Secara reflek Guntur langsung menghindari serangan dadakan dari Anisa. Guntur hanya tersenyum melihat Anisa yang tidak percaya serangan senyap nya dengan mudah dihindari oleh Guntur.
" Sial... Aku tidak menyangka dia bisa dengan mudah menghindar dari serangan senyap ku," gumam Anisa dalam hati.
" Astaghfirullah... Kenapa kau menyerangku? Apa kau punya dendam denganku? " tanya Guntur kesal.
Tidak menjawab pertanyaan dari Guntur dan hanya menatap tajam ke arah Guntur. Guntur yang mendapatkan tatapan tajam oleh Anisa pun hanya menggelengkan kepalanya.
" Baiklah-baiklah... Aku menyerah, " teriak Guntur sambil mengangkat kedua tangannya.
Tentunya Guntur melakukan itu karena Guntur tidak mau melawannya karena seorang wanita. Tapi berbeda dengan Anisa yang merasa tindakan Guntur membuatnya semakin geram olehnya.
" Pengecut! " ucap Anisa dengan geram.
Tanpa membuang waktu lagi Anisa menyerang Guntur dengan ganas dengan jurus-jurusnya. Guntur pun hanya bisa menghindar dan menangkis saja tanpa membalas.
Guntur bisa merasakan kalau Anisa hanyalah kesal dan ingin menghajarnya tapi tidak ada niatan membunuh. Dengan tenang Guntur melakukan itu semua.
Tentunya Anisa tidak dengan kekuatan penuhnya. Dengan melihat Guntur yang sangat tenang dan santai membuat Anisa semakin kesal oleh Guntur.
Semua orang yang Anisa lawan akan panik tapi berbeda dengan Guntur. Seolah olah Guntur hanyalah main-main saja.
Sedangkan Aji dan Ragil yang melihat pertarungan mereka hanya diam tanpa melerai.
" Anisa yang terkenal sangat cepat, senyap dan kuat bisa dibuat kalang kabut dengan Guntur. Aku sangat kagum dengan ketenangan Guntur, " ucap Aji yang terus melihat pertarungan Guntur dan Anisa.
" Benar pak dulu aku saja yang melawan Guntur pun terkejut dengan ketenangannya. Aku juga tidak melihat dan merasakan rasa takut dan juga kepanikannya. Pak aku sangat penasaran dengan Guntur, " ucap Ragil dengan kagum oleh Guntur.
" Ragil... Jujur aku juga sangat penasaran dengan itu... Kita jangan menganggu mereka kecuali bila ada niatan membunuh dari mereka, " ucap Aji santai.
Kembali ke pertarungan yang mana Anisa yang terus melancarkan serangan dengan jurus-jurusnya.
" Pukulan seribu jiwa : Tapak penghancur! " ucap Anisa.
Seketika dibelakang Anisa muncul bayangan-bayangan tangan yang berjumlah seribu. Anisa pun langsung melepaskan jurus tersebut kepada Guntur.
Guntur yang melihat semua itu pun hanya bisa menghela nafas panjang.
" Hahhhhhhh... Sangat merepotkan, " gerutu Guntur yang langsung menggunakan kekuatan pintu pertamanya.
" Baannnngggg..... Ngiiiiinngg.... Wussshhhh "
Nampak aura putih kebiruan nampak dari tubuh Guntur.
Guntur langsung melesat dan menghindari semua pukulan dari jurus Anisa. Tujuan Guntur hanya memperpendek jaraknya dengan Anisa yang terpaut beberapa meter oleh Anisa yang sedang melancarkan jurusnya.
" Settt... Seettt... Sssstttt.... "
Anisa yang tahu strategi Guntur pun tersenyum.
" Memangnya kamu bisa mendekatiku... Tapi dia tidak panik atau takut malah semua serangan tinjuku dihindarinya... Sekuat apa dia sebenarnya, " gumam Anisa dalam hati.
Tidak mau kalah Anisa pun juga langsung menggunakan kekuatan pintu pertamanya.
" Bang... Ngiiinggg... Wushh... "
Nampak aura hitam kemerahan dari tubuh Anisa.
Kini jarak antara keduanya hanya satu langkah saja dan Anisa pun langsung menggunakan jurus tahap keduanya dari jurus Pukulan Seribu Jiwa.
" Pukulan Seribu Jiwa : Tinju Semanggi! " ucap Anisa.
Sedangkan Guntur tidak menggunakan jurus apapun dan hanya menggunakan insting dan refleknya saja untuk menghindar dan menangkis pukulan dari Anisa.
" Bugh... Wusshhh... Bang.... Seett.... "
Pukulan demi pukulan Anisa kerahkan akan tetapi Guntur terus saja bisa menghindar dan menangkis pukulan dari Anisa.
" Aku tidak menyangka kau bisa menghindar dan menangkis semua jurusku, " ucap Anisa sambil terus menyerang Guntur.
Tapi tiba-tiba Guntur mundur beberapa langkah dan mengangkat kedua tangannya.
" Aku menyerah! " ucap Guntur dengan tenang.
Jelas Guntur melakukan hal itu di samping tidak mau bertarung Guntur juga sebenarnya merasa kelaparan. Semua cacing yang ada pada perutnya terus berteriak karena lapar.
" Aku sangat lapar bisakah kau berhenti lagipula aku sudah menyerah! " ucap Guntur kesal.
Guntur hanya ingin makan dan merasakan ketenangan tapi malam ini semua itu tidak bisa Guntur rasakan karena mendapat serangan dari Anisa.
" Kalau kau kesini hanya ingin makan silahkan kau pergi dari padepokan dan pulanglah untuk merengek kepada ibumu, " ucap Anisa dengan tegas.
" Hei... Kenapa kau bawa-bawa ibuku?! " tanya Guntur dengan kesal.
" Jelas itu yang selama ini kau lakukan kan... Ibumu pasti sangat menyesal telah melahirkanmu dan juga kau sangat ingin pulang kan untuk menyusu kembali kepada ibumu... Dasar pengecut.... Sampah, " ucap Anisa
Tentu saja Anisa sengaja melontarkan kata-kata menghina yang sangat pedas. Semua itu dia lakukan untuk bisa mengetahui seberapa Guntur bisa mengeluarkan potensi dari kekuatannya.
" Ya Allah maafkanlah hamba-Mu ini karena sudah menghina Guntur dengan sangat pedas, " gumam Anisa dalam hati.
Untuk pertama kali Anisa mengatakan sesuatu yang sangat pedas itu menjadikan hatinya bergetar dan tanpa disadari oleh semuanya kalau Anisa meneteskan air matanya disudut matanya.
Guntur yang mendengar cacian dan hinaan Anisa pun langsung terdiam. Aura Jawara yang sangat murni pun meledak dari tubuhnya. Nampak aura putih kebiruan yang sangat jelas.
Aura tersebut bahkan sampai bisa dirasakan oleh para murid dan guru di padepokan.
" Astaga aura ini!? " ucap Aji tidak percaya dengan apa yang Aji lihat dan rasakan.
Ragil yang dibelakang Aji pun langsung bergidik merinding merasakan dan melihat aura dari seorang Guntur padahal dia sudah menjadi Jawara yang sempurna.
Anisa yang menjadi target utama Guntur pun tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan rasakan.
" Gawat! " gumam Anisa panik.
Anisa pun langsung membuka pintu ke 5 nya untuk menahan tekanan dari aura Guntur.
" Kau boleh menghinaku, kau boleh menginjak injak harga diriku, kau bahkan boleh saja membunuhku asalkan aku berbuat salah, tapi, jangan kau bawa-bawa ibuku! " ucap Guntur geram dan langsung membuka pintu ke 3 nya.
Semua orang akan sangat marah bila orang tua mereka disebut-sebut jika ada masalah internal.
Nampak aura seorang jawara murni yang lebih kuat dari sebelumnya dan dari tubuh Guntur pun mengeluarkan selayaknya asap putih kebiruan.
" Gelandang Buta : Tapak ilahi tingkat sempurna! " gumam Guntur sambil memejamkan matanya.
Seketika semua energi murni dari alam yang ada disekitar padepokan berkumpul dan berpusat disekitar Guntur. Guntur pun menyerap energi alam tersebut dengan sangat cepat yang mana hanya 1 tarikan nafas saja terserap semuanya. Guntur mengalirkan energi alam tersebut pada tangan kanannya yang langsung menjadi kekuatan yang sangat mengerikan.
" MATI! " ucap Guntur pelan tapi dapat didengar oleh Anisa.
Seketika itu Guntur membuka matanya dan nampak pupil mata Guntur yang berubah menjadi putih.
Bagi seorang jawara akan sangat tidak mungkin untuk bisa merubah pupil matanya menjadi berwarna. Hal itu hanya bisa dilakukan oleh seorang aksara saja tapi yang sudah sempurna.
Seketika Anisa yang hanya berjarak 10 meter dari Guntur langsung ambruk terduduk lemas dan menangis menyesal karena tahu ternyata Guntur tidak hanya seorang jawara akan tetapi juga seorang aksara yang sudah sempurna apalagi melihat pupil mata Guntur yang menjadi putih.
Anisa tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Orang yang selama ini dia tunggu akan kehadirannya ternyata sudah berada didepan matanya sejak sebulan yang lalu dan sialnya dia malah menghinanya dengan sangat pedas.
Dengan adanya hal itu siapapun orangnya melihat pupil mata Guntur langsung tercengang walaupun sudah menutup semua pintu dan aura aksaranya apalagi pupil mata putih Guntur dimana mata putih adalah kekuatan mata tertinggi seorang aksara.
Terlihat Guntur langsung melesat sangat cepat ke arah Anisa yang terduduk pasrah yang sudah menutup matanya.
" Mama... Papa... Kakek... Semuanya... Maafkan Nisa, " gumam Anisa dalam hati.
" Boommm "
Terdengar suara ledakan yang selayaknya sebuah bom yang sedang meledak. Kedua kekuatan tahap sempurna yang berbeda bertabrakan yang menghasilkan daya energi kejut yang hebat sampai gubuk Guntur pun roboh dan juga menciptakan getaran yang cukup hebat.
Akan tetapi setelah beberapa saat Anisa tidak merasakan apa-apa pun mencoba membuka matanya yang ternyata Aji Samudra selaku gurunya berdiri didepannya.
Ternyata sebelum serangan itu sampai kepada Anisa, Aji sudah berada didepan Anisa untuk menghalau serangan mengerikan dari Guntur. Bahkan Aji sendiri terpaksa membuka pintu pertamanya dan melakukan jurus tinju tahap sempurnanya yang bernama Tapak Condro Geni.
Jurus itulah yang ditakuti oleh para jawara asing dimasa lalu di samping sangat kuat dan mengerikan, juga mampu membakar ribuan orang sampai menjadi abu secara langsung jika dilakukan dengan kekuatan penuhnya.
Biarpun begitu efek dari jurus milik Guntur sangat terasa menyakitkan untuk Aji sendiri dimana yang sudah menjadi legenda.
" Guntur... Apa kamu ingin menjadi seorang iblis! " teriak Aji berteriak.
Seketika itu Guntur tersadar dengan apa yang telah dilakukannya.
" Astaghfirullah.... Astaghfirullah.... Asraghfirullah.... Ma-maafkan aku... Maafkan aku, " ucap Guntur sambil menangis Penuh penyesalan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa Guntur yang juga seorang aksara akan sangat berbahaya bila mendapatkan rasa nafsu angkara karena itu bisa menjadi bumerang untuk seorang aksara. Hatinya haruslah bersih jangan sampai ada noda bila ada noda dalam hatinya itu akan membuat seorang aksara menjadi seorang iblis, alasannya adalah semua elemen yang didapatkan seorang aksara akan lenyap dan digantikan oleh energi negatif yang akan terus melakukan hal negatif.
Bukan berarti seorang aksara itu tidak bisa marah tapi harus dengan menjaga hatinya jangan sampai timbul nafsu angkara.
Setelah beberapa saat Guntur menjadi tenang kembali tapi tidak dengan Anisa yang sangat menyesal akan perkataannya kepada Guntur apalagi Guntur adalah orang yang selama ini Anisa tunggu.
" Guntur... Darimana kamu mendapatkan jurus itu? " tanya Aji penasaran.
" Pak tua... Aku mendapatkan jurus itu dari nenekku selaku guruku juga, " ucap Guntur yang masih terus beristighfar didalam hatinya.
" Siapa nama nenekmu? " tanya Aji lagi.
Guntur pun menggelengkan kepalanya " Maaf pak tua, nenekku tidak ingin namanya disebut, " ucap Guntur mulai mendapatkan ketenangannya kembali.
" Apakah nenekmu sampai tingkatan sempurna dalam jurus itu? " tanya Aji lagi.
" Tidak pak tua... Nenekku tidak bisa mempelajari jurus jawara karena nenekku seorang aksara, " ucap Guntur dengan jujur.
" APA!! Tapi kenapa kamu bisa mempelajari jurus itu dan juga kau... " ucap Aji terkejut.
" Seorang aksara dan juga jawara, aksara sempurna apalagi memiliki kekuatan mata tertinggi, sedangkan jawaranya yang masih di pintu ke 3... Anak yang terlahir dengan 2 kekuatan itu... Takdir apa yang akan dia pikul dimasa depan? " gumam Aji dalam hati.
" Pak tua... Saat aku berumur 7 tahun aku diberikan sebuah kitab yang sudah sangat usang dan terlihat sangat tua... Nenek berkata kepadaku untuk mempelajarinya, walaupun nenek tidak bisa mempelajari jurus jawara tapi nenekku sangat tahu mana letak kesalahan-kesalahan saat aku mempelajari kitab itu bahkan aku sering kena pukul gara-gara melakukan kesalahan saat mempelajari kitab itu, " jelas Guntur.
" Aneh... Sebenarnya siapa neneknya itu?" gumam Aji dalam hati.
" Lalu sampai mana kamu mampu mempelajari jurus itu? " tanya Aji penasaran karena saat menghalau serangan Guntur tadi Aji merasakan kesempurnaan jurus tersebut.
" Aku sudah sampai tahap sempurna, " ucap Guntur.
" APA!!! " teriak Aji tidak percaya.
" Maaf pak, sebenarnya jurus apa yang Guntur pelajari sampai ke tahap sempurna itu sampai bapak sangat terkejut? " tanya Ragil di samping Anisa yang masih tertunduk.
" Jurus itu bernama Gelandang Buta... Salah satu jurus legenda yang sudah lama punah dari bumi nusantara, " jelas Aji.
" APA!!! Kenapa aku baru tahu jurus itu? " tanya Ragil tidak percaya.
" Ragil kau tidak akan menemukan catatan atau jurus itu dimana pun, karena jurus itu sudah punah tanpa jejak beberapa ratus tahun silam, " ucap Aji dengan tenang.
" Tapi kenapa bapak tau jurus itu? " tanya Ragil penasaran.
" Aku jelas mengetahui jurus itu karena yang menciptakan jurus itu adalah leluhurku, " jelas Aji.
" Astaga.... Pantas saja bapak tahu jurus itu, " ucap Ragil terkejut begitu juga dengan Guntur.
" Gelandang Buta dibagi menjadi 2 yaitu jurus tanpa senjata dan jurus memakai senjata yaitu toya... "
" Jurus tanpa senjata dibagi menjadi 5 yaitu :
Pertama, Jurus Lakuning Rogo yakni tehnik untuk menghindar, memperpendek jarak dengan musuh dan serangan balasan yang disebut tapak tersirat.
Kedua, Jurus Gajul 3 Arah yakni melancarkan 1 kali tendangan dengan target kepala dari samping kanan kiri dan atas dengan sangat cepat dan senyap.
Ketiga, Jurus Sukma Mangilang yakni melepas sukmanya untuk melakukan serangan tanpa raganya menyentuh target.
Keempat, Jurus Serambi Ilahi yakni melakukan serangan area yang membuat musuh melepuh hanya dengan auranya saja.
Terakhir, Jurus Tapak Ilahi yakni menyerap energi murni dari alam untuk menjadi sumber kekuatannya dan jika dipusatkan ditangannya akan menjadi kekuatan yang sangat mengerikan bahkan bisa menghancurkan sebuah kota hanya dalam sekali pukulan.
Sedangkan untuk yang bersenjata :
Pertama, Jurus Toya Sumingkir yakni hampir sama dengan Jurus pertama dengan tangan kosong.
Kedua, Jurus Toya Sang Aji Pambubar yakni tusukan tunggal toya yang bisa membuat tubuh musuh yang terkena serangan itu menjadi hancur hanya dalam sekali tusukan toya saja.
Ketiga, Jurus Toya Panggedhe Pancilik yakni memperbesar dan memperkecil toya untuk melakukan serang.
Keempat, Jurus Toya Pagebluk yakni melakukan serangan dengan cara melemparkan toya dan sang empunya bisa untuk mengendalikan toya tersebut sesuai target-target yang ada.
Terakhir, Jurus Toya Pemisah Sukma yakni Jurus yang sangat berbahaya hanya dalam 1 kali ketukan pada tanah orang yang mendengar suara ketukan itu akan mati dengan merasakan pukulan toya yang sangat menyakitkan.
" Itulah Gelandang Buta... Apa aku salah Guntur? " tanya Aji.
" Tidak pak tua... Semua yang kau jelaskan semua itu benar dan aku sudah sempurna dengan Gelandang Buta hanya saja aku tidak memiliki Toyaku sendiri.... Hehehehe, " ucap Guntur sambil tertawa.
Ragil yang mendengar semua penjelasan tentang Gelandang Buta langsung merinding.
" Jurus yang sangat mengerikan! " gumam Ragil tersenyum kecut.
Sedangkan Anisa hanya terdiam saja, di samping Anisa juga mendengarkan penjelasan dari gurunya tentang Gelandang Buta akan tetapi Anisa masih belum bisa untuk tidak memikirkan penyesalannya terhadap Guntur.
" Nah Anisa kali ini kau sangat kelewat batas... Jika aku tidak menghalau serangan Guntur tadi sudah bisa dipastikan tubuhmu akan menjadi tumpukan daging walaupun kau sudah menjadi jawara yang sempurna... Sebenarnya kau masih bisa untuk menghalau serangan Guntur mengingat saat ini baru di pintu ke 3 dengan menggunakan senjatamu mengingat kau juga mempunyai Jurus Sabiting Rembulan salah satu jurus terkuat di Bumi Nusantara... "
" Kali ini aku sendiri yang akan menghukummu dengan cara membuangmu ke pulau tidak berpenghuni dan juga mengeluarkanmu dari padepokan... Mulai sekarang jangan panggil aku guru lagi! " ucap Guntur dengan tegas.
Seketika Anisa yang mendengar itu hanya bisa pasrah pada nasibnya. Anisa juga mengakui kesalahannya sangatlah fatal dan tidak termaafkan.
" Pak tua... Aku sudah memaafkannya... Tapi walaupun begitu aku ingin sekali menghukumnya.... Pak tua biar aku saja yang menghukumnya, " ucap Guntur.
" Lalu hukuman apa yang akan kau lakukan untuknya? " tanya Aji.
" Tidak berat aku hanya ingin gubukku kembali seperti semula.... Apa kalian tidak liat itu gubuk kesayanganku roboh begitu... Dan kau.... Ahhh siapa tadi ya namamu... Hmm... Anisa, ya anisa... Aku beri kau waktu 3 hari untuk bisa membangun gubukku kembali, " ucap Guntur sambil menunjuk ke gubuknya yang telah roboh dengan ekspresi yang sangat rumit diwajahnya.
" Astaga ini anak... Enteng banget bilang seperti itu, " gumam Ragil Dalam Hati.
" Anak yang sangat mulia, " gumam Aji dalam Hati.
" Yasudah... Terserah kau saja... Anisa... Kali ini kau aku maafkan jadi jangan mengulangi kesalahan lagi apalagi kesalahan fatal seperti tadi! " ucap Aji sambil berdiri.
" Nah Guntur aku pergi dulu... Assalamualaikum, " ucap Aji sambil berjalan.
" Waalaikum salam warrohmatullah... Terima kasih pak tua! " teriak Guntur.
Setelah melihat Aji dan Ragil menghilang dari pandangannya Guntur berjalan ke arah Gubuk miliknya yang nampak rata dengan tanah.
" Astaghfirullah.... Kenapa aku sangat sial malam ini.... Haaahhhh.... Nasib-nasib, " ucap Guntur meratapi nasibnya.
" Kenapa... Kenapa kau hanya menghukumku seperti itu? padahal aku sudah menghinamu dan ibumu? " tanya Anisa yang masih terduduk penuh penyesalan.
" Haaahhhhh.... Mungkin guru Ragil dan pak tua apalagi kau menganggapku orang yang naif dan lemah akan tetapi setiap perbuatan salah akan ada hikmah dibalik kesalahan itu sendiri... Aku sangat yakin bila ibuku mendengar itu pasti beliau dengan lapang dada memaafkanmu... Dengan mengakui kesalahan itulah seseorang akan berkembang untuk lebih baik dan berhati-hati lagi dengan tindakannya.... Lagipula kau sudah tau siapa aku dan juga kau adalah salah 1 Srikandi yang aku cari, mana mungkin aku mencelakaimu apalagi membunuhmu, yahh untuk yang tadi sih pengecualian hehehehe, " jelas Guntur sambil tersenyum melihat Anisa dan mengusap usap hidungnya.
Deg....
Anisa langsung menatap Guntur dengan pandangan tidak percaya.
" Bukan hanya kau saja yang mencari dan menunggu tapi aku juga melakukan hal yang sama, hanya saja aku langsung mengetahuimu hanya dari matamu... Srikandi Bercadar Anisa Ambar Wati atau aku harus memanggilmu Ma Yue!? " ucap Guntur sambil tersenyum.
Lega....
Itulah yang Guntur rasakan didalam hatinya begitu juga dengan Anisa. Anisa tidak percaya ternyata Guntur mengetahui semuanya, tapi bagaimana Guntur bisa mengetahui nama lengkapnya bahkan nama Cina nya yang mana Anisa sendiri adalah keturunan dari negeri Tirai Bambu tersebut. Sebagai seorang aksara dengan kekuatan mata tertinggi sangatlah mudah melihat apa yang ada dipikiran seseorang.
" Hei kenapa kau masih bengong begitu, cepat bantu aku membereskan kekacauan yang kau buat ini... Astaghfirullah! " ucap Guntur dengan kesal.
Seketika itu Anisa yang mendengar itu pun tersenyum dibalik cadarnya dan bangkit serta berjalan membantu Guntur sambil menyeka air matanya.
" Senyum dong jangan nangis terus... Cewek tomboi kok nangis, " ucap Guntur bercanda.
" Apaan sih... Biarin... Wlee! " ucap Anisa yang hatinya sedang bahagia karena sudah mengetahui semuanya dari Guntur.
" Dasar! " ucap Guntur kesal.
Malam itu mereka berdua membereskan kekacauan yang sudah mereka buat sampai tengah malam dan setelah itu Anisa kembali ke gubuknya untuk beristirahat sedangkan Guntur tidur dengan beratapkan bintang di langit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Apud Tahu
tahapan ilmunya dah tinggi TPI belum bisa nahan napsunya.
2025-02-08
0
Putra_Andalas
Sejak kpn GUNTUR jadi Guru ?? kog bisa ngasih Hukuman keg gt??!
2023-10-23
0
Rohad™
Marathon starts now
2023-09-29
0