Meninggalkan Kampus

Seisi ruangan riuh setelah menerima beberapa foto yang masuk ke dalam ponsel para mahasiswa yang sejurusan dengan Syera. Banyak yang tak percaya dengan apa yang mereka lihat difoto-foto itu.

Bagaimana mungkin Syera yang selama ini mereka kenal sebagai mahasiswa baik-baik dan terbaik diangkatan mereka bolak-balik masuk ke dalam sebuah bar.

Mulai dari menggeleng-gelengkan kepala karena tak percaya, menyumpahi bahkan merasa jijik akan Syera sudah hal yang tentu saja para mahasiswa itu lakukan. Hampir semuanya bergunjing akan Syera.

Suasana semakin riuh saat orang yang menjadi pusat pembicaraan tiba di ruangan. Syera merasa risih saat menyaksikan puluhan pasang mata menatapnya dengan pandangan yang beragam arti.

Salah seorang yang memiliki nomor ponsel Syera mengirim foto-foto yang ia terima.

Ting

Ting

Ting

Semua mata langsung tertuju pada Syera saat gadis itu membuka pesan yang diterima Syera.

Tangan Syera bergetar membuka satu persatu foto dirinya yang diambil saat mengunjungi mami Jelita. Syera berdiri ingin memberi penjelasan mengenai foto-foto itu namun salah seorang dosen sudah terlebih dulu memanggilnya.

"Syera Hanindy! Segera keruangan dekan sekarang juga."

Tanpa berpikir syera segera menuju ruangan dekan. Tiba di sana ia sudah dihadapkan dengan beberapa dosen.

"Duduklah!" Perintah salah seorang dosen yang selama ini terkenal begitu bengis.

Syera menurut apa yang diperintahkan. Tentunya Syera tahu apa yang menjadi permasalahan sampai ia dipanggil ke ruang dekan. Syera berpikir hanya dengan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi maka semuanya akan selesai dan baik-baik saja namun ternyata ia salah.

"Kampus ini tidak menerima mahasiswa yang suka keluar masuk sebuah bar. Kami sangat menyayangkan hal ini tapi anda harus keluar dari kampus ini sekarang juga."

Tanpa basa-basi dekan fakultas langsung mengutarakan maksudnya memanggil Syera.

"Maaf, pak. Tapi saya tidak melakukan apa-apa di sana. Saya ke sana karena-" ucapan Syera langsung dipotong oleh dosen yang tadi memanggilnya.

"Siapa yang tahu kau tidak melakukan hal yang tidak benar di sana."

"Tapi pak saya memang tidak melakukan hal yang-" Lagi-lagi ucapan Syera terpotong.

"Apapun alasannya kami tidak bisa menerimamu lagi disini. Sebagai mahasiswa yang menerima beasiswa seharusnya anda menjaga kelakuan anda diluar kampus."

"Iya pak tapi saya hanya ingin menemui seseorang di sana," ucap Syera membela diri.

"Mungkin benar jika anda tidak melakukan yang tidak baik di sana tapi masalahnya berita dan foto-foto mengenai hal ini sudah sampai kedewan kampus. Yang paling pentingnya lagi berita ini sudah sampai kepada salah satu pemegang saham terbesar kampus ini," jelas pak dekan.

"Tolong beri saya kesempatan, pak. Saya janji hal ini tidak akan terjadi lagi," mohon Syera mengiba.

"Sebelum kami memanggil anda kesini, seorang perwakilan dari Suntama Group selaku pemegang saham terbesar kampus ini meminta agar anda keluar dari kampus ini. Saya sangat menyesal dan sangat menyayangkan kejadian ini. Maaf tapi ini sudah menjadi keputusan pihak kampus," ucap sang dekan menutup pembicaraan.

Syera diminta untuk meninggalkan kampus saat itu juga. Kakinya begitu kebas saat akan berdiri. Seluruh kekuatannya seakan tak ada lagi. Syera berusaha menguatkan dirinya keluar dari ruang dekan dan meninggalkan kampus seperti yang diperintahkan.

Tidak ada air mata yang terjatuh, tidak ada tangis maupun kemarahan. Syera menatap gedung kampus yang sudah dua tahun lebih menjadi tempatnya belajar. Ia tersenyum, dengan kepala menunduk ia berjalan ke arah parkiran untuk mengambil motornya.

..........

"Tumben pulangnya cepat, neng. Biasanya kalau pulang kampus juga langsung ketempat kerja."

Pak Asep yang sedang membersihkan taman merasa heran melihat Syera yang baru satu jam lalu keluar rumah kini sudah kembali lagi.

"Iya, pak. Dosennya lagi berhalangan masuk hari ini jadi dikasih tugas aja."

"Oh..." pak Asep manggut-manggut.

"Saya ke dalam dulu ya, pak."

Setelah memarkirkan motornya Syera berlari menuju kamarnya melalui pintu belakang karena lebih dekat dengan kamarnya.

Dikuncinya pintu kamar agar tak seorang pun masuk tiba-tiba dan kaki yang sedari tadi berusaha dikuatkannya untuk berdiri kini terjatuh. Masih dengan tas yang disandangnya Syera menutup mulutnya dengan telapak tangannya dan menangis sejadi-jadinya.

Cukup lama Syera menangis hingga matanya merah dan sedikit bengkak. Seperti bayi dalam kandungan ia memeluk tubuhnya di atas kasur. Tangannya sudah tidak lagi menutupi mulutnya namun air matanya masih saja mengalir.

Harapan meraih gelar sarjana dan menjadi designer pupus sudah dirasa Syera. Buku-buku dan potongan-potongan kain yang dia gunakan sebagai bahan praktek semakin menambah kesedihannya saat melihat benda-benda itu.

Syera kembali pada kenyataan dimana segala sesuatunya tidaklah mudah baginya. Ia duduk dan menghapus air matanya yang terus berjatuhan.

"Suntama Group!"

Itulah yang terngiang-ngiang di pikiran Syera. Saat dirasanya hari-harinya kembali normal dan berjalan dengan baik, ternyata hal luar biasa dan tak terduga terjadi begitu saja dalam hidupnya.

Tentunya Syera paham betul jika hal ini pasti sengaja dilakukan dan yakin jika Leo adalah orang dibelakang semuanya ini. Seandainya pun ia mengiba tentu saja akan sia-sia. Dalam keadaan seperti ini hanya Fandy orang yang dapat membantunya akan tetapi ia takut jika sesuatu yang buruk ikut terjadi pada pria itu jika ia memberitahunya.

Apapun yang terjadi ia harus kuat dan tegar di depan semua orang. Tak ingin berlarut dalam kesedihan Syera memutuskan untuk pergi ketempat kerjanya meski belum waktunya. Setidaknya dengan membantu pemilik restoran di dapur mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan maka pikirannya mengenai kejadian hari ini dapat teralihkan.

..........

Sama seperti hari biasanya, pagi ini pun Syera melakukan aktifitasnya karena tak ingin membuat curiga pak Asep dan bibi Retno. Ia takut kalau salah seorang dari mereka tahu dia sudah tidak kuliah lagi maka dipastikan kabar itu akan langsung sampai pada Fandy. Dan Syera tidak mau hal itu terjadi.

"Buat mas Fandy lagi?"

"Iya, bi. Kasihan kak Fandy jarang ngerasain makanan rumahan."

Pagi ini Syera memutuskan akan ke apartemen Fandy dan menghabiskan waktunya di sana. Ia berencana menghabiskan setengah harinya di sana dengan alasan meminjam laptop dan mengerjakan tugas karena dosennya berhalangan masuk. Banyak alasan yang sudah dikarang Syera jika seandainya Fandy bertanya.

Mengenakan pakaian seperti ke kampus, dan buku-buku di dalam tas-nya Syera mengendarai motornya ke apartemen Fandy.

Ting-nong...

Tak perlu menunggu lama Fandy sudah membuka pintu.

"Masuklah," ucap Fandy mengacak rambut Syera. "Coba kita lihat, pagi ini kamu bawa apalagi kesini."

Fandy langsung duduk dimeja makan sedangkan Syera bersiap menyajikan apa yang dibawanya.

"Apa mama Mila tahu kamu sering membawa makanan untukku? Dia pasti senang kalau tahu seseorang begitu perhatian pada putranya ini."

"Ibu Mila juga pasti nggak suka kalau tahu kak Fandy sering bantuin aku. Hehehe..."

Fandy hanya tersenyum mendengar ucapan Syera. Dihadapannya sudah terhidang menu sarapan pagi yang tadi dibawa Syera dari rumah. Sambil menunggui Fandy makan Syera mengutarakan niatnya yang ingin meminjam laptop dan mengerjakan tugas kuliahnya dia apartemen itu.

Beruntung, tanpa banyak bertanya Fandy langsung mengizinkan Syera. Alasan yang sudah dipersiapkan Syera ternyata begitu ampuh hingga Fandy tak curiga.

Sebelum berangkat kerja terlebih dahulu Fandy mengajak Syera untuk membelikan beberapa cemilan.

"Ayo," ajak Fandy sambil menutup pintu apartemennya. "Kamu nggak lupakan sama sandi pintunya?"

"Syera ingat kok, kak."

Bersamaan keduanya berjalan menuju lift untuk turun kebawah.

Keberuntungan sepertinya telah usai hari ini bagi Syera. Jika tadi ia bisa berbohong pada Fandy dengan mulus maka kali ini dia kembali di hadapkan dengan seseorang yang sebisa mungkin harus ia hindari.

Syera terkejut melihat Leo yang juga menunggu lift terbuka. Ia menahan tangan Fandy agar tidak menggunakan lift yang sama.

"Tidak apa-apa. Ayo," menarik pelan tangan Syera.

Syera dan Fandy berdiri dibelakang Leo. Saat pintu lift terbuka ketiganya masuk dan bergantian kini Leo berada dibelakang Syera dan Fandy.

"Ck, hahaha... Apa kalian sedang saling menghibur?" Leo memperhatikan tangan Fandy yang menggenggam erat tangan Syera.

Fandy berusaha bersikap biasa saja namun berbeda dengan Syera.

"Makasih ya buat sarapannya tadi," ucap Fandy untuk mengalihkan perhatian Syera dari Leo.

Leo berjalan dan memposisikan dirinya sejajar dengan Syera dan Fandy. Kini Syera berdiri diantara kedua pria itu. Syera dengan posisinya yang begitu dekat dengan Leo.

"Hem... Apa setelah tidak lagi menjadi seorang mahasiswa kau beralih profesi sebagai tukang antar makanan?"

Duar!

Ucapan Leo berhasil membuat fandy terkesiap!

Terpopuler

Comments

🤗🤗

🤗🤗

aku mampir

2022-08-23

1

Si Leo nyinyir banget sih, ember mulutnya. Kamu juga penyebab Syera dikeluarin dari kampus

2022-08-20

1

Siapa Aku

Siapa Aku

Jahat banget kamu Leo. Tega, kamu juga yg buat syera keluar dari kampus

2022-08-20

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Anak Kecil Itu
3 Anak Tidak Jelas Asal-Usulnya
4 Akan Kembali
5 Janji Mentraktir Syera
6 Sebentar Lagi
7 Kembali Bertemu
8 Bertemu Di Pesta
9 Menangis Tanpa Suara
10 Meninggalkan Kampus
11 Pasal Satu Di Perusahaan
12 Menjengkelkan
13 Jangan! Tidak Boleh.
14 Kakakmu
15 Bukan Urusanku
16 Bersabarlah Sedikit Lagi
17 Terimakasih. Saya Pergi.
18 Tidak Mungkin Itu Dia
19 Novel Fiksi
20 Rasa Penasaran Leo
21 Executive Lift Only
22 Daebak!
23 Enak, kok.
24 Benar-Benar Payah!
25 Kenapa Jadi Begini
26 Bak Seekor Cicak
27 Terlihat Jelas
28 Adikku?
29 Tapi Dia Adik Kamu
30 Gadis Yang Kubenci
31 Apa Dia Baik-Baik Saja?
32 Kembalikan
33 Fandy Menyukai Gadis Itu
34 Enak Dan Manis
35 Pelanggan Gila
36 Bukan Seperti Ini
37 Aku Tidak Lihat
38 Jawab Dengan Jujur
39 Tapi Aku Tidak
40 Seperti Adegan Film Holywood
41 Jangan Marah
42 Keputusan Syera
43 Satu Aturan
44 Halus Tapi Tajam
45 Kuliah Dan Bekerja
46 Aku Suka
47 Apa Aku Bisa Memelukmu?
48 Isi Kotak Dalam Laci
49 Aku Tidak Suka
50 Apa Aku Melakukan Kesalahan?
51 Ayo Bicara Dengan Syera
52 Air Mata Leo
53 Seperti Kucing Dan Tikus
54 Kurir Makanan
55 Mati Bersamaku
56 Cuman Ketiduran
57 Kolam Renang
58 Nikmati Masa Mudamu
59 Tidak Lama Lagi
60 Pertengkaran Di Pagi Hari
61 Jangan Pergi
62 Kenapa Membuatku Khawatir?
63 Pembicaraan Serius
64 Melewati Batas
65 Ini Mama
66 Bukan
67 Janji Untuk Sering Bertemu
68 Melepasnya Untuk Melihatnya Bahagia
69 Pertemuan Dan Perpisahan
70 Aku Tidak Akan Kemana-Mana
71 Seberapa Banyak?
72 Meski Hati Belum Rela
73 Adik Perempuanku
74 Kriteria Pria Untuk Syera
75 Sama Gilanya
76 Jangan Merusak Suasana
77 Sedang Tidak Baik-Baik Saja
78 Memperjelas Hubungan
79 Manis Dan Romantis
80 Janji Menua Bersama
81 Dukungan Mama Mila
82 Siapapun Asalkan Jangan Dia
83 Kita Akan Berpetualang
84 Ultimatum Mama Mila
85 Merindukanmu
86 Nikmati Istirahat Anda
87 Syera, Ini Aku
88 Tempat Yang Indah
89 Merengkuh Hangatnya Cinta
90 Bawa Anakku Kembali
91 Kesalahan Termanis Dan Terindah
92 Dia Adikku
93 Jangan Menyerah Untukku
94 Kita Akan Menikah
95 Cukup Sekali Menjadi Murahan
96 Sekali Seumur Hidup
97 Kita Akan Menemui Seseorang
98 Pergi Dan Temuilah
99 Make Me Like A Princess
100 Berharap Sebuah Keajaiban
101 Berakhir Di tempat Yang Indah (END)
102 Promo Novel Baru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Awal
2
Anak Kecil Itu
3
Anak Tidak Jelas Asal-Usulnya
4
Akan Kembali
5
Janji Mentraktir Syera
6
Sebentar Lagi
7
Kembali Bertemu
8
Bertemu Di Pesta
9
Menangis Tanpa Suara
10
Meninggalkan Kampus
11
Pasal Satu Di Perusahaan
12
Menjengkelkan
13
Jangan! Tidak Boleh.
14
Kakakmu
15
Bukan Urusanku
16
Bersabarlah Sedikit Lagi
17
Terimakasih. Saya Pergi.
18
Tidak Mungkin Itu Dia
19
Novel Fiksi
20
Rasa Penasaran Leo
21
Executive Lift Only
22
Daebak!
23
Enak, kok.
24
Benar-Benar Payah!
25
Kenapa Jadi Begini
26
Bak Seekor Cicak
27
Terlihat Jelas
28
Adikku?
29
Tapi Dia Adik Kamu
30
Gadis Yang Kubenci
31
Apa Dia Baik-Baik Saja?
32
Kembalikan
33
Fandy Menyukai Gadis Itu
34
Enak Dan Manis
35
Pelanggan Gila
36
Bukan Seperti Ini
37
Aku Tidak Lihat
38
Jawab Dengan Jujur
39
Tapi Aku Tidak
40
Seperti Adegan Film Holywood
41
Jangan Marah
42
Keputusan Syera
43
Satu Aturan
44
Halus Tapi Tajam
45
Kuliah Dan Bekerja
46
Aku Suka
47
Apa Aku Bisa Memelukmu?
48
Isi Kotak Dalam Laci
49
Aku Tidak Suka
50
Apa Aku Melakukan Kesalahan?
51
Ayo Bicara Dengan Syera
52
Air Mata Leo
53
Seperti Kucing Dan Tikus
54
Kurir Makanan
55
Mati Bersamaku
56
Cuman Ketiduran
57
Kolam Renang
58
Nikmati Masa Mudamu
59
Tidak Lama Lagi
60
Pertengkaran Di Pagi Hari
61
Jangan Pergi
62
Kenapa Membuatku Khawatir?
63
Pembicaraan Serius
64
Melewati Batas
65
Ini Mama
66
Bukan
67
Janji Untuk Sering Bertemu
68
Melepasnya Untuk Melihatnya Bahagia
69
Pertemuan Dan Perpisahan
70
Aku Tidak Akan Kemana-Mana
71
Seberapa Banyak?
72
Meski Hati Belum Rela
73
Adik Perempuanku
74
Kriteria Pria Untuk Syera
75
Sama Gilanya
76
Jangan Merusak Suasana
77
Sedang Tidak Baik-Baik Saja
78
Memperjelas Hubungan
79
Manis Dan Romantis
80
Janji Menua Bersama
81
Dukungan Mama Mila
82
Siapapun Asalkan Jangan Dia
83
Kita Akan Berpetualang
84
Ultimatum Mama Mila
85
Merindukanmu
86
Nikmati Istirahat Anda
87
Syera, Ini Aku
88
Tempat Yang Indah
89
Merengkuh Hangatnya Cinta
90
Bawa Anakku Kembali
91
Kesalahan Termanis Dan Terindah
92
Dia Adikku
93
Jangan Menyerah Untukku
94
Kita Akan Menikah
95
Cukup Sekali Menjadi Murahan
96
Sekali Seumur Hidup
97
Kita Akan Menemui Seseorang
98
Pergi Dan Temuilah
99
Make Me Like A Princess
100
Berharap Sebuah Keajaiban
101
Berakhir Di tempat Yang Indah (END)
102
Promo Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!