DI Atas pohon besar yang ditabrak oleh mobil yang telah rusak parah bagian bemper depan nya itu, terlihat sosok tinggi besar dan serba hitam menatap ke arah Wahyu yang mendekap mayat istri nya. disamping sosok Genderuwo bermata merah menyala itu, ada sosok perempuan mirip dengan Lastri dan pakaian nya serba putih. ia nampak menangis terisak-isak menatap raga tubuh nya yang telah mati itu dan terlebih ia melihat suami nya dengan benci karena ternyata telah tega menumbalkan nyawa nya demi harta kekayaaan yang ia inginkan.
Kemudian sosok Genderuwo itu berkata membisiki Wahyu,
"aku sudah menerima tumbal mu ini, Wahyu! sekarang tugas mu adalah menikah lagi dengan wanita lain dan harta kekayaan yang aku berikan kepada mu tetap menjadi milik mu! jika nanti masa pernikahan mu dan istri mu itu mendekati bulan purnama, kau harus rela menumbalkan istri mu itu lagi seperti yang saat ini baru saja terjadi kepada mu! jika kau berusaha untuk menolak nya, aku akan menarik semua harta kekayaan itu dan menggantikan tumbal nyawa ini dengan keluarga mu! kalau kau sampai mencoba untuk mencari cara membatalkan kesepakatan ini, aku akan membunuhmu!" bisikan penuh ancaman itu didengar jelas oleh Wahyu dan ia tak bisa mengelak nya lagi. ia hanya bisa menangis pilu atas apa yang telah ia lakukan itu dulu.
Ki Baron yang bisa melihat hantu pun mendengar bisikan sosok Raja Genderuwo yang selama ini telah menjadi rekan kerja sama nya itu. Ki Baron hanya mendapatkan upah uang jika orang yang melakukan pesugihan dengan nya itu berhasil dan upah untuk Raja Genderuwo sendiri adalah tumbal kehangatan tubuh istri dari orang yang melakukan pesugihan itu dan tumbal nyawa istri orang itu juga.
Ki Baron menatap ke arah Genderuwo yang telah pergi membawa Sukma nya Lastri ke istana nya. Sukma Lastri akan dijadikan budak napsu nya di istana nya dan akan dijadikan pelayan diistana Genderuwo itu.
"hixhix, aku harus bagaimana sekarang Ki Baron?" ujar Wahyu yang masih menangisi mayat istri nya.
"sudah lupakan semua ini, bukankah kah kau sudah tahu resiko nya didalam perjanjian pesugihan dengan Raja Genderuwo itu bukan!?"
"iya Ki, tapi aku sangat sayang dan cinta Lastri! masa janin Lastri baru saja berjalan lima bulan dan.." ucapan Wahyu terhenti karena Ki Baron segera mengetuk ubun-ubun Wahyu dengan tongkat kayu nya.
"Wahyu, tatap mataku dan dengarkan aku!" tegas Ki Baron dan Wahyu pun menatap wajah Ki Baron dengan datar.
"perempuan tak hanya Lastri, masih banyak wanita lain dan cantik yang lebih dari Lastri! wanita secantik apapun akan luluh dengan harta dan uang! kau memiliki semua nya dan sangat mudah sekali bagi mu untuk mendapatkan istri cantik seperti itu! apa kah kau masih ingat saran ku dulu soal aku melarang mu untuk jangan terlalu mencintai seseorang meskipun itu ibu kandung mu sendiri???" Wahyu mengangguk datar dan Ki Baron meneruskan ucapan nya lagi.
"baiklah jika kau masih ingat, sekarang kita kuburkan mayat Lastri dan kau pulanglah ke rumah mu. anggap saja kau tak pernah menikah dengan Lastri dan kematian Lastri ini adalah suatu kecelakaan yang dialami nya sendiri! jadi, jangan pernah kau sesali dan ingat-ingat lagi soal Lastri! apa kau mau menuruti ucapan ku ini?" Wahyu mengangguk menyetujui nya.
"bagus! ayo kita kubur sekarang mayat Lastri." Wahyu dan Ki Baron pun segera membawa mayat Lastri kebelakang pondok kayu nya Ki Baron.
Disana ternyata ada pemakaman umum dan Ki Baron sebenar nya adalah Kuncen dipemakaman tersebut. karena letak rumah Ki Baron berada diujung kampung dan berada didekat Pemakaman kampung tersebut. setelah Ki Baron dan Wahyu menggali kuburan untuk Lastri, mereka langsung mengubur nya tanpa ada ritual penyempurnaan jasad atau dimandikan dan solatkan. setelah selesai, Wahyu diajak masuk ke dalam pondok Ki Baron. disana Wahyu sudah tak sekaku seperti ketika dikuburan, ia sudah seperti diri nya sendiri tapi masih dalam Pengaruh Ilmu Gendam nya Ki Baron.
"masih ingatkah kau jalan pulang?"
"masih ingat Ki, tapi mobil ku rusak? bagaimana aku bisa pulang?"
"tenang saja, kau pulang saja dengan naik ojek! di depan sana pasti ada ojek."
"baiklah Ki kalau begitu, aku pamit pulang saja. badan ku pegal-pegal ingin istirahat." ujar Wahyu dan Ki Baron pun menyuruh nya untuk segera pulang.
Ki Baron hanya melihat Wahyu yang berjalan lunglai menuju kampung dengan tatapan tawa riang nya. ia memegang segepok uang berwarna merah dan sekantung perhiasan yang ia dapati dari dalam bagasi mobil nya Wahyu. padahal, Wahyu dan Lastri sama sekali tak menaruh uang dan perhiasan didalam bagasi mobil nya. ternyata, didekat Ki Baron ada sesosok tuyul berbadan hitam keputihan. tinggi nya hanya sepinggang Ki Baron dan bola mata nya putih tanpa manik hitam ditengah nya.
"kau bekerja dengan bagus kali ini Usron! hahaha!" ujar Ki Baron menyanjung tuyul peliharaan nya itu, karena tuyul peliharaan Ki Baron itulah yang sudah mengambil uang dan perhiasan Wahyu dirumah nya dan menaruh nya dibagasi mobil itu.
Mobil Wahyu yang sudah rusak itu hanya dibiarkan begitu saja dan Ki Baron sudah tak mempedulikan akan keadaan mobil tersebut. ia kini masuk lagi ke dalam pondok nya untuk melakukan ritual gaib nya lagi. Wahyu memang sudah naik ojek dan ia tiba dirumah nya sekitaran jam delapan malam. ia masuk ke dalam rumah dan seperti biasa ia memanggil istri nya ke dapur.
"sayaaang aku pulaaang. Lastri kamu dimanaa??" ujar Wahyu mencari-cari dan kemudian ia masuk ke dalam kamar nya untuk berganti pakaian dan setelah itu mandi.
Didalam kamar mandi, ia merenung disela mandi nya itu dan sedikit mulai teringat akan wajah istri nya.
"mengapa aku sangat rindu sekali kepada istri ku? bukankah tadi siang aku bersama nya pergi ke suatu tempat?" ujar pikiran Wahyu dan ia lanjut mandi sampai ia selesai. ketika ia masuk ke dalam kamar nya, disana ia melihat Lastri yang tersenyum kaku kepada nya.
"Lastri!? ohhh sayangku! rindu sekali aku kepadamu!" teriak Wahyu dan ia langsung berjalan mendekati Lastri dan memeluk nya.
Lastri pun membalas pelukan tersebut, tetapi keanehan yang dirasakan Wahyu membuat nya bertanya.
"mengapa tubuh mu dingin sekali sayang?" ujar Wahyu menatap wajah Lastri yang putih pucat itu.
"hmm pasti kamu butuh kehangatan kan sayang?" Lastri mengangguk dan tak berkata sepatah kata pun. Wahyu pun tersenyum nakal dan langsung mengecup bibir Lastri dan mereka pun berciuman. Wahyu *******-***** dua buah dada Lastri yang kencang itu dan tetap menciumi Lastri dari batas wajah sampai ke bagian dua buah dada nya.
Pakaian Lastri sudah ia buka dan Wahyu pun kemudian menyetubuhi istri nya itu dengan napsu memburu. suara desah keenakan mulai terdengar dari mulut Lastri dan suara nya serak-serak basah. Wahyu tak memikirkan hal itu dan ia terus saja menggarap tubuh istri nya itu sampai ia benar-benar puas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments