Berubah

Semenjak Reza memulai pekerjaan barunya, dia tidak punya waktu untuk Nara. Selalu saja ada kegiatan sekolah yang harus dia ikuti. Entah rapat dengan pengurus yayasan, persiapan akreditasi, mempersiapkan administrasi, dan banyak lagi yang tak Nara ketahui. Rasanya dia seperti mencari-cari alasan agar mereka tidak bertemu. Pesan dan telepon Nara juga kadang diabaikan. Padahal menurut Nara, jika dibandingkan dengan beban pekerjaannya, seharusnya dia yang lebih sibuk.

Beberapa kali mereka harus bertengkar gara-gara tidak bisa mengatur jadwal meeting untuk persiapan pernikahan mereka. Semakin dekat menuju pernikahan, hati Nara semakin berat. Bukan hanya karena semua perubahan pada ritme hubungan mereka saja, namun perasaannya terhadap Reza. Ada yang aneh yang dia rasakan pada laki-laki itu. Keraguan yang entah sejak kapan bertumpuk satu persatu.

Sekali waktu Nara menawarkan diri untuk membayar belanjaan saat mereka jalan-jalan berdua di mall setelah sekian lama. Tiba-tiba Reza membentaknya, mengatakan bahwa dia juga masih mampu untuk membayar barang yang Nara inginkan. Reza merasa terhina karena Nara mengeluarkan uangnya sendiri, dan membuatnya terlihat seperti laki-laki yang tidak berguna. Hampir setiap saat ketika Nara membeli sesuatu, Reza akan menyindirnya agar tidak boros dan mengatakan bahwa penghasilannya tidak sebanyak dulu. Ketika nanti mereka berumah tangga, Reza tak akan mampu mengimbangi gaya hidup Nara.

Semua pembicaraan tentang penghasilan membuat Nara muak. Reza menjadi sangat berbeda, dia selalu saja merasa rendah diri dengan pekerjaan dan penghasilannya. Tak sekalipun Nara terpikirkan untuk menghina laki-laki yang disayanginya itu. Dia selalu menerimanya apa adanya dengan sepenuh hati. Setiap hari Nara selalu menyemangatinya, menguatkannya, dan memberinya dukungan.

...****************...

Hujan turun deras. Nara tertahan dan tidak bisa pulang dari kantor.  Dia menunggu di lobby bersama banyak karyawan yang juga menunggu hujan reda. Sejak pukul 16.30 tadi dia sudah menghubungi Reza. Biasanya pacarnya itu akan menjemputnya sepulang kerja. Tapi tidak ada balasan sama sekali, bahkan pesan dari Nara saja tidak dia baca. Perasaannya mulai aneh, biasanya tak seperti ini. Meskipun akhir-akhir ini komunikasinya tidak lancar, tapi setidaknya dia tidak akan mengabaikan pesannya lebih dari 1,5 jam seperti sekarang.

Mungkin Nara tak seharusnya menunggu Reza, lebih baik dia memesan taksi online saja. Namun karena sekarang sedang hujan deras, beberapa kali orderannya di cancel oleh driver karena mereka tidak bisa mencapai lokasi akibat terjebak banjir. Terpaksa Nara tertahan lebih lama dikantornya.

“Lo kok belum pulang? Padahal udah pamitan dari sore.” Tanya Arvin saat melihat Nara hilir mudik di lobby. Hari ini cukup sibuk untuk Arvin, hingga dia pulang lebih dari jam 18.00. Setelah selesai memeriksa hasil audit keuangan perusahaan.

“Masih hujan, Pak. Ga ada driver yang ambil orderan saya.”

“Mau pulang bareng gue?”

“Eh.. Ga usah, Pak. Saya nunggu hujan reda aja.” Balas Nara canggung.

“Gue lagi baik nih. Lagian bakalan susah nyari driver kalau tambah malam. Belum tentu juga hujannya bakalan reda.”

Nara berpikir sejenak, apa yang dikatakan Arvin ada benarnya. Apalagi bosnya itu sudah berbaik hati padanya. Hal yang langka dilakukannya. Mengingat kembali gosip dan dugaannya tentang Arvin terhadap posisinya, Nara merasa tawaran ini tidak buruk juga. Akhirnya Nara menyetujui tawaran dari Arvin untuk diantar pulang.

Setelah satpam mengambil mobil Arvin dari parkiran dan menyerahkannya di tempat drop off kendaraan, Nara ikut naik ke mobil mewah itu. Baru pertama kali Nara naik mobil Arvin. Merasa sangat canggung. Interior mobil dengan dominasi warna wood dan tempat duduk dari palomino leather membuat Nara ciut. Satu-satunya hal yang paling norak, tidak berharga, dan sangat out of place di mobil ini adalah dirinya sendiri.

Nara mengelus jok kulit halus yang didudukinya, merasa sangat tidak pantas. Disebelahnya Arvin sibuk menyetir, menembus hujan dan jalanan dengan jarak pandang yang pendek. Hujan, gelap, dan dingin. Perpaduan yang agak menakutkan. Nara mengunci mulutnya agar tidak mengganggu konsentrasi Arvin saat berkendara, takut kalau bosnya itu kesal padanya dan tiba-tiba menabrakan diri ke trotoar.

Suara handphone membuat Nara terlonjak kaget. Dia melihat nomor Reza tertera dilayar. Cepat-cepat mengangkatnya.

‘Kamu dimana sekarang? Aku udah ada di kantor kamu.’ Terdengar suara Reza dibalik telepon.

‘Za, aku lagi dijalan. Pulang sama bosku.’ Ucap Nara.

‘Lah gimana sih? Katanya minta jemput. Aku udah dikantor kamu nih sekarang. Kamunya dimana udah jauh belum?’

‘Belum sih. Tapi aku udah pulang sama bosku, gimana dong?’

‘Ya udah turun aja. Masa aku harus balik lagi sih? Aku udah hujan-hujan gini jemput kamu.’

‘Ya lagian kamu dari sore aku chat ga bales. Malah tiba-tiba dateng gini ke kantor.’

‘Oh jadi kamu ga mau aku jemput karena lebih enak pulang sama bos kamu?’

‘Apa sih, Za? Kok jadi ngomong gitu?’

‘Ya makanya kamu cepetan turun! Nanti aku jemput di tempat kamu turun.!’ Kata Reza emosi dan menutup teleponnya.

Nara benar-benar kesal dengan tangkah kekanakan Reza. Dia juga merasa tidak enak pada Arvin yang sudah menawarkannya tumpangan. Tapi Nara tidak ingin kalau Reza berpikir aneh-aneh tentangnya karena menerima tawaran Arvin untuk diantar pulang.

“Pacar lo marah karena lo bareng gue?” Tanya Arvin, tidak mungkin tidak mendengar telepon tadi sementara Nara duduk disebelahnya.

“Saya boleh turun di dekat sini aja gak, Pak? Maaf saya ngerepotin.” Kata Nara menyesal.

“Depan RR Chocolate aja gue turunin lo. Kalau disini nanti lo kehujanan.”

“Makasih banyak, Pak.”

Nara segera menghubungi Reza lagi untuk mejemputnya di café yang Arvin sebutkan. Arvin memarkirkan mobilnya di halaman café. Dia kemudian turun dan mengembangkan payungnya, membuka pintu tempat Nara duduk.

“Kita nunggunya di dalem aja. Biar anget.” Kata Arvin membantu Nara turun dari mobil dan memayunginya.

Nara kaget dan sangat terkesan dengan perilaku Arvin. Benar-benar diluar dugaannya, he’s such a gentlemen. Tiba-tiba saja Nara merasa tersipu dibuatnya. Jika dipikir-pikir, Arvin tidak sejahat ketika awal-awal bertemu dan bekerja. Sekarang dia juga tidak terlalu banyak memarahi Nara dan meminta hal yang aneh-aneh padanya. Kalau Nara tidak melakukan kesalahan, dia juga tidak akan mengusiknya dengan pertanyaan-pertanyaan menyebalkan.

Mereka masuk ke tempat tersebut. Tak banyak orang disana. Suasana yang nyaman dengan harum cokelat dan kue menyebar seantoro ruangan membuat perasaannya menjadi lebih tenang. Arvin memesankannya hot cocoa drink dan cake berwarna merah terang dengan hiasan bulu yang terbuat dari cokelat. Nara tidak tahu apa namanya, namun sangat cantik. Dia jadi takut untuk memakannya. Saat Nara meminum cokelat panas dengan marshmello diatasnya, rasa manis dan aroma yang kuat membuatnya hangat. Sementara Arvin duduk di depannya sambil memainkan handphone-nya tanpa berbicara. Fokus menatap layar dan tidak memedulikan sekitar.

“Pak Arvin kalau mau pulang sekarang juga gak apa-apa. Saya nunggu Reza sendirian aja.” Ucap Nara. Entah kenapa dia tidak bisa menghilangkan rasa canggung diantara mereka.

Arvin mengangkat wajahnya dari layar ponsel dan menatap Nara, “ Gue mau habisin minuman gue dulu.” Katanya mengambil cangkir yang ada didepan dan menyesapnya. “Pacar lo pake motor?” lanjutnya.

“Iya. Dia pake motor dan sedang perjalanan kesini.”

“Yakin lo hujan gede kayak gini naik motor?”

“Gak apa-apa kok, saya udah sering naik motor pas hujan sama Reza.”

“Orang kalau udah bucin tuh kelakuannya suka ga masuk akal.”

Arvin mengaduk minumannya tidak berselera. Menatap keluar jendela yang diguyur hujan deras. Lamunannya buyar saat terdengar handphone berdering. Pasti itu pacar Nara. Benar saja, laki-laki itu sekarang sudah menunggunya di depan café. Nara berpamitan kepada Arvin dan berulang kali mengatakan terimakasih sebelum menghilang keluar.

Reza sudah memarkirkan motor vespa-nya di samping mobil Arvin. Kedua kendaraan tersebut benar-benar seperti bumi dan langit. Reza miris melihat keadaannya sendiri.

Nara keluar dengan muka cemberut, kemudian mengambil dan mengenakan jas hujan yang diberikan oleh Reza tanpa sepatah katapun. Melihat tingkahnya yang seperti itu membuat Reza kesal.

“Jadi kamu gak mau aku jemput karena bareng bos kamu yang pake mobil mewah kayak gitu?” Tanya Reza ketus.

“Apa sih, Za?”

“Kok kamu gak seneng sih aku jemput? Aku ganggu kamu naik mobil mewah bos kamu ya?”

“Kamu kok nuduh sembarangan gitu sih? Aku kesel sama kamu karena kamu susah buat dihubungi dan tiba-tiba aja dateng ke kantor aku tanpa konfirmasi.” Serang Nara tidak terima.

“Lah kok harus konfirmasi segala sih? Aku emang selalu jemput kamu, kan?”

“Tapi kamu gak bales chat aku. Makanya aku pikir kamu ga bakal jemput aku.”

“Cuma karena aku ga bales chat kamu doang terus kamu mikir aku ga bakal jemput kamu, gitu? Terus gampang banget terima tumpangan dari cowo lain?”

“Kamu tuh selalu bahas keluar topik gini sih, Za?”

“Bilang aja kamu tuh kegatelan kan pingin nyobain pulang dianterin mobil mewah sama bos kamu! Kamu suka sama bos kamu, kan? Iya lah pasti, dia kaya raya gitu dibandingkan aku yang cuma bawa motor vespa butut, kebanting jauh.”

“REZA!!” Bentak Nara emosi. Kenapa dia sampai hati mengatakan tuduhan seperti itu padanya? Nara tidak bisa menyembunyikan perasaan sakit hatinya. Rasanya ingin menangis saat itu juga, namun dengan sepenuh hati Nara menahannya.

“Kalau lo insecure sama diri lo sendiri, jangan libatin gue.” Kata Arvin tiba-tiba. Dia mendengar pertengkaran Nara dan pacarnya saat keluar café. “Gue ga tertarik sama dia, dan dia juga gak tertarik sama gue. Mendingan lo benerin tuh otak lo biar gak gampang insecure dan nuduh pacar lo sembarangan.” Lanjutnya menatap dingin pada Reza. Arvin memasuki mobilnya kemudian melanjutkan perjalanan pulang.

Terpopuler

Comments

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Ogah gw sama cowo modelan Reza ini yang karena insecure nya sendiri jadi selalu merasa sebagai korban!
Bulshit! lah..
Kelaut ajaa cowo model gini mah.. ngga layak dijadikan sandaran hidup 😤😤

2023-07-23

0

Qeisha A.F Ladyjane

Qeisha A.F Ladyjane

suka banget sama gaya nya ar

2023-01-27

0

Ersa

Ersa

keren Vin, biar Reza gak nyablak lagi tuh mulutnya.

2023-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Halo Pak Arvin!
2 Saya Nara
3 CEO Pengganti
4 Hari Pertama Bekerja
5 Siapa Arvin?
6 Jelek
7 Makanan Meksiko
8 Alergi
9 Bukan Serenade
10 Layoff
11 Tiket
12 Fortunata
13 Tentang Arvin
14 Berubah
15 Kegagalan
16 Mencari Keberuntungan
17 Can't Resist This Feeling
18 Fatal
19 Menjenguk Nara
20 Kekecewaan
21 Tanggung Jawab
22 Sebuah Kabar
23 Pertemuan
24 Hari Pernikahan
25 (Bukan) Malam Pertama
26 Rencana Sempurna
27 Mencoba Mengerti
28 Everyone Leaves
29 Bertahan
30 Penghubung
31 "Hello, Love!"
32 Berada di titik berbeda
33 Sebuah Saran
34 It's easier for us
35 Lost in Stereo
36 Again and again
37 Perasaan Aneh
38 Teman
39 Hadiah
40 Undangan Makan Malam
41 Potongan Informasi
42 Pemandangan Pagi
43 Anak Keluarga Aditama
44 Unworded Feeling
45 Just One Kiss
46 Utuh
47 Seorang Ibu
48 Lovable
49 Take It Slowly
50 Hal-hal Yang Disukai
51 Belum Siap
52 Tak Terkendali
53 Harapan Ibu
54 Biar Cepat Sembuh
55 Sekali Setiap Hari
56 Terburu-buru
57 Diluar Dugaan
58 Berkunjung
59 Resemble
60 Halo Arvin!
61 Menunggu Hujan Reda
62 Wangi
63 Tidak Ada Yang Benar
64 Jangan Takut
65 Makan Malam Romantis
66 Pikiran Buruk
67 Pertanda Baik
68 Kenapa Menangis?
69 Kehilangan
70 Amarah
71 Redefining Love 1
72 Redefining Love 2
73 Hati Yang Goyah
74 Menghapus Kenangan
75 Aktivitas Penghilang Stress
76 Boundaries
77 Kedua Kali
78 Serangan Pagi
79 Teman Kantor
80 Tak Cukup Sekali
81 Sepatu
82 Rencana
83 Anakku
84 Para Pembohong
85 Memaafkan
86 Selamat Jalan
87 Pesan Ibu
88 Kangen
89 Kunjungan Ibu Mertua
90 Get You
91 First Day
92 Usaha Yang Gagal
93 Percaya
94 Kemenangan
95 Milikmu
96 Rumah Impian
97 Kedatangan Juna
98 Celah
99 Bapak
100 Acara 7 Bulanan
101 Kunjungan Tak Terduga
102 Menjadi Orang Tua
103 Menantu
104 Stillbirth
105 Alyosha
106 Penghubung (2)
107 Setelah Kehilangan
108 Alasan
109 Waktu Berdua
110 Decision
111 Melepaskan
112 Kembali Pulang
113 Simple I Love You (End)
114 Bonus Chapter -1
115 Promosi Novel Baru
116 Bonus Chapter -2
117 Bonus Chapter -3
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Halo Pak Arvin!
2
Saya Nara
3
CEO Pengganti
4
Hari Pertama Bekerja
5
Siapa Arvin?
6
Jelek
7
Makanan Meksiko
8
Alergi
9
Bukan Serenade
10
Layoff
11
Tiket
12
Fortunata
13
Tentang Arvin
14
Berubah
15
Kegagalan
16
Mencari Keberuntungan
17
Can't Resist This Feeling
18
Fatal
19
Menjenguk Nara
20
Kekecewaan
21
Tanggung Jawab
22
Sebuah Kabar
23
Pertemuan
24
Hari Pernikahan
25
(Bukan) Malam Pertama
26
Rencana Sempurna
27
Mencoba Mengerti
28
Everyone Leaves
29
Bertahan
30
Penghubung
31
"Hello, Love!"
32
Berada di titik berbeda
33
Sebuah Saran
34
It's easier for us
35
Lost in Stereo
36
Again and again
37
Perasaan Aneh
38
Teman
39
Hadiah
40
Undangan Makan Malam
41
Potongan Informasi
42
Pemandangan Pagi
43
Anak Keluarga Aditama
44
Unworded Feeling
45
Just One Kiss
46
Utuh
47
Seorang Ibu
48
Lovable
49
Take It Slowly
50
Hal-hal Yang Disukai
51
Belum Siap
52
Tak Terkendali
53
Harapan Ibu
54
Biar Cepat Sembuh
55
Sekali Setiap Hari
56
Terburu-buru
57
Diluar Dugaan
58
Berkunjung
59
Resemble
60
Halo Arvin!
61
Menunggu Hujan Reda
62
Wangi
63
Tidak Ada Yang Benar
64
Jangan Takut
65
Makan Malam Romantis
66
Pikiran Buruk
67
Pertanda Baik
68
Kenapa Menangis?
69
Kehilangan
70
Amarah
71
Redefining Love 1
72
Redefining Love 2
73
Hati Yang Goyah
74
Menghapus Kenangan
75
Aktivitas Penghilang Stress
76
Boundaries
77
Kedua Kali
78
Serangan Pagi
79
Teman Kantor
80
Tak Cukup Sekali
81
Sepatu
82
Rencana
83
Anakku
84
Para Pembohong
85
Memaafkan
86
Selamat Jalan
87
Pesan Ibu
88
Kangen
89
Kunjungan Ibu Mertua
90
Get You
91
First Day
92
Usaha Yang Gagal
93
Percaya
94
Kemenangan
95
Milikmu
96
Rumah Impian
97
Kedatangan Juna
98
Celah
99
Bapak
100
Acara 7 Bulanan
101
Kunjungan Tak Terduga
102
Menjadi Orang Tua
103
Menantu
104
Stillbirth
105
Alyosha
106
Penghubung (2)
107
Setelah Kehilangan
108
Alasan
109
Waktu Berdua
110
Decision
111
Melepaskan
112
Kembali Pulang
113
Simple I Love You (End)
114
Bonus Chapter -1
115
Promosi Novel Baru
116
Bonus Chapter -2
117
Bonus Chapter -3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!