"Maaf Nyonya, apa ada sesuatu di wajahku?" Tanyanya Gladis di hadapan Liana yang keheranan melihat reaksi dari Liana dengan mengibaskan tangannya ke arah wajah Liana.
"Mas Arjuna sangat pintar mencari calon Pelakor Suamiku, kalau gini tampilannya gak malu-maluin lah."
"Jangan-jangan Nyonya ini kesambet hantu penjaga kamar ini lagi," gumamnya yang sangat lirih tapi, ternyata masih mampu didengar oleh Liana.
"Kesambet, hmmm aku masih normal dan sadar Oke," balas Liana yang tidak suka dikatain kesambet.
"Kalau tidak kesambet kenapa tiba-tiba seperti patung," jawab Gladis dengan seringai liciknya.
"Silahkan masuk, sedari tadi kami eehhh maksudnya aku menunggumu," ucap Liana yang sedikit keceplosan.
Liana kemudian berjalan di depan Gladis yang meng ekornya di belakang.
"Silahkan duduk, aku ambilkan minuman dulu," ujarnya sembari berdiri dari duduknya untuk menyediakan minuman yang sebenarnya sudah dipersiapkan sedari tadi.
"Nyonya, tidak perlu bertele-tele apa yang ingin Anda katakan padaku?" Tanyanya Gladis dengan menatap jengah ke arah Liana yang sedang mengaduk minuman.
"Kita duduk santai saja dulu, sepertinya aku lihat kamu capek habis kerja," ujarnya sembari menyodorkan sebuah gelas yang sudah berisi minuman sirup yang berwarna kuning.
Liana kemudian duduk di hadapannya Gladis lalu berharap agar Gladis segera meminum minumannya," semoga dia minum, dan tidak perlu menunggu lama lagi untuk segera melaksanakan rencana kami selanjutnya," tatapannya cukup tajam dengan seringai licik di ujung bibirnya.
Gladis yang kebetulan kehausan tanpa banyak pikir dia segera menghabiskan minuman berwarna itu hingga tandas tak bersisa sedikit pun.
"Lumayan segar," cicitnya dengan tangannya menyimpan gelas tersebut ke atas meja.
"Bagaimana? Pasti segar dan enak kan kalau dari kerja langsung minum minuman seperti yang kamu teguk tadi," ucap Liana dengan menggoyangkan gelas di hadapan Gladis.
Beberapa saat kemudian, mereka masih berbincang-bincang santai hingga Gladis merasakan kantuk yang sangat berlebihan.
"Aaaahhhh Mmm, kok rasanya ngantuk banget yah, padahal ini baru jam 8 lewat," ucapnya dengan terus menguap.
Liana mulai tersenyum tipis melihat reaksi dari obat tidur yang dimasukkan ke dalam minumannya Gladis mulai bereaksi. Hingga hanya hitungan detik saja, tubuhnya Gladis sudah terjatuh dan terbaring di atas sofa yang sangat empuk itu.
Liana segera berjalan ke arah dalam kamar untuk memanggil Arjuna agar tubuhnya Gladys segera dipindahkan ke atas ranjang dimana Lion suaminya berada.
"Mas, ayo cepetan," ucapnya saat pintu lemari sudah berhasil terbuka.
Arjuna segera melaksanakan perintah dari Liana kekasihnya itu. Mereka mengangkat tubuhnya Gladys ke atas ranjang. Ranjang di mana Lion terlebih dahulu berada di sana. Tepat di sebelahnya Lion yang sejam tadi tertidur lelapnya dalam keadaan yang polos hanya tersisa celana boxernya saja.
"Bagaimana sayang, apa kita buka pakaiannya juga atau kita biarkan gitu saja tapi posisinya yang intim lalu kita foto?" Tanyanya Liana yang ragu dengan apa yang dilakukannya lagi.
"Kamu buka pakaiannya hingga tersisa ********** saja, lalu kita foto," tutur Arjuna lalu membantu Liana untuk mengatur posisi mereka berdua.
Jepret.. jepret…
Beberapa foto sudah mereka ambil. Keduanya tersenyum penuh kemenangan.
"Aku yakin dengan Foto ini mereka tidak akan mengelak dan menolak untuk menikah, jadi kamu bersiaplah untuk segera berakting natural agar mereka tidak curiga sedikitpun," terang Arjuna yang tersenyum sumringah karena langkahnya untuk menyukseskan rencananya sudah berada di depan mata.
"Kita tunggu sekitar sepuluh menit lagi, perempuan itu pasti akan sadar karena efek obat tidurnya hanya sementara waktu saja sesuai takaran yang kita masukkan tadi," ujarnya Arjuna sambil berjalan ke arah sofa yang berwarna coklat soft itu.
"Aku sudah tidak sabar sayang untuk pergi dari Indonesia dan menikmati keliling dunia bersamamu," terang Liana yang naik ke atas pangkuan kekasihnya itu sembari memberikan ciuman yang hangat di bibir Arjuna.
Mereka berciuman hingga suara lenguhan seseorang baru terbangun dari tidurnya membuat mereka terpaksa mengakhiri ciuman erotis yang sudah menuntut mereka untuk melepaskan beberapa helai pakaiannya. Tapi, karena Lion sudah terbangun dari tidurnya mereka segera mengakhiri ciuman mereka yang sudah penuh nafsu itu.
"Cepat kancing bajumu Mas, nanti Mas Lion menyadari semua yang kita lakukan," perintah Liana yang juga sudah merapikan pakaian dan dandanannya yang sudah sedikit berantakan dan belepotan itu.
"Ingat, lakukan senatural mungkin hingga Lion mau tidak mau memenuhi keinginan kita," bisik Arjuna.
Arjuna segera keluar dari kamar dengan mengendap-endap dengan senyuman liciknya yang sedari tadi tersungging di bibirnya itu.
Lion yang baru tersadar dari tidurnya mengerjapkan matanya berulang-ulang kali dan memegang kepalanya yang sedikit pusing itu. Hingga pandangannya teralihkan ke arah kanannya. Betapa terkejutnya saat melihat siapa orang yang berada di sisinya bersamaan dengan pintu kamar terbuka lebar. Masuklah Liana dengan tatapan matanya yang tajam.
"Mas Lion!!! Apa yang sedang Mas lakukan?" Tanyanya dengan menutup mulutnya disertai dengan deraian air matanya yang sudah mengalir membasahi pipinya itu.
"Mas, tega banget mengkhianatiku, aku sudah meminta baik-baik kepada Mas untuk menikah, tapi Mas selalu saja menolak dengan berbagai macam alasan," tuturnya dengan air matanya sudah berlinang derasnya.
"Apa yang seperti ini Mas inginkan, bermain di belakangku daripada harus menikah dengan baik-baik?" Tanyanya lagi yang menyerang berbagai pertanyaan ke hadapan Lion yang sama sekali tidak mengerti dan kebingungan dengan apa yang terjadi sehingga dia terdiam saja.
"Kenapa Mas diam saja? Ayo bicara Mas," ucap Liana sambil mendudukkan dirinya di atas lantai agar aktingnya semakin sempurna.
Keributan yang terjadi di dalam kamar itu membuat Gladis terbangun. Dia mengucek kedua matanya lalu mengerjapkan kedua matanya yang baru saja terbuka itu. Dia melihat ke sumber suara yang sedari tadi telah mengusik ketenangan tidurnya itu.
Lalu mengalihkan pandangannya ke arah samping kirinya, betapa terkejutnya saat melihat seorang pria yang sudah dewasa dalam keadaan tidak memakai pakaiannya bersamanya di atas ranjang.
"Aaaaahhhhh!!" Teriaknya sambil menarik selimut yang dipakainya hingga menutupi mata dan wajahnya.
"Kamu siapa? Kenapa ada di sini dalam keadaan seperti itu?" Tanyanya yang sangat shock karena seumur hidupnya baru kali ini dalam satu kamar dengan seorang pria dewasa yang dalam keadaan polos.
"Mas, bagaimana ini, perempuan itu sudah bangun dalam keadaan yang… pasti kalian sudah melakukan hal-hal yang tidak baik di belakangku!!" Teriak Liana yang sudah berdiri dari posisi duduknya dengan mengarahkan telunjuknya ke arah Gladis yang masih menutupi seluruh tubuhnya dengan bedcover.
"Kalau seperti ini, apalagi yang mas akan katakan gas??" Tanyanya yang sedikit berteriak agar Gladis bereaksi.
"Semalam aku masuk ke dalam kamarnya dalam keadaan yang baik-baik saja, tapi setelah minum jus pemberiannya dari situlah mulai perasaan ngantuk menderaku, sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sini dan aku dijadikan umpan, apa aku ikuti saja permainannya si Nyonya itu yah?"tatapannya tajam ke arah Liana.
Lion seperti orang bego saja yang tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menampilkan wajah kebingungannya hingga Liana semakin gencar memojokkannya.
"Aku yakin Nyonya itu sudah merencanakan semua ini, Karena tidak ada apa pun yang terjadi di tubuhku ini, Kalau sudah itu setidaknya bagian intiku sakit, tapi ini hanya pakaianku saja yang terlepas semua dan tidak ada hal aneh lainnya yang aku rasakan." Gumamnya yang sangat lirih itu.
"Huhuhuhuhu, apa yang terjadi padaku kenapa bisa aku seperti ini," ucapnya dengan mulai berakting.
Liana tersenyum sumringah karena perempuan itu menangis sehingga membuat taktiknya berjalan sesuai dengan yang diinginkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
udah 4 th di bodohi aiss...geramnya...
2023-06-07
1
fifid dwi ariani
trussabar
2023-01-12
1
Ayara aza
lion bego yah masa tidak tahu kelakuan istrimya
2022-08-24
1