WAHYU Mendekati Ayu yang menatap nya itu dan kemudian bertanya,
"mengapa wajah mu meringis begitu sayang? apa kau terkena minyak panas ketika memasak tadi?"
"siapa yang meringis sayang, mata ku pedih."
"pedih kenapa sayang? pasti mata mu kena cabe ya?" tanya Wahyu memerika mata Ayu dan Ayu berkata,
"sudah aku tak apa-apa sayang, sudah kamu pakai baju dulu sana. sarapan nya sudah aku siapkan."
"baiklah, tunggu sebentar sayang." ujar Wahyu dan ia segera pergi ke kamar nya.
Ayu segera bangun dan membasuh muka nya dikeran wastapel tempat cuci piring itu. ia masih terbayang dengan apa yang ia lihat didalam panci itu, ia nanti akan bertanya kepada Wahyu soal masakan yang dipanci itu dan tentang pembantu rumah tersebut. agak lama Ayu menunggu Wahyu, tibalah Wahyu yang sudah berpakaian baju santai.
"kamu masak apa sayang?" tanya Wahyu yang kini telah duduk.
"aku hanya memasak nasi goreng saja sayang."
"wah pasti enak dong sayang?"
"coba saja dulu, kalau tak enak jangan dimakan sayang." Wahyu hanya tersenyum dan segera mencoba memakan nasi goreng buatan Ayu.
"bagaimana sayang?" tanya Ayu yang kini mulai ikut makan juga.
"enak sayang, kamu pintar masak juga rupa nya."
"iyalah, nenek ku yang mengajarkan mu memasak. sejak kecil, aku seringkali diajarkan memasak oleh nenek ku sampai aku bisa menguasai nya sendiri."
"hmm pantas masakan mu enak, walaupun ini hanyalah nasi goreng biasa. tapi rasa nya sangat luar biasa, ditambah lagi makan nya ditemani seorang bidadari cantik seperti mu. makin luar biasa deh jadi nya, hehehe."
"ahhh masa Wahyu bisa saja gombal nya, hehehe." ujar Ayu tersipu malu dan Wahyu hanya tertawa pelan saja.
Agak lama mereka makan sambil berbincang perihal rencana pernikahan mereka, Ayu beranikan diri menanyakan satu hal soal keresahan hati nya itu.
"apakah dirumah ini tak ada pembantu nya sayang? sejak tadi aku tak melihat seorang pun yang berada dirumah ini."
"dulu dirumah ini banyak pembantu nya, tetapi tak lama mereka banyak yang berhenti bekerja. padahal fasilitas dan biaya hidup mereka aku tanggung semua nya."
"apakah ada alasan nya mereka banyak yang berhenti bekerja sayang?"
"ada, alasan nya mereka seringkali melihat sosok mahluk gaib yang menampakan diri kepada mereka. padahal aku dan mendiang istri ku sama sekali tak pernah merasakan hal tersebut."
"benarkah?" tanya Ayu penasaran dan Wahyu berkata meyakinkan.
"serius, untuk apa aku bohong." Ayu lalu menatap ke arah tangga lantai dua sambil berkata,
"tadi aku melihat kelebatan seorang perempuan naik ke lantai atas, aku pikir itu pembantu rumah ini."
"serius kamu?" tanya Ayu mengangguk dan Wahyu pun terlihat seperti orang bingung,
"rumah ini seperti nya memang berhantu, tetapi entah apa mau nya mereka sampai mengusik ketentraman pengisi rumah ini."
"seperti nya ada maksud tertentu sayang, mungkin ada orang yang sirik kepada mu sampai-sampai ada yang mengirimkan mahluk jahat untuk mengusik orang yang ada dirumah ini sayang."
"seperti nya sayang, lalu apa yang harus aku lakukan jika begitu sayang?"
"hmm..." Ayu bergumam dalam renungan nya dan Wahyu masih menunggu jawaban dari Ayu.
Saat itu Ayu segera teringat akan jimat tusuk konde pemberian nenek nya itu, ia lalu berkata.
"aku tahu solusi nya sayang, kau tak perlu takut dan bingung lagi."
"apa itu? apa kau bisa jelaskan sayang?"
"jimat tusuk konde yang diberikan oleh mendiang nenek ku itu seperti nya mampu mengusir mahluk halus yang berdiam diri dirumah ini."
"hmm tapi apa kau yakin itu akan berpungsi?"
"sangat yakin sayang, bukti nya dikontrakan ku sama sekali aku tak pernah melihat hal-hal yang aneh dan mencurigakan seperti yang ada dirumah mu ini."
"baiklah kalau begitu, lalu dimana jimat tusuk konde mu itu sayang?"
"seingat ku ada didalam koper pakaian ku yang kau taruh dibagasi mobil mu sayang."
"oh iya aku sampai lupa, barang-barang mu masih didalam mobil. yasudah kamu tunggu disini, biar aku yang mengambil barang-barang mu."
"aku ikut sayang, tak berani aku berdiam diri sendiri disini." ujar Ayu memasang wajah takut dan Wahyu pun tak menghardik nya.
"yasudah ayo sayang." lalu Wahyu dan Ayu segera menyudahi sarapan pagi nya dan pergi keluar rumah.
Dikolong meja makan itu, ada sosok tuyul berjumlah satu sosok. sejak tadi sosok tuyul itu mendengarkan obrolan Wahyu dan Ayu tadi, ia paham dengan obrolan Wahyu dan Ayu tadi. merasa terancam, sosok tuyul itu pun segera pergi keluar rumah untuk menemui tuan nya yakni Ki Baron. Wahyu dan Ayu sudah membawa koper barang-barang Ayu yang salah satu nya berisi jimat tusuk konde itu. ketika mereka berdua masuk, seketika itu juga para mahluk gaib yang mendiami dirumah itu kalang kabut merasakan tubuh nya terbakar.
Semua nya lari terbirit-birit keluar rumah tanpa mau menengok lagi. sekumpulan Kuntilanak yang berada dilantai dua pun merasakan hawa panas tersebut. mereka terbang kocar-kacir mencari tempat yang sejuk dan alhasil mereka pergi keluar dari rumah itu. semua mahluk halus dari berbagai wujud dan yang bersembunyi di tempat-tempat gelap pun semua nya lari terbirit-birit. tak ada satu pun yang tersisa didalam rumah itu, semua mahluk halus yang mendiami rumah itu minggat semua nya keluar dari rumah itu.
Kecuali sosok nenek tua yang telah menampakan wujud nya kepada Wahyu, sosok nenek tua itu ada di teras rumah Wahyu. sosok nenek tua itu menatap ke arah para mahluk gaib yang lari kocar-kacir dari dalam rumah besar itu. para mahluk gaib itu kebanyakan mengungsi diatas pohon luar samping rumah itu dan ada yang pergi jauh tanpa arah tujuan. kecuali sosok pocong yang mendiami tempat pos satpam dan kamar mandi, ia masih bertahan disana karena ia tak terimbas oleh hawa panas dari jimat tusuk konde itu.
Wahyu dan Ayu sudah berada didalam kamar pribadi nya Wahyu. disana ia sedang membantu Ayu membereskan pakaian nya. Wahyu sedang membuka lemari baju nya, disana ia melihat pakaian yang biasa dipakai Lastri. seketika ingatan nya tentang Lastri terulang lagi dan membuat pikiran Wahyu menjadi tak terkontrol. ia pun jatuh terduduk dan menangis terisak-isak seperti anak kecil. Ayu kaget dan segera menghampiri Wahyu,
"kamu kenapa sayang? mengapa kamu tiba-tiba menangis begitu?" Wahyu hanya geleng-geleng kepala seraya mengusap air mata nya.
"tak apa-apa, aku hanya sedikit teringat akan mantan istri ku saja. pakaian yang ada dilemari ini mengingatkan ku akan Lastri, karena semua pakaian ini adalah pakaian kesukaan nya." ujar Wahyu berkata merenung dan Ayu kemudian berkata tanya,
"apakah pakaian itu harus disingkirkan agar mas Wahyu tak teringat lagi akan mendiang istri nya itu?"
"tak usah Ayu, kau pakai saja pakaian itu. lagi pula pakaian itu sangat bagus dan mahal, pasti cocok jika dipakai ditubuh mu." Ayu pun bingung jika harus menolak nya, maka daripada ia dibilang wanita yang tak mau diatur. mau tak mau ia harus menuruti kemauan ucapan dari Wahyu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments