CEO Pengganti

“Ngapain si lo ikutin gue? Meetingnya kan udah beres?” Tanya Arvin kesal saat Nara mengikutinya kembali ke penthouse.

“Tapi Pak Canda meminta Anda untuk menggantikannya sementara di perusahaan sebagai CEO. Bukan cuma meeting tadi saja.”

“F*ck! Si kumis banyak maunya banget sih!” Ucap Arvin, dia mulai membuka blazernya. Melemparkan ke sembarang tempat kemudian menjatuhkan diri berbaring diatas sofa.

“Masih ada beberapa meeting kerjasama dengan perusahaan lain minggu ini, ada banyak dokumen yang harus Anda periksa, beberapa dokumen untuk di tan—“

“Ambilin gue air minum dingin.” Potong Arvin saat Nara menjelaskan. Meskipun enggan, Nara terpaksa berjalan menuju pantry dan mengambil air dingin di dalam lemari es. Kemudian menyerahkannya pada Arvin yang berbaring malas-malasan.

“Anda hari ini harus ke kantor, banyak sekali pekerjaan yang Pak Candra tinggalkan untuk Anda kerjakan.”

“Males. Gue udah bilang kan suruh aja si Angga. Dia pasti seneng banget menjilat sama si kumis.”

“Tapi ini semua pekerjaan yang Pak Candra serahkan langsung untuk Anda. Saat beliau sempat siuman, saya disuruh untuk mengalihkan semua ini pada Anda.” Nara tetap berkeras membujuk Arvin.

“Bawel banget sih lo?! Capek gue dengerinnya!”  

“Ini adalah pekerjaan saya. Saya akan mengulang ribuan kalipun agar Anda bersedia menggantikan Pak Candra memenuhi semua pekerjaannya.” Jawab Nara tegas dan tidak mau kalah.

“Aaaaaarghh ya udah oke. Besok gue ke kantor gantiin kerjaan si kumis.” Teriak Arvin benar-benar frustrasi mendengar ocehan Nara yang terus memaksanya. “Biarin hari ini gue istirahat dulu. Pergi dari apartemen gue sekarang!!!” Lanjut Arvin mengusir.

“Oke. Saya pegang janji Anda. Besok Anda harus sudah hadir di kantor pukul 9 pagi. Kalau tidak, saya benar-benar akan membawa bodyguard untuk menyeret Anda agar berangkat ke kantor.” Ucap Nara serius.

“Lo ngancem atasan lo sendiri? Berani bener lo?!”

“Saat ini Anda bukan atasan resmi saya. Atasan saya tetap Pak Candra.” Kata Nara menantang.

“Waaah.. asli lo ga ada takut-takutnnya.” Balas Arvin tidak percaya dengan perkataan Nara.

“Saya permisi pulang kalau begitu.” Nara segera berdiri dari sofa. Berjalan pergi meninggalkan Arvin yang masih kesal dengannya.

“Heh tunggu lo!” Kata Arvin memanggil, namun Nara tetap berjalan menjauh “NARA!!” Teriak Arvin tegas.

Nara memutar tubuhnya. Menghembuskan napas kesal. Kemudian menatap Arvin.

“Bikinin gue makanan dulu sebelum pergi. Gue laper.”

WHAAAT??!!

Sungguh hari ini paling berat selama karir Nara. Baru kali ini dia bertemu dengan atasan yang benar-benar menyebalkan. Tingkahnya yang sombong, kata-katanya yang tajam, perilakunya yang tidak waras. Hari ini dia sudah dimaki, dituduh selingkuhan, dan sekarang harus memasakan makanan untuknya. Dia sekretaris bukan pembantu!!!

Nara tidak bisa menolak permintaan Arvin, secara tidak langsung dia adalah atasannya. Saat ini Nara juga tidak ingin kalau mood laki-laki itu memburuk hanya karena Nara tidak menuruti permintaannya. Bisa-bisa dia besok tidak jadi datang ke kantor dan Nara harus mengulangi hal melelahkan untuk membujuknya.

Tak ada bahan yang bisa dimasak di lemari es Arvin, hanya telur, susu, sosis. Beberapa bungkus mie instan ada di lemari kitchen set-nya. Nara juga menemukan roti yang hampir dekat masa kadaluarsanya. Kenapa dia hidup seperti anak kosan yang susah seperti ini? Bukankah gosipnya dia menghamburkan uang ayahnya untuk berfoya-foya?

Akhirnya Nara hanya memasak scrambled egg, roti panggang, dan sosis. Sementara Nara sibuk memasak, Arvin mandi. Dia bisa mencium wangi masakan Nara, kemudian menghampirinya. Dengan sabar dia duduk di bar pantry. Memperhatikan gadis asing itu memasak.

Setelah memperhatikan sejenak Arvin mendekati Nara. Menyudutkannya ke arah lemari-lemari pada kitchen set. Dengan panik Nara berbalik, melihat laki-laki itu menatap dekat dengan wajahnya. Dia bisa mencium harum shampoo yang dipakai Arvin pada rambutnya yang panjang sebahu. Rambut tersebut masih basah, butiran air jatuh ke punggungnya yang tak mengenakan kaos. Kenapa laki-laki ini sangat senang bertelanjang dada?

“Kalau lo lebih montok dikit aja pasti cakep. Sayangnya lo rata. Bukan tipe gue.” Bisik Arvin.

Mata cokelat Nara membulat kaget. Dia bisa merasakan embusan napas dibibirnya saat Arvin berbicara. Mereka terlalu dekat. Laki-laki ini sangat kurang ajar!

“Pak Arvin juga bukan tipe saya. Saya lebih suka laki-laki pekerja keras, sopan, sederhana dan bersahaja.” Ucap Nara begitu tenang. Semua yang dia sebutkan sangat jauh dari sifat Arvin.

Senyuman melengkung dibibir Arvin kemudian menjauhkan diri dari Nara, tapi tetap menatap lekat ke matanya.

“Lo udah punya pacar?”

“Saya sudah tunangan.” Kata Nara mengangkat jemarinya yang berhiaskan cincin emas.

“Bagus. Gue jadi gak usah godain lo.” Arvin berjalan dan duduk kembali ke bar pantry.

“Saya juga ga mau digoda oleh Pak Arvin.”

“Masa sih?” Tanya Arvin terkekeh.

Sungguh yang ingin Nara lakukan adalah menghajar muka Arvin. Mematahkan hidung mancungnya itu dalam sekali pukulan. Mana mungkin dia mau digoda oleh laki-laki paling menyebalkan yang pernah dia temui. Tidak akan. Dia tidak akan pernah mau digoda oleh orang sejenis Arvin!

***

Nara sudah panik sendiri ketika jam 9 lewat Arvin belum masuk ke kantor. Harusnya dia langsung pergi ke penthouse nya, menyeret laki-laki itu agar datang tanpa beralasan. Sudah puluhan telepon Arvin tolak. Dia lekas mengambil tasnya, turun lewat lift dan bergegas pergi menjemput Arvin. Nara masih mencoba menghubungi Arvin, menekan tombol telepon berulang-ulang.

Saat tiba di lobby, orang-orang berkerumun dan ribut. Mereka seperti sedang melihat sesuatu yang menakjubkan. Nara sampai tidak bisa lewat saat keluar dari lift.

“Ada apa sih?” Tanya Nara pada segerombolan orang di dekatnya.

“Buset ganteng bangeeeet. Asli dia anaknya Pak Candra?” Ujar seorang perempuan.

“Ini si Arvin itu? Yang katanya si anak durhaka itu?”

“Sumpah. Gue betah kalau CEO-nya ganti jadi cowok cakep kaya dia.”

“Gue baru tahu anak Pak Candra seganteng ini.”

Pandangan Nara mulai fokus melihat ke arah orang yang menjadi pusat perhatian.

ARVIN?!!! DIA BENAR-BENAR DATANG KE KANTOR?!

Gayanya sangat berbeda dengan kemarin. Dia terlihat sangat segar dan lebih tampan. Rambut panjang sebahunya yang klimis dan acak-acakan kini sudah dipangkas. Rambutnya ditata dengan gaya half coma, membuatnya terlihat lebih muda dan berkarisma. Tak lupa blazer berwarna abu dengan aksen strips dikenakan dengan pas pada tubuhnya yang jangkung dan proporsional. Dia terlihat seperti seorang aktor terkenal.

Selama beberapa saat Nara terpaku ditempatnya berdiri di dekat lift. Dia tidak bisa berbohong bahwa penampilan atasannya itu sangat tampan dan mempesona. Terlepas dari sikapnya yang sangat menyebalkan. Semua tampilan fisiknya sangat sempurna.

“Bisa gak lo berhenti teleponin gue? Kan gue udah bilang bakalan dateng ke kantor.” Ucap Arvin berdiri dihadapan Nara yang masih terpesona melihat Arvin. Dia juga masih memegang handphone-nya yang menyala menelepon orang dihadapannya.

“I-Iya Pak.” Jawab Nara kaku.

Sesaat terpikir dibenaknya. Kalau laki-laki sesempurna ini menggodanya, Nara tidak akan menolaknya.

 

 

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

ya ampuuun 😂😂

2023-11-04

0

anggit

anggit

❤❤❤❤❤

2022-12-29

0

Azizah az

Azizah az

ingat Nara kamu udh punya tunangan

2022-12-09

0

lihat semua
Episodes
1 Halo Pak Arvin!
2 Saya Nara
3 CEO Pengganti
4 Hari Pertama Bekerja
5 Siapa Arvin?
6 Jelek
7 Makanan Meksiko
8 Alergi
9 Bukan Serenade
10 Layoff
11 Tiket
12 Fortunata
13 Tentang Arvin
14 Berubah
15 Kegagalan
16 Mencari Keberuntungan
17 Can't Resist This Feeling
18 Fatal
19 Menjenguk Nara
20 Kekecewaan
21 Tanggung Jawab
22 Sebuah Kabar
23 Pertemuan
24 Hari Pernikahan
25 (Bukan) Malam Pertama
26 Rencana Sempurna
27 Mencoba Mengerti
28 Everyone Leaves
29 Bertahan
30 Penghubung
31 "Hello, Love!"
32 Berada di titik berbeda
33 Sebuah Saran
34 It's easier for us
35 Lost in Stereo
36 Again and again
37 Perasaan Aneh
38 Teman
39 Hadiah
40 Undangan Makan Malam
41 Potongan Informasi
42 Pemandangan Pagi
43 Anak Keluarga Aditama
44 Unworded Feeling
45 Just One Kiss
46 Utuh
47 Seorang Ibu
48 Lovable
49 Take It Slowly
50 Hal-hal Yang Disukai
51 Belum Siap
52 Tak Terkendali
53 Harapan Ibu
54 Biar Cepat Sembuh
55 Sekali Setiap Hari
56 Terburu-buru
57 Diluar Dugaan
58 Berkunjung
59 Resemble
60 Halo Arvin!
61 Menunggu Hujan Reda
62 Wangi
63 Tidak Ada Yang Benar
64 Jangan Takut
65 Makan Malam Romantis
66 Pikiran Buruk
67 Pertanda Baik
68 Kenapa Menangis?
69 Kehilangan
70 Amarah
71 Redefining Love 1
72 Redefining Love 2
73 Hati Yang Goyah
74 Menghapus Kenangan
75 Aktivitas Penghilang Stress
76 Boundaries
77 Kedua Kali
78 Serangan Pagi
79 Teman Kantor
80 Tak Cukup Sekali
81 Sepatu
82 Rencana
83 Anakku
84 Para Pembohong
85 Memaafkan
86 Selamat Jalan
87 Pesan Ibu
88 Kangen
89 Kunjungan Ibu Mertua
90 Get You
91 First Day
92 Usaha Yang Gagal
93 Percaya
94 Kemenangan
95 Milikmu
96 Rumah Impian
97 Kedatangan Juna
98 Celah
99 Bapak
100 Acara 7 Bulanan
101 Kunjungan Tak Terduga
102 Menjadi Orang Tua
103 Menantu
104 Stillbirth
105 Alyosha
106 Penghubung (2)
107 Setelah Kehilangan
108 Alasan
109 Waktu Berdua
110 Decision
111 Melepaskan
112 Kembali Pulang
113 Simple I Love You (End)
114 Bonus Chapter -1
115 Promosi Novel Baru
116 Bonus Chapter -2
117 Bonus Chapter -3
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Halo Pak Arvin!
2
Saya Nara
3
CEO Pengganti
4
Hari Pertama Bekerja
5
Siapa Arvin?
6
Jelek
7
Makanan Meksiko
8
Alergi
9
Bukan Serenade
10
Layoff
11
Tiket
12
Fortunata
13
Tentang Arvin
14
Berubah
15
Kegagalan
16
Mencari Keberuntungan
17
Can't Resist This Feeling
18
Fatal
19
Menjenguk Nara
20
Kekecewaan
21
Tanggung Jawab
22
Sebuah Kabar
23
Pertemuan
24
Hari Pernikahan
25
(Bukan) Malam Pertama
26
Rencana Sempurna
27
Mencoba Mengerti
28
Everyone Leaves
29
Bertahan
30
Penghubung
31
"Hello, Love!"
32
Berada di titik berbeda
33
Sebuah Saran
34
It's easier for us
35
Lost in Stereo
36
Again and again
37
Perasaan Aneh
38
Teman
39
Hadiah
40
Undangan Makan Malam
41
Potongan Informasi
42
Pemandangan Pagi
43
Anak Keluarga Aditama
44
Unworded Feeling
45
Just One Kiss
46
Utuh
47
Seorang Ibu
48
Lovable
49
Take It Slowly
50
Hal-hal Yang Disukai
51
Belum Siap
52
Tak Terkendali
53
Harapan Ibu
54
Biar Cepat Sembuh
55
Sekali Setiap Hari
56
Terburu-buru
57
Diluar Dugaan
58
Berkunjung
59
Resemble
60
Halo Arvin!
61
Menunggu Hujan Reda
62
Wangi
63
Tidak Ada Yang Benar
64
Jangan Takut
65
Makan Malam Romantis
66
Pikiran Buruk
67
Pertanda Baik
68
Kenapa Menangis?
69
Kehilangan
70
Amarah
71
Redefining Love 1
72
Redefining Love 2
73
Hati Yang Goyah
74
Menghapus Kenangan
75
Aktivitas Penghilang Stress
76
Boundaries
77
Kedua Kali
78
Serangan Pagi
79
Teman Kantor
80
Tak Cukup Sekali
81
Sepatu
82
Rencana
83
Anakku
84
Para Pembohong
85
Memaafkan
86
Selamat Jalan
87
Pesan Ibu
88
Kangen
89
Kunjungan Ibu Mertua
90
Get You
91
First Day
92
Usaha Yang Gagal
93
Percaya
94
Kemenangan
95
Milikmu
96
Rumah Impian
97
Kedatangan Juna
98
Celah
99
Bapak
100
Acara 7 Bulanan
101
Kunjungan Tak Terduga
102
Menjadi Orang Tua
103
Menantu
104
Stillbirth
105
Alyosha
106
Penghubung (2)
107
Setelah Kehilangan
108
Alasan
109
Waktu Berdua
110
Decision
111
Melepaskan
112
Kembali Pulang
113
Simple I Love You (End)
114
Bonus Chapter -1
115
Promosi Novel Baru
116
Bonus Chapter -2
117
Bonus Chapter -3

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!