"kalau begitu berusahalah buat Johan jatuh hati padamu, ibu sepenuhnya mendukung hubungan kalian" ucap ibu Johan sambil memegang tangan Nadin
Nadin Benar- benar merasa senang karena ibu Johan memberi restu untuknya Nadin lalu memeluk ibu ia berkata
"terima kasih buk, karena suda memberi restu untuk nya" ibu mengangguk sambil menepuk pundak Nadin yang masih memeluknya
di kamar Johan suda berganti pakaian, ia melihat ponselnya, rupanya ada panggilan tidak terjawab dan itu adalah telpon dari ibu kos.
Johan menelpon balik ibu kos ia bertanya apa yang ingin disampaikan ibu kos padanya.
"ibu mau memberi tahu kalau hari ini Putri pergi untuk makan di luar" Johan mengangguk mengerti karena sebenarnya hal itu juga sudah ia ketahui
"apa ada informasi lainya" tanya Johan lagi
"tadi Putri pulang sekitar jam 2 siang dan sekarang ia masih berada di rumahnya, kalau Johan ingin datang silahkan saja karena Putri sedang ada di rumah"
sejenak Johan terdiam ia ingat kalau Putri suda memiliki pacar, jadi ia pikir tidak seharusnya ia datang. Putri pasti merasa terganggu dengan kedatangannya
"baiklah buk terima kasih untuk informasinya, tetap kabari saya apapun yang terjadi" kata Johan
Johan mematikan telpon, lalu ia melihat ada panggilan masuk dari Putri
"kenapa ada panggilan masuk dari Putri? dan aku sama sekali tidak tahu? tunggu jam Putri telpon itu saat dia masih bersama dengan Nadin. berarti Nadin yang angkat telpon dari Putri, tapi mereka bicara apa ya? kenapa Nadin sama sekali tidak cerita apa-apa? ujar Johan lalu berdiri dari tempat tidurnya ia menghampiri Nadin di ruang tamu yang masih sibuk berbicara dengan ibu nya. Johan mengatakan kalau hari suda malam ayo aku akan mengantarmu pulang.
"ini baru jam tujuh, aku masih mau disini"
tapi Johan tetap meminta Nadin untuk segera pulang karena ibunya juga harus beristirahat
"baiklah kalau begitu" kata Nadin terpaksa pulang karena merasa ucapan Johan ada benarnya.
" buk Nadin pulang dulu ya, nanti Nadin akan sering mampir biar bisa ngobrol banyak sama ibu"
"janji ya Nadin sering-sering kemari karena ibu sangat senang kalau Nadin datang jadinya ibu tidak terlalu kesepian"
"iya buk, kalau begitu Nadin pamit pulang"
"baiklah..kalian hati-hati ya..Johan bawa mobilnya pelan-pelan saja ya"
"iya buk..kami pergi dulu" kata Johan berlalu pergi
di mobil Johan bertanya apa tadi Nadin mengangkat telpon yang masuk di ponselnya.
"maksudmu telpon dari Putri?"
"iya" jawab Johan
"kalau iya memang nya kenapa" tanya Nadin
"aku rasa itu tidak sopan kenapa mengangkat telpon orang lain, dan bahkan tidak memberi tahu pemiliknya" ujar Johan
"telpon mu berdering di depan mataku, bagaimana bisa aku tidak menjawabnya, bagaimana kalau ada yang penting? tapi ternyata tidak begitu penting". kata Nadin yang merasa kesal pada Johan yang membuat mut nya rusak karena membahas soal Putri
"memang nya apa yang dia katakan" tanya Johan penasaran
"kalau kamu penasaran telpon saja lagi, kenapa malah tanya aku" jawab Nadin ketus
"ayolah memang apa yang dia katakan, bukanya kamu yang angkat telpon? tanya Johan ingin tahu
Nadin tetap tidak mengatakan apa-apa pada Johan ia hanya meminta Johan fokus saja menyetir tidak perlu membahas hal yang tidak penting.
"apa susahnya, katakan saja apa yang ia katakan di telpon tadi siang? tanya Johan lagi
"memangnya ada apa, kenapa sepertinya telpon dari Putri itu terlihat begitu penting, memang Putri itu siapa?" tanya Nadin
Johan terdiam sejenak lalu beralasan kalau Putri adalah teman lamanya mereka ada urusan kerja jadi itu sangat penting
"benarkah? tapi sepertinya dia tidak tahu nomor ponselmu, karena dia telpon untuk menanyakan pemilik nomor yang menelponnya"
"jadi apa kamu yakin kalian adalah rekan kerja"? Nadin balik bertanya
"ah.. sudahlah kenapa malah kamu yang menanyaiku, aku kan hanya sekedar ingin tahu karena itu telpon untukku" jawab Johan membela diri
Nadin melihat kearah Johan dengan tatapan yang tidak biasanya
"kenapa melihatku seperti itu, Jagan macam2 aku sedang fokus menyetir"
"sebenarnya siapa Putri itu? tidak mungkin kan Putri si OB di kantor" kata Nadin yang membuat Johan terdiam. lalu dengan berat hati ia mengatakan kalau tentu saja bukan.
mendengar jawaban Johan Nadin kembali merebahkan tubuhnya di kursi mobil.
"kenapa aku malah gugup menjawab pertanyaan Nadin" batin Johan sambil menghela napas panjang.
setelah tiba di rumah. Nadin mengajak Johan untuk mampir dulu, tapi Johan menolak ajakan Nadin ia mengatakan untuk langsung pulang saja
"Baiklah, kalau begitu hati- hati di jalan" kata Nadin sambil melambaikan tangan pada Johan
saat di jalan Johan berniat lewat dari rumah Putri ia hanya ingin melihat Putri dari kejauhan. tapi saat di perjalanan ia melihat Putri sedang berjalan kaki sendirinya dengan membawa barang belanjaan sepertinya Putri baru selesai membeli makanan
Johan memelankan mobilnya, agar tetap berada di belakang Putri sekalian menerangi jalan yang Putri lalui.
Johan merasa khawatir karena sepertinya Putri sering keluar di malam hari
ditambah lagi lorong tempat tinggal Putri melewati jalanan yang sepi di malam hari.
Putri malah merasa curiga dengan mobil Johan yang berjalan pelan di belakangnya, ia sama sekali tidak menyadari kalau itu mobil Johan, ia merasa mobil itu sengaja mengikutinya hingga dipikirnya itu adalah mobil penjahat yang hendak mencelakainya.
"ada apa dengan mobil itu kenapa ia tidak mendahuluiku, apa itu mobil penjahat? atau apa dia mau menculik ku? batin Putri merasa takut lalu melangkah dengan cepat dan berlari, tapi ia malah tersandung hingga terjatuh.
"ahhhh....sakit sekali" Putri merengek sambil memegang kaki nya yang terkena batu
Johan melihatnya ia terpaksa keluar dari mobilnya karena melihat Putri terjatuh, ia ingin memastikan kalau Putri baik-baik saja
"Putri...apa kamu baik-baik saja? mana yang sakit? tanya Johan cemas
"tidak usa aku tidak apa-apa, aku bisa sendiri" saat Putri hendak berdiri ia malah kesakitan Johan langsung memegang tangan Putri untuk membantunya
" biar ku bantu naik lah ke mobil ku, aku akan mengantarmu pulang " ajak Johan tapi Putri menolaknya
"kamu pulang saja aku tidak apa-apa, lagi pula rumah ku suda dekat sebentar lagi sampai" kata Putri berniat untuk berjalan meninggalkan Johan dengan menahan rasa sakitnya
tapi Johan yang melihat putri masih kesakitan ia langsung menggendong Putri masuk ke mobil nya, sontak hal itu membuatnya sangat kaget dengan apa yang dilakukan Johan pada nya.
"apa yang kamu lakukan, cepat turunkan aku" kata Putri yang sama sekali tidak dihiraukan oleh Johan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments