Silvia terhenyak mendengar semua yang diucapkan oleh Damien, begitu tajam menusuk bagai pisau yang kini menancap tepat di hatinya. Perasaannya begitu terluka mendengar semua itu, akan tetapi, dia mencoba menyembunyikan rasa kecewanya karena tidak ingin terlihat lemah di mata pemuda songong itu.
Sedangkan, Damien merasa puas setelah mengatakan itu semua, dia tersenyum menyeringai berharap bahwa Silvia akan marah dan segera pergi dari rumah ini, akan tetapi, apa yang dia harapkan ternyata tidak sesuai dengan kenyataan yang dia dapatkan. Tiba-tiba saja ....
Bruk ....
Silvia menginjak kuat kakinya, membuat Damien terkejut dan seketika meringis kesakitan.
''Argh ...''
''Rasain pria songong. Enak aja kamu ngomong kayak gitu, rumah ini rumah ayah aku, dan aku anak kandung mendiang ayahku yang sudah meninggal itu, jika ada yang harus angkat kaki dari sini, ya itu kamu. SONGONG,'' tegas Silvia penuh penekan.
''Dasar tidak tau diri,'' jawab Damien kesal.
Tidak terima, Damien menjambak rambut Silvia kuat, menariknya hingga kepala gadis itu tersungkur ke bawah, dan perkelahian seperti anak kecil pun terjadi.
Silvia kini menendang perut Damien, dan seketika mereka pun saling melayangkan pukulan, layaknya sepasang saudara yang sedang memperebutkan mainan.
''Dasar songong, beraninya sama wanita,'' teriak Silvia, menarik kuat rambut Damien.
''Kamu bukan wanita, kamu wanita jadi-jadian, wanita bar-bar tidak tau diri,'' teriak Damien melakukan hal yang sama.
''Haaa ... sakit, songong. Lepasin.''
''Kamu dulu yang lepasin, enak aja.''
''Kamu yang duluan Jambak rambut aku tadi.''
''Tapi kamu yang injak kaki aku duluan, bar-bar ...''
Tidak ada satupun dari mereka yang mau mengalah, keduanya masih saja memegang erat kepala masing-masing. Hidung Silvia bahkan sedikit mengeluarkan darah segar.
Sekuat tenaga Silvia berusaha melepaskan cengkraman tangan Damien dari kepalanya, dia sengaja berjalan maju dan mendorong kuat tubuh Damien hingga pria itu kini sontak bejalan mundur mengikuti langkah kaki Silvia, sampai akhirnya.
Bruk ....
Damien terjatuh di atas kursi, begitupun dengan Silvia yang kini ikut terjatuh tepat di atas tubuh kokoh Damien dengan tangan yang masih menggenggam kuat rambut pendek pemuda itu. Seketika, tatapan mereka pun saling bertemu, saling menatap satu sama lain dengan perasaan yang berdebar.
Tiba-tiba saja, Damien merasakan ada sesuatu yang hangat menyentuh dadanya kini, kenyal dan lembut membuat jantung Damien seketika berdetak kencang.
'Ya Tuhan, apa ini?' ( Batin Damien )
Dia pun menundukkan kepalanya, ternyata benda kenyal yang hangat menyentuh permukaan dada bidangnya itu adalah sepasang gunungan kembar yang kini menempel sempurna.
''Lagi apa kamu di atas sini, buruan turun.'' Teriak Damien, gugup dengan jantung yang berdetak kencang.
Bukannya mengikuti keinginan Damien, Silvia malah kini duduk tepat di atas perut Damien, dan mulai memukulinya, tangan kecil Via berkali-kali memukul pemuda itu hingga Damien pun seketika berteriak kesakitan.
Buk ....
Buk ....
Buk ....
''Argh, hentikan wanita gila ...'' teriak Damien kesal berusaha meraih tangan mungil Silvia.
''Gak akan, aku gak akan berhenti sebelum kamu minta maaf sama aku,'' jawab Silvia terus melayangkan telapak tangannya.
''Gak akan, aku gak akan minta maaf,'' jawab Damien, meraih kedua tangannya Silvia dan menariknya.
Buk ....
Silvia kembali berbaring di atas tubuh Damien, dan seketika itu juga ....
Tut ....
Terdengar suara lift terbuka, Daniel dan Mikaila istrinya berdiri di dalam lift, menatap ke arah Silvia dan Damien yang saat ini sedang dalam keadaan seperti sedang saling berpelukan.
Sontak, Damien pun terkejut seketika dan menghempaskan tubuh kurus Silvia hingga dia jatuh ke atas lantai.
''Argh ... Sakit ...'' ringis Silvia memegangi pinggangnya lalu mencoba untuk bangkit.
''Sedang apa kalian?'' teriak Daniel berjalan keluar dari dalam lift.
Daniel dan Mika menatap wajah Damien dan Silvia yang nampak sedikit terdapat luka lebam, bahkan hidung Via pun masih mengeluarkan sedikit darah segar.
''Dia nakal, Om. Putra Om ini berani melawan wanita, hiks ... hiks ... hiks ...'' rengek Silvia berpura-pura menangis.
''Bohong, Pap. Dia yang duluan.'' Bantah Damien mulai bangkit dan berdiri.
''Ya Tuhan, kalian. Apa kalian berdua habis bertengkar kayak anak kecil?'' tanya Mika.
''Dia duluan.''
''Nggak, kamu yang duluan.''
''Tapi aku 'kan wanita, seharusnya kamu gak melawan seorang wanita, dasar banci.''
''Terus aku harus gimana? diem aja gitu? enak aja ....''
''STOOOOP ....''
Daniel berteriak kencang, membaut Damien dan Silvia seketika langsung merapatkan bibirnya lalu menundukkan kepalanya.
''Damien, minta maaf sekarang juga sama Silvia,'' tegas Daniel.
''Tapi, Pap? aku gak salah.''
''Mau Papi ambil semua pasilitas yang selama ini kamu pakai?''
''Nggak mau.''
''Ya udah, kamu minta maaf sekarang juga.''
Silvia tersenyum kecil masih dalam keadaan menunduk.
''Dia yang salah, Pap.'' Rengek Damien mengiba.
''Damien!''
''Ya udah iya. MAAF ...''
''Kurang tulus,'' celetuk Via masih menunduk dengan tersenyum puas.
''AKU MINTA MAAF, SILVIA.'' Tegas Damien penuh penekanan.
''Silvia, kamu juga minta maaf sama dia.''
''Aku juga, Om?''
''Tentu saja, kalian sama-sama salah. Cepat minta maaf sama dia.''
''MAAF, DAMIEN.''
''Salaman,'' pinta Mika.
Silvia mengulurkan tangannya, dengan perasaan enggan dan malas. Damien pun menerima uluran tangan gadis itu dan merekapun bersalaman, Damien nampak menggenggam kuat jemari Via, membuat tangan mungilnya terasa nyeri.
''Argh ... sakit,'' ringis Via.
''Damien ...!'' Mika membulatkan bola matanya.
''He ... he ... he ... Maaf, Mom. Aku terlalu bersemangat soalnya,'' Damien beralasan dengan wajah yang cengengesan.
''Mommy bakalan hukum kamu, Damien.''
''Lho, kok di hukum? kita berdua 'kan udah saling bermaafan?''
''Tetap saja, kalian harus di hukum. Karena penampilan Silvia sekarang berantakan, kamu harus antar dia ke salon kecantikan, antar dia juga buat belanja di mall, ajak dia jalan-jalan. Ingat, kamu jangan sampai meninggalkan Silvia.'' Tegas Mika penuh penekanan.
''Mom ...,'' rengek Damien manja.
''Silvia, cepat bersihkan diri kamu, sekarang juga kalian berangkat, oke ...?''
''Baik, Tante. Aku ganti baju dulu ya.''
Silvia berjalan ke arah lift.
''Lho, liftnya udah gak rusak lagi?'' tanya Silvia heran.
''Kata siapa lift ini rusak?''
''Lha ... Tadi ...?'' Tanya Silvia membulatkan bola matanya menatap ke arah Damien dengan perasaan kesal.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃf ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Nidahiat
ho ya ampun kalian ini ya berantem mulu 🤦♀️gak ada yang mau ngalah 🤣🤣
2022-09-24
0
A_wulandary⚞ል☈⚟
pasti pikiran Daniel udah yg nggak² tuh liat posisi mereka... padahal berantem kaya anak balita mereka... awas Damien ntar kamu bucin akut sama Silvia...
2022-09-24
0
ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊℘tׁׅᨮׁׅ֮
ngakak sumpah sama kalian berdua...yuk cosplay jdi tom and jerry🤣🤣🤣🤣
2022-09-24
0