Sudah sebulan lamanya, sejak hari itu Leo memilih tinggal di apartemen seorang diri. Berada satu atap bersama Syera di rumah itu membuatnya tak dapat mengontrol emosinya yang sewaktu-waktu dapat meledak. Terlebih saat ia mendapat informasi bahwa nama papanya tertera sebagai wali Syera sejak ia mulai bersekolah.
Mama Mila yang semakin hari keadaannya semakin membaik sepertinya sudah ikhlas menerima kenyataan atas kepergian suaminya.
Entah suka atau tidak dengan keberadaan Syera dirumahnya namun mama Mila sama sekali tidak pernah mempersalahkan keberadaan gadis kecil itu. Mila tidak pernah menunjukkan sikap seolah ia membenci gadis itu namun ia juga tidak pernah menunjukkan sikap seolah menerima keberadaan gadis itu.
Sikap mama Mila yang seperti itu membuat Leo tak habis pikir. Leo yakin jika mamanya tahu sesuatu namun karena pesan terakhir papa yang mengharuskan Syera tetap tinggal di rumah itu mamanya pasti terpaksa menerimanya.
Tak ada sepatah katapun yang pernah diucapkan mama Mila pada Syera selama hampir sebulan ini. Saat berpapasan atau berada dimeja makan yang sama mama Mila hanya akan diam saja. Begitu juga sebaliknya, tak banyak yang Syera katakan selama di sana. Ia takut apa yang keluar dari mulutnya menjadi sebuah kesalahan.
Sejak kecil Syera tinggal bersama seorang wanita yang bekerja di bar yang dia panggil dengan sebutan mami Jelita. Menjadi anak dari seorang wanita yang pekerjaannya berhubungan dengan dunia malam dan para pria hidung belang membuat Syera sudah terbiasa dengan ocehan dan hinaan orang-orang dan teman-teman sekitarnya. Ia tahu jika mami Jelita bukanlah wanita yang melahirkannya karena mami Jelita sendiri yang memberitahukannya.
Sering mendapat hinaan dan sindiran membuat Syera tidak mempunyai teman yang dapat dia ajak untuk bercerita ataupun bercanda. Syera yang sebenarnya adalah anak ceria namun karena keadaan membuatnya menjadi seorang yang pendiam dan tertutup.
Wulandari, wanita yang berada dalam mobil tuan Bayu saat kecelakaan seketika menghilang dari rumah sakit. Tak ada kabar mengenai wanita itu sejak kejadian tersebut, ia menghilang bagaikan ditelan bumi.
..........
Pemuda itu memandangi foto yang tersimpan di galeri ponselnya sambil menunggu keberangkatan pesawat yang akan membawanya ke luar negeri.
Ia menatap foto di ponselnya dengan tatapan sendu namun tatapan itu seketika berubah saat pandangannya teralihkan pada sosok gadis remaja yang baru duduk di bangku kelas dua sekolah menengah pertama.
Sorot matanya berubah bagaikan seekor elang yang siap menerkam dan mencabik mangsanya.
Leo mematikan ponselnya dan dengan malas berjalan menghampiri sepasang suami istri yang tidak lain adalah pelayan keluarganya dan gadis remaja tersebut.
"Kalian urus sendiri dan jangan pernah melaporkan apapun tentangnya padaku. Aku tidak peduli bagaimana kalian mengurusnya, hanya ingat jangan sampai dia meninggalkan rumah sebelum sekolahnya selesai."
Tepat setelah mengucapkan kalimatnya, pemberitahuan keberangkatan pesawat yang akan membawa Leo pun terdengar.
"Baik, tuan. Kami akan melakukan seperti yang anda minta," ucap si wanita yang sudah berumur lima puluh tahun itu.
"Saya pergi sekarang."
Leo menarik kopernya dan berjalan membelakangi ketiganya.
"Tunggu!"
Gadis remaja yang sedari tadi hanya diam saja pun membuka suaranya.
"Maaf tapi aku hanya mau tanya bagaimana aku harus memanggilmu? Kakak atau om?"
"Aku bukan kakak apalagi om-mu!"
Leo melanjutkan kembali jalannya dan tak butuh lama pesawat yang membawanya pun terbang ketempat tujuannya.
"Maaf, tuan."
Gadis remaja itu mengangkat kepalanya melihat pesawat yang membawa Leo pergi.
Merasa lelah dengan kehidupannya belakangan ini Leo memutuskan melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Tak hanya itu, kepergiannya juga untuk menghandle anak perusaan papanya yang berada di negri X itu. Awalnya ia minta mamanya untuk ikut bersamanya namun mamanya menolak.
Leo memang pergi namun ia meminta pak Ferdi untuk terus mencari informasi mengenai siapa Syera, hubungan anak itu dengan papanya dan juga mengenai wanita yang bernama Wulandari.
Tanpa mengetahui siapa Syera yang sebenarnya tentu saja Leo tidak dapat mengusirnya begitu saja mengingat pesan terakhir yang papanya sampaikan pada pak Ferdi. Leo pergi dengan banyak pertanyaan namun satu yang dia yakini bahwa Syera adalah salah satu alasan papanya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia dan yang merusak kehidupan pernikahan mama dan papanya.
..........
Kembali pada Leo di ruangan kapal pecah belah.
Tok... Tok... Tok...
Leo membuka matanya, menyeka pipinya yang basah karena air mata yang keluar saat ingatannya kembali pada kejadian tujuh tahun yang lalu.
"Permisi tuan, saya membawa ponsel baru anda. Semoga sesuai dengan keinginan, tuan." Bima meletakkan sebuah ponsel baru di atas meja kerja Leo. "Kegiatan hari ini akan saya jadwal ulang untuk besok. Tuan dapat beristirahat hari ini."
"Tidak perlu, lakukan sesuai jadwal yang seharusnya," ucap Leo sambil memutar kursinya menghadap Bima.
"Tapi saya rasa untuk hari ini tuan lebih baik beristirahat," saran Bima.
Leo berdiri, merapikan pakaian dan memasukkan ponsel yang baru dibeli beberapa saat lalu ke dalam saku celana kainnya.
"Apa jadwal selanjutnya?" tanya Leo memperbaiki posisi arlojinya.
"Selanjutnya ada pertemuan dengan para investor satu jam lagi dan menghadiri resepsi pernikahan salah satu anak dari rekan bisnis tuan dimalam hari."
"Baik."
Dengan langkah pasti dan gagah Leo meninggalkan ruangannya dan diikuti Bima dibelakangnya. Sebagai seorang sekretaris yang baik Bima sering kali menyarankan Leo untuk beristirahat menenangkan diri saat Leo dalam keadaan seperti hari ini. Akan tetapi saat Leo tetap memilih melakukan pekerjaannya maka Bima tak berani melarangnya.
Hari ini berlalu begitu lama bagi Leo. Menghadiri pesta pernikahan adalah salah satu kegiatan yang sangat tidak ia sukai sejak tujuh tahun lalu, akan tetapi sebagai seorang pebisnis tentu saja hal seperti itu sering untuk dilakukan. Mau tak mau, suka tak suka ia tetap melakukannya.
Pukul sepuluh malam Bima mengantar Leo pulang kerumahnya, sebuah rumah minimalis yang menjadi tempat tinggalnya sejak tiba di negara X tersebut. Hanya ada dia seorang di sana sedangkan pelayan yang dipekerjakan akan pulang saat sore hari.
Saat akan melangkah ke dalam rumah Leo mengangkat tangannya dan mengacungkan telunjuk.
"Satu bulan dari sekarang. Persiapkan segala sesuatunya. Kita akan kembali!"
"Maksud anda?" tanya Leo tidak yakin apa yang dikatakan bosnya itu.
"Kita akan pulang."
Meski ragu namun Bima mengiyakan perkataan Leo. "Baik, tuan."
..........
Mengenakan bathrobe putih Leo menuang wine kedalam gelasnya. Telunjuknya mengitari bulatan bibir gelas ditangannya. Ia menutup matanya dan tersenyum kecut, entah apa yang sedang dipikirkannya hari ini hingga memutuskan akan kembali ke negara asalnya.
Satu botol wine habis oleh Leo seorang diri. Pandangannya meremang, kepalanya terasa berat dan rasa ngantuk menghinggapinya. Sempoyongan Leo berjalan menuju kamarnya.
Bug!
Leo menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dan tak butuh waktu lama ia pun terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Buktikan dulu Leo, jangan berburuk sangka dulu pada Syera.Wakyu itu dia juga masih kecil, masih SMP loh
2022-08-20
2
Siapa Aku
ada tapi tidak dianggap, sakit memang tapi aku bisa maklumin apa yang dirasa mama mila
2022-08-20
1
Anonymous
aduh Leo, kamu pergi meninggalkan semuanya. Cepat kembali ya, kamu healing dulu deh sekalian disana
2022-08-05
1