BAB 06. SEPERTI WANITA YANG SEDANG PMS.

Gruk!gruk!

Perut yang terus berbunyi efek tidak makan seharian membawa Yuka terbangun dari tidur panjangnya. Wajah yang masih mengantuk, kedua mata masih tertutup harus membawa kedua kaki berjalan keluar kamar. Tangan kanan membuka pintu kamar, tangan kiri mengucek salah satu kelopak matanya.

Klik!

Yuka yang masih mengantuk berdiri sejenak di depan pintu kamar untuk memulihkan rasa kantuk, ia merenggangkan kedua tangannya, dan mulut menguap, “Huahuf!” Yuka segera membungkam mulut yang menguap lebar saat melihat Valdes dan Bobby tercengang dihadapannya. Yuka yang malu langsung berbalik badan, tangan kanan menutup mulutnya, “Pasti aku menguap seperti badak!” kedua tangan meraup mukanya, “Malunya aku!” gumam Yuka pelan, kedua kaki melangkah cepat menuju anak tangga.

“Imutnya!” ucap Bobby dan Valdes secara serentak, kedua mata menatap kepergian Yuka.

Menyadari jika dirinya dan Bobby sedang terpesona melihat wajah imut Yuka. Valdes segera menepuk bahu kiri Bobby, “Ehem! Silahkan istirahat. Soal Yuka biar aku saja yang menanganinya.”

“Baik!” Bobby menundukkan sedikit kepalanya, “Saya permisi pamit turun tuan.”

“Hem”

.

.

💫💫Di ruang makan💫💫

“Apa saja yang kamu lakukan, sampai kamu melupakan makan malam?” tanya Valdes, kedua kaki berjalan cepat mendekati kursi Yuka. Valdes berdiri di sisi kiri Yuka, menundukkan sedikit tubuhnya, kedua matanya menatap tajam wajah Yuka yang terlihat tenang sambil menikmati santap makan malam yang tertunda. “Gadis kecil, apa kamu tidak punya mulut untuk di menjawab pertanyaanku?”

‘Apa! Dia mengatakan aku gadis kecil. Hem! Belum tahu dia kehebatanku yang sesungguhnya. Ingin rasanya dia kutarik masuk ke tahun 1968, agar berjumpa dengan diriku yang sesungguhnya. Tapi aku sangat yakin jika Presdir tampan ini bakalan tidak sanggup melihat kekuatan diriku. Aku juga sangat yakin, dirinya pasti ketar-ketir saat melihat pisau, apa lagi melihat darah.’ Yuka memalingkan wajahnya ke sisi kiri, menatap Valdes yang masih menatapnya tajam. Yuka kembali bergumam dalam hati, ‘Tampang memang tampan, pasti kerjaannya hanya mempermainkan wanita, tidur dengan banyak wanita, dan….ah, sudahlah terserah dia, yang penting aku makan.’

Karena Yuka tak menjawab pertanyaannya, Valdes yang emosi mengambil gelas dan membuangnya ke atas lantai.

Prang!

Beberapa pelayan yang berdiri di ruang makan terkejut, mereka segera membersihkan lantai yang kotor akibat serpihan kaca dan air.

Brak!

Yuka berdiri sambil menggebrak meja, Yuka juga mendongakkan wajahnya menatap Valdes yang lebih tinggi dari dirinya. Tiba-tiba bibir Yuka bergerak sendiri seperti sedang menahan tangis, Yuka segera menundukkan pandangannya, ia merasa heran kenapa dirinya tiba-tiba ingin menangis. Bibir yang sudah tidak tahan membungkam akhirnya terbuka dan mengeluarkan suara tangis.

“Uwa! Hiks! Hiks! Hiks,” kedua tangan Yuka menyeka kasar pipinya yang basah. Mulut menangis, tapi hati terus menggerutu, ‘Kenapa aku menjadi cengeng. Baru di bentak seperti ini aku sudah menangis? Apa ini efek pemilik tubuh ini! diakan sudah meninggal. Ayolah tubuh, bekerjasama lah denganku.’

Melihat Yuka menangis tersedu-sedu, Valdes mendadak bingung. Tangan kanan yang terasa kaku perlahan menarik tubuh Yuka dan membawanya masuk ke dalam dekapan Valdes. Tangan kiri Valdes perlahan membelai puncak kepala Yuka, “Cup!cup. Ja-jangan nangis lagi, besok aku janji akan membelikan banyak buku cerita buat kamu!”

Tangisan Yuka terhenti, ia menarik tubuhnya dari dekapan Valdes, wajah mendongak ke atas dengan ingus yang meler di tarik kembali, “Benarkah?”

Wajah Valdes berubah menjadi merah tomat, kepala mengangguk, “Benar.”

“Kalau begitu belikan aku buku tentang Sejarah lainnya, dan jangan lupa belikan aku tentang cerita System yang akan menuju ke dunia lain.”

Valdes memalingkan wajahnya, “Tidak ada buku cerita tentang System, kamu harus fokus belajar bukan membaca komik!” tegas Valdes.

“Tapi…”

“Cepat tidur, jangan biarkan kedua mata kamu terbiasa tidur larut malam,” tegas Valdes.

“Baik!” sahut Yuka patuh, kedua kaki berjalan lesu meninggalkan ruang makan dan Valdes yang masih berdiri di samping meja makan.

“Yuka tunggu!”

“Iya” sahut Yuka, kedua kaki terhenti di depan ruang tamu.

Valdes mengarahkan tangan kanannya menuju lift yang langsung terhubung ke lantai 3, “Sebaiknya kita naik lift untuk menuju kamar.”

“Baiklah,” sahut Yuka patuh, karena dirinya lagi tidak ingin banyak berbicara.

Yuka dan Valdes melangkah bersama menuju lift. Mulai dari naik lift hingga sampai ke lantai 3, dan berpisah menuju kamar masing-masing. Yuka dan Valdes tidak berbicara satu patah kata apa pun, kecuali sesekali saling pandang.

.

.

.

Waktu begitu cepat berlalu, hari ini adalah hari kedua Yuka tinggal di rumah seperti Istana milik Valdes. Saat sarapan pagi, Yuka terus menunggu dan menunggu Valdes yang tak kunjung datang untuk sarapan bersamanya. Meski para pelayan menyuruh Yuka untuk sarapan terlebih dahulu, tapi Yuka menolaknya.

Hampir 10 menit Yuka menunggu, tapi Valdes dan Bobby tak kunjung datang. Hingga akhirnya Valdes yang diam-diam melihat rekaman CCTV dari tab miliknya di ruang kerja menyuruh Bobby yang berdiri di sampingnya untuk menyampaikan kepada Yuka untuk sarapan terlebih dahulu karena Valdes masih memiliki banyak pekerjaan sebelum berangkat rapat ke luar kota.

Ucapan itu tidak sungguhan, alasan Valdes adalah untuk menghindari sering bertemu dengan Yuka karena dirinya tidak ingin di anggap para pelayan dan anak buahnya jika tuannya beneran seorang ‘Pe-dofil’.

.

.

.

Tak terasa, hari ini adalah hari ketiga Yuka belajar dengan guru wanita. Pelajaran hari ini adalah Bahasa Inggris dan Sejarah. Yuka sangat bersemangat saat mendengar kedua mata pelajaran tersebut, karena dirinya bisa melihat di dalam buku ada pelajaran mengenai Sejarah tentang peradaban manusia dan perjuangan para Pahlawan.

Di balik sisi pelajaran Sejarah yang di sukai Yuka karena dia bisa melihat kehidupan lampau, dan kekejaman saat dia masih berada di tahun 1968 yang tertulis di dalam buku. Tujuan sebenarnya Yuka adalah mencari Informasi bagaimana caranya untuk kembali ke tahun 1968.

Mulai dari belajar dengan guru wanita, hingga guru wanita pulang dan buku sudah ada 10 kali ia baca, tetap saja Yuka tidak menemukan informasi seperti yang ia inginkan. Yuka yang merasa letih akhirnya merebahkan tubuhnya di lantai ruang tamu yang beralas karpet bulu, tatapan mengarah ke lampu gantung.

‘Sangat menyedihkan. Kenapa hidupku terjebak di sini, dan aku pun mati dengan sia-sia di sana.’ Batin Yuka.

“Nona muda, jika Anda ingin tidur, lebih baik saya antar nona muda ke kamar,” ucap salah satu pelayan.

Yuka memutar posisi tidurnya, membuat tubuhnya membelakangi pelayan. Tangan kanan Yuka melambai ke atas, “Aku tidak mau!”

“Tapi, nona muda….”

“Apa kamu tidak pernah diberi hukuman?” tanya Valdes yang baru saja pulang dari rapat. Valdes berjongkok tepat dihadapan Yuka, tatapan dingin terlihat jelas dari raut wajah Valdes saat menatap wajah Yuka yang pura-pura tidur. “Kamu sungguh ingin mendapatkan hukuman?” tangan kanan Valdes memegang lengan kiri Yuka, “Aku akan….”

“Tidak!” Yuka langsung duduk, tubuhnya sedikit menjauh dari Valdes, tangan kanan menutup kedua gunung kembar yang hanya berbalut piyama tipis. “Jauhkan tangan besar kamu dari tubuhku!” Yuka bangkit dan berlari sambil berkata, “Tidak bisa aku bayangkan!”

“Apa yang sedang dibayangkan oleh nona muda?” tanya Bobby yang baru saja sampai di ruang tamu.

Valdes berdiri, tangan kanan melonggarkan dasinya, “Jangan mikir yang macam-macam kamu! Cepat kerjakan yang sudah aku perintahkan. Jangan tidur jika kamu belum mendapatkannya.”

“Saya sudah mendapatkan yang tuan inginkan,” sahut Bobby, tangan kanan menghidupkan tab yang mati.

“Aku tidak ingin melihatnya sekarang!” kedua kaki Valdes melangkah pergi meninggalkan Bobby yang sedang bingung melihat tingkah tuan mudanya.

Bobby menatap kepergian Valdes, “Seperti wanita yang lagi PMS.”

...Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Dendry Den

Dendry Den

Aku tidak setuju. Aku pria tampan tidak seperti itu

2022-10-01

0

~~N..M~~~

~~N..M~~~

Aku mau dong diberi hukuman dari kamu

2022-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 01. Berpindah ke sebuah Novel
2 Bab 02. Siapa Yuka?
3 Bab 03. 2 Triliun
4 BAB 04. AKU JANJI
5 BAB 05. KEHIDUPAN BARU
6 BAB 06. SEPERTI WANITA YANG SEDANG PMS.
7 BAB 07. Menebus kesalahan
8 BAB 08. Hampir Kehilangan KEPERJAKAAN
9 BAB 09. Kesalahpahaman dan TRAUMA
10 BAB 10. Rumah baru, Sekolah Baru
11 BAB 11. JANGAN panggil Aku, Paman!
12 BAB 12. APA kamu tahu UKE?
13 BAB 13. Bertemu Kakek Tua
14 BAB 14. Rencana Yuka dan pikiran Valdes
15 BAB 15. Tidak boleh SEKOLAH
16 BAB 16. Misi Pertama Berhasil dan Darah
17 BAB 17. MISI BERHASIL
18 BAB 18. Mulai Berlatih
19 BAB 19. Kenapa Aku yang Menyesal?
20 BAB 20. Menuju Ke Dunia Lain
21 BAB 21. Kembali ke tahun 1968
22 BAB 22. Senyum Psikopat
23 BAB 23. Hantarkan Saya, Paman!!!
24 BAB 24. Menuju Vila Bandung
25 BAB 25. MENGINTIP
26 BAB 26. KETANGKAP dan Kegelisahan Valdes
27 BAB 27. Dimana Yuka?
28 BAB 28. Berhasil kabur
29 BAB 29. Mimpi buruk Valdes
30 BAB 30. HARI TERAKHIR
31 BAB 31. KEMBALI PULANG
32 BAB 32. Pelukan yang sangat nyaman
33 BAB 33. Cintaku
34 BAB 34. LUKISAN
35 BAB 35. Rajendra dan sebuah bayangan
36 BAB 36. Museum
37 BAB 37. KENAPA?
38 BAB 38. Tinggi ranjang
39 BAB 39. Nggak Fokus
40 BAB 40. Fakta Paman dan Bibi
41 BAB 41. Cemburu dan rambut botak
42 BAB 42. Kepulangan mendadak
43 BAB 43. MENGULIK
44 BAB 44. Siswa baru yang tampan dan dingin
45 BAB 45. Di hukum bersama
46 BAB 46. Siapa Yuka? Siapa Bimo?
47 BAB 47. Andai saja aku!
48 BAB 48. Identitas terbongkar
49 BAB 49. Jangan pergi!
50 BAB 50. Pemberitahuan Valdes
51 BAB 51. Awal mula
52 BAB 52. Bertemu Paman dan Bibi
53 BAB 53. Mimpi
54 BAB 54. Awal Balas dendam buat Paman dan Bibi
55 BAB 55. Kedatangan Bimo
56 BAB 56. GAGAL DAN TAMAT
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 01. Berpindah ke sebuah Novel
2
Bab 02. Siapa Yuka?
3
Bab 03. 2 Triliun
4
BAB 04. AKU JANJI
5
BAB 05. KEHIDUPAN BARU
6
BAB 06. SEPERTI WANITA YANG SEDANG PMS.
7
BAB 07. Menebus kesalahan
8
BAB 08. Hampir Kehilangan KEPERJAKAAN
9
BAB 09. Kesalahpahaman dan TRAUMA
10
BAB 10. Rumah baru, Sekolah Baru
11
BAB 11. JANGAN panggil Aku, Paman!
12
BAB 12. APA kamu tahu UKE?
13
BAB 13. Bertemu Kakek Tua
14
BAB 14. Rencana Yuka dan pikiran Valdes
15
BAB 15. Tidak boleh SEKOLAH
16
BAB 16. Misi Pertama Berhasil dan Darah
17
BAB 17. MISI BERHASIL
18
BAB 18. Mulai Berlatih
19
BAB 19. Kenapa Aku yang Menyesal?
20
BAB 20. Menuju Ke Dunia Lain
21
BAB 21. Kembali ke tahun 1968
22
BAB 22. Senyum Psikopat
23
BAB 23. Hantarkan Saya, Paman!!!
24
BAB 24. Menuju Vila Bandung
25
BAB 25. MENGINTIP
26
BAB 26. KETANGKAP dan Kegelisahan Valdes
27
BAB 27. Dimana Yuka?
28
BAB 28. Berhasil kabur
29
BAB 29. Mimpi buruk Valdes
30
BAB 30. HARI TERAKHIR
31
BAB 31. KEMBALI PULANG
32
BAB 32. Pelukan yang sangat nyaman
33
BAB 33. Cintaku
34
BAB 34. LUKISAN
35
BAB 35. Rajendra dan sebuah bayangan
36
BAB 36. Museum
37
BAB 37. KENAPA?
38
BAB 38. Tinggi ranjang
39
BAB 39. Nggak Fokus
40
BAB 40. Fakta Paman dan Bibi
41
BAB 41. Cemburu dan rambut botak
42
BAB 42. Kepulangan mendadak
43
BAB 43. MENGULIK
44
BAB 44. Siswa baru yang tampan dan dingin
45
BAB 45. Di hukum bersama
46
BAB 46. Siapa Yuka? Siapa Bimo?
47
BAB 47. Andai saja aku!
48
BAB 48. Identitas terbongkar
49
BAB 49. Jangan pergi!
50
BAB 50. Pemberitahuan Valdes
51
BAB 51. Awal mula
52
BAB 52. Bertemu Paman dan Bibi
53
BAB 53. Mimpi
54
BAB 54. Awal Balas dendam buat Paman dan Bibi
55
BAB 55. Kedatangan Bimo
56
BAB 56. GAGAL DAN TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!