Hujan yang tiba-tiba turun membuat Syera bertahan di depan supermarket. Sudah sekitar lima belas menit ia berdiri sambil memeluk tubuhnya karena terpaan angin.
Dirogohnya sisa uang belanjaannya berniat membeli payung namun itu tidak cukup. Akibat terburu-buru Syera meninggalkan ponselnya. Ia hanya mengambil selembar uang lima puluh ribu saat akan keluar tadi. Tidak disangka setelah selesai membeli keperluannya dan akan pulang hujan sudah turun terlebih dahulu.
Sedari tadi Bima yang juga berada di supermarket terus mengamati Syera. Perlahan ia berjalan dan berdiri di samping Syera.
"Jika tidak keberatan anda bisa ikut saya. Saya juga ingin ke apartemen di depan sana."
Mendengar pria di sampingnya berbicara Syera menoleh. Dilihatnya seorang pria berdiri memegang payung ditangannya. Ia tidak yakin jika orang disampingnya berbicara padanya.
"Saya?" tanya Syera terlihat bingung. Syera memicingkan matanya ia merasa sudah pernah melihat pria yang berdiri disampingnya itu.
"Ayo," menarik tangan Syera tiba-tiba dan sedikit berlari menyeberangi jalan raya. "Ambillah untukmu." Bima menyerahkan payung ditangannya pada Syera. Ia berlalu meninggalkan Syera dan menjawab panggilan telepon.
"Tapi-," cegat Syera.
Melihat Bima yang sepertinya serius berbicara dalam sambungan telepon Syera tak ingin mengganggu. Syera masuk ke dalam lift sambil memperhatikan payung biru yang baru saja diberikan padanya dan mencoba mengingat siapa pria tadi.
..........
Di apartemen, Fandy berdiri menyandarkan tubuhnya di depan pintu kamarnya.
Ia memperhatikan Leo yang sedang mengamati setiap sudut ruangan.
"Apa sudah selesai?" Fandy sudah tak sabar melihat keberadaan Leo. Bukannya tidak suka dengan kedatangan Leo namun ia tidak ingin kakak angkatnya itu bertemu dengan Syera. "Aku ingin istirahat," mencoba mencari alasan.
Perkataan Fandy sama sekali tidak digubris oleh Leo. Bahkan saat ini ia sedang membolak-balik miniatur kapal pesiar yang berada di atas lemari es.
Fandy mencoba berpikir dan kemudian menelepon Syera memintanya membeli beberapa keperluan untuknya agar tidak sempat bertemu dengan Leo.
Setelah panggilan masuk, baik Fandy maupun Leo sama-sama mengarahkan mata mereka pada meja makan. Hanya mode getar yang dipakai Syera saat seseorang menghubunginya.
Posisi meja makan yang begitu dekat dengan lemari es membuat Leo dapat melihat langsung ponsel tersebut. Leo tertawa kecil melihat ponsel di depannya. Jadul dan keluaran lama. Leo meraihnya karena merasa lucu ponsel seperti itu ada di apartemen Fandy namun begitu cepat juga ponsel itu sudah terlebih dahulu direbut oleh Fandy.
Posisi layar ponsel yang berada dibawah membuat Leo yang tadi sempat memegangnya tidak melihat wallpaper yang menunjukkan wajah Syera.
"Hahaha... Apa kau juga mengoleksi benda jadul?" tawa Leo seakan mengejek.
Fandy memasukkan ponsel Syera ke dalam sakunya dan tidak menjawab pertanyaan Leo.
"Kalau tidak ada urusan lebih baik kembali ke apartemenmu saja. Aku yakin isi di dalamnya jauh lebih bagus dari yang ada disini."
"Tentunya."
Leo memijat-mijat keningnya berpikir, mengacungkan jarinya keatas ingin menyampaikan sesuatu namun saat itu juga ia urungkan.
"Baiklah, aku akan keluar tapi aku ingin menggunakan kamar mandimu sebentar."
Menggunakan kamar mandi adalah alasan yang digunakan Leo untuk memikirkan cara bagaimana ia mengatakan tujuannya datang ke apartemen Fandy. Karena sedikit pusing Leo berniat membasuh wajahnya. Ia memperhatikan apa yang ada di dalam kamar mandi.
Keningnya mengkerut saat matanya mendapati dua buah sikat gigi dalam mug. Setahunya Fandy hanya tinggal sendiri namun mendapati dua sikat gigi membuatnya merasa sedikit bertanya-tanya apalagi salah satunya berwarna merah muda.
Saat akan keluar matanya kembali melihat sehelai rambut panjang menempel di dinding kamar mandi, membuat rasa penasaran Leo semakin besar.
Leo keluar dari kamar mandi dan bersikap biasa-biasa saja. Ia tidak menunjukkan rasa penasarannya.
"Aku pergi," ucap Leo tanpa menoleh pada Fandy.
Fandy mengikuti langkah Leo dari belakang dan membuka pintu untuknya keluar. Manik Leo kembali menangkap keberadaan sepasang sepatu wanita pada rak sepatu dekat pintu. Ia menyunggingkan senyum melihat benda itu dan keluar.
Syera keluar dari lift tepat saat Leo masuk dalam apartemennya. Tidak ingin mengganggu Fandy, Syera langsung menekan pin pintu apartemen dan masuk. Ia berlari ke dalam kamar sedangkan Fandy sedang mandi sehingga tidak mengetahui Syera yang sudah kembali.
Kamar yang biasanya ditempati Leo kini ditempati Syera. Hanya kamar yang ditempati Syera saja yang memiliki kamar mandi di dalamnya sedangkan kamar yang satunya lagi tidak, itu pun hanya ada ranjang kecil karena merupakan tempat dimana biasanya Fandy menyimpan banyak koleksi buku-buku dan juga barang-barang penting lainnya.
Hanya berbekal handuk yang melilit di pinggang, Fandy keluar dari kamar mandi menuju kamarnya. Saat ke kamar mandi tadi ia lupa membawa baju ganti. Karena berpikir Syera belum kembali makanya Fandy berani keluar hanya dengan menggunakan handuk saja.
..........
Masih dengan pakaian kantornya Leo duduk di kursi yang ada di balkon apartemen. Ia menghentak-hentakkan sepatunya kelantai sambil memikirkan sesuatu. Ia berdiri mendekati pagar balkon dan merenggangkan kedua tangannya di sana. Ia menatap jalanan ibu kota yang padat merayap dari atas apartemennya.
Leo berjalan masuk dari balkon sambil melepas jas yang seharian ini melekat ditubuhnya. Ia melemparkannya begitu saja keatas keranjang kain kotor seakan tidak peduli dengan harga mahal yang ia keluarkan untuk membelinya.
Ia menatap wajahnya di depan cermin dan mengusap tengkuknya. Beberapa menit kemudian ia keluar dari apartemennya dan menekan bel apartemen Fandy.
Ting-Nong
Sebelum bel berbunyi Fandy yang semula sudah selesai mandi dan berada dikamar hendak memakai pakaian justru kembali ke kamar mandi Setelah mengingat ponsel Syera berada disaku celana miliknya yang ia gantung di dalam kamar mandi. Sehingga saat bel berbunyi ia tidak dapat langsung membuka pintu.
Cukup lama Leo berdiri dengan jari telunjuk yang terus menempel menekan bel. Leo seakan tidak peduli jika perbuatannya itu sangatlah mengganggu pendengaran orang yang berada di dalam.
Merasa begitu terganggu dengan bel yang tak berhenti berbunyi Fandy buru-buru keluar dari kamar mandi. Sama halnya dengan Syera yang baru saja selesai mengganti pakaiannya karena tadi terkena hujan pada bagian lengannya.
Ting-Nong... Ting-Nong... Ting-Nong...
Suara bel tak henti berbunyi membuat Fandy semakin kesal.
KLEK!
Pintu terbuka dan mendapati Leo berdiri tegap. Fandy mendengus kesal karena yang sedari tadi menekan bel adalah orang yang beberapa saat lalu baru saja menelisik seisi apartemennya.
Sama seperti tadi kali inipun Leo langsung masuk menerobos kedalam tanpa permisi.
Dari dalam kamar Syera berjalan lebih cepat untuk membuka pintu. Ia tidak tahu jika Fandy sudah membukanya terlebih dahulu.
"Sebentar," seru Syera sambil menutup pintu kamar. Ia menunduk memperbaiki rambutnya yang sedikit berantakan.
Wajahnya seketika terkejut saat mengangkat kepala dan melihat dua pria berdiri dekat pintu. Langkah Syera terhenti saat itu juga.
Baik Fandy maupun Leo ikut terkejut. Fandy tidak mengira jika Syera sudah kembali sedangkan dia hanya menggunakan lilitan handuk di pinggangnya. Sedangkan Leo tak kalah terkejut mendapati Syera berada di apartemen Fandy.
Manik leo membulat bergantian pada Syera dan Fandy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Bundany Nazwa
up kk
2022-08-23
1
Si Leo pasti lagi bayangin yang enggak-enggak deh😂😂
2022-08-22
1