CLUB MALAM

Di Dalam Club Malam tersebut, Wahyu melihat keramaian lelaki dan perempuan baik yang masih muda maupun yang setengah tua. pakaian perempuan-perempuan yang sedang berjoget ria itu nampak seksi dan membuat hayalan Wahyu semakin mesum. Wahyu segera mendekati bar minuman dan ia memesan bir disana. ia duduk dikursi depan meja bar dan setelah Wahyu diberi satu botol bir, ia menenggak nya hingga habis dan membuat orang-orang yang ada disekitar nya geleng-geleng kepala karena baru melihat orang yang berani menenggak satu botol bir hingga habis.

"berikan satu botol lagi!" tegas Wahyu yang depresi itu kepada penjaga bar seorang lelaki muda itu.

"baik mas." lalu satu botol bir diberikan lagi kepada Wahyu, kali ini ia tak langsung menenggak nya. melainkan meminum nya memakai gelas kecil yang biasa dipakai untuk bir. mahluk-mahluk halus yang biasa berdiam diri untuk menghasut para pezina diruangan itu pada lari terbirit-birit ketika melihat sosok Genderuwo masuk ke dalam ruangan diskotik itu. sosok Genderuwo itu sama sekali tak mengusik, tetapi ia merubah wujud menjadi manusia dan membaur bersama laki-laki dan wanita yang sedang berjoget ria itu. sosok Genderuwo itu pun ingin merasakan bagaimana rasa nya hidup sebagai manusia dan bersenang-senang ria bersama perempuan-perempuan cantik itu. saking asik dan senang nya, ia sampai lupa akan tugas nya untuk mengawasi Wahyu.

Wahyu masih terduduk di kursi bar dan mata nya menatap ke area sekeliling ruangan club malam itu. suara musik disco yang lumayan keras itu tak membuat pendengaran nya terganggu. sejak tadi Wahyu sedang asyik memperhatikan wanita-wanita muda yang berjoget ria diantara para laki-laki lain yang ikut berjoget ria juga. dimeja-meja disamping bar tersebut, banyak juga yang sedang minum bir bersama kekasih nya. disana banyak anak muda-mudi yang sedang memadu kasih dan ada juga yang hanya sekedar mengobrol saja. Wahyu nampak iri melihat orang-orang yang berpasangan itu. ia lalu meminum segelas kecil bir lagi, ia masih memperhatikan apa saja yang ada didalam ruangan club malam itu. agak lama ia merenung, ternyata ia sedang membatin.

"tak satupun ada wanita yang mau mendekati ku? apa aku kurang tampan!? ah tidak juga! wajah ku ini sangat tampan, mana mungkin wanita-wanita itu tak menyukai ku! hmm apakah mereka tak ada yang berani mendekati ku karena pakaian ku yang rapi seperti bos ini?" ujar Wahyu membatin.

Lalu ia membatin lagi,

"seperti nya mereka menganggap ku sebagai lelaki yang tak punya uang! brengsek sekali mereka menilai ku seperti itu! apakah mereka tak tahu aku ini adalah seorang bos yang kaya raya!" ucap batin nya berprasangka buruk seperti itu kepada semua perempuan yang ada disana. terkadang, ingatan Wahyu soal Lastri timbul begitu saja. saat ingatan itu timbul ia segera menenggak segelas kecil bir itu lagi.

Sedikit-sedikit pikiran nya tentang kehilangan nya sosok Lastri mulai hilang dan pikiran kalut nya soal kejadian naas yang menimpa Lastri pun mulai hilang juga. perlahan-lahan Wahyu sudah sudah benar-benar melupakan Lastri dan tatapan mata nya tak mau lepas dari lekukan dan kemolekan tubuh wanita-wanita yang ada diclub malam itu. pikiran mesum nya sudah membayang sejak tadi, ia lanjut minum lagi sampai ia merasakan senggukan pertama nya.

"hukk! aduh aku mulai mabuk!" ucap nya pelan, lalu ia memanggil pelayan bar yang melintas didepan nya.

"hei kau kemari! disini ada tempat penginapan tidak? huk..huk."

"ada di lantai dua mas." ujar pelayan itu.

"baguslah, huk. apa disini ada wanita penghibur juga? huk."

"ada mas, apa mau saya carikan?" ujar pelayan itu lagi dan kemudian Wahyu pun mengambil dompet didalam saku nya. ia lalu mengambil uang satu lembar lima puluh ribu dan memberikan nya kepada pelayan lelaki muda itu.

"nih buat mu, tolong carikan wanita yang paling cantik dan seksi disini."

"terima kasih mas, baik akan segera saya carikan." setelah pelayan itu menerima uang tip dari Wahyu, lalu pelayan itu segera mencari wanita penghibur yang diinginkan oleh Wahyu itu.

Agak lama Wahyu menunggu, ia membuka ponsel nya untuk melihat jam.

"hmm tak terasa sudah hampir setengah jam aku berada disini." ucap nya pelan dan kemudian terdengar suara perempuan menyapa nya.

"permisi om." Wahyu memalingkan wajah nya ke samping dan disana ia melihat seraut wanita berwajah cantik. hidung nya mancung dan bibir nya sensual, serta rambut nya yang panjang sebahu berwarna hitam kecoklatan.

"apa boleh saya duduk disini???"

"oh silahkan, huk." ujar Wahyu seraya menyengguk mabuk.

"terima kasih mas." ujar wanita cantik itu lagi seraya duduk dan senyum nya sangat manis sekali.

Wahyu membalas senyuman wanita cantik itu. belahan dada wanita itu nampak menyembul lumayan besar dan membuat mata Wahyu mulai terfokus ke arah sana.

"om ini sedang melihat apa?" tanya wanita itu karena ia melihat Wahyu fokus menatap dada nya yang membusung kencang itu.

"oh iya maaf, hehe. nama mu siapa nona manis?" tanya Wahyu mulai penasaran.

"nama saya Ayu Wulandari om, lalu nama om ini siapa?' tanya Ayu balik bertanya.

"jangan panggil saya om, huk. saya masih muda kok. huk. hehe." ucap Wahyu bergurau disela senggukan nya.

"lalu saya bagaimana saya harus memanggil nama om?"

"panggil saja sayang, huk.hehe. tak apa kan huk?" Ayu tersenyum tersipu malu ditatap oleh Wahyu.

"memang tak ada yang marah jika saya memanggil nama om ini dengan kata 'Sayang'?"

"hehe, siapa yang, huk. bakal marah Ayu cantik? saya ini seorang duda kok, huk."

"ah serius?" tanya Ayu sedikit sanksi.

"serius untuk apa saya bohong sayang." ujar Wahyu seraya mencubit dagu Ayu dan ayu pun semakin tersipu malu. Wahyu menawarkan segelas bir dan Ayu pun meminum nya tanpa ragu serta sungkan lagi.

"baiklah, sayang. huk. kalau saya boleh tahu, kamu sedang bersama siapa, huk. disini? apa tujuan mu juga ingin melampiaskan, huk. masalah mu disini?" tanya Wahyu.

"sebenar nya, saya disini hanya sendiri. saya di sini hanya bekerja sebagai PSK om."

"oh jadi kamu disini memang sedang bekerja sebagai PSK huk?" Ayu mengangguk sedikit minder dan Wahyu pun merasa kasihan juga melihat wajah Ayu yang sedikit malu seperti itu.

Kemudian pelayan yang disuruh oleh Wahyu pun mendekati mereka,

"permisi mbak Ayu, bos menyuruh saya untuk memanggil mbak ayu sebentar."

"oh ada apa lagi emang nya!?" tanya Ayu cemberut kesal.

"saya tak tahu mbak, saya hanya disuruh memanggil mbak Ayu ke lantai atas." Ayu pun menatap Wahyu dan berkata, saya tinggal sebentar ya om." Wahyu hanya mengangguk saja dan kini Ayu sudah pergi naik ke lantai dua untuk menemui bos nya.

...*...

...* *...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***