MATA Lastri menatap wajah suami nya dengan gelisah. Wahyu tak mengerti apa yang sebenar nya sedang dilakukan oleh istri nya itu.
"aku...aku merasakan kaki mu berbulu sayang. tetapi, aku baru menyadari bahwa kaki mu tak berbulu sayang!" ucap Lastri semakin gelisah dan takut. Wahyu cepat mengartikan ucapan istri nya itu dan berkata,
"pasti itu ulah jin Genderuwo yang menyerupai wujud ku sayang!"
"apa yang harus kita lakukan sayang!? berarti raga tubuh ku ini sudah dijamah oleh orang lain selain dirimu sayang!? ohhh mengapa nasib ku seperti ini yatuhan." ujar Lastri bernada sedih. Wahyu memeluk istri nya dengan erat dan mencium kening nya,
"kalau sudah begitu, semua sudah terlanjur sayang. aku pun tak terima raga tubuh mu dinikmati oleh orang lain apalagi dinikmati oleh mahluk halus sebangsa Genderuwo itu! aku yakin air mani Jin keparat itu sudah menyatu di dalam rahim mu! ini tak bisa dibiarkan! kita harus segera Pergi Ke Dukun sayang!"
"pergi ke dukun!? mengapa kita tak pergi ke dokter kandungan saja sayang?! aku tak mau calon bayi kita ini terlahir cacat atau memiliki wujud rupa jelek seperti Genderuwo itu!" Wahyu memegang kepala istri nya memakai kedua tangan nya.
"tenangkan dirimu sayang, kita harus segera mencari tahu apa yang sebenar nya telah terjadi dirumah tangga kita ini melalui dukun."
"tapi sayang? apa itu akan berhasil? tapi jika tidak?" tanya sang istri nya lagi.
"kita akan tetap pergi ke dukun yang lain nya. dukun bukan hanya satu saja dikota ini!"
"baiklah, aku terserah akan keputusan mu saja sayang. tapi, apa kamu yakin dukun itu bisa mengetahui nya sayang???"
"kita coba dulu sayang, soal nya semalam aku pernah bermimpi pergi ke dukun dan entah itu wangsit yang menyuruh ku untuk pergi ke dukun atau hanya sekedar mimpi biasa saja."
"aku jadi ngeri sayang." ujar Lastri takut dan semakin membenamkan kepala nya dipelukan suami nya.
"kita berangkat sekarang sayang, cepat kamu ganti pakaian. aku tunggu dimobil."
"aku tak berani pergi ke kamar sendiri sayang! antarlah aku!" rengek Lastri manja dan Wahyu pun memaklumi nya, lalu menuruti nya.
Kemudian Wahyu mengantar istri nya itu untuk berganti pakaian, sambil menunggu istri ganti pakaian. Wahyu langsung menghubungi Erwin, teman lama nya itu. berkali-kali Wahyu menghubungi teman nya itu, tetapi tetap tak dijawab sama sekali.
"kemana dia!? tak biasa nya dia tak mengangkat panggilan ponsel ku. apa jangan-jangan hari ini dia sedang sibuk ya???" gumam Wahyu dan tak lama istri nya mendekati nya.
"ayo sayang, aku sudah selesai."
"yasudah ayo." ujar Wahyu dan kini sepasang suami istri itu segera pergi ke tempat orang pintar atau dukun.
Mobil mewah berwarna merah mengkilat itu sudah keluar dari dalam halaman rumah itu. ketika Wahyu ingin mengunci pintu gerbang rumah nya itu, ekor mata nya tak sengaja melihat sesuatu yang aneh didalam pos satpam. ia awal nya kaget, tetapi ia paksakan untuk tenang dan masih berpura-pura cuek tak melihat nya. padahal dalam hati ia membatin,
"seperti nya tadi aku melihat sosok pocong didalam pos satpam itu, aneh sekali! mengapa mereka tak takut menampakan diri disiang hari ya???" ujaran batin Wahyu itu tak mendapat jawaban apapun.
Setelah selesai ia mengunci pintu gerbang rumah nya, ia segera masuk ke dalam mobil nya. istri nya yang sejak tadi menunggu bertanya,
"mengapa lama sekali sayang?"
"tadi ada kendala sedikit,.." ujar Wahyu seraya mulai menyetir mobil nya.
"kendala apa sayang?"
"sudah sayang jangan bawel! nanti saja aku menjelaskan nya!"
"yasudah! tak perlu pakai marah-marah segala kali!" ujar Lastri cemberut seraya memalingkan wajah nya kesamping kaca mobil.
Wahyu tak menjawab nya, ia hanya fokus menyetir saja. di kursi belakang, nampak sedikit membayang bayangan hitam seperti manusia yang sedang duduk. Wahyu dan Lastri tak merasakan sosok misterius itu, karena mereka fokus pada diri nya masing-masing.
diperjalanan, entah Wahyu sadar atau tidak. arah perjalanan yang harus nya ia pergi ke rumah nya Erwin, malah berbelok arah menuju sebuah perkampungan yang cukup sepi penduduk nya. mobil mewah yang dikendarai Wahyu dan istri nya itu tetap melaju sampai tiba disebuah rumah pondok kayu. istri nya yang sejak diperjalanan hanya diam cemberut saja mulai bertanya,
"inikah tempat rumah dukun itu sayang?" Wahyu tersentak sejenak dan istri nya heran seraya bertanya lagi.
"kamu kenapa kaget begitu sayang!?"
"kita dimana sayang?" tanya Wahyu seperti orang yang bingung.
"lah bukannya kamu yang menyetir mobil dan membawa kita ke perkampungan ini???"
"aneh sekali!? padahal aku berniat ingin pergi ke rumah nya si Erwin dulu! tetapi mengapa aku tak sadar malam membawa kita ke tempat ini!"
"pasti kamu sedang melamunkan perempuan lain kan!? jadi pikiran mu tak fokus ketika menyetir tadi!"
"apa sih kamu! apa-apa bahas perempuan!" ujar Wahyu kesal dan ia lalu berkata lagi,
"sudah kamu disini dulu, aku mau bertanya kepada orang tua yang ada dikebun itu." Lastri hanya angkat bahu saja dan masih terlihat jutek.
Wahyu mendekati seorang kakek-kakek tak terlalu tua sedang membabat rumput dikebun rumah pondok kayu itu.
"permisi kek, saya mau bertanya sesuatu."
"oh iya anak muda, mau bertanya soal apa???"
"di kampung ini ada seorang paranormal tidak kek?"
"maksud nya? paranormal itu apa anak muda?" jawab sang kakek bingung.
"dukun kek, apa di kampung ini ada seorang dukun?"
"oh ada anak muda, tetapi untuk apa kamu mencari seorang dukun?"
"saya ada keperluan kek, bolehkah saya tahu dimana letak rumah dukun itu berada kek???"
"disana..." ujar sang kakek menunjuk ke arah ujung jalan.
"diujung jalan sana kek?" tanya Wahyu lagi.
"iya anak muda, di ujung jalan sana ada rumah seorang dukun."
"oh baiklah kalau begitu, terima kasih kek."
"sama-sama anak muda." lalu Wahyu pun permisi kepada kakek tua itu.
Setelah Wahyu masuk ke dalam mobil, istri nya bertanya.
"bagaimana sayang?"
"ada kata nya diujung jalan kampung."
"oh yasudah." lalu Wahyu pun segera mengemudikan mobil itu sampai ke ujung jalan kampung tersebut. kakek tua yang tadi sedang membabat rumput pun menatap kepergian mobil Wahyu seraya berkata,
"untuk apa mereka datang ke rumah dukun itu!? apakah mereka ingin berobat atau meminta pesugihan???" ujar sang kakek dan pun lanjut membabat rumput lagi.
Mobil merah berkesan mewah itu berhenti diujung jalan kampung. jalan kampung itu ternyata buntu, tetapi ada jalan setapak untuk masuk ke dalam hutan. disana terlihat sebuah rumah gubuk lumayan sedang dan keadaan hutan tersebut nampak gelap.
"seperti nya kita harus turun dari mobil dan jalan kaki melalui jalan setapak itu sayang." ujar Wahyu.
"seram sekali tempat nya sayang, aku jadi takut."
"sudah ayo jangan manja dan penakut seperti itu! ini juga demi kebaikan rumah tangga kita sayang!"
"baiklah sayang." ujar Lastri pasrah dan kini sepasang suami istri itu masuk ke dalam hutan dan berjalan kaki menyusuri jalan setapak itu sampai didepan rumah pondok kayu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Fitri Yani
Kata2nya terlalu baku & coba Thor kurangi kata sayangnya
2022-10-12
1
Yuli
lah salah 🤣
2022-09-23
0