Bab. 5. Mengagumi Suami Orang

"Huhuhuhuhu, apa yang terjadi padaku kenapa bisa aku seperti ini," ucapnya dengan mulai berakting yang menampilkan wajah teraniaya yang penuh penyesalan.

Liana tersenyum sumringah karena perempuan itu menangis sehingga membuat taktiknya berjalan sesuai dengan yang diinginkannya.

"Mas Lion!!! Lihatlah gadis yang tidak berdosa itu, gara-gara kelakuannya Mas masa depannya telah hancur," terang Liana dengan tetesan air matanya yang sedari tadi menetes membasahi pipinya dengan menunjuk ke arah Gladis.

"Aku mulai mengerti, ada rahasia besar yang tersembunyi dibalik semua ini, apa yang hancur, keadaanku masih utuh." Gladys membatin dan semakin terisak dalam tangisnya agar apa yang dia lakukan terkesan tidak dibuat-buat.

"Mas!!! Kenapa sedari tadi diam membisu saja!! Kasihan gadis ini Mas sudah hancurkan masa depannya tapi, Mas malah sedari tadi hanya terdiam saja," ucap Liana yang sudah gregetan melihat reaksi suaminya yang tiba-tiba tolol tidak garang dan tegas seperti biasanya.

Gladis yang melihat hal itu segera mengamuk," Hey!! Apa yang kamu lakukan padaku haaa!!! Ayo katakan padaku huhuhuhu," ucap Gladys yang maju ke hadapan Lion yang terpaku diam membisu di tempatnya sambil menggoyangkan tubuhnya Lion untuk segera tersadar dari lamunannya.

"Cewek ini mudah juga dibohongi, apa dia tidak sadar jika tidak terjadi sesuatu pada dirinya." Lirik Liana sambil sesegukan.

"Huhuhuhu, apa yang kamu lakukan padaku, aku sudah tidak punya masa depan lagi, kalau begini sebaiknya aku mengakhiri hidupku saja," ucap Gladis yang melilitkan selimut ditubuhnya lalu berjalan ke arah balkon kamar hotel tersebut.

Liana yang melihat hal tersebut segera berjalan cepat ke arah Gladis untuk mencegahnya.

"Aku harus mencegahnya, jika dia bunuh diri bukannya memperbaiki masalah dalam hidupku tapi malahan akan memperparah saja." Liana segera menarik tubuhnya Gladis yang sudah siap memanjat pagar besi pembatas balkon itu.

Lion yang melihat hal tersebut barulah tersadar dari khayalannya dengan secepat kilat berlari ke arah Gladis. Lion tanpa aba-aba menarik tubuhnya Gladis ke dalam pelukannya sehingga tubuh mereka terjatuh ke atas lantai. Untung saja Liana segera pindah tempat jika, tidak pasti akan tertumpuk oleh tubuh mereka berdua.

Tubuh Lion berada di bawah tubuhnya Gladis hingga posisi mereka sangat intim, hidung dan bibir mereka saling bersentuhan langsung. Mata mereka saling bertatapan satu sama lainnya hingga tak ada yang berkedip sedikit pun.

Liana yang melihat hal itu segera mengambil hpnya lalu gambarnya diabadikan di dalam hpnya.

Jepret… jepret..

"Sepertinya rencanaku selangkah lagi berhasil, aku harus menambah akting aku kalau gini." Dengan seringai licik terbit dari bibinya.

"Wajahnya sangat tampan, bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung, bibirnya yang seksi, kenapa Nyonya itu menjebak kami? Aku harus menyelidikinya."

Lion yang belum berpakaian merasakan sentuhan kulit halusnya Gladis hingga menimbulkan satu dorongan yang tiba-tiba muncul ke permukaan yang selama ini terkungkung dalam sangkarnya.

Gladis yang merasakan hal itu segera bangkit setelah menyadari ada sinyal yang tidak baik dari bawah sana. Dan segera mengakhiri kekagumannya itu.

"Huhuhuhu, bagaimana sudah dengan nasibku kalau sudah seperti ini, sudah tidak ada pria yang sudi denganku," ratap Gladis yang semakin mengeraskan suaranya.

Lion pun membuka suaranya yang sedari tadi tidak bergeming yang membuat Liana tersenyum kegirangan dibalik air matanya yang sudah membanjiri wajahnya.

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi, tapi maaf hanya sebatas menikahimu saja, tidak lebih dari itu dan kamu jangan menuntut lebih padaku atas statusmu nanti, seperti tanggung jawab nafkah batin tapi kalau masalah uang belanja kebutuhanmu pasti akan aku penuhi semuanya, terang Lion dengan panjang lebar.

Lion kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Liana," Istriku maafkan Mas harus lakukan ini, semoga kamu menerima keputusanku ini," terang Lion yang sudah berlutut di hadapan Liana.

Gladis sedari tadi, diam-diam memperhatikan perubahan raut wajah dari Nyonya Liana,"tadi sangat sedih, eh sekarang wajahnya tersenyum penuh kebahagiaan, apa sebenarnya yang terjadi, aku harus terus mengikuti permainan mereka dan siap menerima pernikahan ini."

Gladis sesegukan dan sesekali melirik ke arah keberadaan Lion dan Liana.

"Aku tidak apa-apa kok Mas, aku sangat mengerti dengan apa yang Mas pilih, aku juga seorang wanita yang pasti akan terluka dan hancur jika masa depanku direnggut paksa oleh pria yang sama sekali tidak dikenalnya dan bukan suamiku," Bujuk Liana yang mengelap air mata yang menetes membasahi wajahnya dengan wajah memelasnya.

Gladis baru teringat tadi sore pria yang bersamanya yang mengaku suaminya bukan dia, terus pria itu di mana?" Gladis mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan tidak melihat pria yang bersamanya Liana sewaktu dia tabrakan.

"Mas bangun dong, jangan seperti ini, kalau gitu besok kita ke tempat teman aku yang bisa nikahkan kalian,apa Mas setuju?" Tanyanya Liana dalam pelukan suaminya.

Lion mengeratkan pelukannya lalu menangis tersedu-sedu di dalam pelukannya Liana. Dengan rasa penyesalan yang membuncah di dalam dadanya. Dia sangat tidak ingin menduakan istrinya yang hampir lima tahun itu dinikahi, tapi disisi lain dia juga tidak ingin melihat gadis itu masa depannya hancur di kemudian hari gara-gara ulahnya.

Lion memiliki anak perempuan sehingga dia tidak ingin melihat anaknya suatu saat nanti berada di posisinya gadis og itu.

Liana melerai pelukan suaminya, lalu berjalan ke arahnya Gladis yang hanya terdiam tak bergeming di posisinya memperhatikan kedua pasutri tersebut.

"Kamu tidak perlu Khawatir dengan pernikahan kalian besok, serahkan semuanya padaku, aku yang akan mengurus semuanya dan kamu hanya perlu mempersiapkan dirimu untuk menjadi istri dari suamiku," pungkas Liana lalu memegang kedua tangannya Gladis yang hanya menatap Liana saja.

Lion segera mencari pakaiannya yang tercecer lalu segera memakainya. Dia sama sekali tidak melirik ke arah Gladis padahal jika dibandingkan dengan Liana Istrinya masih cantikkan Gladys daripada Liana Istri sahnya.

"Sepertinya perjalananku ke Indonesia hampir enam bulan ini tidak sia-sia dapat permainan baru." Senyum licik yang sangat tipis tak mampu orang lain lihat.

"Kita istirahat di rumah saja sayang, bagaimana?" Tanyanya Liana yang sudah merangkul tubuh tinggi tegap Lion.

Liana berjalan ke arah pintu dan hampir saja melupakan keberadaan dari Gladis,"Kamu ikut dengan kami pulang ke rumah yang nantinya akan menjadi rumah kamu," ujarnya lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju arah luar kamar hotel.

Mereka kemudian meninggalkan kamar hotel tersebut yang penuh drama rumah tangga yang sangat mengharu biru itu.

"Andai saja aku tahu semudah ini, aku tidak mungkin repot-repot mengambil foto mereka saat tertidur." Liana menggelengkan kepalanya dan tersenyum ke arah pintu kamar hotel yang tepat berhadapan dengan kamar hotel tempat dia sewa dan mengacungkan jempolnya ke atas.

"Aku pasti setuju menikah dengan suamimu dengan suatu alasan yang cukup aku saja yang tahu, dan lagian pernikahan kami pasti aman saja karena dia sudah berjanji tidak akan menyentuhku dan hubungan kami hanya sebagai suami istri diatas kertas dan hanya siri saja, malahan aku sangat bahagia dengan itu semua!"

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

gladis penuh misteri rupanya ini...

2023-06-07

0

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2023-01-12

0

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

Aku gk percaya lion gk akan menyentuh gladis .

2022-09-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!