Istana

📞 ''Halo ...'' sapa Silvia ragu-ragu berbicara dengan Daniel.

📞 ''Kamu Silvia?''

📞 ''Iya, betul. Anda siapa?''

📞 ''Perkenalkan, saya Daniel. Kakakmu.''

📞 ''Kaka ...? ha ... ha ... ha ...! jangan bercanda, sejak kapan aku punya Kaka, ngaco ...'' tawa Silvia merasa tidak percaya.

📞 ''Ceritanya panjang, kalau kamu penasaran, kenapa gak datang aja ke sini? aku juga sudah siapin rumah yang besar untuk tempat tinggal kamu, dan juga uang sebesar Triliunan milikmu masih tersimpan baik di bank. Apa kamu tidak tergiur? uang itu milik kamu lho.''

Silvia terdiam sejenak. Apa ini mimpi? dirinya akan benar-benar menjadi orang kaya, jadi Miliarder? Akh ... rasanya Via masih merasa tidak percaya.

📞 ''Anda tidak sedang membodohi aku 'kan? apa aku mendadak kayak raya seperti yang ada di film-film itu? gadis miskin yang tiba-tiba dapat warisan dan berubah jadi gadis kaya raya bergelimang harta, begitu?'' tegas Via dengan suara yang terdengar terbata-bata.

📞 ''Hmm ... Seperti itulah ...''

📞 ''Ha ... ha ... ha ... Aku sama sekali gak percaya, mana mungkin hal seperti itu benar-benar terjadi sama aku?''

📞 ''Terserah, tapi kalau kamu gak mau, aku bisa sumbangkan semua uang ini ke panti asuhan, dan kamu akan tetap hidup miskin, kamu mau seperti itu?''

📞 ''Tidak, Om. Eh ... Kaka ... Duh ... Tadi anda bilang, anda kaka aku 'kan?''

📞 ''Hmm ... Gimana?''

📞 ''Iya, aku ke sana sekarang. Semua uang yang tadi kakak sebutkan itu jangan disumbangin ke panti asuhan dulu.''

📞 ''Ya sudah, aku tunggu sekarang juga.''

Silvia pun langsung menutup telpon.

''Bawa aku, Om. Aku sudah jengah hidup miskin seperti ini.'' Pinta Silvia, menyerahkan ponsel kepada Ridwan.

''Baik, Nona. Silahkan ikut saya,'' Ridwan merentangkan satu tangannya.

''Oke ...''

Silvia pun berjalan dengan diikuti oleh Ridwan dan ketiga anak buahnya.

''Tunggu, Nona Silvia. Gimana dengan ibumu? kita harus mengajak dia juga.'' Pinta Ridwan.

''Nggak usah, dia lagi sibuk?'' jawab Via datar.

''Tapi, Nona. Dia pasti mencari kamu nanti.''

''Gak bakalan, aku lagi malas ketemu sama Mommy.''

''Tapi ... Nona Silvia?''

''Udah, nanti juga aku balik lagi buat ajak dia, kalau Mommy udah gak sibuk.'' Via datar.

Mereka pun sampai di depan mobil mewah berwarna hitam, dan Ridwan segera membukakan pintu mobil untuk Silvia.

Via hanya terdiam mematung, menatap mobil yang akan dinaikinya itu membuat matanya begitu terpukau, bukannya langsung naik ke dalamnya, dia malah berputar dengan mengusap mobil tersebut dengan tangannya.

''Ini mobil aku, Om? waaaah ... bagus banget, mewah, aku gak pernah naik mobil kayak gini?'' ucap Via dengan mata yang berbinar.

''Bukan, Nona. Ini mobil saya ...''

Silvia pun merasa malu seketika, dia merubah raut wajahnya yang semula tersenyum begitu lebarnya, kini merapatkan kedua bibirnya merasa malu.

''Kita berangkat sekarang,'' pinta Via langsung masuk ke dalam mobil dengan wajah yang memerah.

Ridwan hanya bisa tersenyum lucu, gadis bernama Silvia ini benar-benar unik, lucu, dan satu lagi udik. Mungkin karena dia tumbuh dilingkungan miskin membuat kepribadian terlihat polos dan juga kampungan.

Di perjalanan Silvia nampak hanya terdiam, tatapan matanya menatap ke arah luar jendela kaca mobil seolah menatap pemandangan yang ada di luar sana, tapi sebenarnya, via melayangkan tatapan kosong, pikirannya melayang memikirkan sang ibu yang dia tinggalkan sendiri di sana, di rumah sederhana yang biasanya dia tinggali berdua.

'Maafin Via, Mom. Karena via pergi tanpa pamit, tapi via janji bakal balik lagi dan bawa Mommy bersama via ke sana, ke tempat yang via sendiri tidak tau dimana,' ( Batin Silvia )

Malam yang semakin larut membuat pemandangan di luar sana terlihat begitu gelap, pekat, hanya diterangi beberapa buah lampu jalanan namun, tidak cukup untuk menyembunyikan kegelapan yang memang terlihat lebih mendominasi.

Sinar lampu berwarna oranye itu hanya terlihat seperti titik samar membuat jalanan malam itu terlihat sedikit berwarna. Lama larut dalam dalam lamunan, akhirnya Via pun tertidur seketika.

❤️❤️

Setelah menempuh perjalanan panjang selama lebih dari 7 jam, akhirnya mobil yang ditumpangi Silvia sampai di halaman rumah luas membentang, Ridwan pun segera membangunkan gadis bernama Silvia.

''Nona Silvia, bangun. Kita sudah sampai,'' pinta Ridwan seraya membuka pintu mobil.

Silvia yang memang tidur pulas sekali, mulai mengedipkan matanya perlahan, mulutnya pun nampak dibuka lebar menguap, dengan kedua tangannya direntangkan panjang, lalu mulai membuka mata sempurna.

''Huaaaa ... Apa kita sudah sampai?'' tanya Via menatap sekeliling dengan membulatkan bola matanya seketika.

''Iya, Nona. Silahkan turun, ini adalah rumah Nona, rumah milik mendiang ayah Nona.''

''Mendiang ayah? itu berarti ayahku sudah benar-benar meninggal? sayang sekali, padahal aku ingin sekali bertemu dengan dia,'' gumam Via mulai melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil.

''Huaaaaa ... Ini rumah apa hotel, Om?'' tanya Via menatap bangunan tinggi empat lantai yang berada di hadapannya.

''Ini rumah, rumahmu sekarang Nona Silvia ...''

''Tunggu, Om. Aku ingin memastikan dulu kalau ini bukan mimpi.''

Via dengan sengaja menampar pipi kiri bahkan pipi kanannya juga keras membuat dirinya meringis kesakitan.

Plak ...

Plak ...

''Argh ... sakit ...! ternyata ini beneran bukan mimpi lho. Ya Tuhan ... aku baru tau ada rumah sebesar ini, sebenarnya ini rumah apa istana?''

Ridwan kembali terkekeh menyaksikan sikap kampungan Silvia.

''Mari masuk, Nona. Bos Daniel sudah menunggu di dalam.''

Silvia mengikuti Ridwan memasuki rumah besar milik kediaman mendiang Richard, matanya nampak menatap takjub sekeliling halaman yang terlihat begitu luas membentang lengkap dengan rumput hijau dengan tanaman hias yang berjejer, membuat halaman luas itu terlihat seperti taman bunga yang begitu asri dan rindang.

Ceklek ...

Pintu rumah pun di buka, Ridwan masuk ke dalam rumah, begitupun dengan Silvia yang masih mengikuti dari arah belakang, dia bahkan menyimpan sandal jepitnya di depan pintu layaknya seseorang yang sedang bertamu.

''Waaaah ... Ini si gila. Rumah ini benar-benar seperti istana,'' Via menatap takjub sekeliling rumah.

''Silahkan duduk, Nona.'' Pinta Ridwan.

''Ba-baik ...'' jawab Via duduk di karpet yang membentang di bawah kursi.

''Aduh Nona, kenapa duduk di bawah? duduk di kursi dong,'' pinta Ridwan tertawa.

''Oh ... Maaf. Kursinya bagus sekali soalnya. Aku takut kursinya kotor soalnya aku dari kemarin belum mandi,'' jawab Via dengan begitu polosnya.

''Astaga Nona Silvia, kamu benar-benar ya ... ha ... ha ... ha ...'' Tawa Ridwan terdengar begitu renyah tidak tahan lagi untuk tidak menertawakan gadis bernama Silvia itu.

''He ... he ... he ...'' Via pun tertawa mengikuti tawa Ridwan.

Tidak lama kemudian, seorang pemuda keluar dari dalam lift, wajahnya yang begitu tampan rupawan dengan kaos oblong berwarna putih lengkap dengan celana jeans pendek selutut, dengan rambut yang dibiarkan sedikit berantakan tanpa di sisir, membuat penampilannya terlihat santai namun tetap tampan dengan kulit putih bersih.

Pemuda itu nampak menatap Silvia dari ujung rambut sampai ujung kaki yang terlihat lusuh dan juga kampungan dengan tatapan datar.

''Dia siapa, Om? apa dia pelayan baru di rumah kita?'' tanya Damien santai.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Nyonya Nasution

Nyonya Nasution

mantau dulu ya Thor cucuk tak like sekebon🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🙏🙏

2024-05-12

0

Nana

Nana

Daniel bisa aja. pelayan katanya 😂😂😂😂😂

2022-11-15

0

Reyhan P

Reyhan P

kebangetan polosnya ampek duduk di karpet

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Jengah
2 Istana
3 Miss Billionaire
4 Anak Kandung dan Anak Tiri
5 Songong
6 Rusak
7 Berkelahi Seperti Anak Kecil
8 Kampungan
9 Benar-benar Pergi
10 Mall
11 Make Over
12 Bergetar
13 Sesak
14 Kenangan Pahit
15 Surat Terakhir
16 Pergi Tanpa Pamit
17 Sakit dan Kecewa
18 Terpukul
19 Saling Memuaskan
20 Pesta
21 Surat
22 Kakek Misterius
23 Doa
24 Koma
25 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
26 Siuman
27 Promosi Novel "Hasrat Tuan Kesepian."
28 Pelan-pelan
29 Berpura-pura
30 Sudah Sembuh?
31 Menyalahkan
32 Membuka Lembaran Baru
33 Pulang
34 Cinta
35 Silsilah Keluarga
36 Pindah
37 Pernyataan Cinta Yang Tiba-tiba
38 Resmi Berpacaran
39 Terpukul
40 Kehidupan Yang Mengenaskan
41 Steel Love You
42 Jujur
43 Gelap Mata
44 Menahan Rasa Kesal
45 Kembali
46 Kembali
47 Pindah
48 Pergi Tanpa Pamit
49 Silvia Yang Sebenarnya
50 Babak Belur
51 Di Bawa Ke Kantor Polisi
52 Bukti Kuat
53 Maaf
54 Diam-diam Menyimpan Dendam
55 Restu
56 Hasrat Terlarang Anak Tiri?
57 Cinta Monyet
58 Merestui
59 Terima Kasih
60 Pertunangan
61 Mencoba Melupakan
62 Sosis Jumbo Kesayangan
63 Menggila
64 Teman Lama
65 Bidadari dari Masa Lalu
66 Kegaduhan
67 Kegaduhan
68 Bersikap Biasa Saja
69 Seperti Dugaan.
70 Seperti Dugaan
71 Berkaca dari masa lalu
72 Janda
73 Pernikahan sederhana.
74 Pernikahan Mewah
75 Tips
76 Akhir Perjalanan (Last Episode)
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Jengah
2
Istana
3
Miss Billionaire
4
Anak Kandung dan Anak Tiri
5
Songong
6
Rusak
7
Berkelahi Seperti Anak Kecil
8
Kampungan
9
Benar-benar Pergi
10
Mall
11
Make Over
12
Bergetar
13
Sesak
14
Kenangan Pahit
15
Surat Terakhir
16
Pergi Tanpa Pamit
17
Sakit dan Kecewa
18
Terpukul
19
Saling Memuaskan
20
Pesta
21
Surat
22
Kakek Misterius
23
Doa
24
Koma
25
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
26
Siuman
27
Promosi Novel "Hasrat Tuan Kesepian."
28
Pelan-pelan
29
Berpura-pura
30
Sudah Sembuh?
31
Menyalahkan
32
Membuka Lembaran Baru
33
Pulang
34
Cinta
35
Silsilah Keluarga
36
Pindah
37
Pernyataan Cinta Yang Tiba-tiba
38
Resmi Berpacaran
39
Terpukul
40
Kehidupan Yang Mengenaskan
41
Steel Love You
42
Jujur
43
Gelap Mata
44
Menahan Rasa Kesal
45
Kembali
46
Kembali
47
Pindah
48
Pergi Tanpa Pamit
49
Silvia Yang Sebenarnya
50
Babak Belur
51
Di Bawa Ke Kantor Polisi
52
Bukti Kuat
53
Maaf
54
Diam-diam Menyimpan Dendam
55
Restu
56
Hasrat Terlarang Anak Tiri?
57
Cinta Monyet
58
Merestui
59
Terima Kasih
60
Pertunangan
61
Mencoba Melupakan
62
Sosis Jumbo Kesayangan
63
Menggila
64
Teman Lama
65
Bidadari dari Masa Lalu
66
Kegaduhan
67
Kegaduhan
68
Bersikap Biasa Saja
69
Seperti Dugaan.
70
Seperti Dugaan
71
Berkaca dari masa lalu
72
Janda
73
Pernikahan sederhana.
74
Pernikahan Mewah
75
Tips
76
Akhir Perjalanan (Last Episode)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!