Bab. 3. Calon Istri Kedua Yang Cocok

Liana sedikit merasakan cemburu saat Arjuna kekasihnya memuji wanita lain di depannya. Liana mengerucutkan bibirnya dengan wajahnya yang masam ke depan Arjuna. Kekasihnya yang mengetahui hal itu, segera memeluk erat dengan penuh posesif tubuhnya Liana, agar tidak lagi cemburu dan berpikiran yang macam-macam.

"Jangan berwajah seperti itu di hadapanku jika tidak aku akan memakanmu habis-habisan sekarang juga," ucapnya dengan penuh kelicikan.

"No.. No.., kita selesaikan dulu rencana kita baru kita nikmati kemenangan kita itu bersama," terangnya.

Arjuna hanya tersenyum menanggapi perkataan dari kekasihnya itu.

"Sayang, gimana menurutmu jika Gladys kita jadikan sebagai istri dari Lion suamimu?" tanyanya yang tangannya sudah bergerilya menjalar ke mana-mana.

Liana membalikkan badannya hingga mereka saling berhadapan satu sama lain," what's?" Tanyanya dengan nada yang tidak percaya.

"Iya, aku serius lah, karena menurut penglihatanku, dia yang paling pantas untuk jadi pelakor dalam rumah tanggamu, aku tidak mungkin memilihkan perempuan yang Jelek sayang untuk singa itu," terangnya dengan gurauannya.

"Apa alasannya sehingga Mas memilih siapa namanya tadi, Gla…?"tanyanya Liana yang lupa siapa namanya perempuan yang tabrakan dengannya.

"Gladis namanya, karena coba kamu ingat wajahnya yang oriental mirip orang keturunan Tionghoa, tinggi, putih walaupun dia hanya og, tapi aku yakin dia bisa kita manfaatkan," tuturnya Arjuna yang sudah membayangkan rencananya bakal terjadi.

Liana terdiam dan mencoba mengingat-ingat kejadian baru beberapa jam lalu itu dia memegang keningnya seperti anak kecil yang sedang berpikir saja.

"Bagaimana?" Tanyanya Arjuna yang kembali menarik tubuh kekasihnya yang sangat ingin dinikahi itu ke dalam pelukannya.

"That's a very good idea dear,"

"Of course, we have to find the best idea to make Arjuna accept and agree to marry,"

("Tentu saja, kita harus mencari ide yang paling bagus untuk membuat Arjuna menerima dan setuju menikah,")

"Setelah mereka menikah, kita akan berkeliling dunia seperti yang biasa dulu kamu lakukan semasa muda kamu," tuturnya Arjuna yang masih memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Okey, tapi rencananya gimana?" Tanyanya yang menatap tajam ke dalam dua bola mata Arjuna.

Arjuna pun mulai menjelaskan semua rencananya dengan baik, Liana memperhatikan dengan seksama dan sesekali ikut menimpali perkataan dari Arjuna.

"Baiklah berarti aku harus memanggil Lion ke sini," Katanya lalu meraih hpnya untuk segera menelpon Lion Suaminya.

Sedangkan di tempat lain, Gladis sedikit bisa bernafas lega karena ternyata Ibu Fatma hari ini tidak masuk sehingga dia masih bisa terselamatkan dari omelan, gaji yang dipotong sama kerja tambahan.

"Jam 8 malam yah, tadi Pak siapa namanya tadi lupa yang memintaku ke kamarnya," tuturnya sambil membersihkan jendela kamar yang kebetulan kosong tamunya itu.

"Hey Gladys, enak yah kalau ibu Fatma tidak masuk kerja," ucap temannya yang kebetulan satu tim hari itu juga.

"Iya sangat malah, kalau seperti ini terus tiap hari, pasti semakin semangat kerja Anna," balasnya lagi.

"Ayok sudah, kita lanjutkan supaya malam ini kita cepat pulang," terang Anna lagi.

"Mas ada di mana? Apa boleh Mas jemput Liana di hotel xx di jalan B?"tanyanya saat teleponnya sudah tersambung.

"Kamu ngapain di sana sayang, kamu baik-baik saja kan?" tanyanya yang sudah nampak khawatir dengan segera meminggirkan mobilnya ke arah pinggir jalan terlebih dahulu untuk melanjutkan pembicaraan mereka lebih serius.

"Aku tidak apa-apa kok, mobilku tiba-tiba mesinnya mogok terus tadi teman nelpon untuk ketemuan di Hotel," jawabnya dengan memutar bola matanya jengah.

Arjuna lalu membisikkan sesuatu ke telinga Liana, ia pun segera menyetujui dan melakukan perintah dari kekasihnya.

"Tapi, kalau Mas mau kita nginep di hotel saja, gimana?" Tanyanya yang sangat berharap agar Lion memenuhi permintaannya.

"Oke, kalau gitu tunggu Mas akan datang secepatnya," jawabnya.

Lion segera mengemudikan mobilnya menuju hotel yang dimaksud oleh Liana Istrinya itu.

"Bagaimana sayang apa dia setuju untuk datang?" tanyanya Arjuna yang tidak sabaran.

"Yes, dia akan segera kesini, ayo cepat persiapkan semuanya dengan sebaiknya dan Mas kalau sudah lihat Mas Lion datang segera hubungi atau cari perempuan itu, jadi Mas secepatnya ke kamar sebelah untuk sembunyi,nanti dia datang dan lihat Mas lagi," ucapnya sambil mendorong pelan tubuh selingkuhannya itu.

Arjuna segera berjalan ke arah kamar yang ada di depannya yang baru saja dia sewa. Sebelum itu, dia memberikan tips kepada ob untuk mencari dan menyuruh Gladis datang ke kamar yang sudah ditentukan oleh mereka berdua.

Beberapa saat kemudian, Lion sudah datang ke kamarnya yang disewa oleh Liana. Lion sangat bahagia karena pikirannya sudah memikirkan kalau mereka akan melakukan hubungan intim yang sudah lama tidak mereka lakukan hingga kurang lebih empat tahun lamanya.

Liana langsung memeluk tubuhnya Lion untuk menghindari agar dia tidak curiga dengan apa yang telah mereka rencanakan sebelumnya.

"Sayang, kenapa baru datang Mas?, aku capek nungguin Mas loh," ucapnya dengan penuh nada sensual dan dilembutkan sembari bergelantung di tangan kirinya Lion.

"Maaf sayang, macet sedikit soalnya tadi, jadi Mas harus terlambat datang," balasnya lalu mengecup kening istrinya dengan penuh kasih sayang.

Lion ingin melanjutkan ciumannya hingga turun ke bibirnya tapi, segera dicegah oleh Liana dengan meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya Lion.

"Stop dulu sayang, kita habiskan minuman ini dulu, baru kita mulai bermain," tutur Liana lalu mengambil dua buah gelas minuman yang sudah berisi anggur merah yang sangat menggiurkan itu.

Liana menggoyangkan dua gelas itu di depan matanya Lion. Warnanya yang sangat cantik dengan aroma khasnya, mampu membuat Lion tanpa banyak pikir segera meminumnya dengan hanya dua kali tegukan saja.

"Semoga gadis itu sudah menuju ke sini hingga apa yang kami inginkan berhasil secepatnya dan berjalan sesuai dengan rencana."pandangan matanya Liana selalu mengarah ke pintu.

Hanya butuh waktu kurang lebih lima menit saja, Lion sudah teler setelah menghabiskan minumannya. Lion yang tidak tahan minum minuman keras yang beralkohol dalam sekejap mata langsung tertidur. Liana memeriksa Lion apa masih sadar atau sudah teler.

"Hey… Hey Mas Lion bangun dong," ucapnya dengan menggoyangkan tubuhnya Lion menggunakan kakinya.

Liana segera menelpon nomor hp Arjuna untuk segera datang untuk membantunya memindahkan tubuhnya Lion ke atas ranjang king size-nya.

"Bagaimana, apa dia sudah tidak sadarkan diri?"tanyanya saat melihat kondisi Lion yang sudah tertidur.

"Ayo cepat pindahkan tubuhnya, terus buka bajunya Mas hingga hanya meninggalkan celana boxernya saja," terang Liana.

Tok… Tok… Tok…

Suara ketukan di pintu membuat mereka harus segera menyelesaikan apa yang mereka lakukan.

"Mas cepat sembunyi, jangan sampai perempuan itu melihat Mas, dan ingat hpnya sudah di aktifkan untuk mengambil gambar mereka," jelasnya lalu segera mendorong tubuhnya Arjuna ke dalam lemari.

Liana segera berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Liana sempat terpaku melihat wajahnya Gladis yang sangat cantik dan glowing dimatanya.

"Maaf Nyonya, apa ada sesuatu di wajahku?" Tanyanya Gladis di hadapan Liana yang keheranan melihat reaksi dari Liana dengan mengibaskan tangannya ke arah wajah Liana.

"Mas Arjuna sangat pintar mencari calon Pelakor Suamiku, kalau gini tampilannya gak malu-maluin lah." 

Terpopuler

Comments

Elsa Devika

Elsa Devika

typo
seharusnya lion bukan arjuna

2023-06-20

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

ha...ha...ha....bentar lagi nyesal kamu liana...

2023-06-07

0

Venus Rijal

Venus Rijal

sehat selalu kak author

2023-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!