BAB 14. Rencana Yuka dan pikiran Valdes

Sepanjang mata pelajaran sekolah berlangsung, Yuka terus memandang permata tersebut melingkar menjadi kalung indah di jenjang leher gadis sombong tersebut. Saat makan siang berlangsung, Yuka menyempatkan diri bertanya kepada 2 temannya tentang siapa gadis itu dan apa pekerjaan orang tuanya.

“Grace kamu tahu siapa gadis itu?” tanya Yuka menunjuk gadis sombong duduk di meja kantin paling ujung.

Grace mendekatkan wajahnya ke wajah Yuka, “Apa kamu tidak tahu siapa gadis itu?” Grace menggeleng, “Gadis itu sangat berbahaya. Begitu juga dengan keluarganya.”

“Dia adalah anak orang kaya di kota ini. Tidak tahu bisnis apa yang dijalani kedua orangtuanya, yang jelas mereka memiliki kekayaan yang tidak pernah habis sekalipun dia membeli puncak Suroloyo. Uang kedua orang tuanya tidak mungkin bakalan habis!” sambung Rado serius.

Yuka mengangguk, “Oh”

"Kenapa kamu bertanya dengan gadis yang sudah membuat kamu celaka?" tanya Grace penasaran.

Yuka menggaruk kepala tak gatal, "Anu....aku hanya penasaran saja dengan kalung indah yang di pakai gadis itu."

"Oh"

"Kalung mewah itu katanya pemberian dari Papanya sewaktu Papanya pergi berbulan-bulan ke Luar Negeri," Sambung Rado.

Grace melambai, "Maklumi saja anak orang kaya, uang kedua orang tua juga sangat banyak," Grace menggigit ujung sendok bakso, "Aku pernah dengar jika orang tuanya pernah melakukan....."

"Berhenti membuat gosip buruk tentang orang lain, Grace!" putus Rado membungkam mulut Grace.

'Kemungkinan ini ada hubungannya mengenai permata kakek tua tersebut.'

Setelah mendapatkan semua Informasi dari kedua teman Yuka. Yuka pun mulai menyusun rencana bagaimana dirinya bisa dekat dengan gadis tersebut. Sepanjang mata pelajaran hingga pulang sekolah Yuka selalu mengawasi gerak-gerik gadis tersebut agar mempermudah rencananya.

Karena penasaran dengan pekerjaan kedua orang tua dari gadis tersebut, malam harinya Yuka menunggu Valdes dan Bobby belum juga kembali pulang dari rapat penting.

“Huah” Yuka menutup mulutnya.

“Nona muda sebaiknya tidur di dalam saja,” ucap pelayan pertama berdiri di belakang sofa.

Yuka melirik tajam ke belakang, “Hem” mendengus kesal, kedua tangan di lipat di depan dada, “Kenapa dia lama sekali pulangnya. Apa dia beneran ada wanita lain di luar sana?” tanya Yuka masih mengingat perkataan Bobby tempo hari kepadanya.

Pelayan pertama dan kedua saling menatap, kedua pelayan menutup mulutnya, tangan kanan melambai secara bersamaan, “Tidak mungkin. Wanita yang selalu bersama tuan Valdes hanya nona saja. Tuan Valdes adalah pria dingin dan cuek, banyak wanita mengincarnya tapi dirinya menolak dengan cara kasar.”

“Bohong,” Yuka merebahkan tubuhnya di sofa, mulut kembali menguap karena rasa kantuk tidak tertahankan lagi. Tubuh mungilnya meringkuk di atas sofa, “Nanti tolong… rrggg!” kedua mata berat membawa dirinya tidur dan melupakan semua pertanyaan untuk Valdes.

1 jam kemudian, Valdes pulang dengan wajah lelah. Wajah lelah tersebut tiba-tiba di suguhkan pemandangan tak biasa dari wajah manis dan cantik Yuka sedang tertidur lelap memakai baju piyama bunga-bunga. Tubuh gadis remaja dulunya sangat kecil dan kurus kini perlahan mulai berisi. Yuka meringkuk di atas sofa, di temani para pelayan dan anak buah berdiri di sisi Yuka.

Valdes menatap tajam wajah para pelayan dan anak buahnya, “Kenapa gadis ini bisa tertidur di sini?” tanya Valdes pelan agar tak mengganggu tidur Yuka.

Pelayan pertama menunduk, “Semua kemauan nona muda. Kami tidak bisa melarang apa pun karena nona muda ingin menunggu tuan Valdes pulang,” sahut pelayan pertama.

‘Dasar gadis licik yang keras kepala.’

Valdes berjalan mendekati Yuka, berhenti di depan sofa. Rasa lelah itupun terbayar saat menatap wajah polos Yuka. Valdes tersenyum manis penuh makna saat menatap wajah Yuka. Angin malam semakin lama semakin dingin membuat Valdes memutuskan untuk menggendong Yuka ke dalam kamar. Saat menggendong Yuka ada hal mengganjal menyentuh bidang dada kekar milik Valdes, membuat Valdes segera melangkah cepat menuju kamar Yuka dan meletakkan tubuh Yuka di atas ranjang.

Valdes menyentuh bidang dadanya, “Benda kenyal apa itu tadi yang menyentuh dadaku? mungkin karena aku sangat lelah jadi berpikir aneh,” setelah memecah pikiran kotor Valdes berbalik badan, “Tubuhku sangat gerah dan lengket, sepertinya aku harus pergi mandi,” saat kaki kanan hendak melangkah ada tangan kecil menggenggam erat tangan kiri Valdes.

Ternyata tangan kecil itu adalah tangan Yuka. Yuka ngelindur, “Mau pergi ke mana kamu pengkhianat!”

Valdes melirik ke sisi kiri, “Pengkhianat? Apa dia masih mengingat ucapan Bobby tempo hari,” Valdes menatap pintu, “Awas kamu Bobby.”

.

.

💫💫Ruang kerja💫💫

Selesai mandi Valdes menyuruh Bobby untuk menjumpai dirinya di ruang kerja pribadi miliknya. Jari-jemari Valdes terus mengetuk meja hingga menimbulkan suara sambil menunggu Bobby tak kunjung datang. Setelah 10 menit menunggu terdengar suara ketukan pintu.

Tok!tok

“Masuk,” sahut Valdes berwajah suram menatap pintu dari dalam.

Bobby mengulurkan kepalanya ke dalam, “Tu-” Bobby menarik kembai kepalanya, tangan kanan memegang dada kirinya, “Apa kamu juga ikut terkejut saat melihat aura suram dari tuan Valdes?” tanya Bobby kepada jantungnya.

Perlahan pintu ruangan terbuka, terlihat dua sinar merah menyala menatap Bobby dari dalam pintu. Bobby menelan saliva perlahan saat mengetahui sinar menyala tersebut dari kedua mata suram Valdes, tangan kanan Bobby kembali membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Valdes.

“Saya salah apa ya, tuan?” tanya Bobby menundukkan pandangannya saat berdiri di depan pintu.

Valdes berjalan mendekati Bobby, membuat Bobby berdiri dengan terpojok, “Kamu tanya kamu salah apa?”

Bam!

Kepalan tangan kanan melayang ke pintu. Bobby hanya bisa memejamkan kedua matanya saat melihat Valdes mulai marah kepadanya.

“Salah kamu adalah telah menanamkan pikiran buruk tentangku kepada Yuka,” Valdes menatap dekat wajah panik Bobby, “Baru saja dia bilang aku pengkhianat,” Valdes memegang dada kirinya, “Sakit sekali saat mengetahui Yuka berkata seperti itu kepadaku!” lirih Valdes memasang wajah cemas.

Mendengar keluhan Valdes membuat wajah Bobby berubah menjadi datar, kedua mata malas menatap wajah tuannya terlihat aneh. Bobby berbalik badan, tangan kanan mengarah ke pintu, “Lebih bagus saya tidur dan bermimpi buruk, daripada saya bangun melihat wajah buruk.”

Valdes menahan pergelangan tangan Bobby, “Kamu harus menghapus pikiran buruk itu kepada Yuka,” pinta Valdes dengan kerendahan hati.

Bobby menatap datar wajah sedih Valdes, “Sepertinya itu hanya pikiran tuan saja. Mungkin nona muda sudah memiliki kekasih hati di luar sana, jadi yang dimaksud nona muda mungkin pria itu bukan tuan,” sahut Bobby dengan pikirannya sendiri.

Mimik wajah Valdes berubah menjadi tegas, “Cari tahu siapa pria muda yang mendekati Yuka.”

“Buat apa! Lebih bagus tuan sendiri yang mencari pasangan buat teman hidup tuan.”

“Kamu sedang menyindir saya?”

“Oh ya, tuan. Saya ada informasi penting mengenai nona Yuka!” ucap Bobby mengalihkan pembicaraan.

“Apa itu informasi yang aku minta?” tanya Valdes penuh semangat

Bobby mengangguk, tangan kanan memegang dagu licinnya, “Tapi sepertinya ada hal yang ganjil mengenai informasi tentang nona muda.”

“Coba ceritakan semua informasi yang kamu dapat kepadaku.”

“Saya harap Anda bisa mendengarkan informasi aneh ini,” tegas Bobby sebelum memulai pembicaraannya.

Dengan wajah serius Bobby mulai menceritakan informasi mengenai Yuka. Wajah serius menatap Bobby berjalan ke sana kemari sambil mempraktekkan gaya ekstrem. Valdes juga sesekali mengepal dan melayangkan bogem mentah ke dinding, seolah dirinya sedang marah besar kepada seseorang. Setelah pembicaraan selesai Valdes masih berwajah suram. Raut wajah suram seperti hendak menghabisi nyawa seseorang.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Mom La - La

Mom La - La

tetap semangat...

2023-01-22

0

Mom La - La

Mom La - La

sampai sini thor, nanti aku nyicil lagi ya...

2023-01-22

0

Dewi Payang

Dewi Payang

kayanya Yuka mimpi masa lalunay😄

2022-10-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Berpindah ke sebuah Novel
2 Bab 02. Siapa Yuka?
3 Bab 03. 2 Triliun
4 BAB 04. AKU JANJI
5 BAB 05. KEHIDUPAN BARU
6 BAB 06. SEPERTI WANITA YANG SEDANG PMS.
7 BAB 07. Menebus kesalahan
8 BAB 08. Hampir Kehilangan KEPERJAKAAN
9 BAB 09. Kesalahpahaman dan TRAUMA
10 BAB 10. Rumah baru, Sekolah Baru
11 BAB 11. JANGAN panggil Aku, Paman!
12 BAB 12. APA kamu tahu UKE?
13 BAB 13. Bertemu Kakek Tua
14 BAB 14. Rencana Yuka dan pikiran Valdes
15 BAB 15. Tidak boleh SEKOLAH
16 BAB 16. Misi Pertama Berhasil dan Darah
17 BAB 17. MISI BERHASIL
18 BAB 18. Mulai Berlatih
19 BAB 19. Kenapa Aku yang Menyesal?
20 BAB 20. Menuju Ke Dunia Lain
21 BAB 21. Kembali ke tahun 1968
22 BAB 22. Senyum Psikopat
23 BAB 23. Hantarkan Saya, Paman!!!
24 BAB 24. Menuju Vila Bandung
25 BAB 25. MENGINTIP
26 BAB 26. KETANGKAP dan Kegelisahan Valdes
27 BAB 27. Dimana Yuka?
28 BAB 28. Berhasil kabur
29 BAB 29. Mimpi buruk Valdes
30 BAB 30. HARI TERAKHIR
31 BAB 31. KEMBALI PULANG
32 BAB 32. Pelukan yang sangat nyaman
33 BAB 33. Cintaku
34 BAB 34. LUKISAN
35 BAB 35. Rajendra dan sebuah bayangan
36 BAB 36. Museum
37 BAB 37. KENAPA?
38 BAB 38. Tinggi ranjang
39 BAB 39. Nggak Fokus
40 BAB 40. Fakta Paman dan Bibi
41 BAB 41. Cemburu dan rambut botak
42 BAB 42. Kepulangan mendadak
43 BAB 43. MENGULIK
44 BAB 44. Siswa baru yang tampan dan dingin
45 BAB 45. Di hukum bersama
46 BAB 46. Siapa Yuka? Siapa Bimo?
47 BAB 47. Andai saja aku!
48 BAB 48. Identitas terbongkar
49 BAB 49. Jangan pergi!
50 BAB 50. Pemberitahuan Valdes
51 BAB 51. Awal mula
52 BAB 52. Bertemu Paman dan Bibi
53 BAB 53. Mimpi
54 BAB 54. Awal Balas dendam buat Paman dan Bibi
55 BAB 55. Kedatangan Bimo
56 BAB 56. GAGAL DAN TAMAT
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 01. Berpindah ke sebuah Novel
2
Bab 02. Siapa Yuka?
3
Bab 03. 2 Triliun
4
BAB 04. AKU JANJI
5
BAB 05. KEHIDUPAN BARU
6
BAB 06. SEPERTI WANITA YANG SEDANG PMS.
7
BAB 07. Menebus kesalahan
8
BAB 08. Hampir Kehilangan KEPERJAKAAN
9
BAB 09. Kesalahpahaman dan TRAUMA
10
BAB 10. Rumah baru, Sekolah Baru
11
BAB 11. JANGAN panggil Aku, Paman!
12
BAB 12. APA kamu tahu UKE?
13
BAB 13. Bertemu Kakek Tua
14
BAB 14. Rencana Yuka dan pikiran Valdes
15
BAB 15. Tidak boleh SEKOLAH
16
BAB 16. Misi Pertama Berhasil dan Darah
17
BAB 17. MISI BERHASIL
18
BAB 18. Mulai Berlatih
19
BAB 19. Kenapa Aku yang Menyesal?
20
BAB 20. Menuju Ke Dunia Lain
21
BAB 21. Kembali ke tahun 1968
22
BAB 22. Senyum Psikopat
23
BAB 23. Hantarkan Saya, Paman!!!
24
BAB 24. Menuju Vila Bandung
25
BAB 25. MENGINTIP
26
BAB 26. KETANGKAP dan Kegelisahan Valdes
27
BAB 27. Dimana Yuka?
28
BAB 28. Berhasil kabur
29
BAB 29. Mimpi buruk Valdes
30
BAB 30. HARI TERAKHIR
31
BAB 31. KEMBALI PULANG
32
BAB 32. Pelukan yang sangat nyaman
33
BAB 33. Cintaku
34
BAB 34. LUKISAN
35
BAB 35. Rajendra dan sebuah bayangan
36
BAB 36. Museum
37
BAB 37. KENAPA?
38
BAB 38. Tinggi ranjang
39
BAB 39. Nggak Fokus
40
BAB 40. Fakta Paman dan Bibi
41
BAB 41. Cemburu dan rambut botak
42
BAB 42. Kepulangan mendadak
43
BAB 43. MENGULIK
44
BAB 44. Siswa baru yang tampan dan dingin
45
BAB 45. Di hukum bersama
46
BAB 46. Siapa Yuka? Siapa Bimo?
47
BAB 47. Andai saja aku!
48
BAB 48. Identitas terbongkar
49
BAB 49. Jangan pergi!
50
BAB 50. Pemberitahuan Valdes
51
BAB 51. Awal mula
52
BAB 52. Bertemu Paman dan Bibi
53
BAB 53. Mimpi
54
BAB 54. Awal Balas dendam buat Paman dan Bibi
55
BAB 55. Kedatangan Bimo
56
BAB 56. GAGAL DAN TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!