“KELUAR!! KELUAR LO CEPETAN!!” Teriak Arvin panik. Dia masih berusaha menutupi bagian tubuhnya yang paling berharga.
Nara keluar dari kamar Arvin dengan santai, menutup pintu dibelakangnya. Kemudian terduduk seketika, lututnya terasa lemas tidak percaya apa yang sudah dia sendiri perbuat. Tangannya gemetar. Dia baru saja melihat tubuh telanjang seorang laki-laki. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Bahkan dia tidak pernah melihat tubuh pacarnya sendiri!
Dia melihat tubuh indah laki-laki asing itu. Dengan otot-otot perut yang kotak-kotak, kulit yang indah, dan dibawah perutnya ada...
Aaaaaaaaaaaaaaaaaa matanya sudah tidak suci!!!!
Nara memukul kepalanya sendiri membenci kebodohannya yang bertindak berlebihan. Dia hanya berniat menakut-nakuti Arvin, tapi tanpa sengaja malah melepas handuk dari tubuhnya. Arvin pasti sangat marah padanya. Bagaimana kalau dia tidak jadi hadir di meeting hari ini karena merasa telah dilecehkan oleh Nara?
Gawat!!!
“Cewe anj---!!! Apa-apaan dia!!!” Gerutu Arvin memungut handuk yang terkulai dilantai. Mukanya kini semerah tomat karena malu dan marah.
Seumur hidup baru pertama kalinya dia merasa dilecehkan seperti ini apalagi oleh seorang perempuan yang baru dia temui. Benar-benar menyebalkan!!! Rasanya ingin memecat gadis itu. Tapi dia adalah sekretaris ayahnya, saat ini Arvin tidak punya kewenangan untuk itu.
Cukup lama Nara menunggu Arvin keluar dari kamarnya. Hatinya bimbang, apakah dia harus mengetuk pintu dan memanggilnya? Waktu mereka sangat sempit. Sebentar lagi meetingnya akan segera dimulai.
Pintu terbuka, Arvin berdiri di ambang pintu berpakaian rapi. Dia akhirnya memilih menggunakan blazer dan celana berwarna navy. Rambutnya yang panjang sebahu dia sisir kebelakang dan dia ikat dengan rapi. Tampak necis.
“Lo! Kalau gue atasan lo, udah gue pecat lo sekarang!” Desisnya marah, menunjuk Nara penuh kebencian.
“Anda kan yang minta saya pakaikan baju.” Kata Nara dengan nada setenang mungkin. Ekspresi wajahnya dia atur kembali, berusaha tidak menunjukkan kepanikan dan perasaan malunya.
Arvin menyadari kesalahannya karena iseng menyuruh gadis ini memakaikannya baju. Benaknya berpikir, apakah gadis ini robot sampai dia benar-benar melakukan hal yang diperintahkan Arvin dan tetap tenang setelah melihatnya tak berbusana.
“Ayo cepetan! Ga usah dibahas lagi. Awas lo kalau bilang-bilang soal kejadian tadi! Kalau sampe ada gosip yg komentarin badan gue. Gue pastikan lo bakal gue pecat.” Ancam Arvin.
Langkah panjang Arvin menuntunnya ke luar penthouse nya. Dia melirik ke kanan dan ke kiri. Tidak ada siapa-siapa di luar sana.
“Lo bohong ya bilang bawa bodyguard kesini?” Tanya Arvin makin kesal. Tadi dia dilecehkan, sekarang dia dibohongi. Sekretaris ayahnya benar-benar cewek menyebalkan!
Nara hanya mengedikkan bahunya. Kemudian mereka melanjutkan berjalan menuju lobby apartemen mewah itu. Mobil sedan mewah sudah menunggu. Mereka duduk bersisian di kursi belakang, kini mobil tersebut melaju menuju tempat meeting yang telah di tentukan.
“Siapa nama lo? Gue lupa.” Tanya Arvin memecah keheningan. Selama beberapa hari sekretaris ayahnya terus menghubunginya. Mengabarkan bahwa ayahnya pingsan tiba-tiba dan harus melakukan operasi ring jantung. Tiap hari Arvin selalu menolak panggilan gadis ini. Hingga ponselnya dibombardir chat untuk menyuruhnya menggantikan ayahnya sementara.
“Saya Nara. Nara Danastri.”
“Udah berapa lama lo kerja sama si kumis?”
“2 Tahun. Sebelumnya saya bekerja di bagian General Affair. Saya ditunjuk menggantikan senior yang resign setelah melahirkan.”
“Ditunjuk langsung si kumis?”
“Iya. Pak Candra yang meminta saya menjadi sekretarisnya.”
“Lo bukan selingkuhan si kumis, kan?”
“Maaf?” Tanya Nara bingung.
“Lo selingkuhan si kumis bukan? Soalnya dia suka banget cewe muda, apalagi sekretarisnya. Lo ada main sama si kumis?” Tuduh Arvin.
“Maaf. Hubungan saya dan Pak Candra hanya sebatas atasan dan bawahan saja.” Nara tetap tenang menanggapi tuduhan dan mulut kotor Arvin.
“Ck..basi.” Balas Arvin tidak peduli. “Jadi gue sekarang ketemu sama siapa nih? Gue gak dikasih review meeting sekarang harus ngapain?” Lanjutnya kesal.
Nara hampir lupa. Dokumen penting yang sejak tadi dibawa, dia serahkan ke tangan Arvin. Selama perjalanan Arvin sibuk membaca dan mempelajari dokumen tersebut.
Hingga sekarang Nara tidak tahu kemampuan Arvin dalam bisnis. Dia memang tahu Arvin sempat kuliah double degree di luar negeri untuk jurusan bisnis dan IT. Namun selama ini yang sering Nara dengar bahwa anak CEO-nya ini tidak bekerja dimana pun, hanya hidup berfoya-foya dan sibuk dengan dunianya sendiri. Nara tiba-tiba menjadi khawatir apakah kerjasama dengan Indo Corp hari ini bisa berjalan lancar atau tidak.
Mobil memasuki lobby Indo Corp. Saat turun mereka disambut oleh perwakilan perusahaan tersebut. Mereka diarahkan ke ruang meeting yang berada di lantai 5.
“Gue ga hapal orang-orang ini. Back up gue.” Bisik Arvin pada Nara yang mengikutinya disamping.
“Orang yang tinggi di tengah adalah CEO Indo Corp, Pak Budiman Sanjaya. Sebelah kiri adalah CFO, Pak Agus Martono, sebelah kanannya adalah Senior Manager R&D, Pak Jaya Asrori yang paling penting untuk develop produk kerjasama perusahaan kita.” Bisik Nara ditelinga Arvin.
“Yang botak siapa?”
“Indra Sanjaya, anaknya Pak Budiman.”
“Kok anaknya bisa botak duluan dibanding bapaknya?” Komentar Arvin.
Nara ingin sekali memelototi dan memukul kepala belakang Arvin gara-gara komentar anehnya. Tapi Nara hanya memutar bola matanya kesal, dia mencoba sabar. Saat ini dia lebih khawatir tentang meeting yang ada di depan matanya. Bagaimana kalau Arvin sampai berkata kurang sopan dan merusak kerjasama perusahaan mereka.
“Saya Arvin Arshaka Aditama. Saya mewakili ayah saya yang saat ini tidak bisa hadir, karena beliau sedang sakit. Mohon doanya untuk kesembuhan beliau.” Ucap Arvin memperkenalkan dirinya di forum tersebut. Sikap cuek dan tidak sopannya menghilang seketika digantikan karisma yang kuat. Semua orang kini menatapnya.
“Saya turut sedih dengan kondisi rekan saya, Pak Candra. Semoga beliau lekas diberikan kesehatan.” Balas Budiman dengan sedih.
“Bisa kita mulai saja pertemuan hari ini?” Lanjut Arvin ramah.
Diskusi dan pemaparan mengenai program kerjasama antara perusahaan IT dan layanan berbasis cloud ini dimulai. Arvin menjelaskan goal kerjasama antara kedua perusahaan tersebut. Dia banyak sekali menjelaskan mengenai teknikal kerjasama yang bisa mereka lakukan jika proyek ini terselenggara.
Selama hampir 5 menit mulut Nara terbuka dan dibuat tidak percaya dengan penampilan Arvin dalam meeting kali ini. Nara benar-benar kagum dengan kemampuan dan kepiawaian Arvin dalam menjelaskan mengenai inti kerjasama mereka. Padahal dia hanya beberapa menit saja melihat isi dokumen kerjasama yang dibacanya dalam perjalanan menuju kesini.
Laki-laki ini jenius? Bahkan atasannya saja tidak pernah selihai ini ketika memimpin meeting kerjasama antar perusahaan. Siapa laki-laki ini? Apakah dia adalah orang yang sama yang Nara temui di panthouse tadi pagi? Si malas, si kurang aja, si sombong itu? Gosip-gosip mengenai anak laki-laki kandung Candra Askra Aditama yang bodoh, tidak kompeten, tidak tahu tentang dunia bisnis dan IT saat ini terpatahkan.
“Luar biasa. Saya sangat suka dengan pemaparan dan program kerjasama yang Pak Arvin tawarkan.” Ucap Jaya penuh kekaguman.
“Saya juga setuju. Kerjasama ini akan sangat menguntungkan kita. Bagaimana kalau setelah ini kita melakukan pertemuan lanjutan untuk membahas mengenai teknikalnya?” Sambut Budiman.
“Saya akan sangat senang menerima undangan bapak berikutnya.” Balas Arvin.
Arvin sekilas melihat wajah bengong Nara yang memperhatikan dari kursinya. Dia kemudian tersenyum kecil menandakan kemenangan. Pasti gadis itu berpikir Arvin hanya laki-laki manja, tidak berguna, dan sombong dibalik kemewahan yang diterima dari ayahnya. Dia tahu sejak awal Nara meremehkannya. Sekarang dia bisa melihat Nara berubah pikiran mengenai dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
May Keisya
somplak🤣🤣🤣
2023-11-04
1
Sri Wahyuni
saya baru mampir kak, krn komen"nya bagus".. 👍👍👍
2023-07-20
0
Mila Jamila
mulai kagum
lama kelamaan bucin niii
2023-02-13
0