30 Tahun Yang Lalu

Neneknya ternyata sudah pulang diantarkan Raven. Nafisa lega sehingga dia tidak perlu ke rumah Raven dan bertemu dengan cowok itu.

Kini, Nafisa duduk di depan neneknya sambil terus menatap ke bawah dengan tatapan miris. Tangannya saling bertaut. Kepalanya sedikit pusing. Dia jelas membutuhkan istirahat apalagi siang tadi ia tidak tidur. Tetapi untuk saat ini, kesehatan badannya tidak ia pedulikan sama sekali karena harus menjelaskan dulu pada neneknya yang sekarang sedang merajut di hadapannya.

"Aku harus bagaimana?" batin Nafisa.

Hening.

"Jadi kamu ikut berburu monster ya?" tanya Dhania memulai percakapan. Dia sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari benang yang berada di tangannya.

Nafisa mengepalkan tangannya. Pertanyaan neneknya seperti berkata, "Selama ini kamu sudah berbohong sama nenek ya?"

"Nenek nggak marah kok," ucap Dhania.

Nafisa refleks menatap neneknya dengan kedua matanya yang berwarna hitam berbinar-binar. "Sungguh?"

Dhania tersenyum semakin merekah.

"Nak, cucuku Nafisa, kamu selalu jadi anak baik dan nggak pernah mengecewakan nenek, kamu pasti memiliki alasan mengapa memutuskan menjadi kayak orang-orang yang melawan para monster itu. Jangan pernah berpikir nenek marah sama kamu ya?"

Nafisa tertawa di dalam hati. "Siapa yang memilih keputusan ini nek? Kalau pun ada pilihan kamu bakal mati kalau nggak melawan monsternya. Ada pilihan ya atau tidak untuk mendapatkan kekuatan, aku bakal pilih tidak."

Namun, Nafisa tidak mengatakan apa yang sedang diucapkan dalam hatinya itu dengan nada frustasi. Dia lebih memilih untuk menjawab seperti ini.

"Tetap saja nek, aku takut nenek mikirnya aku sudah berbuat yang enggak-enggak selama ini, aku takut nenek benci padaku," ucap Nafisa dengan wajah sedih.

Di hadapan orang lain, Nafisa selalu berekspresi datar, dingin, dan cuek luar biasa. Dia juga tidak pernah mau ambil pusing. Intinya dia selalu kelihatan tidak memiliki gairah hidup. Tetapi di hadapan neneknya sangat berbeda. Apalagi rahasianya sebagai seorang pemburu monster sudah terbongkar jadi tidak ada yang perlu ditutup-tutupi lagi. Hanya Dhania yang pernah melihat ekspresi sedih Nafisa.

"Kamu tahu nggak kejadian pada 30 tahun yang lalu?" tanya Dhania.

Dhania kali ini menatap cucunya dengan sorot mata serius.

"30 tahun yang lalu? Aku kan belum lahir? Hah tunggu sebentar. Pantas saja aku merasa ada yang nggak beres sejak percakapan nenek sama Bang Roy. Laki-laki itu bilang nggak sabar mendengarkan cerita nenek. Cerita apa? Kupikir itu basa-baai semata. Tapi bukankah aneh kalau dibicarakan pada situasi disaat keramaian begitu? Lalu berburu monster? Dibandingkan berburu menurutku lebih tepat disebut bermain. Dan nenek bilang aku memiliki alasan? Jelas jika dipikirkan lebih lanjut, ucapannya sangat aneh," pikir Nafisa.

"Aku belum lahir saat itu nek dan sejauh ini, aku belum pernah mendengar berita kejadian 30 tahun yang lalu," ucap Nafisa.

Dhania menghela nafas. "Begitu ya... Jadi nggak pernah muncul di berita. Pantas saja nenek selalu melihat televisi setiap hari berita itu nggak pernah muncul. Sekarang muncul lagi tapi kelihatan berbeda dengan yang dulu."

"Hah? Dulu jangan bilang..."

"30 tahun yang lalu sebuah gate tiba-tiba muncul dan mengeluarkan banyak sekali monster. Monster-monster itu menyerang kami. Banyak korban berjatuhan. Tetapi akhirnya banyak juga yang melawannya menggunakan senjata modern. Sampai dibentuk sebuah sekolah khusus untuk orang-orang yang memburu monster-monster tersebut. Lalu ada pasukan kelas atas dan segala macam. Kejadian itu berlangsung selama beberapa tahun dan pada akhirnya lenyap begitu saja. Kenapa nggak pernah diberitakan mungkin untuk menghilangkan trauma. Tetapi sekarang... "

"Ada lagi."

Nafisa jelas sangat kaget mendengar ini. Dia sampai tidak bisa berkata-kata. Hatinya begitu syok. Dia tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya. Sungguh....dia sampai sedikit sesak nafas saking kagetnya.

"Gila. Kenapa aku baru mendengar ini? Sudah jelas game aethfire ini pasti ada kaitannya sama masa-masa itu," pikir Nafisa.

Nafisa memperhatikan lekat-lekat neneknya. Dia merasa neneknya melamun seperti sedang memikirkan sesuatu dengan serius.

Akhirnya Nafisa buru-buru mendekati neneknya dan duduk disampingnya kemudian meraih tangannya. "Nek, jangan sedih, aku nggak akan pernah melawan monster lagi untuk selamanya. Aku akan berusaha sebisaku untuk selalu menjauh. Aku nggak akan kenapa-napa jadi nenek nggak perlu khawatir. Aku akan terus menjaga nenek kalau perlu nggak usah sekolah sekalian," kata Nafisa semangat sembari memeluk neneknya dari samping.

"Iya nak iya. Nenek sudah menyuruh Raven untuk menjagamu."

Deg.

Nafisa yang menempelkan kepalanya pada lengan neneknya langsung mengangkatnya dan menatap neneknya dengan kedua mata lebar-lebar.

"Bukan itu yang lagi nenek pikirkan. Memang nenek mencemaskan kamu. Sangat. Tapi ada hal lain yang nenek ingat," ucap Dhania yang membuat Nafisa tersadar setelah sesi terkejutnya mendengar nama Raven.

Nafisa semakin memperhatikan neneknya lekat-lekat. Dibandingkan dengan sedang mencemaskan sesuatu, ekspresinya lebih tepat dibilang sedang mengingat sesuatu. Nafisa curiga pasti ada sesuatu yang dialami neneknya 30 tahun yang lalu. Dan dia lebih curiga lagi ada kaitannya sama suaminya.

"Sebenarnya, suami nenek hilang sejak kejadian itu," ucap Dhania. "Ada orang yang bilang kalau dia menikah dengan wanita lain."

Nafisa kembali memeluk neneknya. Dia tidak sanggup melihat wajah neneknya lebih lama lagi karena itu akan menyebabkan dia menangis. Dia ikut merasa sakit hati.

"Kenapa nenek baru bilang?" batin Nafisa. "Jika nenek bilang dari dulu, aku mungkin akan mencarinya sampai ketemu," lanjutnya.

"Nenek harus bahagia," kata Nafisa.

Dhania tersenyum kemudian membalas pelukan Nafisa. "Nenek sangat bahagia punya kamu Nafisa."

Setelah berbicara banyak hal dengan neneknya dan waktu pun berlalu. Jam dinding menunjukkan pukul setengah delapan malam. Ketika neneknya sedang menonton televisi, Nafisa memutuskan untuk ke belakang rumahnya untuk memandangi langit yang penuh bintang.

Dia duduk di bangku kayu panjang.dan mulai memandangi bintang-bintang. Sayangnya pikirannya tidak fokus pada pemandangan indah itu. Dia justru fokus pada hal lain.

"Berdasarkan apa yang kudengar, maka kemungkinan ada kunci yang tersisa dari kejadian 30 tahun lalu. Dan kunci itu masih saja mengeluarkan monster. Lalu game ini...adalah senjata kita.....?"

Lagi-lagi Nafisa berhenti memikirkan hal tersebut alasannya tentu saja karena teringat ucapan neneknya mengenai suaminya. Sebenarnya inilah yang terus saja berputar di kepalanya. "Kakek...apakah dia masih hidup? Kalau aku menemukannya dan membawanya ke nenek dia pasti bakal sangat bahagia kan?"

"Aku merasa sangat bersalah," bisik Nafisa di tengah-tengah angin malam yang begitu dingin.

Nafisa menatap ke rumah di sebelahnya ketika merasakan ada yang menonjol. Di jendela rumah mewah itu yang berada di tingkat dua sana duduk seseorang dengan punggung menempel pada satu sisi jendela. Kaki kanannya diangkat dan tangan kanannya berada di atas lutut kaki kanannya itu. Tentu saja ia tahu siapa orang itu. Dengan rambut hitam yang diselimuti angin malam, mata biru seperti kedalaman air laut yang berkilauan, dan kaos berwarna hitam yang katanya menjadi warna favoritnya. Raven selalu saja membuatnya sulit untuk mengalihkan matanya ke arah lain.

"Dia...nggak mungkin lagi memperhatikanku kan?" batin Nafisa.

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2023-05-03

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2023-05-03

0

lihat semua
Episodes
1 Kemunculan Game Baru
2 Pemain Terbaik Nomor Satu
3 Menuju Sekolah
4 Kemunculan Pemain Terbaik
5 The 13 King
6 Rencana Nafisa
7 Panggilan Kepada Seluruh Pemain
8 Keluar Dari Tim
9 Nenek Dhania
10 Kekesalan Nafisa
11 Tim Viel
12 Ancaman Melisa
13 Farming
14 Xania
15 King Vs Xania
16 Rencana Selanjutnya
17 Reyners
18 30 Tahun Yang Lalu
19 Ibukota Aeven
20 Kekacauan
21 Rencana Mencari Pemain Asing
22 Bertarung Bersama Raven
23 Pet
24 Rank SSSS
25 Kesedihan Nafisa
26 Curiga
27 Tidak Ada Jalan
28 Ultimate
29 Kemunculan The 13 King
30 1000 Misi
31 Tamu Tak Diundang
32 Nafisa Frustasi
33 Ancaman
34 Serangan Di Malam Yang Dingin
35 Menyelamatkan Raven
36 Strategi Kekalahan
37 Nemesis
38 Teman Baru
39 Dipermainkan
40 Guild Snapdragon
41 Kembali Dan Berubah
42 Ke Sekolah
43 Membocorkan Misi Pertama
44 Perjalanan Menyelesaikan Misi
45 Menara Kematian
46 Rahasia Felix
47 Leader
48 Di Rumah Felix
49 Persiapan Menyelesaikan Misi
50 Bertemu Para Pemburu Rank S
51 Ruangan Bos Monster
52 Gadis Misterius
53 Hatiku Tidak Serapuh Itu
54 Gandengan Tangan
55 Janji Pedang Hitam
56 Strategi Nafisa
57 Serangan Berkelanjutan
58 Dor Dor Dor
59 Jalan Keluar
60 Ucapan Terima Kasih
61 Teman Baru
62 Sebuah Misteri
63 Pemburu Terbaik Nomor 25
64 Jadikan Aku Ksatriamu
65 End
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Kemunculan Game Baru
2
Pemain Terbaik Nomor Satu
3
Menuju Sekolah
4
Kemunculan Pemain Terbaik
5
The 13 King
6
Rencana Nafisa
7
Panggilan Kepada Seluruh Pemain
8
Keluar Dari Tim
9
Nenek Dhania
10
Kekesalan Nafisa
11
Tim Viel
12
Ancaman Melisa
13
Farming
14
Xania
15
King Vs Xania
16
Rencana Selanjutnya
17
Reyners
18
30 Tahun Yang Lalu
19
Ibukota Aeven
20
Kekacauan
21
Rencana Mencari Pemain Asing
22
Bertarung Bersama Raven
23
Pet
24
Rank SSSS
25
Kesedihan Nafisa
26
Curiga
27
Tidak Ada Jalan
28
Ultimate
29
Kemunculan The 13 King
30
1000 Misi
31
Tamu Tak Diundang
32
Nafisa Frustasi
33
Ancaman
34
Serangan Di Malam Yang Dingin
35
Menyelamatkan Raven
36
Strategi Kekalahan
37
Nemesis
38
Teman Baru
39
Dipermainkan
40
Guild Snapdragon
41
Kembali Dan Berubah
42
Ke Sekolah
43
Membocorkan Misi Pertama
44
Perjalanan Menyelesaikan Misi
45
Menara Kematian
46
Rahasia Felix
47
Leader
48
Di Rumah Felix
49
Persiapan Menyelesaikan Misi
50
Bertemu Para Pemburu Rank S
51
Ruangan Bos Monster
52
Gadis Misterius
53
Hatiku Tidak Serapuh Itu
54
Gandengan Tangan
55
Janji Pedang Hitam
56
Strategi Nafisa
57
Serangan Berkelanjutan
58
Dor Dor Dor
59
Jalan Keluar
60
Ucapan Terima Kasih
61
Teman Baru
62
Sebuah Misteri
63
Pemburu Terbaik Nomor 25
64
Jadikan Aku Ksatriamu
65
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!