۵᭄
hayoo bnr2 ya jga via nya jgn cuma iya2 nya aja
2022-09-24
0