CHAPTER 13

...****...

Ratu Agung Selendang Merah menatap Jendral Kuasa yang sepertinya terkejut dengan apa yang ia tanyakan padanya. Reaksi alami yang ia lihat dari seseorang yang telah menyembunyikan suatu masalah darinya.

"Aku tanya sekali lagi jendral kuasa. Kenapa kau tidak segera melaporkan masalah itu padaku?. Kenapa kau memilih mendiamkan masalah itu?. Apakah kau memiliki alasan yang bisa meringankan masalah yang kau hadapi saat ini?." Ia sangat geram jika ada orang yang tidak melaporkan padanya tentang masalah pembunuhan yang telah terjadi di kawasan kumuh?.

Jendral Kuasa masih saja bungkam, dan ia masih belum menjawab pertanyaan dari Ratu Agung Selendang Merah.

"Apakah kau pikir, jika kau diam dan aku tidak segera mengatasi masalah di kawasan kumuh?." Ratu Agung Selendang Merah sangat marah. "Kau pikir rakyat yang tidak berdosa itu tidak akan menuntut ku?. Kau pikir kau hebat telah menyembunyikan masalah itu dariku?. Apakah kau tidak memiliki hati nurani hanya untuk melihat apa yang terjadi?. Sehingga kau memilih untuk diam!. Dan kau sama sekali tidak bertindak ataupun melaporkan masalah itu padaku!." Suara Ratu Agung Selendang Merah terdengar sangat tinggi, membuat Penasehat Raja Agung Dewandaru dan Jendral Kuasa terkejut dan tidak percaya jika wanita misterius itu bisa marah?.

"Mohon ampuni hamba gusti ratu. Berikan hamba kesempatan untuk memperbaiki kesalahan hamba." Ia meminta kesempatan kesalahan yang telah ia lakukan?.

"Yang paling parah, kau malah membuang mayat-mayat yang bergelimpangan itu ke tempat pembakaran!. Kau pikir mereka itu apa?. Hah?!." Amarah Ratu Agung Selendang Merah sangat memuncak, hampir saja ia tidak bisa mengendalikan dirinya karena masalah ini.

"Hamba sangat memohon, hamba akan memperbaiki semua masalah yang telah hamba lakukan. Hamba sangat menyesal karena telah melakukan hal yang buruk itu gusti ratu agung." Jendral Kuasa memohon ampun pada Ratu Agung Selendang Merah.

"Bagaimana pendapatmu dewandaru?. Apakah aku akan memberikannya kesempatan kedua?." Ratu Agung Selendang Merah meminta saran dari Penasehat Raja Agung Dewandaru. Apakah Jendral Kuasa masih pantas mendapatkan kesempatan kedua atau tidak. "Begitu banyak kesalahan yang telah ia lakukan, apakah dia masih pantas mendapatkan pengampunan dariku?." Hatinya masih saja tidak terima dengan apa yang terjadi.

"Sepertinya berikan saja gusti ratu. Tapi jika dia masih saja tidak mau memperbaiki dirinya, maka berikan ia hukuman yang setimpal." Bisik Penasihat Raja Agung. "Anggap saja itu adalah penebusan dosa yang telah ia lakukan selama ini. Kelalaian yang sangat tidak bisa dimaafkan, namun sepertinya dia masih berguna untuk menjaga kawasan kumuh." Itulah pertimbangan dari Penasihat Raja Agung Dewandaru.

Ratu Agung Selendang Merah mempertimbangkan apa yang dikatakan Penasihat Raja Agung. Apakah itu bukan keputusan yang salah nantinya?. "Jika aku memberikannya kesempatan, apakah aku tidak akan salah?." Dalam hati Ratu Agung Selendang Merah mencoba untuk tidak bersikap lunak pada orang yang telah membuat kesalahan yang sangat merugikan.

"Hamba mohon kerendahan hati gusti ratu. Hamba menyadari jika hamba bersalah, namun hamba hanya ingin hamba mati dengan perlahan-lahan. Hamba bersedia dihukum jika hamba berani melakukan hal yang buruk lagi." Sepertinya ia meminta pengampunan pada Ratu Agung Selendang Merah yang terlihat menghela nafasnya dengan pelan.

"Kau akan aku berikan satu kesempatan saja." Ratu Agung Selendang Merah berkata dengan tegas. "Namun jika kau tidak melakukannya dengan baik, maka aku tidak akan segan-segan lagi untuk menghukum mu dengan hukuman paling berat!." Mata itu menatap tajam ke arah Jendral Kuasa. "Bisa jadi aku sendiri yang akan memenggal kepalamu tanpa harus sidang agung terlebih dahulu." Tatapan Ratu Agung Selendang Merah terlihat sangat menyeramkan. Ancaman itu sangat terdengar mengerikan.

Deg!!!.

Jendral Kuasa terkejut, ia melihat hawa yang tidak biasa yang ditujukkan Ratu Agung Selendang Merah saat ini. Tekanan hawa yang sangat tidak bias, dan sangat menekan sekitarnya dengan sangat kuat.

"Tidak ada lagi ampun untukmu, karena kau telah memberikan kesan yang buruk pada rakyat yang berada di kawasan kumuh. Kau ingin menunjukkan bahwa aku sama sekali tidak peduli pada mereka. Tapi itu terjadi karena kau yang tidak melaporkan apa yang terjadi di sana malam itu." Emosinya masih belum stabil karena anggapan itu.

"Sungguh, maafkan hamba gusti ratu agung. Hamba yang bodoh ini tidak memikirkan sampai ke sana. Hamba bersumpah tidak akan melakukan itu lagi gusti ratu agung. Hamba bersumpah akan menjaga nama baik gusti ratu agung." Ia kembali memberikan hormat pada Ratu Agung Selendang Merah.

"Baiklah. Jika kau melanggar apa yang telah kau katakan tadi, maka kutukan yang paling sadis yang akan kau terima nantinya." Ratu Agung Selendang Merah hanya mengancam Jendral Kuasa untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Tentu saja hamba siap memukul beban itu gusti ratu agung." Ya, ia pasrah saja dari pada mendapatkan amukan dari Ratu Agung Selendang Merah yang ternyata mengetahui apa yang sedang ia sembunyikan.

"Kalau begitu kau kembali meronda ke kawasan kumuh. Di sana terjadi pembunuhan yang sangat tidak aku sukai." Ratu Agung Selendang Merah memberi peringatan?.

"Pembunuhan?. Apa yang gusti ratu agung katakan?. Apakah terjadi pembunuhan lagi?." Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ratu Agung Selendang Merah.

"Aku ingin memastikan sesuatu mengenai keuangan, dan kemana saja diberikan." Ratu Agung Selendang Merah menjelaskannya dengan pelan supaya Jendral Kuasa mengerti dengan apa yang hendak ia sampaikan. "Aku telah mengutus beberapa prajurit istana untuk mengantar bahan makanan. Tapi saat itu ada seseorang yang aku perintahkan untuk memeriksa bahan makanan sebelum diberikan mereka pada penduduk kawasan kumuh." Ratu Agung Selendang Merah kembali menjelaskan apa yang terjadi di kawasan kumuh saat ini?. "Tenyata bahan makanan itu telah diracuni oleh seseorang." Tidak sampai hati ia mendengar kabar itu.

"Bahan makanan itu ada racunnya?. Tapi kenapa itu bisa terjadi?." Ia tidak menyangka akan ada masalah seperti itu saat ini?.

"Ya. Salah satu prajurit itu tewas setelah disuruh memakan lobak." Jawab Ratu Agung Selendang Merah merasa sangat geram dengan apa yang terjadi. "Masalah ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Karena mereka mencemarkan nama baikku. Aku tidak mau mereka mengecap aku sebagai ratu agung yang hanya bisa duduk manis saja." Ia sangat tidak suka atas apa yang terjadi nantinya.

"Lalu apa yang bisa hamba lakukan gusti ratu agung. Katakan pada hamba, semoga saja hamba bisa menebus kesalahan yang telah hamba lakukan." Ia memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah.

"Saat ini aku ingin kau memanggil jebat, tareh, serta harapara." Ia menyebutkan nama siapa saja yang akan ia interogasi. "Berikan surat peringatan dari ratu agung, karena mereka telah melakukan pelanggaran-pelanggaran yang merugikan negara." Lanjutnya. "Mereka tidak bisa didiamkan begitu saja. Sedangkan masalah racun itu, biar orang ku saja yang mengurus mereka. Sedangkan kau panggil mereka bertiga untuk menghadap ku hari ini juga." Itulah yang dikatakan Ratu Agung Selendang Merah sekaligus perintah untuk Jendral Kuasa.

"Hamba akan melakukan perintah gusti ratu agung dengan baik." Entah terpaksa atau apa, ia langsung menerima perintah itu.

"Kalau begitu segera laksanakan." Ratu Agung Selendang Merah semakin tegas.

"Perintah gusti ratu agung akan hamba lakukan dengan baik." Ia memberi hormat. "Hamba pamit dahulu gusti ratu agung." Setelah itu ia meninggalkan ruangan itu, akan tetapi pada saat itu ia terkejut mendengarkan apa yang dikatakan Ratu Agung Selendang Merah padanya.

"Kau tidak usah mencari tahu siapa yang telah membocorkan masalah itu padaku." Ratu Agung Selendang Merah tersenyum dibalik cadar merah itu. Sedangkan Jendral Kuasa menghentikan langkahnya.

Deg!.

Jendral Kuasa semakin terkejut mendengarkan apa yang telah dikatakan oleh Ratu Agung Selendang Merah. "Jadi siapa yang telah melaporkannya pada gusti ratu agung?." Dalam hati Jendral Kuasa sungguh tidak mengerti dengan apa yang telah dikatakan oleh Ratu Agung Selendang Merah.

"Aku memiliki banyak mata yang dapat mengawasi semua yang terjadi di kerajaan tiga warna. Karena itulah jaga sikap, jaga perbuatan, jika tidak ingin mendapatkan hukuman dariku nantinya. Dan kau!. Laksanakan tugasmu dengan baik, jangan sampai menjatuhkan namaku hanya karena hal-hal yang tidak terduga sama sekali." Sepertinya Ratu Agung Selendang Merah kali ini lebih serius lagi.

"Tentu saja gusti ratu. Ampuni kesalahan hamba, hamba berjanji akan memperbaiki kesalahan yang telah hamba perbuat." Jendral Kuasa memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah. Ia tidak menduga jika Ratu Agung Selendang Merah mengetahui semuanya.

Serakah itu ia benar-benar pergi, apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.

Terpopuler

Comments

Rani nay

Rani nay

artinya apa Thor 😭 ?

2022-09-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!