Kecemasan Dan Kegugupan Guntur

Anisa yang sudah sampai di depan gerbang padepokan yang di antar oleh kakek Jin setelah pulang kampung untuk membicarakan masalah pernikahannya, berjalan memasuki padepokan.

Sesampainya di taman padepokan, Anisa mendengar gosip-gosip dari para murid terutama wanita. Mereka sedang menggosip jika di padepokan terdapat seorang laki-laki yang sangat tampan.

" Eh... Kau tadi lihat tidak... ".

" Iyaa... Ahhhh... Ganteng banget.... ".

" Hihihi... Udah punya pacar belum ya... ".

" Heh.... Mana mungkin belum punya... ".

" Mana mungkin orang seganteng dia belum punya pacar... ".

" Huss... Lihat Srikandi Bercadar... Diam... ".

Berbagai gosipan mereka utarakan dan berhenti setelah melihat Anisa berjalan melewati mereka.

Anisa sendiri merasa bingung dengan gosipan mereka " Astaghfirullah... Dasar... Cewe-cewe centil.... ". Gumamnya dalam hati sambil terus berjalan menuju kawasan wanita untuknya segera beristirahat.

Tetapi setelah melewati taman, tidak sengaja Anisa melihat laki-laki yang sangat tampan berjalan didepannya. Seketika Anisa sedikit melebarkan matanya segera menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan tajam dari laki-laki itu.

" Astaghfirullah... Benar kata mereka... Sangat tampan... Tapi siapa dia... Ehhh... Apa yang aku pikirkan... Astaghfirullah... ". Gumam Anisa dalam hati sambil terus berjalan cepat melewati laki-laki itu.

Sedangkan laki-laki yang dimaksud itu adalah Guntur pun mengerutkan keningnya.

" Baru saja aku merasa senang setelah beberapa bulan ini tidak melihatnya tapi malah menunduk dan berjalan melewatiku dengan cepat... Ahhh... Benar juga, dia tidak mengenalku karena penampilanku... Hehehe... Aku jadi punya ide untuk mengerjainya nanti... " Gumam Guntur dalam hati sambil tersenyum penuh arti.

Setelah itu Guntur berjalan cepat ke gubuknya untuk berlatih kembali tapi saat melewati murid-murid wanita yang sedang berkumpul, Guntur dipanggil oleh salah satu darinya.

" Mas.... ". Teriak seorang wanita tidak jauh dari samping kiri Guntur.

Guntur pun menoleh kearahnya sambil menunjuk ke dirinya untuk memastikan jika benar salah satu wanita disana memanggilnya.

" Iya... Kamu mas... Sini.... ". Ucapnya dengan senyum-senyum tidak jelas.

Guntur langsung berjalan kearah mereka " Ada apa? ". Tanya Guntur saat sampai didepan mereka.

" Kami baru melihatmu mas... Kamu siapa? ". Tanya wanita yang memanggilnya tadi.

Guntur melihat wanita itu lumayan cantik, begitu juga dengan wanita lainnya yang mana memakai seragam padepokan berwarna hitam berlambangkan gambar kuku pancanaka di dada kiri seragam mereka.

" Hmm... Aku hanya jalan-jalan saja di sini... Ada apa... Kalau tidak ada yang penting aku pergi... ". Ucap Guntur yang menatap mereka dengan tatapan bingung.

Bukannya Guntur tidak senang dengan para murid wanita itu tapi Guntur hanya menjaga pandangannya juga hatinya saja, jangan sampai timbul noda nafsu dalam dihatinya.

" E-ehh... Sebentar mas... Hm... Nama kamu siapa.... ". Tanya wanita itu sambil memajukan tangannya ingin berjabat tangan dengan Guntur.

Tapi Guntur hanya melihat itu saja tanpa membalas jabatan tangan wanita itu " Gundra ". Ucap Guntur sambil membalikan badan dan pergi dari hadapan mereka.

" Gundra? Itukah namanya? Ehh mas tunggu... Namaku Yani.... ". Teriak wanita itu yang ternyata bernama Yani yang sedari tadi berbicara kepada Guntur.

Guntur tetap saja berjalan menjauh dari mereka tanpa menghiraukan teriakan Yani tapi untuk menghargainya Guntur melambaikan tangan kanannya sebagai jawabannya.

Yani dan teman-temannya itu hanya menatap punggung Guntur yang mulai menjauh dari mereka sambil melihat Guntur yang melambaikan tangannya.

" Gundra ya... Aku akan mengingat nama itu dan mencari tahu siapa dia... ". Gumam Yani pelan tapi masih bisa didengar oleh teman-temannya.

" Ciieeee..... Cieee.... ". Ejek teman-temannya sambil cekikikan.

" Hehehe... Ada apa sih... ". Tanya Yani yang malu-malu.

" Ahahaha.... Yan... Semoga berjodoh ya ahahaha.... ". Ucap salah satu temannya yang bernama Berlin itu.

" Amin.... Ehhh.... Aaaaaa.... ". Teriak Yani dengan malu.

Seketika kumpulan murid wanita yang berjumlah 5 orang itu tertawa.

_**_

1 minggu setelahnya Guntur terlihat sedikit cemas. Kecemasan Guntur terlihat jelas dari raut wajah tampannya itu sampai-sampai Ridwan yang melihat kecemasan Guntur itu menjadi khawatir. Saat ditanya pun Guntur hanya berkata tidak apa-apa tapi ekspresi wajahnya tidak berkata seperti itu.

Dalam latihan pun Guntur selalu tidak fokus sehingga dalam latih tanding Guntur selalu terkena pukulan Ridwan dengan telak.

" Mas... Kau ini kenapa sih... Sejak kemarin selalu tidak fokus dan cemas... Sebenarnya ada apa... Ceritalah " Bentak Ridwan yang sudah tidak tahan melihat kecemasan Guntur.

" Ehh... Kenapa kau membentakku... ". Ucap Guntur bingung.

" Mas... Kau ini sudah aku anggap kakang masku sendiri jadi aku tau kalau kau selalu cemas... Sebenarnya ada apa... ". Ucap Ridwan kesal.

" Lah... Bro... Aku tidak apa-apa... Aku hanya merasa cemas dan gugup saja... ". Ucap Guntur menunduk.

" Sudahlah mas... Kita istirahat dulu... Aku akan siapkan api unggun mas Gun duduk saja.... ". Ucap Ridwan yang langsung menyiapkan kayu bakar dan juga minyak serta korek api.

Beberapa saat kemudian api unggun sudah menyala ditempat biasanya dan mereka duduk didepan api unggun itu.

" Mas... Ceritalah... Siapa tahu aku punya solusi... ". Ucap Ridwan nampak khawatir dengan Guntur.

" Bro.. Berjanjilah kepadaku kau tidak akan mengatakan apapun.... ". Ucap Guntur sambil menatap Ridwan dengan tajam.

" Walah.... Aku berjanji mas... ". Ucap Ridwan dengan yakin.

" Bro... Kenapa aku merasa cemas dan gugup sedari kemarin itu karena 1 minggu lagi aku... Aku... ". Ucap Guntur yang tidak sampai.

" Apa? Aku apa? " Ucap Ridwan bingung.

" Aku akan menikah bro... ". Gumam Guntur dengan pelan tapi masih bisa didengar oleh Ridwan dengan jelas.

" APA!!!?? MENIKAH?!!! ". Teriak Ridwan terkejut.

Tapi Guntur dengan reflek menjitak kepala Ridwan sampai Ridwan meringis " Jangan keras-keras... Haduhhh.... ". Ucap Guntur kesal.

" Eh... Hehehe... Maaf mas Gun... Aku terkejut... Mas Gun... Memangnya kau akan menikah dengan siapa dan kenapa sampai membuatmu gugup dan cemas begitu... ". Tanya Ridwan penasaran.

" Bro... Karena kau teman pertamaku yang sudah aku anggap adikku sendiri... Jadi calon istriku itu.... Ahhh... Kau akan tahu sendiri nanti tapi aku berharap setelah kau tahu kau harus berjanji tidak akan membocorkan pernikahanku jika aku mendengar ada murid yang tahu masalah ini kau akan aku jadikan daging cincang... ". Ucap Guntur sambil menatap Ridwan dengan tajam.

" Diamput.... Iya iya aku berjanji... Tapi kenapa mas Gun sampai cemas dan gugup begitu... Jujur mas... Aku khawatir kalau mas Gun itu kenapa-napa... Ehh ternyata masalah pernikahan... Hehehe.... ". Ucap Ridwan.

" Bro... Yang aku cemaskan adalah bagaimana aku akan berjalan bersamanya? Kalau soal gugup itu karena waktu ijab qobul itu... Aku takut kalau itu akan tidak berjalan dengan lancar... ". Ucap Guntur sambil melihat ke api unggun.

" Lah... Mas Gun lantas aku harus jawab apa sedangkan aku juga belum mengalaminya... ". Ucap Ridwan bingung.

" Hahhhhh.... Bro 1 minggu lagi aku akan menitipkan gubukku kepadamu... Mungkin aku akan kembali setelah beberapa hari setelah hari pernikahanku... ". Ucap Guntur.

" Hmm... Baiklah Mas Gun... Tapi aku hanya meminta agar mas Gun jangan terlalu memaksanya... Berilah waktu untuknya sampai dia siap untuk menjadi seorang istri yang seutuhnya... Aku tidak mau kalau dia akan bernasip sama dengan bibiku yang dipaksa oleh suaminya sampai-sampai bibiku pendarahan hebat dan tidak lama setelah itu berpulang... Ahh... Aku jadi teringat almarhumah bibiku... Dialah satu-satunya orang di keluargaku yang selalu membelaku... ". Jelas Ridwan yang teringat dengan bibinya itu.

" Eh... Benarkah itu bro... ". Tanya Guntur terkejut.

" Benar mas... Bibiku adalah wanita yang sangat baik dan kalem tapi mendapat suami yang buruk sampai-sampai ayahku marah dan menghajarnya dan diusir dari keluargaku... Kejadian itulah yang sempat membuatku sedikit trauma... Ahh... Sudahlah jangan bahas itu lagi... ". Ucap Ridwan sambil berdiri.

" Lah... Mau kemana bro... ". Tanya Guntur.

" Aku akan memberikan waktu untuk mas Gun menenangkan diri... Lagipula sudah lama aku tidak tidur dikamarku... Heehe... Sementara ini aku libur dulu ya mas... Hihihi.... ". Ucap Ridwan sambil berjalan meninggalkan Guntur dengan tampang kebingungan.

" Cah edan.... Tapi terima kasih bro sudah mengingatkanku... Aku tidak akan memaksanya... ". Ucap Guntur sedikit berteriak supaya didengar oleh Ridwan dari kejauhan.

" Huahhhh... Lebih baik aku istirahat... Sudah lama aku tidak tidur awal... ". Gumam Guntur pelan.

Setelah mematikan api unggun, Guntur segera masuk ke dalam gubuk untuk beristirahat.

Terpopuler

Comments

Endro Budi Raharjo

Endro Budi Raharjo

istirahat gun...

2025-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Hyang Aksara
2 Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3 Turun Gunung
4 Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5 Padepokan Pancanaka
6 Bethara Karang Penghuni Gubuk
7 Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9 Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10 Toya Aksara
11 Sebuah Harapan
12 Identitas Dan Sebuah Nama
13 Guntur vs Jin Juan
14 Bahaya
15 Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16 Kesederhanaan
17 Melatih Ridwan
18 Medhi Canthaka
19 Promosi Untuk Ridwan
20 Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21 Jin Shu
22 Aku Tahu Batasan Itu!
23 Ratu Betari
24 Taubatnya Ratu Betari
25 Kembar?
26 SAH
27 Maafkan Aku, Suamiku.
28 Kembali ke Padepokan Pancanaka
29 KONFLIK DI MASA LALU
30 KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31 TERANCAM
32 TURNAMEN
33 MASUK KEDALAM PERANGKAP
34 Alisa vs Para Kajinan
35 Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36 Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37 Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38 Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39 Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40 Turnamen : Umar vs Dimas
41 Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42 Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43 Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44 Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45 TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46 Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47 Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48 Aku Akan Selalu Mencintaimu
49 Dikala Hujan Lebat
50 Keluar Dari Rumah Sakit
51 Tombak Untuk Ridwan
52 Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53 Dasamuka Sang Raja Angkara
54 Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55 Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56 KAJIN
57 Ujian Untuk Yuni
58 Sempurnanya Srikandi Aksara
59 Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60 Julian Arga Samudra
61 Putri Ayuning Samudra
62 Gea Si Boneka Rambut
63 Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64 Penghianat
65 Penglihatan Julian
66 IDENTITAS GEA
67 Padepokan Yang Sedang Terancam
68 Jurus Yang Sangat Mengerikan
69 Flash Back : 4 Tahun Lalu
70 Pembantaian Masal
71 Latih Tanding
72 Serat Netra
73 Permainan Dimulai
74 Kekalahan Untuk Panca Soka
75 Gembel
76 Jin Shi
77 Cincin Dimensi
78 Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79 Harta Untuk Keluarga Jin
80 Para Boneka Guntur
81 Dimulainya Pertarungan
82 Bantuan
83 Dendam Jin Juan
84 Bethara Kalung
85 Kemunculan Indrajit
86 Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87 Kematian Indrajit
88 Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89 Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90 Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91 Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92 Kembali Berlatih Bersama
93 Roro Zara Apsarini
94 Sedulur Papat Lima Pancer
95 Pelatihan Terlarang
96 Keberhasilan Sang Pemalas
97 Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98 Bangkitnya Seorang Titisan
99 Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100 Gaman
101 Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102 Keberangkatan
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Lahirnya Sang Hyang Aksara
2
Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3
Turun Gunung
4
Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5
Padepokan Pancanaka
6
Bethara Karang Penghuni Gubuk
7
Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8
Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9
Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10
Toya Aksara
11
Sebuah Harapan
12
Identitas Dan Sebuah Nama
13
Guntur vs Jin Juan
14
Bahaya
15
Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16
Kesederhanaan
17
Melatih Ridwan
18
Medhi Canthaka
19
Promosi Untuk Ridwan
20
Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21
Jin Shu
22
Aku Tahu Batasan Itu!
23
Ratu Betari
24
Taubatnya Ratu Betari
25
Kembar?
26
SAH
27
Maafkan Aku, Suamiku.
28
Kembali ke Padepokan Pancanaka
29
KONFLIK DI MASA LALU
30
KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31
TERANCAM
32
TURNAMEN
33
MASUK KEDALAM PERANGKAP
34
Alisa vs Para Kajinan
35
Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36
Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37
Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38
Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39
Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40
Turnamen : Umar vs Dimas
41
Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42
Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43
Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44
Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45
TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46
Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47
Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48
Aku Akan Selalu Mencintaimu
49
Dikala Hujan Lebat
50
Keluar Dari Rumah Sakit
51
Tombak Untuk Ridwan
52
Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53
Dasamuka Sang Raja Angkara
54
Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55
Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56
KAJIN
57
Ujian Untuk Yuni
58
Sempurnanya Srikandi Aksara
59
Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60
Julian Arga Samudra
61
Putri Ayuning Samudra
62
Gea Si Boneka Rambut
63
Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64
Penghianat
65
Penglihatan Julian
66
IDENTITAS GEA
67
Padepokan Yang Sedang Terancam
68
Jurus Yang Sangat Mengerikan
69
Flash Back : 4 Tahun Lalu
70
Pembantaian Masal
71
Latih Tanding
72
Serat Netra
73
Permainan Dimulai
74
Kekalahan Untuk Panca Soka
75
Gembel
76
Jin Shi
77
Cincin Dimensi
78
Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79
Harta Untuk Keluarga Jin
80
Para Boneka Guntur
81
Dimulainya Pertarungan
82
Bantuan
83
Dendam Jin Juan
84
Bethara Kalung
85
Kemunculan Indrajit
86
Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87
Kematian Indrajit
88
Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89
Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90
Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91
Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92
Kembali Berlatih Bersama
93
Roro Zara Apsarini
94
Sedulur Papat Lima Pancer
95
Pelatihan Terlarang
96
Keberhasilan Sang Pemalas
97
Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98
Bangkitnya Seorang Titisan
99
Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100
Gaman
101
Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102
Keberangkatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!