Meja kantin sudah terisi penuh, disana ada Aji, Nara, Tiwi, Dewi, Anna dan orang baru yang baru bergabung di perusahaan, Juna. Mereka mengobrol sambil memakan makan siang. Bersenda gurau seperti biasanya.
“Guys, tau ga minggu lalu gue baru dateng ke acara musiknya Pak Arvin. Gue punya foto eksklusif dia lagi nge-band.” Ucap Nara pada teman-teman wanitanya.
“IIIh mau liaaat.” Kata Dewi penasaran.
“Pak Arvin anak band? Woow.. Makin-makin aja nih banyak penggemarnya. Tau ga di divisi gue kayaknya pada klepek-klepek tuh sama si ganteng. Pada semangat banget kalau ada internal meeting sama dia.” Tambah Anna.
“Iya. Diapartemennya juga dia suka main musik. Kemarin gue pas lihat performance-nya dia. Super cooool. Pokoknya beda lah pas di kantor yang mulutnya kayak anj*ng.” Kata Nara.
“Heh.. Dia atasan lo anjir.” Kata Aji.
“Dia dari dulu emang mulutnya pedes banget ya, Ji?” Tanya Nara.
“Ngga sih. Tipe cowo cool gitu. Dia anak band, ketua OSIS, dan anak olimpiade fisika. Ketos paling fenomenal lah banyak penggemarnya dari dulu. Mau cewe mana aja tinggal tunjuk. Tapi gak tau kalau di organisasi kayak apa. Nih si Juna yang anak OSIS. Gue sih bukan.” Kata Aji sambil merangkul Juna.
“Bang Arvin baik kok. Baik banget malah. Setau gue dia gak pernah komentar kasar, apalagi sama cewe.” Kata Juna yang baru bersuara.
“Lah terus gue apa dong? Bukan cewe, gitu?”
“Mungkin dia suka sama lo kali.”
“Idih najiis.” Kata Nara berekspresi jijik. “Juna, look at this! Gue kurang dari 3 bulan lagi bakal nikah.” Lanjutnya memperlihatkan cincin emas yang melingkar dijarinya dengan bangga.
“Udah, Jun. Jangan ngomongin cowo lain depan Nara. Dia tuh bucin mampus sama pacarnya. Kemaren aja pas berantem sama si Reza udah kayak ga ada gairah hidup.” Cibir Dewi.
Benar, Nara rasanya seperti menjadi mayat hidup ketika dia bertengkar dan tidak saling menghubungi selama 2 minggu dengan Reza. Hidupnya rasanya begitu hampa. Apalagi apa yang dikatakan Reza tentang ide untuk mengundur pernikahan mereka. Membuat hati Nara hancur.
Untung saja mereka kemarin sudah berbaikan. Sehari setelah acara musik Arvin, mereka bertemu dan membicarakan kembali mengenai hubungan mereka. Kabar baiknya, Reza sudah mendapatkan pekerjaan sebagai guru multimedia di sebuah SMK swasta. Mungkin gajinya tidak sebesar kantornya dulu, tapi Reza sekarang lebih optimis karena sudah memiliki pekerjaan kembali. Dia juga masih terus berusaha melamar ke banyak perusahaan dan mencoba interview kembali. Tak ada lagi halangan untuk mereka menikah 3 bulan lagi.
“Mas Reza adalah segalanya buat gue. Ga ada cowo lain yang levelnya kayak dia.”
“Dih bucin. Padahal gantengan Arvin tau!” Goda Dewi.
“Ya udah sono lo bikin perkumpulan penggemar si Arvin. Gue sih ogah. Kalau bukan karena gajinya gede. Gue ga mau kerja sama dia.”
“Tiwi, lo kok dari tadi diem aja? Kenapa? Lo sariawan?” Tanya Anna penasaran, Tiwi biasanya ceriwis dan senang membicarakan apa saja saat makan siang.
“Gue sebenernya ada gosip paling hot. Tapi gue takut ngomonginnya.” Kata Tiwi sambil memelankan suara.
“Soal apa?”
“Arvin.” Bisik Tiwi.
“Ya udah, spill cepetan. Kita bisa jaga rahasia kok.”
“Lo tau kan Pak Daryanto, Senior Manager di divisi gue? Dia udah kerja hampir 35 tahun disini. Dia tahu hampir semua gosip tentang keluarga Aditama. Gue dapet info dari dia kalau Arvin tuh anak haramnya Pak Candra.”
“HAAAH” Mereka semua serentak berseru kaget. Saling memandang tidak percaya.
“Aslinya?”
“..dan lo tau ga? Ibunya Arvin tuh dulu mantan sekretarisnya Pak Candra. Tapi dia diurus dari bayi sama Bu Lena, bareng Angga dan Audrey. Arvin ga pernah liat ibu aslinya seumur hidupnya.”
“Mungkin makanya dia sensi banget sama lo kali, Ra. Ibunya kan sekretaris juga.”
Semuanya terasa masuk akal bagi Nara sekarang. Sejak pertama bertemu dengan Arvin, dia menanyakan hal-hal aneh yang tidak wajar padanya. Menanyakan apakah Nara selingkuhan ayahnya, menanyakan kenapa Nara sangat ingin jadi sekretaris, dan berkata tentang sekretaris yang biasanya menjadi simpanan para bos. Mungkin Arvin mengira Nara sama seperti ibunya. Apakah Arvin membenci ibunya yang seorang simpanan?
Hubungan Arvin dan Lena juga tidak dekat. Lena mengabaikan Arvin saat berada di rumah sakit. Tak pernah menghubungi atau mengunjunginya. Pertengkarannya dengan Angga saat Arvin pertama masuk kerja juga membuktikan bahwa hubungan keluarga mereka sangat kacau. Iya, bagaimana bisa seorang anak haram dari wanita simpanan diterima dengan baik di sebuah keluarga. Mungkin saja Candra selalu memanjakan Arvin karena tahu bahwa anak itu tidak diperlakukan dengan cinta oleh ibu dan kakak-kakaknya. Tapi kenapa Arvin yang dipilih Candra untuk menggantikan posisinya? Harusnya Angga yang lebih berhak untuk posisi CEO.
Nara tiba-tiba merasa iba dengan Arvin, pasti menakutkan tinggal bersama orang yang tidak menyayanginya dari kecil. Biarpun perlakuannya pada Nara kadang membuatnya naik darah, mungkin karena Arvin memproyeksikan kebenciannya kepada ibu kandungnya pada pekerjaan sekretaris yang kebetulan ditempati Nara. Apakah kalau Nara bukan sekretarisnya Arvin akan sekasar itu padanya?
...****************...
[Candra]
Kamu gak akan jenguk ayah, Vin?
Arvin menatap layar handphone-nya lama, membaca pesan itu berulang-ulang. Pesan yang sama yang dikirimkan ayahnya beberapa hari sekali selama 2 bulan ini. Selain itu ayahnya juga terus menanyakan bagaimana pekerjaannya di kantor. Tapi tak pernah sekalipun Arvin membalasnya. Pesan-pesan tersebut mengendap begitu saja di ponselnya.
Alarm sudah berbunyi. Menunjukkan pukul 17.00 tepat. Dia tidak pernah ingin lembur. Selalu mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan efisien agar dia bisa pulang kerja tepat waktu. Arvin membereskan mejanya, mengenakan blazernya, dan keluar dari ruangannya.
“Gue pulang duluan.” Kata Arvin pada Nara yang duduk ditempatnya.
“Pak Arvin.” Ucap Nara, mengkentikan langkah laki-laki itu “Makasih buat tiket acara musiknya.” Lanjutnya.
“Lo dateng?”
“Iya. Pak Arvin keren banget pas manggung. Saya merasa terhibur dan merasa lebih baik setelah denger penampilan band kemarin.” Kata Nara jujur. Setelah mengetahui tentang kehidupan Arvin dari gosip yang dibicarakan Tiwi, Nara merasa harus mengubah perspektif buruk tentang posisinya. Mungkin dengan satu atau dua pujian sesekali akan membuat Arvin menghilangkan kebencian dan sikap kasar padanya.
Arvin menghembuskan napas keras, “Jadi lo udah baikan? Ga bermasalah lagi?” Tanyanya.
Nara mengangguk, “Saya sudah baikan sama pacar saya.”
“Oh. Jadi lo kayak kemarin karena berantem sama pacar lo? Terus yang jadi sasaran badmood lo jadinya gue?”
“Bukan gitu, Pak. Saya minta maaf karena tidak bisa profesional selama saya punya masalah pribadi. Saya janji akan lebih baik lagi.”
“Awas ya lo kayak gitu lagi. Lain kali kalau lo ada masalah sama pacar lo dan gak profesional di kerjaan. Gue bakal langsung pecat lo.”
“Iya, Pak.”
“Karena sekarang lo udah baik-baik aja. Besok gue mau mulai marahin lo lagi kalau lo bikin masalah.”
Arvin berbalik dan meninggalkan Nara, berjalan terus hingga menghilang dalam lift. Baru kali ini Nara merasa Arvin sangat perhatian terhadap keadaannya. Meskipun dia tetap mengancam akan memecatnya jika bersikap tidak profesional. Nara sempat takut Arvin akan marah jika tahu bahwa semua ketidakbecusannya bekerja akhir-akhir ini karena masalah percintaannya dengan Reza.
Mungkin yang dikatakan oleh Juna benar. Arvin sebenarnya baik dan sangat pengertian. Dia mendengarkan alasan Nara dan memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri dilain waktu. Setiap hari bosnya itu menunjukkan sisi yang tak pernah Nara tahu. Semua gosip tentangnya rasanya jadi sangat berlebihan. Mungkin jauh di dalam sikapnya yang terkadang menyebalkan, ada hal-hal baik yang tersimpan dalam dirinya yang Nara tak pernah duga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa untuk klik favorit, like dan komentar ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ida Sriwidodo
Memang Nara harusnya introspeksi.. masa gegara ribut sama pacar trus oleng di kerjaan
Apalagi posisi sekretaris CEO kan penting
Ngga profesional berarti dan salut sama Arvin yang bisa paham dan ngerti kondisi mental Nara 🤔🤔
2023-07-23
0
dapurnya tinah
knp... knp.... diri q baru nemu novel keren gini....
2023-01-27
2
Erna Ernawati
novel yg sangat bagus..penuturan kata2 nya juga bagus,sederhana dan sangat baik..
2023-01-08
2