CHAPTER 19

...***...

Setelah melakukan perundingan Lukita, Rembung, dan Cibatu memutuskan untuk masuk ke wilayah kediaman Menanti. Mereka ingin memastikan dengan jelas, apakah memang keluarga terhormat itulah yang telah melakukan pembunuhan sadis di kawasan kumuh.

"Mereka harus segera diselidiki." Rembung atau nama aslinya Jendral Kuasa saat ini benar-benar terlihat  berbeda dari yang sebelumnya.  Penampilannya sebagai pembunuh bayaran memang tergambarkan dari penampilannya saat ini. "Aku telah berjanji pada gusti ratu agung, bahwa aku akan menyelidiki kasus itu dengan baik." Tentunya ia tidak akan lupa dengan janjinya pada Ratu Agung Selendang Merah. "Aku mohon bantuan kalian berdua." Lanjutnya lagi.

Sedangkan Menteri keuangan Jibat atau namanya sekarang adalah Cibatu saat ini menghela nafasnya yang terasa sangat lelah. "Aku ini adalah menteri keuangan. Tapi kenapa aku malah terlibat dalam masalah ini?." Keluhnya dengan perasan hati yang sangat luar biasa sedih. "Jika aku terlihat dengan kalian, lalu siapa yang akan mencatat keuangan negeri jika aku berada di sini?." Keluhnya lagi. "Rasanya jabatan yang aku pegang sebagai menteri keuangan sedang diturunkan oleh gusti ratu agung. Rasanya aku benar-benar menyedihkan, saat gusti ratu agung menyadari jika keuangan yang keluar selama ini memang tidak digunakan pada tempatnya." Dalam hatinya merasa sangat gelisah dengan apa yang terjadi padanya.

"Sudahlah, jangan terlalu mengeluh. Setelah kita memastikan jika keluarga menanti tidak terlibat dalam masalah ini, baru kita datangi orang-orang yang telah menggunakan keuangan negeri dengan tamak." Lukita tersenyum kecil, ia telah lelah mendengarkan keluhan dari mereka berdua dari dari?.

"Baiklah. Demi mengembalikan nama baikku, aku akan melakukan itu dengan baik." Walaupun ada keluhan yang ia ungkapkan tadi, setidaknya ia masih merasakan jika Ratu Agung Selendang Merah tidak marah padanya seratus persen?. "Lagi pula anggap saja ini adalah bentuk tantangan yang aku miliki." Ia merasa tidak keberatan sama sekali?.

"Mari segera kita lakukan." Rembung sudah tidak sabar lagi ingin melakukannya.

"Yohho!." Cibatu dan Lukita terlihat sangat bersemangat. Mereka tidak dapat menahan diri untuk melakukan itu. Setelah itu mereka berjalan menuju salah satu rumah bangsawan yang selalu memberikan sumbangan pada kawasan kumuh, tapi kenapa mereka malah melakukan pembantaian kejam itu?. Pasti ada alasan kenapa mereka melakukan itu bukan?. Itulah yang ingin mereka selidiki. Apakah mereka akan berhasil melakukan itu?. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.

"Tugas ini sangat penting untuk meyakinkan gusti ratu agung, bahwa aku sangat setia pada negeri ini. Meskipun sebelumnya aku memang sangat tidak suka melakukan pekerjaan seperti ini, tapi rasanya gusti ratu Atut memang ingin membersihkan negeri ini dari kotoran penyakit yang akan merugikan kerajaan." Entah kenapa ia dapat merasakan jika Ratu Agung Selendang Merah melakukan itu dengan sungguh-sungguh. "Bahkan gusti ratu agung menyuruh seseorang untuk mengawasi wilayah kawasan kumuh." Dalam hatinya merasakan Ratu Agung Selendang Merah mencoba melakukan perubahan. "Mungkin saja nona lukita baru diutus ke daerah ini. Karena selama ini aku tdiak merasakan hawa yang berbeda darinya." Matanya melirik ke arah Lukita yang sedang berjalan di sampingnya saat ini.

"Kenapa dia malah menatapku dengan tatapan seperti itu." Dalam Lukita merasa heran dengan arti tatapan Rembung terhadapnya. "Abaikan saja." Dalam hatinya mencoba untuk mengabaikan kenapa Rembung menatapnya seperti itu.

Tapi, pertanyaan adalah, apakah mereka bisa melakukan itu?. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.

...***...

Di sebuah tempat.

Ratu Agung Selendang Merah saat ini sedang mengamati seseorang yang terbaring di tempat tidur. Perasaannya sangat sedih, karena orang yang paling ia cintai saat ini terbaring dalam keadaan sakit, menderita atas apa yang menimpanya?.

"Rakanda gusti raja agung." Ratu Agung Selendang Merah tidak dapat menahan dirinya. Kesedihan yang ia rasakan saat ini sangat dalam, perasaan sedih melihat orang yang ia cintai dalam keadaan seperti ini?. "Rakanda gusti raja yang bertahanlah." Ia genggam tangan suaminya yang terasa sangat dingin. "Saya berjanji akan mencari obat penawar itu rakanda gusti raja yang." Ia cium tangan suaminya dengan perasaan hatinya yang masih lembut. "Saya mohon bertahanlah sampai saya menemukannya rakanda gusti raja agung." Kesedihan yang ia rasakan, ia tidak bisa membantu orang yang sangat ia cintai di dalam hidupnya?. Air mata kesedihan yang tidak lagi bisa ia tahan walaupun hatinya berkata tetaplah kuat. "Rakanda gusti raja agung jangan menyerah. Saya akan membantu rakanda gusti raja agung untuk sembuh dari racun itu. Karena itulah rakanda gusti raja agung harus percaya pada saya." Tangisan yang tidak bisa ia sembunyikan lagi. Hatinya memang sangat pedih dengan apa yang menimpa suaminya. "Aku akan menyelidiki pembantu yang telah berniat membunuh rakanda gusti raja agung." Ia menghapus air matanya. "Aku tidak boleh lemah!. Pasti ada yang bisa aku lakukan dengan keadaanku yang sekarang." Ia membulatkan tekadnya, bahwa ia akan melakukan apapun, bahkan jika malaikat tidak berpihak padanya lagi, maka ia akan menjadi malaikat kematian bagi mereka semua. Apakah Ratu Agung Selendang Merah dapat mengobati racun yang kini sedang bersemayam di dalam tubuhnya?. Simak terus ceritanya.

...***...

Di satu sisi, di kediaman keluarga Menanti, sepertinya mereka saat ini sedang membuka lowongan bagi siapa saja yang ingin menjadi pembunuh bayaran, dan kebetulan saat ini Lukita, Cibatu dan Rembung datang di saat yang sangat tepat.

Mereka langsing mendaftarkan diri untuk melakukan pekerjaan itu. Akan tetapi mereka diarahkan ke sebuah tempat yang sangat aneh menurutnya.

"Jadi kalian bertiga?. Yang lolos dari kualifikasi yang aku adakan?." Bangsawan Merekah menanti. Sepertinya ia adalah kepala keluarga besar dari keluarga Menanti.

"Haik!." Rembung, Lukita, dan Cibatu memberi hormat pada Merekah Menanti.

"Kami bertiga lulus dengan bakat yang baik. Itulah yang mereka katakan pada kami tuan merekah menanti." Rembung yang menjawabnya.

"Kami dipilih karena mereka sangat percaya dengan apa yang kami milik." Lukita membantu Rembung menjelaskan alasan kenapa mereka bisa masuk ke dalam ruangan itu.

"Semoga saja kami tidak mengecewakan tuan. Karena tuan adalah yang paling kuat diantara bangsawan lainnya." Cibatu juga ikut berbicara.

"Baiklah, kalau begitu kalian berkumpul saja untuk sementara waktu. Karena ada beberapa orang yang akan menjadi pembimbing kalian untuk menjadi pembunuh bayaran yang sebenarnya." Merekah Menanti sangat senang mendengarkan apa yang mereka katakan. "Jangan buat aku kecewa dengan kemampuan yang kalian miliki." Lanjutnya lagi. Sepertinya mereka telah diterima dengan baik. Tapi apakah yang akan mereka lakukan setelah ini?. Jangan lupa dukungannya pembaca tercinta. Berikan tanggapan jika kurang menyenangkan dari kisah ini. Salam penuh cinta untuk pembaca tercinta.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!