Para pemain lain akhirnya pergi menyisakan tim the 13 king dan Melisa di pinggir danau itu. Tidak ada kepentingan lagi karena hari semakin sore. Mereka ingin mengajak king bermain juga kemungkinan besar tidak mungkin. Setelah pertempuran tadi, dia pasti kelelahan. Mereka akhirnya tahu bagaimana rupa pemain terbaik yang dijuluki king itu dan melihat gaya permainannya.
Nafisa sempat melirik ke para pemain asing itu. Tidak ada tim yang terkenal. Lalu rata-rata juga pemain solo. Namun, ada satu yang sangat mencurigakan. Dilihat dari perawakannya, dia seorang laki-laki. Dia mengenakan topi dan masker serta hoodie berwarna hitam polos. Dia mengenakan celana hitam panjang dan sepatu berwarna hitam dengan corak putih. Dia pergi paling terakhir setelah memandangi tim the 13 king cukup lama.
"Kenapa kamu membungkuk?" tanya Erash kaget.
Nafisa saat ini membungkukkan badannya ke anak-anak di hadapannya.
"Nafisa, apa yang kamu lakukan?!" bentak Melisa. Dia menarik badan Nafisa supaya tidak membungkuk lagi.
Padahal hal itu merupakan salah satu rencana Nafisa untuk menghadapi tim the 13 king. Nafisa menatap satu persatu wajah para anggota tim ini kemudian berkata dengan sesopan mungkin.
"Maaf. Aku nggak bisa pergi ke manapun karena harus menjaga nenekku," kata Nafisa sangat lembut, ramah, dan pelan. Hanya saja, wajahnya sangat datar dan biasa saja.
Tiba-tiba Dio menahan tawa.
"Kenapa ditahan? Aku tahu kau menertawakan ku kan? Padahal aku serius, lantas apa aku ditertawakan tanpa alasan?" batin Nafisa. Dia merasa tidak menyukai para pemain dari tim tidak jelas ini.
"Baiklah bos. Nggak masalah kalau nggak bermain di dungeon. Disini saja sudah cukup. Jadi kapan kita bermain bareng?" tanya Dikis penuh semangat.
"Hal itu nggak akan pernah terjadi," batin Nafisa langsung.
"Kenapa diam saja?" tanya Dikis lagi.
Nafisa dianggap lambat menjawab. Dia sedang berpikir untuk menjawab bagaimana. Oleh karena itu dia menatap ke bawah.
"Hey ambil semua yang temanmu dapatkan. Itu harusnya menjadi milikmu karena dia nggak bertarung sama sekali. Menembak apaan begitu nggak ada damage," kata Alvin.
Melisa kesal. Dia meraih tangan Nafisa dan mulai merengek, "Sa, kamu nggak akan ambil yang kudapatkan ini kan? Kamu ikhlas kan membantuku?"
"Karena dia bagian dari tim the 13 king jadi sudah sewajarnya tanya ke kami juga, lagipula dia dari tadi diam saja nggak banyak omong, dan jawaban kami, serahkan semua yang kau dapatkan tadi!" Alvin maju ke hadapan Melisa dan menatapnya tajam.
"Haduh, ribut terus," keluh Nafisa di dalam hati.
"Bukan cuma cewek itu saja Alvin, cewek ini juga harus menyerahkan kartu bos monsternya pada tim maka level tim kita akan naik satu. Dan buat urusan menjaga nenek, itukan urusan pribadimu, tapi kau sebagai pemain nomor satu jelas sangat dibutuhkan di penjara bawah tanah. Lebih baik berangkat bersama-"
"Nggak bakal!" ucap Nafisa dingin di dalam hati. Dia sangat kesal tapi berusaha menahannya mati-matian.
Nafisa mengangkat tangannya. Kemudian ada sihir yang menyelimuti telapak tangannya. Kartu bos Xania itu perlahan-lahan muncul kemudian menghilang. Layar biru agak besar pun muncul.
[BOS XANIA TELAH DITAMBAHKAN KE TIM. SEMUA ANGGOTA TERMASUK LEADER MENDAPATKAN KEKUATAN TAMBAHAN]
Pemberitahuan itu dapat dilihat oleh semua yang berada di tim the 13 king. Karena Melisa bukan bagian dari mereka jadi dia tidak bisa melihatnya.
"Jika kalian semua sangat membutuhkan kekuatanku, kalian bisa mengambilnya. Aku nggak peduli sama sekali. Aku juga akan berusaha mencari cara supaya bisa keluar dari tim ini dan menyerahkan kekuatanku pada kalian. Sebagai support, disini saja sudah cukup, nggak perlu ke dungeon karena setiap posisi sudah disetting sedemikian rupa jadi nggak bisa sembarangan meskipun aku berada di daftar pemain terbaik nomor satu. Tenang saja. Aku akan berusaha supaya nggak membebani kalian. Terima kasih."
Suaranya begitu ramah tapi sebenarnya memiliki nada tidak senang.
Tanpa menunggu reaksi dari para anggota tim the 13 king, Nafisa memutar badannya dan menjauh secepat mungkin. Sungguh dia sedikit menyesal sudah berbicara banyak. Ini adalah pertama kalinya dia berbicara sebanyak itu. Mau bagaimana lagi. Mereka semua kelihatan memaksanya untuk ke dungeon. Tentu saja, dia tidak akan pernah kesana sampai kapan pun.
Melisa mengikuti Nafisa. "Nafisa, soal tadi-"
"Nggak kok biarkan saja," balas Nafisa cepat. Dia sudah paham arah pembicaraan Melisa.
"Sa, aku paham sekarang. Tapi ada yang bikin aku penasaran. Kamu kayaknya nggak suka banget sama statusmu sekarang ya?"
"Iyalah. Aku ini berencana mau tobat," batin Nafisa. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa pada Melisa.
Sebelum benar-benar meninggalkan pinggir danau, Nafisa menoleh ke belakang, ke arah para tim the 13 king untuk mencaritahu apakah mereka masih ada di sana atau tidak. Mereka masih di sana dan terlihat sedang fokus mendiskusikan sesuatu. Dia menjadi punya firasat tidak enak.
"Apa yang mereka bicarakan?" batin Nafisa. "Itu bukan urusanku, fokus pada tujuanmu Nafisa!" geramnya.
Nafisa awalnya berencana bertanya pada Alvin, bagaimana bisa ia memasukkannya ke dalam tim the 13 king. Sejak dulu, setahu dia tidak pernah ada kasus seperti ini. Seorang pemain solo tiba-tiba berada di tim padahal dia tidak pernah begabung ke tim itu. Barangkali dia dijebak. Nafisa tahu bahwa dirinya telah dijebak. Oleh karena itu, dia memtuskan untuk menemui Reyners.
Tidak ada orang yang tahu bahwa Nafisa adalah king kecuali Reyners.
Reyners bisa dibilang seorang penjual game di ibukota. Selain menjual game, dia juga seorang progammer atau entahlah. Intinya hari-harinya selalu berada di toko, kemudian lari ke restoran saat tiba waktunya makan siang, dan nongkrong di tokonya bersama teman-temannya sampai larut malam. Dia berusia 19 tahun dan orangnya sangat ramah.
Namun tidak bagi Nafisa.
Dibandingkan seluruh anggota tim the 13 king, Reyners jauh lebih misterius. Meski seseorang bisa saja berbohong, ketika cowok itu mengatakan dia sudah tidak memiliki siapa pun lagi di rumah dan selalu tinggal di toko. Hal itu wajar karena Nafisa melihatnya sendiri di seluruh penjuru toko Reyners. Ada kamar, ruang kerja, kamar mandi, dan masih banyak lagi. Intinya seperti rumah. Hanya saja, setiap cerita yang keluar dari mulut cowok itu sebenarnya tidaklah sesimpel itu. Namun, Nafisa jelas tidak mau ambil pusing.
Bagaimana Nafisa bisa dekat dengan Reyners bermula dari Nafisa yang salah satu gamenya mendadak eror. Akhirnya dia memutuskan untuk menjualnya setelah di utak-atik tidak ada harapan. Saat itulah Reyners terkejut jika dia berhadapan dengan seorang pemain profesional. Dia menganggap Nafisa seperti itu kemudian bukannya membayar game yang dijual cewek itu, dia malah memasang pengaman di data-data permainannya.
"Semoga besok bisa," batin Nafisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-05-03
0
mochamad ribut
lanjut
2023-05-03
0
mochamad ribut
up
2023-04-30
0