Putri pergi ke bagian dapur kantor saat berada disana ia melihat ada beberapa orang yang bertugas di bagian dapur, ia terpaksa berbohong dengan mengatakan kalau pak Johan memintanya untuk membawakan kopi ke ruangannya. petugas dapur percaya begitu saja dan membiarkan Putri menyeduh kopi untuk pak Johan.
ia merasa lega karena tidak dicurigai, Putri langsung membuat kopi dan berharap caranya ini bisa membuatnya bertemu dengan Johan. setelah menyeduh kopi Putri langsung menuju ke ruangan Johan
di dalam rungan Johan sedang berusaha membuka perban luka di bahunya karena terasa sakit ia ingin membuka perban untuk mengoleskan obat agar lukanya tidak sakit lagi. namun dia terlihat kesulitan melakukannya sendiri.
kebetulan Nadin datang hingga membuatnya kaget ia langsung menutup kembali bajunya. tapi Nadin suda melihat Johan berusaha mengobati lukanya menawarkan diri untuk membantu Johan melakukannya. Nadin meminta Johan kembali membuka bajunya agar ia bisa membantu mengoleskan obat pada luka Johan. tapi Johan menolaknya dengan mengatakan kalau ia bisa melakukannya sendiri nanti.
bukan Nadin namanya kalau ia langsung setuju dengan ucapan Johan. Nadin tetap memaksakan diri untuk membantu Johan
Putri yang datang membawakan Johan secangkir kopi melihat Nadin sedang membuka baju Johan. sontak Putri teriak "tungguh" yang membuat Nadin dan juga Johan kaget. sangking kaget nya Nadin langsung melepaskan tangan nya di bahu Johan.
Putri lalu masuk sambil menaruh kopinya di meja Johan yang masih terdiam disana. "maaf aku suda mengagetkan kalian" kata Putri sambil membungkukkan tubuhnya
"tapi itu bukan luka biasa tidak boleh asal dalam mengobatinya kalau tidak luka nya malah akan semakin parah karena infeksi" jelas Putri kemudian menawarkan diri untuk membantu pak Johan mengobati lukanya
"kalau tidak keberatan biar saya yang melakukannya, tenang saja saya suda berpengalaman dalam memasang perban dan mengobati luka" jelas Putri
Johan langsung menyetujuinya dan membiarkan Putri mengobatinya.
"kalau begitu lakukan untukku, tolong oleskan obat ini pada lukaku dan ganti perbannya dengan yang baru" pinta Johan pada Putri
Sikap Johan membuat Nadin jadi sangat kesal karena ia membiarkan begitu saja Putri membantunya.
Nadin yang masih terlihat kesal hanya bisa mengumpat dalam hatinya ia berkata
"kenapa Putri sok tahu tentang luka memang nya dia siapa? apa perlu latihan khusus hanya untuk memasang perban saja"
setelah beberapa menit Putri selesai memasang perban pada Johan.
"apa sudah selesai? tanya Nadin
"iya perbannya suda terpasang rapi" ucap Putri
"ya suda kalau begitu silahkan pergi" pinta Nadin
Putri yang sebenarnya masih ingin disana karena masih ada yang ingin ia katakan pada Johan, tapi karena Nadin menyuruhnya segera pergi ia terpaksa menuruti perintah Nadin. ia lalu permisi keluar
Johan berterima kasih pada Putri yang suda bersedia mengobatinya. terlihat wajah bahagian dari wajah Johan saat ia melihat Putri ia merasa senang karena Putri masih perduli dengannya.
Nadin melihat Johan tersenyum melihat ke arah Putri yang berjalan keluar, semakin merasa kesal
"Johan... kenapa kamu membiarkan begitu saja dia mengobatimu" oceh Nadin kesal pada Johan setelah Putri pergi dari ruangan itu
"apa salahnya tadi dia bilang dia ahli di bidangnya dan sepertinya memang benar" kata Johan membela Putri
"aku rasa dia hanya memanfaatkan keadaan untuk menarik perhatianmu"
" jangan bicara begitu berkat dia lukaku jadi tidak perih lagi dan terasa jauh lebih nyaman" kata Johan
"pokok nya lain kali kamu tidak boleh menyuruh sembarang orang lagi mengobati lukamu, kalau kamu tidak percaya aku bisa melakukanya, maka aku akan membawa dokter terbaik untuk mengobati lukamu" ujar Nadin pada Johan
"kalau ada yang ahli kenapa repot-repot meminta dokter datang kemari" Jawan Johan sengaja membuat guyonan yang malah membuat Nadin tambah kesal
"sudahlah, aku pergi saja" Nadin meninggalkan Johan sendiri
setelah Nadin keluar Johan melihat kopi yang dibawa Putri lalu meminumnya. tapi Johan kaget saat mencoba kopi itu
"apa ini kopi? kenapa rasanya aneh sekali" kata Johan saat mencoba kopi yang di buat Putri
"aku rasa dia masih seorang gadis manja yang bahkan tidak tahu caranya membuat kopi yang enak" kata Johan sambil menaruh kembali kopi di atas mejanya
Putri berada di toilet setelah dari ruang Johan, ia mengelus dada sambil berkata untunglah semua baik-baik saja, ia kini merasa sangat lega karena suda memastikan keadaan Johan. saat keluar dari toilet ia melihat Aril dan Ratna sedang bersama, ia lalu menghampiri mereka dan bertanya apa mereka suda selesai membersihkan tempat itu. Aril dan Ratna mengangguk lalu Ratna balik bertanya Putri dari mana saja?
"aku membersihkan toilet" jawab Putri
Aril mengajak mereka untuk membersihkan lantai bawah tapi saat mereka berjalan Nadin memanggil Putri, ia meminta Putri ke ruangannya
Ratna dan Aril merasa penasaran kenapa Nadin tiba-tiba meminta Putri ke ruangannya?
"ada perlu apa ya buk Nadin dengan Putri?" tanya Aril namun Ratna juga tidak tahu
rupanya di ruangan Nadin memperingati Putri untuk tidak melakukan hal barusan pada pak Johan, karena menurutnya itu tidak sopan, Nadin juga mengatakan agar Putri tidak lupa posisinya sebagai OB ia tidak pantas berbuat hal demikian kepada pak Johan yang merupakan atasannya.
kata-kata kasar Nadin tentu melukai perasaan Putri tapi apalah daya ia hanya bisa diam dan mengangguk mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari mulut Nadin.
"dengar terlepas dari kebaikan kamu yang suda papaku, kamu tetaplah seorang OB jadi kamu tetap harus tahu batasan kamu dengan atasan, entah kamu ahli atau tidak tugas kamu di sini hanya bersih-bersih...apa kamu paham" tegas Nadin
dengan hati sedih Putri mengangguk paham ia juga meminta maaf atas sikap nya barusan yang tidak seharusnya dia lakukan. Putri berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
"maaf atas sikap ku barusan aku tidak akan mengulanginya lagi dan aku juga tahu aku hanya seorang OB" ujar Putri
"baguslah kalau kamu paham, sekarang kamu boleh pergi" pinta Nadin
Putri keluar dari tempat Nadin wajahnya yang tadi terlihat ceria kini kembali sedih, perkataan Nadin benar-benar membuatnya sakit hati. hingga ia tidak menyadari saat itu Johan yang ingin ke ruangan pimpinan melihatnya, dan ingin menyapanya namun Putri melewatinya begitu saja.
Johan bingung ada apa lagi dengan sikap Putri apa dia mengabaikan dirinya lagi, bukankah tadi dia sudah bersikap baik? batin Johan
Nadin keluar dari ruangannya ia melihat Johan dan menghampirinya
"Johan kamu mau kemana? kenapa berdiri saja disana? tanya Nadin
"ah iya, aku mau ke ruangan papamu ada berkas yang harus ku serahkan" kata Johan
"kalau begitu mari pergi bersama"
sejak dari ruangan Nadin, Putri sering terlihat murung
Aril dan Ratna bertanya kenapa Nadin meminta Putri keruangannya, mereka menyadari sejak dari ruangan Nadin, Putri kini terlihat tidak baik-baik saja
"apa ada masalah, kenapa kamu terlihat sedih setelah dari ruangan buk Nadin" tanya Aril
namun Putri tidak banyak menjelaskan pada temanya ia hanya mengatakan kalau Nadin hanya memintanya membersihkan ruang kerja Nadin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments