Lion kembali dibuat tercengang melihat tingkah lakunya Liana, "Sayang kamu kenapa, ada apa dengan kepalamu itu, apa kita perlu ke rumah sakit?" Tanyanya yang sudah mulai cemas dengan kondisinya Liana.
"Aku tidak apa kok Mas, fokus saja nyetirnya, aku mau cepat pulang ke rumah, ngantuk soalnya," jawabnya sambil menguap dan mengucek matanya agar Lion percaya dengan yang terjadi padanya.
"Baik sayang, bagaimana kalau akad nikahnya di rumah saja besok, biar tidak ada orang lain yang tahu pernikahan keduaku, Mas tidak ingin satupun orang yang tahu hal itu, dan besok pagi kamu perintahkan semua maid dan Baby sitter nya Angela kamu liburkan sehari saja," terangnya yang memarkirkan mobilnya di dalam carport rumahnya.
"Serahkan semuanya pada aku, Mas hanya perlu mempersiapkan diri saja untuk menikahinya selebihnya Liana yang akan urus semuanya," ucap Liana lalu melangkahkan kakinya keluar dari mobilnya.
"Angela bawa bersama baby sitternya, anakmu itu sangat pintar bicara, aku takutnya dia membongkar semua rahasia besar kita," usul Lion kepada istrinya.
Lion hanya tersenyum menanggapi perkataan dari Liana. Lion sedikitpun tidak memikirkan dan memperhatikan raut wajahnya Liana yang sangat gembira jika pernikahan suaminya yang mereka bahas. Mungkin jika itu terjadi dengan emak-emak Readers pasti akan mengamuk dan tidak bakalan mengijinkan suaminya untuk menikah dengan alasan apapun.
"Mbak Lita, tolong antar Gladis ke dalam kamar tamu, dan perlakukan dia dengan baik karena Gladys ini adalah adik sepupuku yang dari Singapura," tutur Liana pada salah satu maid yang kebetulan membuka pintu untuk mereka.
"Baik Nyonya, perintah Nyonya akan kami laksanakan," balasnya Lita lalu menuntun Gladys hingga ke dalam kamar tamu yang dimaksudkan oleh Liana.
"Aku masuk kamar dulu Mbak,ngantuk soalnya," ucap Gladys yang meminta izin kepada mereka berdua.
Lion hanya melirik sepintas ke arah Gladys tanpa berniat mengucap sepatah kata pun. Gladis pun membalas tatapan mata dari Lion tanpa senyuman. Gladys masuk ke dalam kamar khusus untuknya dan memperhatikan dengan seksama Seluruh isi kamar itu.
"Lumayanlah, kamarnya tidak terlalu jelek daripada rumah kontrakan aku yang selama ini, tapi hanya rumah itu yang cukup aman sih," lirihnya yang menjatuhkan dirinya ke atas ranjang.
Liana segera berjalan ke arah dapur setelah mengganti pakaiannya. Dia akan menyampaikan kabar gembira untuk para pekerja di rumahnya jika besok mereka bisa libur selama satu hari dan besok paginya baru bisa kembali lagi.
"Aku sangat bahagia karena apa yang selama ini aku rencanakan akan terwujud juga, Mas Arjuna aku akan menjadi milikmu seutuhnya tanpa ada gangguan dari siapapun itu."
Senyuman sedari tadi menghiasi wajahnya. Liana sangat berterima kasih kepada Gladis karena bersedia untuk menjadi istri kedua dari Lion suaminya.
"Aku harus mengucapkan terima kasih kepada Gladis secepatnya," cicitnya lalu mengetuk pintu kamar Gladis.
Tokk… tok..
Gladis yang baru ingin memejamkan matanya langsung bangkit dari tidurnya," Siapa sih ganggu aja," omel Gladis yang setengah hati bangkit dari tidurnya.
Pintu terbuka lebar, Liana langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam kamarnya Gladis lalu mendudukkan dirinya di atas ranjang.
"Aku kesini hanya untuk mengucap makasih banyak, karena telah setuju untuk menikah dengan suamiku," jelasnya dengan senyuman sumringahnya.
"Terus…!!"
"Sebenarnya, suamiku tidak melakukan apa pun pada tubuhmu, dan aku hanya berpura-pura saja jika kalian melakukan hubungan intim," terangnya yang membuat Gladis melototkan matanya tidak percaya.
"Dugaan ku benar jika ada yang terselubung dibalik semua kejadian tadi."
Liana ingin mengajak kerjasama dengan Gladis untuk kedepannya. Dan Liana sangat berharap pada bantuannya Gladys.
"Jadi, Nyonya sengaja menjebak Tuan Lion gitu maksudnya?" Tanyanya Gladis yang sudah yakin dengan semua itu.
"Betul sekali," jawabnya Liana.
"Ya ampun Nyonya, kalau hanya itu kenapa gak bilang dari sejak awal kita bertemu, kan aku tidak perlu main drama segala," ucapnya yang berdiri di depan Liana sambil memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku celananya.
Penuturan dari Gladys membuatnya tidak menyangka hal itu," Sepertinya semakin mudah saja jalanku kalau Seperti ini, Mas Arjuna memilih gadis yang tepat." Tatapannya tajam ke arah Gladys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus sukses
2023-01-12
0
Yani Cuhayanih
Okelah aku lanjut baca
2022-09-17
0
Elvinaa aroh
semoga lancarkanlah
2022-09-07
0