WAHYU Sudah bisa menguasai rasa sesak didada nya jika ia teringat akan penyesalan nya terhasap Lastri. ia sejak tadi merenung ditepian ranjang nya memikirkan soal kematian Lastri yang menurut nya misterius itu. Ayu sejak tadi memperhatikan Wahyu, maka ia pun mendekati nya dan bertanya.
"mas Wahyu mengapa melamun terus? memang nya apa yang sedang mas Wahyu lamunkan itu? jika dirasa berat untuk mas Wahyu pikirkan, coba ceritakan masalah itu kepada ku. siapa tahu aku bisa membantu mencari jalan keluar dari permasalahan mas Wahyu itu." ucapan Ayu itu didengar jelas oleh Wahyu, kemudian Wahyu menatap wajah Ayu lekat-lekat seraya berkata.
"apa kau yakin ingin mendengarkan curhatan ku ini sayang?"
"yakin sekali sayang, guna nya pasangan bisa juga menjadi tempat nya curhat pasangan nya juga bukan?" Wahyu hanya mengangguk dan tersenyum senang bisa mengenal Ayu yang sangat perhatian sekali kepada nya itu.
Kemudian Wahyu pun mulai berkata kepada Ayu soal masalah hidup nya itu.
"aku bingung harus memulai darimana sayang."
"kenapa mesti bingung sayang?"
"aku takut jika aku nanti membeberkan permasalahan ku ini, kau nanti malah menghujat ku dan meninggalkan ku."
"memang nya masalah apa sih yang membuat mas Wahyu berpikiran jelek seperti itu kepada ku?" Wahyu awal nya ingin menceritakan soal pesugihan yang telah ia lakukan itu. tetapi ia masih ragu untuk mengungkapkan nya kepada Ayu, maka ia pun langsung merubah topik pembicaraan.
"aku masih khawatir akan keluarga Lastri dikampung nya, mereka sama sekali tak tahu menahu bahwa anak nya telah meninggal dunia." Ayu mengerutkan dahi nya dan bertanya,
"jadi mantan istri mas Wahyu itu meninggal karena apa?"
"kecelakaan mobil..." ucap Wahyu dengan sorot mata datar ke arah televisi yang menyala itu.
"kok bisa? memang nya awal mula nya bagaimana bisa begitu sayang?" tanya Ayu lagi semakin penasaran dan Wahyu pun segera berkata,
"entahlah aku lupa awal kronologi nya bagaimana, yang jelas dia menuduh ku berselingkuh dengan asisten sekertaris ku di kantor. padahal aku dan dia hanya dekat karena hubungan pekerjaan saja." ujar Wahyu berbohong karena ingin menutupi kejadian asli nya yang seperti apa.
"hmm jadi begitu, lalu mantan istri mu itu kabur dari rumah dan membawa mobil mu hingga ia kecelakaaan dijalan? begitukah sayang?"
"benar sayang, aku sangat depresi sekali kala itu. maka aku putuskan untuk melupakan kejadian pahit itu di club malam tempat mu bekerja." Ayu hanya manggut-manggut saja mendengar ucapan dari Wahyu itu.
Kemudian Wahyu berbaring diranjang nya seraya berkata,
"sayang aku ingin istirahat dulu, badan ku agak demam."
"baiklah sayang, aku akan carikan obat dulu." ujar Ayu yang kini sedang menyelimuti tubuh Wahyu yang terasa hangat itu.
"tak perlu mencarikan obat sayang, nanti juga aku sembuh sendiri."
"yasudah kalau begitu, aku temani kamu tidur ya sayang."
"terima kasih sayang, tapi apa kamu tak mau mandi dulu dan berganti pakaian? sejak dari club malam dan dikontrakan mu kau belum mandi dan ganti pakaian."
"ya ampun aku sampai lupa sayang, baiklah aku mau mandi dulu."
"iya sayang, anggap saja rumah ini rumah mu sendiri. jangan ragu atau sungkan-sungkan."
"iya sayangku, muachhh." ujar Ayu yang mengecup pipi Wahyu dengan mesra.
Kini Ayu pergi keluar kamar untuk pergi ke kamar mandi yang ada didapur. Wahyu sudah merasakan kepala nya pusing dan akhir nya ia pun bisa tertidur juga. diluar gordeng kaca kamar itu, terbayang sosok besar menatap ke arah Wahyu. sejak tadi sosok itulah yang sedang mempengaruhi Wahyu agar ia tak boleh membocorkan rahasia pesugihan nya itu kepada Ayu. sosok Genderuwo itu pula yang telah membuat Wahyu pusing dan akhir nya tertidur. sosok Genderuwo itu adalah sosok yang sering mengikuti Wahyu kemana pun pergi nya, ia baru saja datang kembali ke rumah itu setelah melaporkan kepada Raja nya akan ada nya ancaman bahaya tentang jimat tusuk konde yang dibawa Ayu itu.
Raja Genderuwo yang telah terikat janji pesugihan dengan Wahyu itu menyuruh anak buah nya itu untuk mencari celah kelemahan jimat tusuk konde itu. kini, sosok Genderuwo itu tak bisa masuk ke dalam rumah itu. ia merasakan hawa panas ketika memaksa masuk dan energi putih nampak membuat nya silau didalam kamar tersebut. awal nya ia mencoba menerobos masuk, karena ia tak mengira bahwa diri nya akan terpental kembali seperti yang pernah ia alami dikontrakan nya Ayu.
Sosok nenek-nenek tua nampak samar-samar berada di dalam kamar Wahyu. ia menatap mata merah sosok Genderuwo itu dengan sorot mata tajam, lalu obrolan antar mahluk halus pun terjadi.
"sedang apa kau didalam rumah ini nenek tua!?" tanya sosok Genderuwo itu dan nenek tua itu menjawab nya,
"aku di sini ingin menjaga cucu ku dari tumbal pesugihan yang dilakukan oleh anak muda ini dengan raja mu itu Genderuwo!"
"kau tak perlu ikut campur urusan anak muda itu tua renta! biarkan dia menjalani hidup nya yang hina seperti itu!"
"kau salah tanggapan rupa nya, aku ada di sini bukan karena aku ikut campur urusan anak muda ini dan raja mu. melainkan menjaga cucu ku dari korban tumbal pesugihan itu! tak akan aku biarkan cucu ku itu menjadi tumbal raja mu itu!"
"berarti sama saja kau sudah ikut campur urusan raja ku nenek peot!"
"terserah anggapan mu, aku sama sekali tak takut kepada raja mu itu!"
"jahanam! ku hancurkan tubuh renta mu itu sialan!"
"silahkan hancurkan jika kau mampu, masuk ke dalam rumah ini saja kau tak sanggup bagaimana kau ingin menghancurkan ku hah!?"
"brengsek kau! kalau bukan karena ada perisai gaib dari tusuk konde itu, sudah kucabik-cabik raga tua mu itu!"
"hahaha, dasar mahluk rendahan!" ujar nenek tua itu menyepelakan sosok Genderuwo itu dan semakin membuat sosok Genderuwo itu jengkel sendiri.
Para mahluk gaib yang awal nya mendiami isi rumah itu yang saat itu berada disamping rumah dan pepohonan, semua nya hanya bisa melihat sosok Genderuwo dan nenek tua itu perang mulut. mereka yakin sosok nenek tua itu bukan sembarangan sosok yang tak punya kekuatan. bukti nya, sosok nenek tua renta itu berani menantang sosok Genderuwo yang badan nya besar, kekar dan tinggi daripada raga tua renta nya itu. akhir nya, sosok Genderuwo itu hanya bisa berdiam diri diluar jendela kamar itu. ia hanya bisa menyaksikan kemolekan tubuh Ayu yang sedang berganti pakaian dikamar itu tanpa bisa menyentuh dan menyetubuhi nya seperti yang pernah ia lakukan kepada Lastri. Ayu memang sudah selesai mandi, ia tak mau berlama-lama mandi karena ia masih memiliki rasa takut tinggal dirumah besar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments