PADA Saat itu Wahyu segera bertanya kepada pelayan yang pernah ia suruh itu,
"hei bukan nya kau, huk. aku suruh untuk mencarikan ku wanita penghibur? huk." pelayan itu segera ingat akan perintah Wahyu tadi kepada nya,
"apa mbak Ayu tadi tak mengenalkan diri nya kepada mu mas? perempuan tadi adalah wanita penghibur yang saya panggil untuk menemani mas disini."
"oh benarkah!?" pelayan itu mengangguk mengiyakan.
"hehehe, tak salah aku menyuruh mu, huk. wanita itu pas sekali dengan kriteria ku. huk." lalu Wahyu segera membuka dompet nya lagi dan mata pelayan itu semakin melotot senang melihat gepokan uang dalam dompet nya Wahyu.
"aku akan memberimu lagi uang jika kau, huk. mau menceritakan kepada ku tentang wanita yang bernama ayu itu. huk. apa kau setuju huk??? lalu wanita itu sudah berapa lama bekerja disini huk?" pertanyaan borongan dari Wahyu itu segera dijawab oleh pelayan tersebut.
"mbak Ayu itu baru tiga bulan yang lalu bekerja di sini. saya tak tahu apa latar belakang mbak Ayu itu diluar diskotik ini mas."
"oh terus huk? apa service nya memuaskan huk?"
"saya belum pernah mencoba nya mas, tapi saya sering mendengar obrolan pelanggan yang memakai jasa mbak Ayu. kata nya service nya memuaskan dan pelanggan mbak Ayu itu sangat banyak, jadi karena mereka merasa puas dan ketagihan. maka nya saya pilihkan mbak Dewi karena ia memang cantik dan berbodi seksi." ujar celoteh pelayan itu dan membuat Wahyu tersenyum dalam buaian mesum nya.
Kemudian Wahyu memberikan uang satu lembar seratus ribu itu kepada pelayab tersebut.
"nih buat mu, tolong antarkan aku ke kamar penginapan yang ada di atas. lalu setelah itu panggil wanita tadi ke kamar ku."
"baik mas." ujar pelayan itu dan kini Wahyu diantar naik ke kamar yang kosong setelah pelayan tersebut meminta KTP Wahyu untuk menjadi jaminan pengganti kunci kamar penginapan
Setelah masuk ke dalam kamar, Wahyu segera duduk disofa kamar itu dan ia membawa sebotol bir bekas nya yang masih tersisa setengah lagi. pelayan yang mengantar Wahyu sudah pergi untuk menemui Ayu yang pada saat itu sedang berada didalam kantor bos pemilik club malam itu. Wahyu sesekali menenggak bir nya itu, sambil menunggu wanita panggilan nya datang. ia iseng-iseng mengecek ponsel nya,
"hmm sudah hampir jam delapan malam, huk. apa aku menginap, huk. disini saja ya? lagi pula, huk. untuk apa aku pulang? aku, huk sudah tak punya istri, huk. malang sekali nasib ku ini, huk!" gumam Wahyu berceloteh sendiri dalam renungan nya.
Pelayan yang disuruh untuk memanggil Ayu pun telah sampai di depan pintu ruangan kantor bos nya. ketika ia akan mengetuk pintu, pintu tersebut ada yang membuka nya dari dalam.
"eh mbak Ayu kebetulan." ujar pelayan itu tersenyum senang. setelah Ayu menutup pintu ruangan bos nya itu, ia bertanya.
"ada apa Toni?" tanya Ayu yang masih memasang wajah cemberut kesal.
"mas-mas ganteng yang tadi menyuruh ku untuk memanggil mbak Ayu."
"oh aku akan segera kesana." lalu Ayu pun segera pergi untuk turun ke lantai satu.
"tunggu mbak Ayu! mas-mas itu sudah ada dikamar!" Ayu tak jadi turun dan menatap pelayan tadi,
"dikamar mana dia sekarang?"
"ayo ikut aku mbak." lalu pelayan itu pun mengantarkan Ayu pergi ke kamar nya Wahyu.
Setelah pintu diketuk, pelayan tadi masuk bersama Ayu.
"permisi mas, ini mbak Ayu sudah ada."
"terika kasih ya." ujar Wahyu dan pelayan tadi pun pamit undur diri. Ayu pun dipanggil Wahyu untuk mendekati nya,
"duduklah disamping ku." ayu pun duduk disamping Wahyu."
"kau habis darimana sayang?" tanya Wahyu.
"aku habis dipanggil oleh bos ku, sayang." balas Ayu yang sudah tak canggung memanggil Wahyu dengan kata 'Sayang'.
"oh memang nya ada apa bos mu memanggil?" tanya Wahyu lagi penasaran. Ayu tak langsung menjawab, ia menunduk sejenak dan kemudian tersenyum menatap wahyu.
"tak ada apa-apa kok sayang."
"yakin tak ada apa-apa?" tanya Wahyu lagi.
"yakin sayang, apakah sekarang aku harus melepas pakaian?" ujar Ayu yang mulai membuka pakaian ketat nya.
"mengapa mesti terburu-buru sayang?"
"aku tak bisa berlama-lama melayani satu pelanggan sayang, jadwal pekerjaanku banyak." Wahyu mengerutkan dahi nya dan bertanya,
"apa kau tak kewalahan melayani banyak laki-laki hidung belang dalam waktu sehari-semalam?"
"mau bagaimana lagi, kalau aku punya uang tak sudi aku bekerja di tempat ini." Wahyu semakin tertarik akan ucapan dari Ayu itu,
"jadi kau bekerja sebagai wanita penghibur disini hanya karena terpaksa?" Ayu menganggukan kepala nya dan Wahyu berkata lagi,
"kasihan sekali diri mu, coba kau ceritakan bagaimana kau bisa sampai bekerja di sini dan apa alasan nya sampai kau tetap bertahan bekerja tempat kotor seperti ini?" Ayu tak segera menjawab, melainkan raut wajah nya terlihat gusar.
Wahyu merasakan ada yang sedang di tutup-tutupi oleh Ayu dan ia beranikan bertanya,
"mengapa kamu diam sayang? ceritakan saja tentang mu itu. aku tak akan menghardik mu atau pun menjelekan mu, terbukalah kepada ku seperti aku telah terbuka kepada mu tentang latar belakang ku sayang." ucapan Wahyu itu akhir nya membuat Ayu tenang dan mencoba untuk beranikan diri menjawab semua pertanyaan dari Wahyu itu.
Kemudian Ayu pun menjawab pertanyaan Wahyu tersebut,
"sebenar nya, aku adalah seorang janda yang masa pernikahan ku masih seumur jagung. suami ku meninggal karena sakit yang diderita nya hingga menjalani operasi. segala harta benda yang aku miliki bersama suami ku habis dijual untuk mengobati sakit suami ku. tetapi, tuhan berkehendak lain. suami ku meninggal sehari setelah melakukan operasi dan dikejadian itulah yang membuat hidup ku terpuruk dan berantakan seperti sekarang, hixhixhix." Ayu Pun menangis dan Wahyu segera memeluk nya.
Wahyu masih membiarkan Ayu menangisi kepedihan nya itu, dan kemudian Dewi berkata lagi setelah ia meredakan tangis nya.
"sejak kematian suami ku, aku tak punya siapa-siapa lagi. keluarga dari suami ku semua nya membenci ku karena aku dianggap seorang istri yang tak becus dalam melayani suami."
"lalu bagaimana dengan pihak keluarga mu?" tanya Wahyu.
"aku sudah tak punya keluarga lagi, aku adalah seorang anak yatim piatu dan dibesarkan oleh nenek ku. seminggu aku menikah dengan pacar ku yang kala itu sudah menjadi suami ku, nenek ku meninggal dunia. aku dan suami ku yang kemudian mengurus rumah peninggalan nenek ku itu. selang tiga bulan kemudian, suami ku menderita sakit keras dan disitulah awal mula aku kehilangan segala nya. hixhixhix." Ayu pun menangis lagi dipelukan Wahyu dan Wahyu hanya bisa mengusap-usap rambut Ayu agar Ayu bisa sabar dalam kesedihan nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments