***
...***...
Lukita menatap semua mayat yang bergelimpangan di depan matanya. Rasa sakit hatinya saat ini sangat membuncah, hingga ia merasakan perasaan sesak yang membuatnya hampir saja lupa cara bernafas dengan baik.
"Berani sekali dia membunuh orang-orang kawasan kumuh. Dia pikir dia siapa?." Hatinya sangat sakit, namun tangannya saat itu mengambil senjata api yang digunakan oleh orang itu untuk membunuh mereka semua.
"Lukita!." Dari kejauhan ada beberapa pemuda yang datang mendekatinya dengan raut wajah khawatir.
"Lukita." Suriati, teman dekat Lukita terlihat sangat cemas, ia bahkan menangis memeluk Lukita. "Kenapa kau sangat nekat sekali?. Kenapa kau melakukan itu?." Hatinya merasa sangat cemas dengan keselamatan Lukita. "Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?." Begitu erat pelukannya, begitu juga tangisannya.
"Um." Lukita belum bisa menanggapi mereka semua, termasuk Suriati yang menangis untuknya saat ini. Pikirannya masih kosong, hasrat ingin membunuh yang ada di dalam dirinya masih kuat. Tapi matanya menangkap orang-orang yang disekitarnya saat ini bukanlah musuhnya.
"Lukita." Suriati menghapus air mata Lukita yang mengalir, namun ia menangis tanpa suara. Karena ia sedang menahan amarah di dalam tubuhnya. "Kenapa kau membahayakan dirimu lukita?. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu?." Suriati kembali mengulang perkataan yang ia katakan tadi.
"Benar. Jika terjadi sesuatu padamu, kami harus berbuat apa?." Nauri juga ikut menangis, ia tidak kuasa melihat situasi saat ini. "Kau selalu saja membahayakan dirimu untuk melindungi mereka semua." Nauri menangis sesenggukan.
"Melindungi?." Dalam hati Lukita bertanya-tanya. "Apa yang telah aku lindungi?." Matanya kembali menatap mayat-mayat yang bergelimpangan dimana-mana. "Tidak ada yang bisa aku lindungi." Kembali hatinya merasakan sakit yang membuatnya sesak.
"Lebih baik kita pergi dari sini. Karena akan berbahaya jika kita masih di sini." Zamar mengamati sekitar, ia takut akan ada penjaga yang datang. "Apalagi jika jendral kuasa melihat ini. Kita bisa dalam masalah besar, kita harus segera pergi dari sini." Zamar melihat berbagai arah, mungkin saja penjaga melihat mereka?.
"Ya, lebih baik kita pergi dari sini sebelum penjaga melihat kita semua berada di sini. Aku tidak mau kita mendapatkan masalah yang lebih besar." Warakai segera menyeret Lukita yang masih belum sadar sepenuhnya. Ia gendong Lukita agar segera pergi dari sana, mereka tidak ingin berurusan dengan prajurit jaga yang sangat merepotkan.
"ADA BENCANA!."
Mereka semua terkejut karena mendengarkan suara seseorang yang berteriak dengan sangat keras. Mereka segera pergi meninggalkan tempat, tidak mungkin mereka masih berada di sana. Namun setelah mereka pergi dari sana, ada banyak tentara yang datang. Mereka sangat terkejut, karena banyak mayat yang bergelimpangan di sana.
"Jendral kuasa. Sepertinya di sini telah terjadi pembantaian." Salah satu prajurit memberikan laporan pada Jendral Kuasa. Jendral yang dipercayai untuk menjaga wilayah kawasan kumuh. Mereka semua memperhatikan bagaimana kawasan itu menjadi merah pekat karena darah. Perut mereka hampir terasa mual karena bau darah serta bentuk mereka yang sangat mengerikan.
"Sepertinya seseorang yang memiliki tenaga dalam yang sangat hebat telah membinasakan mereka semua. Bahkan pasukan khusus penembak pun tidak bisa mengatasinya?." Dalam hatinya bertanya-tanya, kekuatan seperti apa yang telah membunuh mereka semua?.
"Apa yang harus kami lakukan jendral?. Beri kami perintah."
"Bereskan semuanya tanpa ada sisa. Buang mayat mereka ke pembakaran. Jangan sampai ada yang mengetahui masalah ini. Bahkan gusti ratu agung tidak boleh mengetahuinya." Jendral Kuasa sepertinya tidak bisa membiarkan masalah ini sampai ke telinga Ratu Agung Selendang Merah. Ia bisa mendapatkan hukuman jika ia gagal melindungi kawasan kumuh.
"Laksanakan!."
Mereka semua mengirim apa yang dikatakan oleh Jendral Kuasa. Mereka semua tentunya mengerti apa yang dikatakan Jendral Kuasa. Jika Jendral Kuasa dihukum, maka mereka juga akan kena getahnya.
"Aku akan mencari tahu, siapa yang telah melakukan ini. Pasti aku menemukan orang yang memiliki kemampuan hebat itu." Ia masih tidak percaya, jika perbuatan itu dilakukan oleh satu orang?. "Tapi sepertinya ia memiliki tenaga dalam yang hebat. Tapi siapa yang telah menembak mereka semua hingga mati?." Ia terus berjalan, hingga ia menemukan seorang pemuda yang matinya terlihat sangat berbeda. Jendral Kuasa meneliti dengan baik jasad itu. "Jantungnya sampai pecah seperti ini. Apa yang terjadi sebenarnya?. Timah besinya di lambari dengan tenaga dalam yang sangat dahsyat panasnya, sehingga kondisi jantungnya pecah parah." Jendral Kuasa tidak menyangka akan melihat hal yang sangat mengerikan seperti itu. "Rasanya ini bukan perbuatan manusia, melainkan perbuatan dewa yang sedang marah. Sehingga orang itu mati dalam keadaan yang sangat tidak wajar. "Apakah di negeri ini ada orang-orang yang memiliki kemampuan yang sangat menyeramkan?." Dalam hatinya bertanya-tanya apakah memang ada hal yang seperti itu yang terjadi di luar dugaannya selama ini?. Apakah memang ada?. Ia masih ragu dengan itu, dan tidak bisa percaya begitu saja jika tidak diperiksa secara langsung mengenai kebenaran yang telah meninggalkan jejak misteri penuh tanda tanya ini.
Apakah ia bisa menemukan jawabannya?. Simak terus jalan ceritanya.
...***...
Sementara itu di sebuah tempat.
Ratu Agung Selendang Merah saat ini sedang terbatuk karena berusaha menahan hawa aneh yang menyelimuti tubuhnya.
"Uhukh!." Ia berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat keributan, meskipun dadanya terasa sesak saat ini. "Kanda gusti raja agung. Kenapa ini bisa terjadi?." Ia menangis sedih. Ia baru saja berusaha untuk menyembuhkan suaminya. Suami yang sangat ia cintai dengan segenap hatinya. "Aku akan menangkap orang yang telah membuatmu seperti ini. Tidak akan aku biarkan dia berkeliaran dengan bebas, sementara kau terluka di sini." Hatinya saat ini sedang dipenuhi oleh kebencian yang sangat dalam. Apakah ia bisa menemukan siapa yang telah membuat Raja Agung tidak sadarkan diri seperti itu?.
"Selain itu, mereka semua telah berbuat ulah, saya harus membereskan mereka semua. Saya mohon kanda gusti raja agung bertahanlah untuk sementara waktu. Saya berjanji akan menyembuhkan kanda gusti raja agung secepatnya." Dalam hatinya berusaha untuk menekan perasaan yang hampir saja tidak bisa ia kendalikan. Apa yang akan ia lakukan setelah ini?. "Kanda gusti raja agung, berikan saya kekuatan untuk menyelamatkan kanda gusti raja agung, juga untuk menyelamatkan negeri ini." Sungguh hatinya sangat bersedih saat ini, ia tidak memiliki pegangan lagi kecuali suaminya yang kini sedang terbaring karena racun bunga tidur yang sangat berbahaya jika tidak segera diobati dalam empat puluh hari. Bagaimana caranya Ratu Agung Selendang Merah mengatasi masalah yang sedang ia hadapi?. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.
Simak terus jalan ceritanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Rani nay
duh makin rumit aja yah 🤔
2022-09-02
1