Bobby mengetuk pintu kamar Yuka.
Tok!tok!
Yuka membuka pintu kamarnya, mempersilahkan Bobby masuk ke dalam kamar dengan pintu hanya tertutup sedikit.
Tepat sepuluh hari sudah Yuka tinggal bersama dengan mereka. Sesuai perintah Valdes, karena Bobby sudah mendapat lokasi rumah dan sekolah yang tepat yang berada di kota Yogyakarta. Bobby segera menyampaikan pesan tersebut kepada Yuka, tapi Yuka tidak percaya. Yuka berpikir jika semua itu hanya alibi untuk menyingkirkan dirinya dari rumah Valdes, seperti pengkhianat bangsawan Caprio, dan Paman/Bibi pemilik tubuh. Percakapan itu membuat Yuka dan Bobby berdebat di dalam kamar.
“Aku bilang tidak mau!” Yuka berbalik badan membelakangi Bobby, kedua tangan dilipat di depan dada.
“Tapi ini yang terbaik buat nona muda,” Bobby memegang bahu Yuka, membawa Yuka kembali menghadap dirinya. Kedua tangan Bobby menggenggam erat kedua lengan mungil Yuka, tatapan serius mengarah ke wajah Yuka yang sedang membuang wajahnya ke sisi kiri. “Nona muda lihat saya!”
“Tidak mau!” teriak Yuka, kedua tangan mungilnya menepis kuat kedua tangan Bobby. Jari telunjuk tangan kanan mengarah ke wajah Bobby yang terlihat tenang, “Kalian semua sama saja. Dulu mereka juga membuangku seperti ini, awalnya semua bersikap baik kepadaku, hingga pada waktunya semua sikap busuk mereka terbongkar. Kebaikan itu hanya untuk membawaku pergi dari mereka semua!” sahut Yuka teringat dengan perbuatan Caprio, dan Paman/Bibi pemilik tubuh.
Bobby meletakkan tangan kanannya di depan dada, “Saya, tuan Valdes, dan pekerja yang lainnya tidak seperti yang nona muda bayangkan. Percayalah kepada saya,” ucap Bobby, tangan kanan menggenggam erat pergelangan tangan kiri Yuka.
Valdes yang baru saja pulang rapat dengan wajah letih berjalan di koridor lantai tiga yang terhubung dengan lift, kamar Yuka dan kamarnya. Karena letih Valdes tak menyadari jika pintu kamar Yuka masih terbuka di jam 09:30 malam. Saat Valdes hendak membuka pintu kamarnya terdengar suara Yuka yang halus namun sedikit meninggi. Valdes yang kuatir berjalan cepat menuju kamar Yuka.
“Yuka!” panggil Valdes di depan pintu kamar Yuka yang kini ia buka lebar, tatapan cemas mengarah pada Yuka yang sedang berdiri di hadapan Bobby yang sedang memegang pergelangan tangan kiri Yuka.
“Tuan Valdes!” ucap Bobby membulatkan kedua bola matanya melihat Valdes berjalan dengan wajah suram ke arahnya.
Kesalahpahaman terjadi, Valdes berpikir jika Bobby ingin melakukan hal buruk kepada Yuka. Kepalan tinju mendarat di peli-pis kanan Bobby, “Berani sekali kamu melakukan ini kepada Yuka!”
Bam!
“Tu-tuan salah paham.”
“Semua sudah jelas di depan mataku, masih juga kamu bilang ini salah paham,” Valdes kembali melayangkan kepalan tin-ju di sudut bibir Bobby.
Bam!
Kekerasan yang sudah lama tidak dilihat Yuka membuat dirinya ketakutan, terlebih lagi bayang-bayang mimpi buruk saat dirinya dihabisi oleh Bangsawan Caprio sempat menyelimuti tidurnya. Baik mimpi dirinya sendiri ataupun mimpi dari pemilik tubuh yang sedang ia pakai, membuat dada Yuka terasa sedikit sesak.
Yuka perlahan melangkah mundur kebelakang, kedua mata membulat sempurna melihat Valdes yang masih memberi bogem mentah ke Bobby, tangan kanan mungil menggenggam baju piyama bagian depan, “Sa-sakit,” Yuka yang kesulitan bernafas langsung berlutut di atas lantai, tangan kanan mengulur, kedua kelopak mata Yuka teringat dengan perbuatan Bangsawan Caprio yang tertawa keji saat melihat tubuhnya terbujur lemah dengan beberapa luka tembak.
“Yuka!”
“Nona muda!”
Valdes segera menghentikan perbuatannya. Melihat Yuka berwajah pucat dengan tangan kanan menggenggam erat leher bagian depan seperti kesulitan bernapas.
Valdes menggoyang pelan tubuh Yuka, “Sadar Yuka!”
“Nona muda, kamu harus segera menarik nafas. Jika tidak….”
“Berhentilah membuat aku bingung,” tangan kanan menghalau Bobby, “Cepat kamu panggil Dokter pribadiku ke sini!”
Dikedua mata Yuka yang kini tergenang air mata, terlihat Bobby dan Valdes hanya seperti seseorang yang sedang berbicara tanpa suara. Rasa trauma itu membuat kedua telinga Yuka tuli, dan jantungnya hampir berhenti berdetak.
Di tengah-tengah kepanikan Bobby dan Valdes yang tidak di dengar oleh Yuka, muncul seorang gadis remaja tanggung memakai baju gaun putih dengan rambut di penuhi bunga-bunga. Gadis tersebut adalah gadis pemilik tubuh Asli yang ditempati oleh Estella. Yuka asli (pemilik tubuh) berjalan ke arah Estella (Yuka palsu), Yuka asli (pemilik tubuh) jongkok, tangan kanannya yang lembut dan dingin membelai lembut pipi kanan Estella (Yuka palsu) sambil berkata, “Jangan buat pengorbanan Kakak berakhir sia-sia. Maafkan jika tubuhku yang lemah dan mudah menangis sering membuat Kakak kesulitan. Aku ingin Kakak menenangkan diri, berhentilah memikirkan semua kejadian buruk yang sering terlintas dipikiran Kakak. Mari ikuti aku untuk kembali bernafas,” Yuka asli (pemilik tubuh) membantu Estella (Yuka palsu) menarik nafas dengan memberi contoh di bibir merah mudanya sampai Estella kembali bernafas dengan normal, Yuka asli(Pemilik tubuh) menghilang di tengah-tengah Valdes dan Bobby.
“Uhuk!uhuk” wajah pucat Yuka kembali memerah. Tubuh yang terasa lemah kini terjatuh dalam pelukan Valdes, “Aku harus kuat,” ucap Yuka sebelum memejamkan kedua matanya.
“Yuka! Yuka!” panggil Valdes panik saat melihat Yuka pingsan di dalam pelukannya. Valdes segera menggendong tubuh Yuka yang terasa dingin.
.
✨1 jam kemudian✨
Dokter pribadi milik Valdes sudah selesai memeriksa Yuka. Dahi Dokter pribadi mengerut, menatap Yuka yang tertidur lelap, kemudian beralih ke Valdes yang berdiri di sisi kirinya, “Saya ingin berbicara berdua dengan tuan muda.”
“Silahkan dibicarakan di sini saja,” sahut Valdes.
“Sebaiknya kita sedikit menjauh dari nona muda,” tunjuk Dokter pribadi ke arah pintu kamar.
Dokter pribadi dan Valdes berjalan ke pintu kamar.
Dokter pribadi menundukkan pandangannya, menarik nafas dalam-dalam kemudian menatap wajah Valdes yang terlihat serius. “Apakah nona muda belakangan ini sering kelelahan?”
Sejenak Valdes menatap Yuka yang sedang terlelap tidur di atas ranjang, kemudian beralih ke Dokter pribadi, “Tidak juga. Kalau aku boleh tahu kenapa?”
“Sebelumnya saya mohon maaf. Mungkin saya tidak becus. Saat saya ingin mengecek urat nadi nona muda, saya tidak bisa merasakan ada denyut nadi di kedua pergelangan tangannya. Saya juga sudah berulang kali mengecek, tapi tetap saja hasilnya sama.”
“Mungkin Anda kelelahan,” sahut Valdes mengalihkan ucapan Dokter pribadinya. Valdes mengulurkan tangan kanannya, “Terima kasih sudah memeriksa gadis kecilku,” Valdes mengarahkan pandangannya ke Bobby, “Bobby, aku ingin kamu mengobati semua luka kamu.”
“Baik,” sahut Bobby melangkah mendekati Valdes dan juga Dokter pribadi.
“Kalau begitu kami akan keluar,” Dokter pribadi menundukkan pandangannya, “Saya permisi pamit pergi,” ucap Dokter pribadi berpamitan kepada Valdes.
“Hati-hati di jalan,” ucap Valdes, tangan kanan membuka pintu kamar.
Setelah Bobby dan Dokter pribadi pergi meninggalkan kamar Yuka, Valdes berjalan menuju ranjang dan duduk di tepian ranjang, Tangan kanan Valdes perlahan menyingkirkan rambut yang menutup wajah Yuka, “Semua pikiranku pasti tidak benar.”
Apa yang sedang dipikirkan oleh Valdes dan apa yang sudah diketahui Valdes tentang Yuka?
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Dendry Den
untung pemilik tubuhnya baik
2022-10-18
0
Dendry Den
hentikan lah weuy. kasihan Yuka
2022-10-18
0
~~N..M~~~
Pasti Yuka yang asli imut.
2022-09-12
1