"Mas!!!! Itu burung beonya dimasukin dulu di dalam sangkarnya kasihan entar terbang loh," Pekiknya Gladys sambil menunjuk ke arah bagian sensitifnya Lion.
Dia yang semakin tidak berani membuka matanya hingga hanya tembok bercat peach itu yang dia pandangi.
"Kenapa juga dia sama sekali tidak menyadari dengan apa yang terjadi padanya, sampai-sampai membuatnya lola dalam menanggapi perkataanku," batinnya Gladys sembari menggelengkan kepalanya dan matanya yang masih setia tertutup.
Tangannya terus setia di depan wajahnya untuk menutupi wajah dan kedua matanya.
"Mas!!! Mataku sudah ternoda melihat burung perkutut, burung kenari apa burung kakak tua sih Mas," tutur Gladys yang kebingungan dengan ucapannya sendiri.
"Mas!!! jangan ditarik dong selimutnya, aku malu diliatin sama kamu," teriak Gladys yang sudah saling tarik-menarik dengan Lion.
Mereka sama-sama tidak ada yang mengalah. Bahkan pagi hari itu menjadi pagi yang penuh dengan drama adu tarik menarik antara pasangan pengantin baru.
Gladys kadang meringis kesakitan tapi,dia tidak peduli sedikitpun yang penting dia dapat menutupi tubuhnya yang polos.
Entah apa yang terjadi dengan ceo yang ada di depannya Gladys yang baru kali ini telat mikir.
Seorang ceo garang yang sangat disegani oleh lawan maupun rekan bisnisnya itu hingga detik itu belum menyadari dan mengetahui apa yang dimaksudkan oleh Gladys.
"Please!! Gladys ngomong yang lebih jelas lagi, mana ada burung Beo di dalam kamarmu ini?" Tanyanya yang keheranan dengan maksudnya perkataan dari istrinya itu.
Lion celingak celinguk mencari keberadaan burung yang dimaksudnya itu. Dengan wajahnya yang keheranan sekaligus kebingungan.
"Ya Allah… Mas itu loh burung yang dibawah gak bisa terbang tapi mampu menyakiti perempuan," ungkap Gladys.
Dia lagi-lagi yang hanya mampu berbicara dengan memakai kiasan saking malunya dengan keadaan dari suaminya.
"Sayang!! Mas mohon berbicaralah dengan jujur dan to the point jangan bicara pakai perumpamaan segala lagi?" Balasnya yang masih belum sinkron dan konek dengan keadaan yang sedang berlangsung di dalam kamar itu.
Gladys yang sudah jengah melihat keluguan suami tuanya itu segera menunjuk langsung ke arah tongkat sakti milik Lion yang sepertinya siap melakukan sesuatu pagi itu.
Lion yang mengikuti arah pandang dari telunjuk tangannya Gladys spontan menarik selimut untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Dia berbagi selimut dengan Gladys yang sudah tertawa terpingkal-pingkal melihat wajahnya Lion yang memerah menahan rasa malunya.
Dia tidak menyangka jika, harus mengalami kejadian yang sangat membuatnya harus menahan rasa malunya dari perempuan yang baru dinikahinya itu.
Lion yang selama ini selalu berwajah datar dan tersenyum hangat hanya pada orang yang dikenalnya, tapi hari ini harus menanggung rasa malu.
Setelah istrinya berbicara seperti itu, Lion baru tersadar dari kelakuannya sendiri. Dia buru-buru menarik selimut yang dipakai oleh Gladys.
Gladys semakin tertawa terbahak-bahak dan melupakan bagian intinya yang masih sering berdenyut perih dan ngilu. Lion yang melihatnya langsung menarik tangannya Gladys kedalam pelukannya lalu merebahkan tubuhnya Gladys di atas pahanya.
Gladys tidak menduga bahwa suaminya akan berani berbuat seperti itu.
Lion segera menundukkan kepalanya lalu mengangkat sedikit kepalanya Gladys hingga hidung mancung mereka saling bergesekan.
Deru nafas mereka saling memburu, pandangan kedua matanya bertemu dan saling menatap menyelami rasa yang ada.
"Kenapa perasaanku selalu bahagia dan berbunga-bunga, jika berada di dekatnya, aku merasakan hal yang berbeda dengan apa yang aku rasakan bersama Liana istriku," Lion membatin dengan menatap tak jemu kedalam bola mata indah dengan bulu matanya yang lentik itu.
Bola mata yang selalu berbinar terang dan jernih sejernih tetesan embun pagi dan secerah mentari pagi hari.
"Ya Allah, kenapa suami tuaku ini mampu membuat jantungku berdebar kencang, padahal aku sudah berjanji pada diriku untuk tidak melakukan semua ini menggunakan hati dan perasaan hanya sekedar mencari tempat persembunyian dan perlindungan sementara waktu dari Daddy," batinnya Gladys ingin memberontak tapi hati dan pikirannya tidak sinkron dan sejalan dengan kenyataan yang terjadi saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sehat
2023-01-12
0
Nova
🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂😂 Gladys ude ke enakan ngerasain burung burung
2022-08-29
2
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
macam2 burung🤣🤣
2022-08-17
1