Ep 11 kecelakaan kerja

Putri menangis menyandarkan tubuhnya tidak bisa dipungkiri ia juga sangat merindukan Johan. ia selalu menunggu hari ini terjadi dimana mereka bisa kembali bertemu. tapi ia malah berkata kasar pada Johan, ia merasa menyesali sikapnya

Johan kembali ke rumahnya, di kamar ia kembali mengingat sikap Putri pada nya.

di tengah pikirannya yang masih di penuhi tentang Putri, tiba-tiba ponselnya berdering pesan dari Nadin mengirim foto baju yang ia beli apakah cocok untuknya?

Johan melihat pesan Nadin hanya bisa menggelengkan kepala kenapa Nadin masih saja sibuk dengan pakaian yang dia beli

Johan membalas kalau semua baju yang di pakai Nadin pasti akan selalu pantas untuknya.

balasan itu membuat Nadin sangat senang, hingga ia bergaya di depan cermin dengan mengatakan kalau tubuhnya memang pantas mengenakan pakaian apa saja seperti yang di katakan Johan

***

keesokan hari Putri kembali bekerja ia terlihat sedang mengepel lantai bersama dengan Ratna.

Ratna menceritakan kisah hidupnya saat ia masih sekolah ia mengatakan kalau dulu ia sangat pintar hingga selalu mendapat juara pertama, tapi sayangnya karena masalah ekonomi ia tidak bisa melanjutkan pendidikan padahal dulu ia bercita-cita menjadi seorang dokter. jelas Ratna

mendengar cerita Ratna, ia mengingat tentang dirinya yang juga terpaksa mengubur mimpinya untuk menjadi seorang dokter.

"dulu aku juga ingin menjadi seorang dokter..aku bahkan suda sempat kuliah kedokteran selama 2 tahun" jelas Putri menceritakan sedikit tentang masa lalunya yang belum banyak orang tahu

"benarkah...ternyata kamu pernah kuliah kedokteran pantas saja kemarin kamu bisa memberikan pertolongan pada pimpinan....tapi kenapa bisa berhenti setelah 2 tahun" tanya Ratna penasaran

"aku terpaksa berhenti karena orang tua ku terlibat kecelakaan hingga menyebabkan ibu ku meninggal dan ayah ku masih koma sampai hari ini" jelas Putri merasa sedih tiap kali ia bercerita tentang kisah hidupnya

Ratna tidak menyangka ternyata hidup Putri sesulit ini. Ratna merasa sangat terharu dengan cerita Putri ia mengatakan kalau mulai sekarang Putri adalah keluarga nya jadi Putri harus cerita kalau ada masalah agar mereka bisa saling membantu

"tapi tadi kamu bilang ayahmu Masih koma sampai hari ini? berati ayahmu masih dirawat di rumah sakit? tanya Ratna

Putri membenarkan kalau ayahnya Masih berada di rumah sakit.

"lalu bagaimana biaya rumah sakit ayah Putri bukankah pasti biayanya sangat mahal"

"aku masih memiliki tabungan untuk biaya rumah sakit ayahku setidaknya sampai satu tahun ke depan, tapi entah aku harus bagaimana setelah tabunganku habis jika ayahku masih belum sadar juga"

"kamu yang sabar ya, aku yakin dalam satu tahun ke depan ayah mu pasti sadar, yang penting kamu harus tetap kuat dan selalu mendoakan kesembuhan ayahmu" ungkap Ratna mencoba menenangkan Putri

hari itu pak Abraham datang ke kantor, untuk pertama kalinya setelah ia dilarikan kerumah sakit. seperti biasa semua karyawan selalu berbaris menyambut kedatangan pimpinan yang datang bersama Nadin.

pimpinan langsung ke ruangan nya, Johan bertanya apa pak Abraham sudah benar-benar pulih? Johan mengatakan agar pimpinan tidak menghawatirkan masalah kantor karena ia berjanji akan mengurusnya dengan baik.

Abraham merasa sangat senang dengan kerja keras Johan tapi ia mengatakan kalau ia bosan di rumah terus tanpa melakukan apapun jadi sebaiknya ia datang ke kantor. ia juga meminta Johan untuk memanggil gadis yang bernama Putri ke ruangannya.

Johan memerintahkan sekretaris nya untuk menemui Putri dan menyuruhnya datang ke ruangan pimpinan.

Putri yang kebetulan lagi istirahat di kagetkan dengan kedatangan sekretaris Johan yang memintanya untuk ke ruang pimpinan

ketika tiba di ruangan pimpinan ia melihat disana suda ada Johan. Johan yang juga melihat Putri suda datang lalu izin untuk keluar karena masih ada pekerjaan yang harus diurus.

Johan pergi begitu saja melewati Putri yang tertunduk tidak berani melihat Johan. pimpinan mempersilahkan Putri duduk

Abraham mengatakan kalau Putri tidak perlu cemas ia memanggil Putri hanya ingin bertemu untuk menyapa Putri bagaiman pekerjaan Putri apa ada kendala? tanya Abraham ramah

"kalau Putri ada keluhan tentang pekerjaan Putri maka katakan saja pada dirinya ia pasti akan membantu Putri, atau kalau ia tidak datang Putri bisa mengatakan nya pada Johan"

Putri hanya bisa mengangguk lalu mengatakan kalau ia sangat nyaman dengan pekerjaannya hingga tidak mendapat keluhan apapun. pimpinan tertawa mendengar ucapan Putri.

diluar rupanya Johan belum pergi ia masih berdiri di depan pintu mendengarkan percakapan Putri dan Abraham, Johan ikut tersenyum mendengar pimpinan tertawa.

dari kejauhan Johan melihat sepertinya Nadin ingin ke ruangan papanya. Johan berlalu pergi kembali ke ruangannya sebelum Nadin melihatnya

Nadin mengetuk pintu dan masuk ke ruang papanya yang masih berbicara dengan Putri

melihat kedatangan Nadin, Putri izin keluar untuk melanjutkan pekerjaannya.

setelah dari ruangan pimpinan Putri menoleh ke ruangan Johan, ia sebetulnya merasa sangat bersalah atas sikapnya pada Johan, tapi Putri tidak berani menemui Johan untuk meminta maaf atas ucapannya semalam yang mungkin membuat Johan terluka.

***

hari itu Johan pergi ke lokasi pembangunan.

di tempat proyek baru Johan ada beberapa kendala yang menghambat bangunan mereka salah satunya ada kesalahan pada desain bangunan hingga harus di bongkar dan di bangun ulang.

saat sedang melihat lokasi sekitar bangunan hal tidak terduga terjadi. ada alat berat yang terjatuh dari ketinggian, yang saat itu ada Johan dibawah tempat alat berat jatuh. pegawai sudah berteriak histeris agar pak Johan menghindar

"pak Johan aawaaasss" teriakan orang yang melihat ada alat berat yang terjatuh.

Johan yang kaget mendengar teriakan pegawai langsung melihat ke atas dan tidak sempat mengelak lagi hingga alat berat mengenai bagian tubuh Johan. dan melukai bagian bahu ia meringis kesakitan sambil menahan bahunya yang berdarah.

Johan buru-buru di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. setibanya di rumah sakit untung saja Luka pak Johan tidak terlalu parah hanya perlu beberapa jahitan. ujar dokter yang merawat Johan

Abraham yang mendapat kabar kalau Johan terluka ia langsung menelpon untuk tahu keadaan Johan.

"Johan aku dengar kamu mengalami kecelakaan di lokasi kerja? bagaimana keadaanmu saat ini?" tanya Abraham cemas

Johan mengabarkan kalau dia baik2 saja Luka nya tidak begitu parah dan suda di obati. pimpinan merasa sedikit lega suda mengetahui kondisi Johan baik2 saja.

"apa kamu masih di rumah sakit, kami akan segera kesana"

namun saat itu Johan suda menerima perawatan ia mengatakan luka nya Sudah dijahit dan sebentar lagi ia akan segera pulang.

"syukurlah kalau begitu, kamu langsung pulang saja dan beristirahat setelah dari rumah sakit, tidak perlu datang lagi ke kantor" pinta Abraham

Johan mengerti dan mengiyakan perintah pimpinan

Nadin juga mendengar kabar dari ayahnya kalau Johan terluka Nadin ikut cemas ia bertanya apa Johan baik-baik saja?

" Johan baik-baik saja dia sudah diobati dan lukanya tidak terlalu parah ayah suda menyuruhnya untuk segera pulang agar ia bisa beristirahat" kata ayah Nadin mencoba menenangkan anaknya yang kelihatan nya begitu sangat menghawatirkan keadaan Johan

"tapi aku harus menemui Johan untuk memastikan secara langsung kalau dia baik-baik saja"

ibu Johan kaget melihat anak nya pulang dengan bahunya yang terluka, Johan sengaja tidak memberi tahu ibunya karena tidak ingin ibunya khawatir

"Johan...ada apa ini? apa yang terjadi kenapa kamu bisa terluka seperti ini" tanya ibu cemas

Johan mengatakan kalau ia terluka di lokasi pembangunan karena ada alat berat yang mengenai dirinya

"aku baik-baik saja ini hanya luka kecil dan suda di obati, hanya rasa perih nya masih sedikit terasa". kata Johan pada ibu nya

"kalau begitu biar ibu oleskan obat pereda nyeri agar sakit nya sedikit berkurang" ibu mengikuti Johan ke kamar untuk membantu mengobati lukanya.

Nadin baru tiba di rumah Johan, ibu Johan membukakan pintu saat ia mendengar ada suara bel berbunyi.

ibu melihat kedatangan Nadin merasa sangat senang, sebelumnya mereka memang suda saling mengenal karena suda pernah bertemu untuk beberapa kali

ibu mempersilahkan Nadin masuk dan menyuruhnya langsung ke kamar Johan untuk melihat langsung keadaan Johan.

saat masuk ke kamar Johan ia langsung menanyai keadaan Johan ia melihat di bagian lain yang mungkin juga terluka. tapi untunglah tidak ada luka yang serius selain di bagian bahunya

"untung hanya bagian bahu yang terluka, bagaimana kalau sampai mengenai kepalamu? aku tidak bisa membayangkan kalau sampai kamu terluka parah" kata Nadin

"aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan" kata Johan

Nadin meminta Johan untuk menuntut orang yang suda lalai dalam bekerja hingga menyebabkan Johan terluka.

tapi Johan tidak mau memperpanjang masalah itu, karena baginya hal semacam itu memang kemungkinan terjadi, ia mengatakan kalau itu juga salah dirinya karena kurang berhati-hati saat bekerja.

"tapi kenapa kamu langsung kemari ini belum waktunya pulang kerja. kenapa meninggalkan pekerjaan begitu saja" tanya Johan

"bagaimana bisa aku tidak langsung kemari saat mendengar kabar kamu terluka bagiku kamu lebih penting dari pekerjaan" ujar Nadin yang membuat Johan sedikit terkesan dengan ucapan Nadin padanya.

Johan menggodanya dengan mengatakan "kata-kata seperti itu hanya bisa di ucapkan oleh anak dari seorang direktur" Nadin tidak perduli dengan ucapan Johan karena menyinggungnya pergi begitu saja di tengah Jam Keja.

"apa lukamu masih perlu perawatan dokter?" tanya Nadin

"harusnya begitu tapi aku rasa aku hanya perlu datang untuk membuka jahitan" kata Johan

"Mana boleh seperti itu, kamu harus tetap memeriksa luka mu ke rumah sakit karena kalau tidak nanti bisa menyebabkan infeksi"

ibu yang melihat Nadin yang sepertinya begitu sangat menghawatirkan anak nya ikut merasa senang. ibu merasa Nadin memiliki perasaan yang tulus pada Johan

Nadin hampir lupa dengan keberadaan ibu Johan disana karena rasa khawatirnya, saat ia menyadari ada ibu johan ia mengatakan kalau ia sangat cemas mendengar Johan terluka.

ibu merasa senang Nadin sangat perduli dengan anaknya ia meminta agar Nadin bisa membantu Johan saat bekerja karena kondisi tangan nya yang terluka

Nadin tentu setuju ia pasti akan membantu Johan

setelah memastikan keadaan Johan baik-baik saja Nadin merasa suda tenang ia beranjak dari tempat duduknya untuk segera pamit pulang, ia berpesan agar Johan beristirahat. ia juga meminta Johan tidak usah banyak bergerak agar lukanya cepat membaik.

ibu mengantar Nadin ke depan, ia berharap Nadin akan lebih sering datang ke rumahnya, agar mereka bisa ngobrol lebih banyak lagi.

Nadin sangat senang karena ibu Johan selalu baik padanya, ia berpesan agar ibu Johan selalu menjaga kesehatan.

setelah mengantar Nadin ke depan, ibu kini kembali ke kamar Johan

"apa dia suda pulang" tanya Johan pada ibunya

ibu mengiyakan kalau Nadin suda pulang, ibu mengatakan pada Johan kalau Nadin anak yang baik dan ramah, tidak angkuh meski anak dari seorang direktur.

"ibu hanya tidak begitu mengenalnya, dia bukan ramah tapi berisik" ujar Johan.

"tidak boleh begitu..ibu rasa ia memang memiliki kepribadian yang baik" kata ibu membela Nadin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!