Duduk berhadapan dengan Fandy kali ini terasa berbeda. Syera hanya dapat menunduk saat Fandy menatapnya lekat untuk waktu yang cukup lama. Rencana untuk membeli cemilan tidak jadi karena Fandy membawa Syera kembali ke dalam apartemen miliknya.
"Apa kamu tidak mengganggap aku sama sekali, hem?" tanya Fandy pelan dan tak melepas pandangannya dari Syera.
"Aku nggak mau buat kak Fandy jadi kepikiran."
"Berarti apa yang dikatakannya tadi benar?" tanya Fandy lagi pelan agar Syera jujur."
Syera mengangguk membenarkan apa yang tadi dikatakan Leo saat berada di dalam lift.
"Kenapa bisa?"
Sejenak Syera terdiam dan setelahnya ia mulai menceritakan alasan mengapa ia sampai dikeluarkan oleh pihak kampus. Meski begitu ia tidak memberitahu Fandy mengenai keterlibatan Suntama Group. Syera tahu bahwa kejadian ini memang sudah direncanakan untuknya. Lebih lagi ia yakin Leo ada dibelakang semua ini.
"Besok kita ke kampusmu bersama-sama. Aku yakin pihak kampus dapat memahami alasan kamu pergi ke bar. Lagian bukannya mami Jelita juga sudah melarang menemuinya di sana?"
"Maaf, kak. Aku nggak tahu kalau akan seperti ini jadinya. Dan mengenai masalah kampus Syera sudah mutusin untuk berhenti kuliah dan..."
"Apa kamu bodoh? Kamu bersusah payah supaya bisa kuliah dan berhasil mendapatkannya melalui jalur beasiswa karena kemampuan kamu. Apa kamu mau membuangnya begitu aja? Kamu mau nyia-nyiain perjuangan kamu selama ini?" cecar Fandy.
"Kak! Syera juga nggak mau jadi seperti ini tapi keputusanku sudah bulat. Lagian tanpa kuliah aku juga masih bisa kerja. Tolong hargain keputusan aku kali ini aja, kak."
Fandy tidak mengerti apa yang dipikirkan Syera. Tidak tahu harus berbuat apa kali ini untuk gadis itu. Ia juga tidak ingin memaksa, ia takut Syera menjadi tak nyaman dengannya.
Syera melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sudah terlambat bagi Fandy untuk pergi ke kantor.
"Lebih baik kakak ke kantor sekarang dan Syera pamit pulang," bersiap menyandang tasnya.
"Istirahatlah disini, pikirkan kembali keputusan yang kamu buat."
Fandy mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu dari dompetnya dan meletakkannya di atas meja. "Jangan lupa untuk makan siang."
Setelah Fandy pergi Syera merebahkan tubuhnya di atas sebuah sofa besar. Sejak semalam dia tidak bisa tidur dan kejadian pagi ini membuatnya tak berdaya lagi untuk melakukan sesuatu.
Pasrah dengan keadaan dan mengikuti kemana arus akan membawanya, itulah yang Syera pikirkan saat ini. Berbeda dengannya Fandy justru bertanya-tanya dari mana Leo tahu mengenai permasalahan Syera di kampus. Mengapa justru Leo dan bukan dirinya orang yang pertamakali tahu mengenai permasalahan tersebut. Yang lebih menjengkelkan lagi mengapa Fandy harus mengetahuinya dari Leo dan bukan dari Syera.
..........
Semenjak Leo kembali ia hanya memantau perusahaan dari orang kepercayaannya. Hari ini untuk pertama kalinya ia akan ke kantor sebagai direktur utama, menggantikan jabatan almarhum papanya dan sekaligus mengambil alih perusahaan atas namanya yang selama ini di tangani pak Ferdi dan Fandy.
Para karyawan sudah bersiap untuk menyambut kedatangan Leo namun seketika buyar karena saat tiba di kantor sang direktur utama justru minta semuanya untuk bekerja seperti biasanya.
Bima yang selama ini menjadi tangan kanan Leo pun memiliki pekerjaan yang lebih ekstra dari sebelumnya.
Leo meminta semua data karyawan dan kinerja mereka, absensi dan laporan keuangan selama tujuh tahun ini. Peraturan baru perusahaan pun diturunkan dihari pertama Leo menjabat.
Berkeliling, Leo menginspeksi para karyawan yang sibuk bekerja. Saat melewati ruangan wakil direktur tanpa permisi Leo membuka pintu dan mendapatinya kosong.
"Sangat tidak profesional," ucap Leo meninggalkan ruangan itu.
Sesampainya di kantor Fandy langsung menuju ruangannya dan duduk di kursinya. Pikirannya masih tertuju pada Syera. Ingin bersikap profesional, ia menyalakan laptopnya dan mulai bekerja.
Mulai fokus dengan pekerjaannya namun seketika itu juga konsentrasinya buyar mendengar suara-suara dan langkah kaki orang diluar ruangannya. Merasa terganggu ia akhirnya keluar dan mengikuti kemana para karyawan berlari tergesa-gesa.
Ada yang menangis, ada yang tak terima dan tentunya ada yang tertawa bahagia. Itulah reaksi para karyawan setelah membaca pengumuman yang baru saja keluar dan di tempelkan di tempat biasanya info seputar perusahan dipajang.
Fandy semakin penasaran saat beberapa karyawan berbisik-bisik sambil meliriknya. Fandy berdiri dibelakang para karyawan yang sedang asik membaca pengumuman. Satu persatu karyawan di depannya mundur dan memberi jalan padanya saat menyadari keberadaan Fandy.
Raut wajah Fandy berubah menjadi gelap saat membaca pengumuman di depan matanya. Ia tersenyum getir mengepalkan tangannya. Segera ia meninggalkan tempat itu dan kembali ke ruangannya.
Satu jam berlalu namun Fandy sama sekali tak bergerak dari kursinya tanpa melakukan apapun. Matanya menatap tajam pada layar di depannya namun pikirannya sedang berperang dalam diamnya.
Tok... Tok... Tok...
Berulang kali seseorang mengetuk pintu ruangannya namun tak dihiraukan Fandy. Seseorang yang juga sedari tadi menunggu lama memberanikan diri membuka pintu.
"Selamat siang, pak."
Tatapan Fandy beralih pada seorang pria yang kini berdiri di ambang pintu. Fandy menyandarkan kepalanya ke belakang kursi sambil tersenyum kecut menatap Langit-langit ruangannya. Ruangan yang selama ini ia tempati, ruangan dimana seorang wakil direktur berada.
"Maaf pak tapi sesuai dengan pengumuman yang-" kalimat pria itu langsung dipotong oleh Fandy.
"Keluarlah aku hanya butuh beberapa menit untuk mengemasi barang-barang milikku."
"Baik, pak."
..........
"Apa kau sudah melakukan yang aku minta?"
"Sudah, tuan. Semua karyawan juga sudah membaca dan akan segera melakukan tugas barunya masing-masing."
"Bagus! Bagaimana dengannya?"
"Saya tidak yakin, tuan. Tapi sejauh ini semuanya berjalan sesuai yang anda inginkan."
"Benarkah, apa keputusanku salah?" tanya Leo pada Bima yang sedari tadi berkutat memeriksa laporan keuangan perusahaan selama tujuh tahun di depan meja kerja Leo.
"Semoga dia tidak sedang baik-baik saja sekarang."
"Maaf tuan tapi bagaimana kalau mama anda, ibu Mila mengetahui hal ini? Bagaimanapun juga meskipun bukan sedarah, pak Fandy adalah saudara anda."
"Kau tidak perlu memikirkan hal itu. Aku melakukannya bukan karena dia tapi karena seseorang yang karena kehadirannya merusak kebahagiaan orang-orang yang aku sayangi."
Jam makan siang di kantin perusahaan kali ini begitu riuh, para karyawan tak habis-habisnya membahas pengumuman yang dibuat di hari pertama direktur utama baru menjabat.
"Sadis nggak sih menurut lo itu direktur utama yang baru?" tanya seorang karyawan pada temannya membuka percakapan sembari menikmati makan siang mereka.
"Mau gimana lagi tapi ada baiknya juga sih, dengan begitu kita dituntut untuk lebih tepat waktu," jawab karyawan yang duduk disebelahnya.
"Iya sih, tapi ya kali telat di atas lima menit langsung potong gaji. Apalagi pergantian jabatan yang besar-besar. Ditambah lagi lupa bawa bet nama aja langsung kena skors."
"Masih mending pergantian jabatan, dari pada langsung di pecat seperti pak Dadang. Gimana, mau lo?" sahut karyawan lainnya.
"Di pecat karena memang nggak becus kerja biasa, naik-turun jabatan juga biasa."
"Buat kita-kita karyawan biasa emang biasa tapi coba bayangin dengan pak Fandy."
"Berisik! Mending kerjain apa yang jadi kerjaan kita dengan baik dan nikmati makan siang hari ini siapa tahu besok kita yang ditendang dari perusahaan ini."
Sampai jam makan siang berakhir semua karyawan membahas mengenai peraturan baru yang dibuat Leo. Suka tidak suka, mau tidak mau mereka harus menurut jika masih ingin bekerja di perusahaan itu.
"Pasal satu, pimpinan tidak pernah salah. Pasal dua, jika pimpinan salah maka kembali lagi ke pasal satu," seloroh seseorang yang membuat gelak tawa diantara para karyawan yang satu persatu mulai meninggalkan kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ngeri itu pasal memang🙄
2022-08-20
2
Siapa Aku
bersyukur setidaknya masih ada Fandy yang baik sama syera
2022-08-20
1
Nengah Oka
up lagi kak
2022-08-12
1