Bab. 6. Setuju Jadi Istri ke Dua

"Andai saja aku tahu semudah ini, aku tidak mungkin repot-repot mengambil foto mereka saat tertidur." Liana membatin.

Dia menggelengkan kepalanya dan tersenyum penuh kemenangan ke arah pintu kamar hotel, tepat berhadapan dengan kamar hotel tempat dia sewa dan mengacungkan jempolnya ke atas.

"Aku pasti setuju menikah dengan suamimu dengan suatu alasan yang cukup aku saja yang tahu, dan lagian pernikahan kami pasti aman saja." batin Gladys.

"Karena dia sudah berjanji tidak akan menyentuhku dan hubungan kami hanya sebagai suami istri diatas kertas dan hanya siri saja, malahan aku sangat bahagia dengan itu semua!" fikirnya dengan senyum penuh arti.

Gladys, mengekor ke mana langkah kakinya Liana bersama dengan Lion sejak meninggalkan kamar hotel.

Gladys tak henti-hentinya tersenyum sumringah bukannya bahagia karena akan menikah, atau menjadi istri kedua, tetapi karena akhirnya bisa aman di dalam persembunyiannya.

"Aku akan terus mengikuti alur permainan dari Nyonya Liana, kita cari aman saja, lagian hanya istri di atas kertas jadi bakal aman lah," seringai licik muncul dari ujung bibirnya Gladis.

Lion dan Liana berjalan ke arah mobilnya yang terparkir dengan terus bergandengan tangan hingga membuat seseorang yang melihat dan memperhatikan mereka melempar gelas yang berisi minuman anggur merah.

"Ini adalah hari terakhir aku mengijinkan wanitaku disentuh olehmu Lion brengsek!!" Makinya sambil melempar gelas yang sedari tadi berada di dalam genggamannya dengan bola matanya yang memerah menahan amarahnya.

Prang…..

Pecahan beling dari gelas tersebut berserakan memenuhi ruangan kamar hotel presidential suite room itu. Arjuna sangat marah melihat Liana kekasihnya itu bermesraan dengan suaminya.

Seandainya saja, Arjuna tidak mengingat pundi-pundi uangnya yang berada di dalam genggaman Liana, pasti dia akan menghajar dan merebut Liana saat itu juga dan membawa Liana pergi jauh dari Indonesia.

"Masuklah," ucap Liana saat berada di depan mobilnya Lion.

Lion sama sekali tidak peduli dan memperhatikan Gladis. Sedangkan Gladis sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu yang paling terpenting dapat tempat yang lebih aman daripada sebelumnya.

"Makasih Nyonya," balasnya Gladis lalu membuka pintu mobil itu kemudian duduk bagaikan seorang putri saja.

"Kalau dilihat-lihat dari ujung kaki hingga ujung rambutnya, dia tidak terlihat seperti gadis yang kesehariannya bekerja sebagai OG." Tatapan matanya Liana menelisik dengan tajam ke arah Gladis yang bermain hp.

"Sayang, gimana dengan mobilmu, apa sudah di bengkel" tanya Lion sembari menyalakan mesin

mobilnya.

"Mas tenang saja, masalah mobilku sudah aman dan berada di tangan yang tepat," jawabnya yang membaca pesan chat dari Arjuna.

Matanya melotot saat melihat foto yang dikirim oleh Arjuna yang tangannya Arjuna terluka terkena pecahan kaca. Liana menutup mulutnya saking tidak percayanya melihat hal itu.

"Pasti dia memperhatikan aku bersama dengan Mas Lion, aku yakin gara-gara itu yang membuatnya terluka." Gumam Liana yang menaruh hpnya di ujung dagunya yang lancip itu.

Lion mengelus puncak rambutnya Liana dengan penuh kasih sayang yang membuat Liana terlonjak kaget. Lion yang menyadari jika Liana terkejut segera bertanya dan menurunkan kecepatan laju.

mobilnya.

"Sayang, kamu kenapa, apa yang terjadi?" Tanyanya yang mulai khawatir melihat reaksi dari raut wajahnya Liana.

Liana melirik sekilas ke arah Lion lalu menjawab," tidak apa-apa kok Mas, ini hanya teman yang terluka tangannya karena terkena pecahan kaca saat cuci piring," kilahnya.

"Teman, yang mana teman kamu sayang?" Tanyanya yang tumben kepo dengan apa yang dilakukan oleh Liana

Lion padahal biasanya dia sama sekali tidak peduli dengan apa saja yang dilakukan olehnya walaupun pulang tengah malam, hiling ke luar negri berhari-hari saat masih pacaran tapi, berbeda hari ini. Hal itu membuat Liana memutar bola matanya dengan jengah.

"Tumben banyak tanya, biasanya diam tanpa banyak tanya." Cicitnya yang sama sekali tidak didengar oleh Lion.

Gladis tidak bergeming dari tempatnya hanya mendengarkan pembicaraan mereka dengan berpura-pura memasang headset bluetooth di telinganya sehingga orang-orang menggapnya tidak mendengar apa pun itu.

"Itu Mas, teman aku Mawar yang tinggal di dekat kompleks X, kasihan sekali tangannya terluka terus tidak ada satupun orang di rumahnya, keluarganya ada di luar Kota," tuturnya yang menutupi kenyataan yang ada.

"Kamu bisa kesana untuk jenguk tapi setelah kamu urus pernikahanku besok dengan Gladys," ujarnya dengan sesekali menatap ke arah Liana.

"Ya ampun, hampir saja aku melupakan hal yang sangat penting itu, ini semua gara-gara Mas Arjuna yang bertingkah seperti anak remaja labil saja," batinnya sembari menepuk dahinya.

Lion kembali dibuat tercengang melihat tingkah lakunya Liana, "Sayang kamu kenapa, ada apa dengan kepalamu itu, apa kita perlu ke rumah sakit?" Tanyanya yang sudah mulai cemas dengan kondisinya Liana.

Terpopuler

Comments

Widati Dati

Widati Dati

👌👌👌

2024-09-28

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

hi...hi....hi...makin seru aja ini...

2023-06-07

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sehat

2023-01-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!