Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi

Dengan kecepatan tinggi Guntur melesat terbang sampai kalau diukur kecepatannya mencapai 750 km/jam. Padahal itu adalah pengalamannya untuk terbang dengan kecepatan yang seperti itu. Dia juga segera memasangkan pelindung diri untuk tidak tertempa oleh angin kalau dengan kecepatan seperti itu agar matanya tetap fokus untuk terbang.

" Ahahaha.... Terbang memang menyenangkan, " ucap Guntur kesenangan.

Tidak bisa dipungkiri jikalau semua manusia yang ada di dunia ini bisa terbang seperti Guntur saat ini pastilah mereka akan mengatakan hal yang sama. Guntur pun merasakan kebahagian itu saat terbang. Rasanya sungguh bebas dan juga lepas.

Setelah Guntur merasakan itu semua Guntur pun kembali teringat akan tujuannya maka dari itu Guntur pun langsung saja melesat menambah kecepatan lajunya.

Dirasa sudah cukup jauh Guntur pun mengurangi kecepatan terbangnya dan segera turun ditempat yang sepi. Jikalau Guntur turun di keramaian pastilah terjadi kehebohan dan lagi itu akan membuat Guntur kerepotan untuk mengatasi semua itu yang seharusnya tidak terjadi padanya.

Setelah mendarat dengan lancar Guntur pun segera membuka bungkus bekal yang disiapkan oleh ibunya tadi dan langsung mengeluarkannya dari dalam tas ranselnya dan membuka bungkusan itu. Ternyata ibunya membawakan bekal berupa singkong rebus, sambal bawang, air putih dan juga amplop.

Melihat sebuah amplop itu pun Guntur langsung membukanya. Begitu terbuka alangkah terkejutnya Guntur melihat isi dalam amplop itu. Amplop coklat dengan ukuran cukup besar itu ternyata berisikan segepok uang merah dan juga sebuah tulisan. Guntur pun langsung membaca tulisan itu.

" Guntur... Ibu dan nenek hanya bisa memberikan bekal ini untukmu dan juga sejumlah uang yang selama ini ibu dan nenek simpan. Ibu dan nenek tau kalau hari dimana kamu akan turun gunung akan terjadi maka ibu dan nenek menabung untuk bekalmu walaupun tidak seberapa tapi diluar sana kamu sangat membutuhkan uang itu. Gunakan dengan bijak uang itu dan juga jaga kesehatanmu. Ibu yakin kalau hidup di sana itu sangat membutuhkan uang banyak dan jika kamu kehabisan atau menipis dari uang yang ibu berikan kamu cari kerja di sana apapun itu yang terpenting terjamin akan kehalalannya dan barokahnya. Jangan sampai kamu melupakan ibadah dan hafalanmu.... "

Isi surat itu pun telah dibaca oleh Guntur. Tanpa terasa Guntur pun meneteskan air matanya.

" Aku tidak akan mengecewakan ibu dan nenek Dan begitu sampai di padepokan aku akan cari pekerjaan, aku ingin uang itu tidak aku sentuh kecuali terdesak, " gumam Guntur pelan.

Guntur pun langsung menghitung jumlah uang yang menjadi bekalnya dari sang ibu dan juga nenek. Uang yang diberikan ibu dan neneknya itu berjumlah 10 juta. Walaupun Guntur itu tidak pernah yang namanya merasakan bangku sekolah akan tetapi Guntur mendapatkan pelajaran umum itu dari ibu dan neneknya. Maka dari itu Guntur pun bisa membaca, menulis, menghitung. Pikiran dan pemahamannya pun dalam dan luas tidak kalah dengan yang merasakan bangku sekolah.

Tidak mau membuang waktu lagi Guntur pun langsung saja makan bekal buatan ibu dan neneknya itu sampai tidak tersisa.

" Alhamdulillah... Kenyang, " ucap Guntur dan langsung membereskan tempat makannya yang mana terbungkus dari daun pisang.

Setelah membereskan makanannya Guntur langsung ingin kembali untuk melanjutkan perjalanannya dengan cara terbang lagi tapi saat mau melompat ada seseorang pria setengah baya yang akan lewat didepannya tapi jarak antara keduanya masihlah sekitar 100m.

Guntur melihat pria itupun mengerutkan keningnya.

" Huh... Aura apa ini...? Kenapa orang itu mempunyai aura yang sangat mengerikan dan juga sangat hitam dan dalam... Apa pria itu mempunyai elemen kegelapan tapi elemen kegelapan yang aku punya tidak seperti itu dan juga tidak ada aura seorang aksara ataupun jawara yang ada pada dirinya, " gumamnya dalam hati.

Jarak antara keduanya pun semakin dekat dan disaat orang itu tepat didepan Guntur orang itu langsung tersenyum kepada Guntur. Bukan senyum menghina atau mengejek tapi senyum ramah kepada orang yang dia temui. Sontak Guntur pun juga membalas senyum dari pria itu.

" Permisi mas, " ucap pria itu.

" Iya pak dhe, " kata Guntur membalas.

Setelah itu Guntur pun langsung memperhatikan orang itu berjalan sampai dia tidak terlihat lagi dari pandangan Guntur. Guntur pun juga mengedarkan energi spiritualnya guna penasaran dengan aura pria tersebut.

Setelah cukup jauh pria itu berjalan maka Guntur pun menarik energi spiritualnya kembali dan langsung melompat dan terbang dengan kecepatan tinggi.

Sampai cukup lama Guntur terbang pun dia masih penasaran dengan pria yang tadi menyapanya.

" Huh... Kenapa aku terus memikirkan orang yang memiliki aura aneh itu... Astaghfirullah.... Sudahlah lebih baik aku fokus saja agar lebih cepat sampai, " gumamnya.

Guntur pun menambah kecepatan terbangnya sampai dia tidak menyadari kalau di jarak kurang lebih 1km ada burung besi militer yang sedang melintas.

Pilot dan co-pilot dari burung besi itu langsung terkejut karena melihat radar ada titik merah atau obyek tidak diketahui melintas dengan kecepatan 350 km/jam dan pilot itupun mengambil inisiatif untuk mengejarnya. Hal yang ditakuti oleh mereka adalah musuh negara karena melintas tanpa ada ijin kepada negara dan maka dari itu burung besi itupun langsung mengejar Guntur.

Guntur yang menyadari akan ada sesuatu yang mengejarnya pun langsung saja menambah kecepatannya hingga kalau diukur sampai pada 9000 km / jam dan langsung menghilang dari pandangan serta radar dari burung besi yang mengejarnya.

Sangat cepat.

Itulah yang ada pada pikiran pilot dan co-pilot saat ini. Tidak mau mengambil tindakan lagi maka mereka segera untuk menghubungi markas mereka dan melaporkan kejadian yang mereka alami.

Guntur yang menambah kecepatannya pun tidak sadar kalau dia sudah melewati Batavia yang akan dia tuju dan akhirnya dia pun tersadar dari kepanikannya dan segera mendarat dari terbangnya saat melihat daratan.

" Astaghfirullah.... Dimana aku ini, " ucap Guntur panik sesaat sesudah mendarat dengan selamat di daerah yang sepi yang mana hanya ada beberapa rumah yang sepi dan Guntur juga memastikan kalau tidak ada orang yang melihatnya mendarat dari terbangnya.

Guntur pun berjalan untuk mencari jalan aspal yang akan menentukan arahnya dan daerah yang saat ini dia berada.

Tidak lama setelah itu akhirnya Guntur pun menjumpai jalan beraspal yang ramai dan saat Guntur membaca tulisan pada sebuah baner besar seperti baliho itu pun Guntur tercengang.

" Al-bantani....? Astaghfirullah.... Ternyata aku kelewatan... Hah... Nasib-nasib, " gumam Guntur pasrah.

Tidak mau terlarut akan nasibnya yang cukup tragis menurutnya, Guntur pun langsung menjauh dari kerumunan atau ramainya orang berlalu lalang di daerah tersebut. Dirasa sudah di daerah yang sepi tidak berlama-lama lagi Guntur pun langsung melesat terbang untuk kembali ke jalannya yaitu Batavia.

Namun setelah Guntur melesat terbang ada seorang kakek-kakek melihat Guntur melesat terbang seperti itu sangat terkejut tapi dalam benaknya dia bisa mengetahui kalau Guntur adalah seorang aksara.

" Sungguh seorang aksara yang sangat berbakat walaupun dia menutup semua pintu aksaranya tapi dengan menemukan pola aksara terbang seperti itu jelas dia seorang aksara yang jenius... Siapa dia... Semoga saja dimasa depan dia bisa memberantas para Bala Kurawa yang semakin merajalela, " gumam kakek itu pelan.

Dari pemahaman yang seperti itu sangatlah jelas kalau kakek itu adalah seorang aksara yang sudah sangat berpengalaman. Kakek tua itu bernama Sabtana atau orang lebih mengenal dengan sebutan kakek gila. Itu dikarenakan kakek itu memiliki kekuatan unik untuk bisa berkomunikasi dengan bangsa lain atau biasa disebut Jin. Maka dari itu kakek itu sering berbicara sendiri yang terkadang tertawa ataupun sedih mendengar cerita atau candaan dari bangsa mereka.

Tapi jangan salah dan tidak banyak orang tau kalau kakek gila tersebut memiliki pasukan bangsa mereka yang jumlahnya sangatlah banyak yaitu sekitaran 10 ribu pasukan bangsa Jin yang rata-rata raja dari pada bangsa mereka sudah takluk ditangan kakek gila tersebut.

Kakek gila itu juga memiliki pupil mata berwarna ungu yang menandakan kalau kakek itu sudah menyempurnakan kekuatan aksaranya.

Guntur tidak tau kalau dirinya telah kecolongan akan kekuatannya oleh kakek gila tersebut dan dengan tanpa beban melesat terbang dengan kekuatan penuhnya supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti yang dialami beberapa waktu yang lalu.

Hanya dalam beberapa menit saja Guntur telah sampai di daerah Batavia akan tetapi dia bingung untuk mendarat karena kota tersebut sangatlah padat akan penduduknya dan juga sangatlah ramai.

" Dimana aku akan turun kalau ramainya seperti ini.... Hmmm... Ahhh di atas gedung tinggi itu sajalah... Semoga tidak ada orang, " gumam Guntur yang melihat gedung yang tinggi dan langsung melesat cepat ke sana.

Setelah dirasa tidak ada orang, Guntur pun mendarat dengan selamat, akan tetapi dasarnya Guntur itu orang yang cerdas maka dari itu begitu dia mendarat langsung mencari pintu yang bisa membuatnya turun.

" Hmm... Untung saja ada pintunya jadi aku bisa turun kebawah tapi ini gedung apa ya.... Ahh nanti juga akan tau sendiri setelah aku masuk kedalam, " gumam Guntur langsung membuka pintu itu yang ternyata tidak dikunci dan segera dia turun melalui tangga.

Guntur yang ketika itu turun dengan santai dan tenang pun terkejut dan segera tau kalau gedung ini adalah gedung perkantoran.

" Maaf mas... Anda siapa ya, " tanya orang tersebut yang memakai pakaian selayaknya office boy sambil membawa peralatan berupa sapu lantai.

Guntur pun terkejut tiba-tiba mendengar suara orang dibelakangnya pun reflek berbalik menghadap orang tersebut.

" Astaghfirullah.... Duh... Maaf mas saya tersesat di gedung ini dan saya tadi sedang menemui saudara saya yang bekerja di kantor ini dan ketika ingin kembali malah tersesat, " jelas Guntur berbohong.

" Mati aku, ini adalah kebohongan pertamaku... Ya Tuhan... Maafkanlah hamba-Mu yang hina ini, " gumam Guntur dalam hati.

Pria OB itu pun melihat Guntur yang berambut panjang berwarna hitam yang di kucir ekor kuda dengan pakaian yang sangat sederhana hanya memakai celana sirwal hitam polos, sandal tali yang diikatkan sampai pada betis berwarna hitam, kaos putih polos serta sorjan lurik coklat hitam serta memakai ransel hitam polos yang terlihat sudah kumal itu pun mengerutkan keningnya dan juga dari perkataan Guntur tidak ada unsur kebohongan dan jujur, maka dari itu OB itupun percaya kepadanya.

" Oh iya mas kebetulan saya juga mau turun jadi bareng saja daripada mas nanti tersesat lagi soalnya gedung ini lumayan besar dan luas mas... Ikuti saya mas, " ucap OB itu sambil berjalan dan Guntur pun mengekor dibelakangnya.

" Alhamdulillah... Kalau sampai dia tidak percaya bisa kena masalah aku, " gumam Guntur dalam hati.

Pada saat Guntur mengikuti OB itu untuk turun melalui lift. Dan saat lift itu turun Guntur pun terkejut karena tubuhnya serasa melompat kebawah.

" Astaghfirullah.... Kaget, " ucap Guntur panik.

" Eh... Kenapa mas? " Tanya OB itu.

" Tidak mas... Cuma kaget saja... Soalnya aku baru kali ini masuk kamar kecil ini, " jawab Guntur sambil cengengesan.

" Ahahaha... Mas ada-ada saja... Ini namanya lift mas ini bisa membawa kita untuk naik dan turun dari gedung ini jadi lebih praktis daripada tangga... Kan capek... Lalu tadi mas naik sampai lantai paling atas mas naik tangga ya? " tanya OB.

Guntur hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

" Ya ampun mas... Padahal gedung ini memiliki 20 lantai loh apa tidak capek mas? " tanya OB itu keheranan.

" Ya aku tidak tau mas... Capek sih tapi udah terlanjur hehehe, " ucap Guntur sambil cengengesan.

Tidak lama setelah itu terdengar suara " Ting " Pada lift yang ditumpangi Guntur dan pria OB itu.

" Nah mas ini sudah dilantai dasar jadi mari keluar, " ucap pria OB tersebut sambil keluar dari lift sedangkan Guntur hanya mengekor saja dibelakang Guntur.

" Nah mas itu adalah pintu keluarnya, " ucap pria OB tersebut sambil menunjukkan pintu keluar.

" Ahh iya mas... Terima kasih sudah membantuku mas, " ucap Guntur.

" Iya mas sama-sama... Yasudah saya lanjut kerja dulu ya mas, " ucap pria OB tersebut dan langsung kembali dengan pekerjaannya.

Guntur yang melihat pintu keluar itupun langsung saja keluar dari gedung tersebut.

" Alhamdulillah... Selamet... Tapi dimana letak padepokan itu ya? " tanya Guntur sambil berjalan keluar dari area gedung.

Terpopuler

Comments

Endro Budi Raharjo

Endro Budi Raharjo

udik mya keluar...

2025-04-12

0

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Hyang Aksara
2 Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3 Turun Gunung
4 Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5 Padepokan Pancanaka
6 Bethara Karang Penghuni Gubuk
7 Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9 Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10 Toya Aksara
11 Sebuah Harapan
12 Identitas Dan Sebuah Nama
13 Guntur vs Jin Juan
14 Bahaya
15 Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16 Kesederhanaan
17 Melatih Ridwan
18 Medhi Canthaka
19 Promosi Untuk Ridwan
20 Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21 Jin Shu
22 Aku Tahu Batasan Itu!
23 Ratu Betari
24 Taubatnya Ratu Betari
25 Kembar?
26 SAH
27 Maafkan Aku, Suamiku.
28 Kembali ke Padepokan Pancanaka
29 KONFLIK DI MASA LALU
30 KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31 TERANCAM
32 TURNAMEN
33 MASUK KEDALAM PERANGKAP
34 Alisa vs Para Kajinan
35 Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36 Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37 Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38 Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39 Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40 Turnamen : Umar vs Dimas
41 Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42 Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43 Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44 Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45 TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46 Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47 Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48 Aku Akan Selalu Mencintaimu
49 Dikala Hujan Lebat
50 Keluar Dari Rumah Sakit
51 Tombak Untuk Ridwan
52 Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53 Dasamuka Sang Raja Angkara
54 Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55 Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56 KAJIN
57 Ujian Untuk Yuni
58 Sempurnanya Srikandi Aksara
59 Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60 Julian Arga Samudra
61 Putri Ayuning Samudra
62 Gea Si Boneka Rambut
63 Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64 Penghianat
65 Penglihatan Julian
66 IDENTITAS GEA
67 Padepokan Yang Sedang Terancam
68 Jurus Yang Sangat Mengerikan
69 Flash Back : 4 Tahun Lalu
70 Pembantaian Masal
71 Latih Tanding
72 Serat Netra
73 Permainan Dimulai
74 Kekalahan Untuk Panca Soka
75 Gembel
76 Jin Shi
77 Cincin Dimensi
78 Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79 Harta Untuk Keluarga Jin
80 Para Boneka Guntur
81 Dimulainya Pertarungan
82 Bantuan
83 Dendam Jin Juan
84 Bethara Kalung
85 Kemunculan Indrajit
86 Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87 Kematian Indrajit
88 Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89 Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90 Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91 Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92 Kembali Berlatih Bersama
93 Roro Zara Apsarini
94 Sedulur Papat Lima Pancer
95 Pelatihan Terlarang
96 Keberhasilan Sang Pemalas
97 Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98 Bangkitnya Seorang Titisan
99 Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100 Gaman
101 Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102 Keberangkatan
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Lahirnya Sang Hyang Aksara
2
Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3
Turun Gunung
4
Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5
Padepokan Pancanaka
6
Bethara Karang Penghuni Gubuk
7
Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8
Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9
Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10
Toya Aksara
11
Sebuah Harapan
12
Identitas Dan Sebuah Nama
13
Guntur vs Jin Juan
14
Bahaya
15
Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16
Kesederhanaan
17
Melatih Ridwan
18
Medhi Canthaka
19
Promosi Untuk Ridwan
20
Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21
Jin Shu
22
Aku Tahu Batasan Itu!
23
Ratu Betari
24
Taubatnya Ratu Betari
25
Kembar?
26
SAH
27
Maafkan Aku, Suamiku.
28
Kembali ke Padepokan Pancanaka
29
KONFLIK DI MASA LALU
30
KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31
TERANCAM
32
TURNAMEN
33
MASUK KEDALAM PERANGKAP
34
Alisa vs Para Kajinan
35
Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36
Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37
Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38
Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39
Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40
Turnamen : Umar vs Dimas
41
Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42
Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43
Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44
Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45
TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46
Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47
Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48
Aku Akan Selalu Mencintaimu
49
Dikala Hujan Lebat
50
Keluar Dari Rumah Sakit
51
Tombak Untuk Ridwan
52
Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53
Dasamuka Sang Raja Angkara
54
Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55
Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56
KAJIN
57
Ujian Untuk Yuni
58
Sempurnanya Srikandi Aksara
59
Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60
Julian Arga Samudra
61
Putri Ayuning Samudra
62
Gea Si Boneka Rambut
63
Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64
Penghianat
65
Penglihatan Julian
66
IDENTITAS GEA
67
Padepokan Yang Sedang Terancam
68
Jurus Yang Sangat Mengerikan
69
Flash Back : 4 Tahun Lalu
70
Pembantaian Masal
71
Latih Tanding
72
Serat Netra
73
Permainan Dimulai
74
Kekalahan Untuk Panca Soka
75
Gembel
76
Jin Shi
77
Cincin Dimensi
78
Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79
Harta Untuk Keluarga Jin
80
Para Boneka Guntur
81
Dimulainya Pertarungan
82
Bantuan
83
Dendam Jin Juan
84
Bethara Kalung
85
Kemunculan Indrajit
86
Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87
Kematian Indrajit
88
Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89
Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90
Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91
Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92
Kembali Berlatih Bersama
93
Roro Zara Apsarini
94
Sedulur Papat Lima Pancer
95
Pelatihan Terlarang
96
Keberhasilan Sang Pemalas
97
Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98
Bangkitnya Seorang Titisan
99
Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100
Gaman
101
Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102
Keberangkatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!