Silvia berteriak histeris, dia tidak menyangka bahwa, dirinya bukan hanya lahir dari rahim ibu yang merupakan seorang wanita penghibur, tapi dia bahkan memiliki seorang ayah yang jahat bahkan menolak untuk menikahi ibunya saat sang ibu mengandung dirinya kala itu.
Untuk apa semua harta yang dia miliki ini jika hidupnya begitu mengenaskan bahkan merasa sangat hina karena lahir di luar nikah.
''TERNYATA AKU BENAR-BENAR ANAK HARAM, AKU BENCI DADDY, AKU BENCI DILAHIRKAN, HAAAAA ...'' Teriak Silvia menggelar memecah keheningan.
Tangisnya pecah terdengar pilu bagi siapapun yang mendengarnya, Via gadis yang telah bertransformasi menjadi gadis yang begitu cantik itupun mengobrak Abrik seisi kamar, bantal, sprei yang tergerai bahkan meja yang terisi penuh dengan berbagai alat makeup pun di lempar ke sembarang arah membuat kamarnya itu benar-benar terlihat berantakan.
Suara nyaring yang berasal dari lantai empat pun sampai terdengar ke lantai tiga dimana kamar Mika berada, dia pun segera naik ke lantai empat untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis bernama Silvia itu.
Tut ....
Pintu lift pun terbuka lalu, Mikaila keluar dari dalam lift, berjalan cepat menuju kamar yang saat ini sudah terlihat berantakan dengan Silvia yang menangis sendirian di pojokan dengan memeluk kedua lututnya menunduk menatap lantai marmer berwarna putih dengan tatapan kosong dan buliran air mata yang terus saja berjatuhan.
Tangis Silvia memang sudah tidak lagi terdengar, namun, guratan kesedihan masih terlihat begitu jelas dari raut wajahnya yang kini nampak murung.
Mika yang mendapati hal tersebut segera menghampiri dengan perasaan cemas karena, gadis yang biasanya selalu terlihat ceria itu kini nampak begitu muram, semuram langit mendung yang siap memuntahkan air hujan.
''Silvia, sayang. Kamu kenapa, Nak?'' tanya Mika segera memeluk tubuh Via yang kini terasa begitu dingin.
Silvia hanya diam membisu, tatapan kosongnya masih saya terlihat sayu menahan kesedihan. Mika pun mengurai pelukan lalu menatap wajah Via dan membersihkan buliran air mata yang yang mengalir begitu derasnya tanpa suara.
''Sayang, katakan sama Tante, kamu kenapa? bukannya kamu lagi seneng karena sudah bertemu sama ibu kamu?'' tanya Mika lagi, menatap kelopak mata Silvia yang memerah.
Mendengar nama kata ibu, akhirnya Silvia pun mengangkat wajahnya, menatap wanita yang dia panggil dengan sebutan Tante Mika itu dengan tatapan sayu dan mengiba.
''Aku anak haram, Tante. Bukan hanya anak haram, tapi aku juga memiliki ayah yang jahat, seorang ibu wanita penghibur, pemuas nafsu bejad laki-laki. Kenapa aku harus di lahir'kan, kenapa aku harus menjalani hidup yang sangat menyakitkan, Tante?'' Lirih Via, pelan dan lemah.
''Sayang, kata siapa kamu anak haram? di dunia ini gak ada yang namanya anak haram, seorang anak tak bisa memilih dari rahim siapa dia ingin dilahirkan, ada alasan kenapa kamu harus lahir ke dunia ini, sayang.''
''Daddy kamu gak jahat, dia hanya pernah jahat, tapi, dia akhirnya bertaubat dan menyesali semua perbuatannya, Daddy Richard bahkan sempat mencari ibumu dan kamu, bahkan sampai hembusan napas terakhirnya, beliau terus saja dihantui rasa bersalah sama kalian berdua.''
''Jadi, kamu buang jauh-jauh pikiran seperti itu, setiap orang punya jalan hidup masing-masing, sayang. Dan kamu harus melewati semua itu dengan tegar, Tante tau kamu gadis yang kuat, dan Tante mengerti bagiamana perasaan kamu ketika kamu mengetahui kebenarannya sekarang.''
''Hati kamu hancur? Pasti, semua orang akan merasakan hal yang sama jika ada di posisi kamu. Kamu membenci kedua orang tua kamu? Tentu saja, anak mana yang gak akan merasa sakit ketika mengetahui bahwa keadaan orang tuanya seperti itu.''
''Tapi, sayang. Semua itu adalah takdir yang harus kamu lewati, dan kamu gak usah khawatir, Tante ada di sini buat nemenin kamu melewati hari-hari sulit kamu, anggap Tante ini juga ibumu,'' jawab Mika panjang lebar sedikit membuat hati Silvia merasa tenang.
''Tapi Tante, kenapa Mommy malah ninggalin aku? padahal aku akan lebih bahagia jika Mommy tinggal di sini sama aku,'' tanya Via, menatap dengan tatapan sayu wajah Mika yang terlihat begitu sejuk di pandang.
''Beri ibumu waktu, sayang.Tante yakin suatu saat nanti dia akan ikut kamu tinggal di sini, gak ada seorang ibu yang bisa bertahan lama tinggal tanpa kehadiran putrinya, lagipula 'kan ada Tante, Tante bakal menanggap kamu seperti putri Tante sendiri,'' jawab Mika kembali memeluk tubuh Silvia.
''Terima kasih, Tante. Andai aja Mommy kayak Tante, mungkin hidup aku gak akan terlalu mengenaskan kayak gini.''
Silvia menyandarkan kepalanya di dada Mika, juga melingkarkan kedua tangannya di pinggang wanita yang benar-benar telah membuat perasaannya kini merasa tenang.
Tut ....
Pintu lift pun tiba-tiba saja terbuka, Damien yang juga mendengar keributan yang disebabkan oleh Silvia masuk ke dalam ruangan dan berjalan ke arah kamar.
Matanya nampak menatap sekeliling kamar yang terlihat begitu berantakan membuat Damien merasa heran. Apa yang sebenarnya terjadi dengan gadis yang seharusnya merasa senang karena baru saja bertemu dengan ibunya tersebut?
Tatapan Damien kini mengarah kepada ibunya yang nampak sedang duduk di lantai dengan memeluk tubuh Silvia, dia pun berjalan menghampiri dengan perasaan heran.
''Mom ...? Dia kenapa?'' tanya Damien santai.
''Damien, panggil pelayan buat beresin kamar Via ya.'' Pinta sang ibu menatap wajah putranya.
''Iya, tapi ada apa? kenapa kamar ini berantakan banget si? apa Dia mengamuk tadi?''
Silvia mengurai pelukan, lalu menatap tajam wajah Damien.
''Aku lagi gak ingin berdebat sama kamu, jadi sebaikanya kamu pergi, aku gak ingin liat wajah kamu, songong,'' ucap Silvia lemah.
'Ada apa dengan dia, gak biasanya dia keliatan lemah kayak gini, biasanya dia so bar-bar, so kuat. Apa yang terjadi sama kamu, Via' ( Batin Damien )
Pertanyaan seperti itu hanya bisa dia pendam di dalam hatinya, tanpa bisa bertanya langsung ataupun sekedar mengatakan 'Kenapa dan ada apa? Ingin rasanya Damien menanyakan semua itu, namun, bibirnya terlalu kaku untuk bertanya bahkan hatinya terlalu gengsi untuk memberitahu bahwa dia merasa khawatir saat ini.
''Mom, sebaikanya Via tinggal di lantai satu dulu sementara pelayan membersihkan tempat ini, lagipula, sepertinya ruangan ini juga terlalu luas untuk ditinggali sendirian oleh Silvia,'' ucap Damien membuat Via kembali menoleh dengan perasaan heran karena baru kali ini dia mendengar Damien mengucapkan namanya.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
bener yang dikatakan Tante kamu via, semua ini adalah takdir. kamu harus bisa menerima semuanya dengan hati lapang.
2022-09-24
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
memang di dunia ini tidak ada anak haram semua bayi terlahir dengan kesucian tapi karena kesalahan orang tuanya jadi kadang kata" muncul
2022-09-24
0
✪⃟𝔄ʀ ησƒяιтα 🅾︎🅵︎🅵 ⍣⃝కꫝ🎸
sabar via,gak.ada yg namanya anak haram didunia ini.
2022-09-24
0