Sebuah Harapan

Siang hari setelah pekerjaannya selesai, Guntur sedang sibuk membuat peralatan untuk berlatih kembali setelah 1 bulan lebih tidak melatih tubuhnya menjadikan tubuhnya yang terasa tidak karu-karuan.

Dengan kayu jati yang Guntur tebang dulu, Guntur membuat sebuah toya untuknya berlatih kembali yang dia buat sama persis dengan Toya Aksara miliknya. Bisa dibilang toya tiruan nya Toya Aksara dengan efek yang hampir sama. Toya inilah yang akan Guntur bawa kemana-mana untuk menutupi Toya Aksara yang asli yang menjadi gelangnya dengan efek dan opsi yang jauh lebih besar dan mengerikan dari pada toya tiruan itu.

Hanya saja Toya aksara tiruan ini tidak diberikan efek dan opsi pemilik jadi bisa digunakan orang lain akan tetapi hanya 50 % saja dari efek dan opsi Toya Aksara yang asli. Tapi walaupun begitu orang lain akan bertarung dengan Guntur jika menginginkan Toya Aksara tiruan tersebut dari tangan empunya.

Sengaja Guntur membuat itu karena Anisa yang memintanya. Mengingat Toya Aksara yang asli memiliki efek dan opsi yang sangat mengerikan. Bahkan dengan adanya Toya Aksara tiruan saja akan mengguncang Bumi Nusantara dan juga negara luar jika tau kekuatannya. Pasti jika mereka tau akan hal itu bisa menjadi perang hanya dengan perebutan sebuah Toya.

Juga, Guntur juga membuat sebuah balok-balok besi pemberat tubuh yang dulu pernah Guntur Gunakan saat berlatih bersama neneknya. Tentu sebagai seorang Sang Hyang Aksara yang memiliki 9 elemen, salah satunya adalah elemen logam akan sangat mudah untuknya membuat itu semua dengan mengambil inti logam dari alam sekitarnya seperti bebatuan, tanah, bahkan potongan-potongan besi yang sudah tidak digunakan oleh padepokan.

Sengaja Guntur mengumpulkan potongan besi yang Guntur temukan di padepokan untuk membuat alat berlatihnya.

Ada yang unik dari seorang Guntur. Jika orang lain yang tidak sengaja menemukan sebuah barang atau uang sekalipun, Guntur tidak akan mengambilnya kecuali dia tau pemiliknya dan diberikan ijin memilikinya dari pemiliknya. Kalau pemiliknya berkata tidak mengijinkan Guntur mengambilnya maka Guntur tidak akan mengambilnya. Jika Guntur melihat uang tergeletak di jalanan Guntur pun cuek untuk mengambilnya berapapun nilai uang itu. Jangankan mengambil, menyentuh atau berniat mengambil pun tidak Guntur lakukan.

Bagi Guntur, setiap benda atau barang yang berserakan bahkan tergeletak sembarangan itu ada pemiliknya, maka dari itu Guntur tidak akan mengambilnya.

Guntur mendapatkan potongan-potongan besi yang Guntur temukan berserakan yang ada di padepokan tentunya Guntur sudah mendapatkan ijin dari pihak padepokan seperti para guru dan para pekerja bahkan jikalau Guntur melihat Aji Samudra pun Guntur akan meminta ijin mengambilnya. Jika mereka tidak mengijinkan maka Guntur tidak akan mengambilnya.

Setelah lama mengumpulkan potongan-potongan besi atau menarik inti logam dari alam sekitarnya, Guntur pun mulai mengurai besi-besi tersebut seperti mencairkan sebuah balok es didepan Gubuknya.

Dengan sangat telaten Guntur melakukan itu. Setelah mencair semua Guntur mulai memilah dan membagi beberapa bagian. Guntur sengaja untuk itu karena Guntur ingin hasilnya sangat memuaskannya.

Setelah itu Guntur mulai memadatkan itu semua. Guntur membuat balok-balok persegi panjang, dadu, lingkaran dan masih banyak lagi sesuai dengan bentuk dan ukuran.

Guntur juga membuat sebuah logam yang bisa dipakai dan pas dengan ukuran tubuhnya.

Setelah menghabiskan 3 jam penuh, Guntur akhirnya selesai dengan alat-alat latihannya. Nampak ada pemberat tubuh yang dipasangkan di kedua kaki, pinggul, punggung, dada, dan dikedua tangan. Ada juga berbagai alat pemberat lainnya seperti barbel, tongkat besi, balok besi dan masih banyak lagi.

Guntur dengan segera memasangkan semua pemberat tubuhnya dengan berat mencapai 150 Kg. Tentunya dengan logam besi yang sudah dipadatkan sampai ukuran kecil seperti bayangan Guntur itu sendiri. Walaupun terlihat kecil dan tipis tapi sangatlah berat.

" Wuahhh... Setelah sekian lama tidak memakai semua ini membuatku merasa keberatan, tapi dengan begini tubuhku akan menyesuaikan dan menjadi lebih kuat... Hehehe, " gumam Guntur sambil cengengesan.

Kalau dilihat Guntur tubuh seperti biasa saja tanpa ada yang menonjol, akan tetapi berbeda jika dilihat dengan teliti, pasti akan terlihat perbedaannya walaupun sedikit. Semua itu karena pemberat tubuhnya yang membedakannya.

Saat sedang asik dengan alat latihannya Guntur mendengar suara seseorang yang memanggilnya.

" Mas Gun.... Mas Gun sedang apa? Kenapa banyak alat latihan berat disini? " tanya seseorang yang ternyata itu adalah Ridwan.

" Bro... Ini semua alat latihanku, " ucap Guntur sambil memainkan barbel di kedua tangannya, padahal Guntur sudah memakai pemberat tubuh.

" Wuahhh... Baru tahu kalau mas Gun punya alat latihan seperti ini, " ucap Ridwan sambil duduk didepan Guntur.

" Ada apa? " tanya Guntur.

" Tidak ada... Karena setelah berlatih aku jenuh dan bosan maka aku kesini saja hehehe, " ucap Ridwan.

" Oh iya Mas Gun... Kenapa tubuh mas Gun terlihat sangat kuat dan kekar... Apa karena latihan seperti ini? " tanya Ridwan penasaran.

" Asal kamu tau bro... Dari kecil aku selalu berlatih seperti ini bahkan latihanku dulu lebih keras dan ekstrim dari pada padepokan ini... Bahkan aku setiap hari mendapat cambukan oleh nenekku kalau aku membuat kesalahan dalam latihanku, " jelas Guntur yang teringat akan latihannya dulu.

" Ehhh... Serius Mas? " tanya Ridwan penasaran.

" Apa untungnya aku berbohong bro, " ucap Guntur.

" Bro apa kamu ingin jadi lebih kuat lagi? " tanya Guntur lagi.

" Maulah mas Gun... Siapa juga yang tidak ingin jadi kuat, " ucap Ridwan dengan matanya berbinar binar.

" Kalau begitu tunggu sebentar aku ambilkan sesuatu untukmu, " ucap Guntur sambil berjalan masuk ke gubuknya.

Setelah beberapa saat Guntur kembali didepan Ridwan. Kali ini Guntur membawa sebuah kain yang didalamnya terdapat besi-besi buatannya tadi. Total semua besi yang ada di kain tersebut mencapai 20 kg.

" Nih pakai... Yang ini dipakai di kedua kaki, yang ini dipakai di kedua lengan tangan terus yang ini di pinggang nah kalau yang ini di punggung dan dada, " ucap Guntur santai.

Tanpa banyak bicara Guntur memakaikan kain pemberat badan itu ke tubuh Ridwan dan setelah terpakai semua Ridwan membulatkan matanya.

" Mas Gun sebenarnya apa ini kenapa tubuhku sangat berat? " tanya Ridwan panik.

" Itu adalah pemberat tubuh yang berguna untuk melatih fisik dan tubuhmu agar menjadi semakin kuat, " ucap Guntur santai.

" APA!? Berapa berat semuanya? " tanya Ridwan.

" Itu hanya 20 kg dan disaat nanti kau sudah terbiasa dengan itu aku akan menambahkan kembali pemberatnya, " ucap Guntur sambil bermain barbel.

" Astaghfirullah.... Mas Gun... Aku lepas saja ya... Aku tidak sanggup, " ucap Ridwan mengiba.

" Tidak... Kau bilang ingin menjadi kuat... Itu salah satunya... Jangan kau lepas kecuali kau mandi dan setelah itu pakai lagi... Percayalah kepadaku kau akan terbiasa setelah 3 hari, " ucap Guntur.

" Tapi... " ucap Ridwan terpotong.

" Tidak ada tapi-tapian.... Kalau mau jadi kuat harus berusaha keras... Masih mending baru 20 kg... Lihat yang aku pakai ini... 150 kg dan mungkin besok aku akan tambahkan menjadi 300 kg, " ucap Guntur sambil menunjukan pemberat tubuhnya.

Ridwan pun hanya bengong melihat dan mendengar itu semua.

" Baiklah... Aku akan pakai ini demi untuk menjadi kuat, " ucap Ridwan yang kembali bersemangat.

" Ingat... Kau juga harus berlatih dengan gurumu... Jangan malas... Setelah seminggu aku akan tambahkan 10 kg lagi! " ucap Guntur menatap Ridwan dengan tajam.

Ridwan yang mendapatkan tatapan tajam dari Guntur pun hanya bergidik patuh tidak berani membantah.

" Baiklah... Lebih baik sekarang kau kembali beristirahat... Kalau kau bukan kawanku aku tidak akan memberikan pemberat itu.... Ingat jangan dilepas kecuali kau mandi! " ucap Guntur.

" Hahhh.... Baiklah... Aku pulang dulu... Assalamualaikum, " ucap Ridwan sambil berjalan pelan dan merasa sangat berat pada tubuhnya.

" Waalaikum salam warrohmatullah, " ucap Guntur sambil terus melihat Ridwan kembali.

" Tenang saja bro aku akan membantumu untuk menjadi lebih kuat dari semua murid di padepokan, " uumam Guntur dalam hati.

Guntur pun langsung melanjutkan lagi latihannya yang sempat tertunda oleh kehadiran Ridwan.

_***_

Di suatu kota tidak jauh dari kota Batavia.

Terlihat seorang wanita dengan pakaian yang sangat tertutup bahkan bercadar memasuki sebuah rumah mewah siapa lagi kalau bukan Anisa, satu-satunya jawara bercadar yang ada di Bumi Nusantara.

Nampak petugas satpam yang berjaga dikediaman mewah tersebut dengan tampang garang.

" Assalamualaikum... Maaf pak saya dari Padepokan Pancanaka ingin bertemu dengan kepala kepala keluarga Jin, " ucap Anisa dengan sopan.

" Apa kau sang Srikandi Bercadar? " tanya satpam tersebut.

" Benar... " ucap Anisa dengan tenang.

" Tunggu sebentar! " ucap satpam yang langsung menghubungi kepala keluarga Jin yang kebetulan sedang berada dikediamannya.

" Maaf menunggu... Silahkan masuk... Kepala keluarga sudah menunggu diruang tamu, " ucap satpam sambil membukakan pintu gerbang yang lumayan tinggi itu.

" Terima kasih... " ucap Anisa sambil berjalan masuk di kediaman keluarga Jin.

Nampak halaman yang sangat besar dan juga bersih. Semua yang ada pada halaman itu nampak tertata dengan rapi dan juga bersih, bahkan sampah daun yang jatuh dari pohonnya pun tidak ada.

Setelah Anisa berjalan dalam diamnya pun sampai pada pintu utama pada rumah mewah itu. Dengan pintu model kuno dengan ukiran naga kembar berwarna coklat dan emas itu terbuka.

Nampak seorang kakek-kakek sepuh menyambutnya dengan senyuman bahagia akan kedatangan Anisa.

" Ahhh.... Selamat datang di kediaman keluarga Jin, " ucap kakek sepuh itu dengan ramah.

" Assalamualaikum... Selamat pagi, " ucap Anisa sambil melangkah masuk ke rumah mewah tersebut.

Setelah masuk barulah Anisa melihat beberapa orang entah itu laki-laki ataupun perempuan bahkan anak-anak pun ada di ruang tamu.

Mereka dengan serempak menoleh kearah Anisa yang berjalan bersama kakek sepuh tersebut.

" Ahh... Selamat datang sang Srikandi Bercadar... Maaf kalau kami tidak menyambut kedatanganmu dengan mewah, " ucap pria patuh baya didepannya.

Anisa hanya mengangguk saja sebagai jawaban. Sangatlah nampak kecanggungan diantara mereka.

" Silahkan duduk nak, " ucap kakek sepuh itu sambil duduk di kursi singgasana mewah berwarna merah emas.

Anisa pun langsung menuruti apa yang kakek sepuh katakan.

" Maafkan aku karena tidak mengadakan acara sambutan untuk kedatanganmu Srikandi Bercadar... Namaku Jin Juan atau bisa dipanggil dengan Handoyo Ardian... Saya adalah kepala keluarga Jin, " ucap Jin Juan dengan penuh wibawanya.

Sementara orang-orang yang lainnya berdiri dibelakang kakek Jin.

" Baiklah... Maaf bila aku juga tidak membawa cindera mata untuk kakek Jin, " ucap Anisa dengan sopan.

" Tidak apa-apa nak... Justru kamilah yang akan merepotkanmu dengan misi yang akan kami berikan untukmu, " ucap kakek Jin.

" Kalau boleh tau, misi apa yang akan kakek Jin berikan kepadaku? " tanya Anisa penasaran.

" Nak... Ini adalah misi pencarian keluarga cucuku yang telah hilang 20 tahun silam... Kami sudah mencari mereka selama ini tapi belum juga menemukan hasil bahkan menantuku Aji Samudra juga belum bisa menemukannya, " ucap kakek Jin dengan ekspresi sedih begitu juga dengan yang lainnya.

Anisa langsung terkejut mendengar Gurunya ternyata adalah menantu dari kakek Jin. Langsung saja Anisa berdiri dan membungkuk didepan kakek Jin mengingat Aji Samudra adalah gurunya maka sudah dipastikan kalau kakek Jin adalah kakek gurunya.

" Hormat kepada kakek Guru! " ucap Anisa.

Seketika semua orang yang ada disitu kebingungan dengan apa yang dilakukan Anisa bahkan sampai membungkukkan badannya.

" Ahh iya hormatmu aku terima dan kelak jika bertemu denganku jangan lagi membungkuk dan sekarang duduklah kembali... Aku penasaran kenapa kau memanggilku kakek guru? " tanya kakek Jin penasaran.

" Guruku adalah Aji Samudra dan secara garis merah kalau kakek juga termasuk kakek guru walaupun tidak ada ikatan darah akan tetapi guru menikah anak kakek, " ucap Anisa dengan canggung.

" Kenapa kau tau adat itu padahal di Bumi Nusantara tidak ada adat itu... Apa margamu nak? " tanyakakek Jin menebak Anisa kalau Anisa adalah keturunan dari bangsa Tirai Bambu.

" Maaf kakek guru... Margaku adalah Ma... Namaku Ma Yue atau Anisa Ambar Wati, " ucap Anisa memperkenalkan nama lengkapnya.

Hanya orang tertentu yang tau namanya itu karena Anisa sendiri tidak ingin namanya disebut-sebut maka dari itu hanyalah gurunya, seniornya Ragil dan tentu saja Guntur. Orang selain itu hanya tau gelarnya saja.

" Ahhh keluarga Ma ya... Pantas saja kau seorang muslim jadi tidak heran kalau margamu Ma... Aku kenal dengan keluargamu terutama kakekmu yang bernama Ma Duan... Gimana kabar mereka? Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka, " tanya Kakek Jin senang.

" Alhamdulillah baik kakek guru, " ucap Anisa.

" Jika kau pulang titipkan salamku kepada keluargamu terutama kakekmu Ma Duan, " ucap Kakek Jin.

Anisa hanya mengangguk saja untuk membalas kakek Jin.

" Baiklah sekarang misimu adalah mencari keluarga Mugiman, " ucap kakek Jin dengan serius.

" Mugiman? Maaf kakek guru... Apa yang anda maksud adalah salah satu dari para legenda itu? " tanya Anisa penasaran.

" Benar... Dikabarkan mereka tinggal di puncak sebuah bukit ditengah pulau Jawa... Akan tetapi untuk menemukan mereka sangatlah sulit karena Mugiman menikah dengan Mbah Pahing... Masalahnya itu terletak pada Mbah Pahing, karena beliau pasti membuat array pelindung tingkat Maha Guru jadi akan mustahil bagi kita untuk menemukan mereka.... Bagaimana Yue'er... Apa kau sanggup menjalankan misi ini... Tenang saja aku akan memberikan apapun yang kau mau jika kau menginginkan semua kekayaanku dan aset-asetnya ditambah semua bisnisku maka aku akan memberikannya padamu... Tentunya jika kau menemukan mereka... "

" Yue'er... Aku hanya menginginkan keluarga cucuku kembali apalagi buyutku... Buat apa memiliki semua itu jika keluargaku tidak lengkap dan mungkin menderita diluar sana sedangkan disini kami penuh dengan kemewahan, " jelas kakek Jin panjang lebar.

" Benar juga.... Tapi apa yang harus aku lakukan... Apakah aku akan menerima misi dari pembisnis nomor 1 di asia ini atau tidak... Ya Allah... Bantulah hamba, " gumam Anisa dalam hati.

Mungkin selain Anisa akan langsung menerima misi itu, tapi tidak dengan Anisa. Anisa mempunyai pemikiran sendiri. Dia bahkan tidak tergiur dengan penawaran yang kakek Jin berikan jikalau misi ini berhasil.

" Jika keluarga Jin yang mempunyai ribuan bahkan jutaan kultivator dan keluarga Samudra juga mempunyai para Jawara yang begitu kuatnya bahkan aksara yang sangat kuat saja tidak bisa menemukan mereka, apalagi aku.... Astaghfirullah, " gumam Anisa dalam hati.

" Kakek... Jika misi gagal atau tidak bisa menemukan mereka apakah ada kompensasinya...? " tanya Anisa.

" Hahaha... Pertanyaan yang bagus Yue'er... Kau harus tau... Aku mungkin akan sangat kejam kepada musuh-musuhku tapi bagaimana mungkin aku akan kejam dengan mereka yang membantuku untuk mencari keluargaku walaupun gagal atau tidak berhasil menemukan mereka, aku tidak akan meminta sepeserpun darimu bahkan aku akan sangat berterima kasih... Tapi, aku sangat yakin jika misi ini akan berhasil di tanganmu, " jelas kakek Jin dengan penuh wibawanya.

" Eh... " Ucap Anisa terkejut.

Dengan senyum kakek Jin berkata " Itu karena aku mencium bau darah keluarga Jin dan keluarga Samudra yang melekat padamu... Maksudku orang yang dekat denganmu! " ucap kakek Jin dengan serius.

Seketika Anisa langsung berfikir keras. Hanyalah gurunya, seniornya Ragil dan juga Guntur yang akhir-akhir ini dekat dengannya. Kalau seniornya Ragil itu tidak mungkin tapi...

" Astaghfirullah.... Guntur, " ucap Anisa secara reflek.

Seketika semua menatapnya dengan serius. Pandangan serius mereka bukan pandangan musuh akan tetapi pandangan penasaran.

Kakek Jin yang mendengar Anisa mengatakan nama seseorang pun langsung menatapnya dengan serius.

" Yue'er... Katakan padaku secara lengkap siapa Guntur yang kau sebutkan tadi! " ucap kakek Jin dengan menatapnya tajam.

" Hahhh... Baiklah... Tapi berjanjilah padaku kek... Jika benar Guntur adalah orang yang keluarga Jin dan keluarga Samudra cari, kakek harus merahasiakan siapa yang memberitahukan semua tentangnya, " ucap Anisa dengan tegas.

" Baiklah aku akan merahasiakan semuanya... Yue'er, kakek merasa ada sesuatu yang membuatmu berkata seperti ini... Sebenarnya ada apa? " tanya kakek Jin.

" Tidak kek, " ucap Anisa sambil menunduk.

" Hahhh..... Masa muda memanglah menyenangkan... Jika dia adalah orangnya maka aku ingin mengadakan acara pernikahan untuk kalian secepatnya! " ucap kakek Jin sambil tertawa.

" Ehhh... Tapi kek... " ucap Anisa terpotong.

" Tidak ada tapi-tapian.... Sekarang ceritakanlah! " ucap kakek Jin dengan serius.

Anisa pun mengangguk dan menceritakan siapa Guntur yang Anisa tahu. Setelah selesai Anisa menceritakan semuanya, semua terkejut oleh sosok Guntur yang diceritakan Anisa.

" Apa kau tidak sadar Yue'er, Ardumas adalah nama terbalik dari Samudra?! " ucap Kakek Jin.

Seketika Anisa langsung tersadar dengan nama itu.

" Astaghfirullah... Kenapa aku baru menyadarinya.... Guntur kau berhutang penjelasan padaku! " gumam Anisa dalam hati sambil menggenggam erat kedua tangannya.

Kakek Jin melihat bahasa tubuh Anisa hanya tersenyum.

" Gadis ini ternyata masihlah polos walaupun kekuatannya sangat mengerikan bahkan untuk melawannya saja perlu ratusan kultivator dengan ranah saint... Beruntung anak itu bisa mencuri hatinya, " gumam kakek Jin dalam hati.

" Baiklah semuanya dengar sekarang kita ke padepokan pancanaka aku akan hubungi Aji sekarang! " teriak kakek Jin sambil menelpon menantunya itu.

Tidak menunggu lama semuanya bergegas keluar dari rumah mewah tersebut. Anisa yang melihat semua semua orang yang ada di sana dengan kagum. Gerak cepat mereka patut dicontoh. Tidak membuang-buang waktu. Bagi mereka waktu adalah harta yang sangat berharga.

" Yue' er... Kau akan 1 mobil denganku... Mari kita keluar dan berangkat ke padepokan! " ucap kakek Jin tegas dan dijawab dengan anggukan kepala oleh Anisa.

Dengan cepat beberapa mobil mewah melintas di jalanan sambil dikawal oleh aparat untuk melaju ke padepokan pancanaka.

Episodes
1 Lahirnya Sang Hyang Aksara
2 Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3 Turun Gunung
4 Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5 Padepokan Pancanaka
6 Bethara Karang Penghuni Gubuk
7 Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8 Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9 Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10 Toya Aksara
11 Sebuah Harapan
12 Identitas Dan Sebuah Nama
13 Guntur vs Jin Juan
14 Bahaya
15 Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16 Kesederhanaan
17 Melatih Ridwan
18 Medhi Canthaka
19 Promosi Untuk Ridwan
20 Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21 Jin Shu
22 Aku Tahu Batasan Itu!
23 Ratu Betari
24 Taubatnya Ratu Betari
25 Kembar?
26 SAH
27 Maafkan Aku, Suamiku.
28 Kembali ke Padepokan Pancanaka
29 KONFLIK DI MASA LALU
30 KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31 TERANCAM
32 TURNAMEN
33 MASUK KEDALAM PERANGKAP
34 Alisa vs Para Kajinan
35 Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36 Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37 Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38 Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39 Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40 Turnamen : Umar vs Dimas
41 Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42 Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43 Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44 Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45 TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46 Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47 Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48 Aku Akan Selalu Mencintaimu
49 Dikala Hujan Lebat
50 Keluar Dari Rumah Sakit
51 Tombak Untuk Ridwan
52 Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53 Dasamuka Sang Raja Angkara
54 Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55 Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56 KAJIN
57 Ujian Untuk Yuni
58 Sempurnanya Srikandi Aksara
59 Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60 Julian Arga Samudra
61 Putri Ayuning Samudra
62 Gea Si Boneka Rambut
63 Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64 Penghianat
65 Penglihatan Julian
66 IDENTITAS GEA
67 Padepokan Yang Sedang Terancam
68 Jurus Yang Sangat Mengerikan
69 Flash Back : 4 Tahun Lalu
70 Pembantaian Masal
71 Latih Tanding
72 Serat Netra
73 Permainan Dimulai
74 Kekalahan Untuk Panca Soka
75 Gembel
76 Jin Shi
77 Cincin Dimensi
78 Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79 Harta Untuk Keluarga Jin
80 Para Boneka Guntur
81 Dimulainya Pertarungan
82 Bantuan
83 Dendam Jin Juan
84 Bethara Kalung
85 Kemunculan Indrajit
86 Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87 Kematian Indrajit
88 Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89 Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90 Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91 Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92 Kembali Berlatih Bersama
93 Roro Zara Apsarini
94 Sedulur Papat Lima Pancer
95 Pelatihan Terlarang
96 Keberhasilan Sang Pemalas
97 Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98 Bangkitnya Seorang Titisan
99 Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100 Gaman
101 Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102 Keberangkatan
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Lahirnya Sang Hyang Aksara
2
Bangkitnya Syang Hyang Aksara
3
Turun Gunung
4
Bertemu Pria Misterius Dan Dikejar Burung Besi
5
Padepokan Pancanaka
6
Bethara Karang Penghuni Gubuk
7
Kata-kata Mutiara Dan Merenovasi Gubuk
8
Kedatangan Tamu Tak Diundang Digubuk
9
Gelandang Buta Dan Terkuaknya Identitas Sebagai Seorang Aksara.
10
Toya Aksara
11
Sebuah Harapan
12
Identitas Dan Sebuah Nama
13
Guntur vs Jin Juan
14
Bahaya
15
Kemenangan Dan Sakitnya Hati Kedua Srikandi
16
Kesederhanaan
17
Melatih Ridwan
18
Medhi Canthaka
19
Promosi Untuk Ridwan
20
Kecemasan Dan Kegugupan Guntur
21
Jin Shu
22
Aku Tahu Batasan Itu!
23
Ratu Betari
24
Taubatnya Ratu Betari
25
Kembar?
26
SAH
27
Maafkan Aku, Suamiku.
28
Kembali ke Padepokan Pancanaka
29
KONFLIK DI MASA LALU
30
KUBAH PELINDUNG ILUSI EMPAT ELEMEN
31
TERANCAM
32
TURNAMEN
33
MASUK KEDALAM PERANGKAP
34
Alisa vs Para Kajinan
35
Alisa vs Para Kajinan : Dimulainya Perang
36
Alisa vs Para Kajinan : Segawon Ireng
37
Alisa vs para kajinan : Bagaimana Mungkin?
38
Alisa vs Para Kajinan : Kemenangan dan Dimulainya Kembali Turnamen
39
Turnamen : Ridwan vs Rahmat
40
Turnamen : Umar vs Dimas
41
Turnamen : Penderitaan Seribu Tahun
42
Turnamen : Akhirnya Mereka Bertarung
43
Turnamen : Melepas Pemberat Tubuh
44
Turnamen : Mereka Yang Berada Di Level Yang Berbeda
45
TURNAMEN : SANG API PANDAWA
46
Menyembuhkan Umar Dan Ridwan
47
Setitik Cahaya Untuk Padepokan Kerambit Hitam
48
Aku Akan Selalu Mencintaimu
49
Dikala Hujan Lebat
50
Keluar Dari Rumah Sakit
51
Tombak Untuk Ridwan
52
Murid-Murid Sang Seribu Bayangan
53
Dasamuka Sang Raja Angkara
54
Kebenaran Dari Berpulangnya Sang Cakra
55
Jurus Sakral Untuk Seorang Legenda
56
KAJIN
57
Ujian Untuk Yuni
58
Sempurnanya Srikandi Aksara
59
Jangan Menjadi Sebuah Gelas Yang Kosong
60
Julian Arga Samudra
61
Putri Ayuning Samudra
62
Gea Si Boneka Rambut
63
Jangan Kau Kira Wanita Itu Lemah!
64
Penghianat
65
Penglihatan Julian
66
IDENTITAS GEA
67
Padepokan Yang Sedang Terancam
68
Jurus Yang Sangat Mengerikan
69
Flash Back : 4 Tahun Lalu
70
Pembantaian Masal
71
Latih Tanding
72
Serat Netra
73
Permainan Dimulai
74
Kekalahan Untuk Panca Soka
75
Gembel
76
Jin Shi
77
Cincin Dimensi
78
Artefak Kuno dan Sempurnanya Pedang Bai Hu
79
Harta Untuk Keluarga Jin
80
Para Boneka Guntur
81
Dimulainya Pertarungan
82
Bantuan
83
Dendam Jin Juan
84
Bethara Kalung
85
Kemunculan Indrajit
86
Sang Hyang Aksara vs Raja Angkara Dimulai
87
Kematian Indrajit
88
Musnahnya Sang Raja Angkara dan Sang Dukun
89
Dunia Bawah 3 Tahun Yang Lalu
90
Teringat Akan Mimpi Masa Lalu Anisa
91
Sebuah Terobosan Yang Dibayar Dengan Sebuah Aib
92
Kembali Berlatih Bersama
93
Roro Zara Apsarini
94
Sedulur Papat Lima Pancer
95
Pelatihan Terlarang
96
Keberhasilan Sang Pemalas
97
Sang Api Pandawa dan Sang Pedang Angin
98
Bangkitnya Seorang Titisan
99
Ratu Lebah dan Pecahnya Segel Yuni
100
Gaman
101
Persiapan Turnamen Antar Padepokan
102
Keberangkatan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!