Liana yang melihat kondisi dari Suaminya segera menyenggol lengan Lion," Mas, sadarlah, apa yang terjadi padamu Mas?" Tanyanya Liana sembari menggoyangkan lengan suaminya yang terdiam membeku dalam khayalannya.
Berulang kali Liana melakukan hal tersebut, hingga akhirnya Lion segera tersadar dari lamunannya. Dia berdehem untuk menetralkan perasaannya yang terkejut sekaligus heran dengan apa yang terjadi ketika namanya Gladys disebut.
Lion menatap ke arah Pak Hanafi, "Hemm, maaf kita lanjutkan," Lion merasa tidak enak hati," kalau boleh tolong diulang lagi," anjurnya yang sedikit merasa malu dengan kejadian barusan.
"Oohh tidak masalah Tuan, itu hal yang wajar terjadi, apa lagi mengingat calon istri kedua Tuan sangatlah cantik, Bapak pun mengaguminya," gurauannya yang tersenyum simpul ke arah Lion.
"Pak penghulu saja mengaguminya,apa lagi Mas Lion, aku sangat yakin cepat atau lambat Mas Lion akan segera mencintai Gladys dan melupakanku secepatnya, kalau gitu aku sangat beruntung mendapatkan Gladys sebagai istri kedua Mas Lion," batinnya.
Liana menatap penuh bahagia ke arah Lion bergantian dengan Gladys yang hanya duduk manis dan terdia membeku di tempatnya. Hatinya bersorak kegirangan saking bahagianya karena apa yang direncanakannya dengan Arjuna kekasihnya tinggal selangkah lagi akan berhasil.
"Aku harus mengirim chat ke nomor hpnya Mas Arjuna, dan mengirim foto sama rekaman video pernikahan mereka," dia segera mengambil hpnya lalu memulai apa yang akan dia lakukan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Gladys Gretchen Naim dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!!" Ucapnya Lion dengan jelas yang hanya butuh satu kali tarikan nafas saja.
"Bagaimana para saksi apa kah Sah?" Tanyanya Pak Hanafi sembari mengedarkan pandangannya ke arah mereka yang ada.
"Sah!!" Jawab tegas oleh Liana yang hanya dia yang kebetulan berada di dalam ruangan tersebut sebagai saksi pernikahan mereka.
"Alhamdulillah," seru pak Hanafi lalu membaca beberapa doa pernikahan dan memberikan beberapa nasehat dan tidak pesan pernikahan terhadap keduanya.
Mereka bertiga ikut berdoa dan mengaminkan segala doa dan perkataan dari Pak Hanafi.
Lion menatap ke arah istrinya, tapi dia tidak melihat sedikit pun rasa sedih atau kecewa yang terpancar malahan ia melihat rona bahagia yang meluap-luap diwajah Liana.
"Ya Allah…. Apa yang terjadi sebenarnya dengan istriku, kenapa dia sedikit pun tidak merasa sedih dan hancur aku menikah lagi di depan matanya?" Tanyanya yang kebingungan dengan hal tersebut.
Lion mengarahkan lagi pandangannya ke arah Gladys hingga mereka saling bertatapan satu sama lain. Mereka beradu pandang hingga seakan-akan tidak ada yang ingin mengalah diantara mereka.
"Sedangkan gadis itu hanya terdiam dan terpaku di kursinya dan raut wajahnya tidak bisa terbaca sedikitpun apa dia bahagia atau sedih, hanya wajah dingin yang sulit terdeteksi yang dia perlihatkan."
Beberapa saat kemudian, mereka sudah masuk ke dalam kamar masing-masing. Liana melarang Lion masuk ke dalam kamarnya mereka.
"Mas ini kan malam pertama Mas dengan Gladys, seharusnya tidak boleh ke sini untuk malam ini, kasihan dengan Gladys yang harus sendirian di malam pertamanya," rayunya pada Lion yang sudah bersiap ingin tidur di atas ranjang king size-nya.
Liana mengelus lengan suaminya agar menuruti sarannya tersebut. Liana harus melakukan hal itu agar dia terbebas dari tanggung jawabnya sebagai seorang istri dan dilimpahkan kepada Gladys.
Lion melihat Liana dengan wajahnya yang penuh harap dan memohon," kalau Mas sayang sama Liana tolong penuhi permintaan dari aku."
Liana memperlihatkan wajah yang penuh sedih di hadapan Lion," semoga Mas Lion tidak curiga sedikitpun dengan aktingku kali ini."
Lion mau tidak mau memenuhi permintaan dari istrinya. Ia pun bangkit kemudian mengecup keningnya Liana dengan setulus hati.
"Maafkan Mas sayang yang sudah melanggar janji dan sumpah pernikahan kita berdua," Lion membeo saat melakukan hal itu dipuncak rambutnya Liana.
Lion ingin mencium bibirnya Liana tapi Liana langsung mengalihkan pandangannya ke arah sisi kiri kamarnya, sehingga Lion tidak berhasil mencium bibir istrinya itu.
"Ayo cepat ke sana Mas, kasihan Gladys loh sudah terlalu lama menunggu kedatangan Mas," kilahnya dengan mendorong tubuhnya Lion hingga ke depan pintu.
Liana segera mengunci kamarnya ketika Lion sudah berada di ambang pintu.
"Hore!!! Berhasil akhirnya apa yang telah lama aku nantikan dan tunggu-tunggu terwujud juga malam ini, dan semoga minuman yang sempat Mas Lion tadi minum segera bereaksi, aku tidak sabar lagi melihat Gladys hamil lalu aku ambil anaknya menjadi anakku jadi semua harta kekayaan Papi akan menjadi milikku Seorang hanya milikku," gumamnya sambil tertawa terbahak-bahak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
lo knp mesti gladis yg hamil bukannya liana punya anak ya ..
2023-06-07
1
fifid dwi ariani
trus bahsgia
2023-01-12
1
Veronica Maria
dasar istri gila harta
2022-09-28
0