CHAPTER 8

Di ruang kementrian keuangan.

Ada laporan yang masuk, tentunya ia membaca dokumen itu dengan baik. Tulisan itu adalah tulisan dari Ratu Agung Selendang Merah. Sepertinya Ratu Agung Selendang Merah menyampaikan kabar penting mengenai masal keuangan negara yang tidak sampai pada kawasan kumuh.

"Yang terhormat jendral keuangan jibat. Saya sebagai ratu agung untuk saat ini ingin mengetahui laporan keuangan, serta kesaksian yang jelas. Saya percaya laporan keuangan yang saya terima itu ada benarnya. Tapi saya ingin anda sendiri yang datang pada saya untuk mengatakan kebenaran laporan itu. Sepertinya laporan yang masuk ada sedikit coretan yang berbeda. Jika berkenan, datanglah ke istana barat. Saya ingin mendiskusikannya langsung dengan anda. Salam dari ratu agung selendang merah." Itulah isi surat yang dibacakan oleh Menteri Keuangan Jibat.

"Jadi gusti ratu masih memberikan kepercayaan padaku?." Ia tersenyum kecil. "Jadi gusti ratu agung tidak terpengaruh oleh kabar yang beredar itu?. Sangat menarik sekali." Karena ada gosip yang beredar, jika menteri keuangan Jibat telah menyalahgunakan khas keuangan negara. Akan tetapi malah mengkambing hitamkan seseorang yang membagikan dana tersebut. "Jadi gusti ratu agung menginginkan aku untuk menjebak orang tersebut?. Baiklah, akan aku turuti keinginan dari gusti ratu agung. Karena aku tidak mau menjadi bahan gosip tidak sedap di negeri ini." Tentunya ia setuju dengan apa yang akan direncakan oleh Ratu Agung Selendang Merah. "Mari kita lihat, dari keempat orang yang diperintahkan untuk mengantar bahan pangan ke kawasan kumuh, siapa yang telah berani mengambil keuntungan itu?. Maka aku aku habisi dia." Dalam hatinya merasa sangat berambisi membacakan semua rincian yang ditulis Ratu Agung Selendang Merah di dalam dokumen itu. Apakah ia akan berhasil melakukan itu?. "Tapi sebelum itu aku harus menemui gusti ratu agung terlebih dahulu, supaya aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik." Ia menyiapkan beberapa laporan lagi, meskipun laporan yang ia tulis sebelumnya memang seperti yang tertera selama ini. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Simak terus ceritanya.

...***...

...Di Istana Utama....

Ratu Agung Selendang Merah baru saja keluar dari ruangan. Mereka semua sangat terkejut melihat keadaan Ratu Agung Selendang Merah. Keadaannya seperti orang yang sedang menahan sakit, wajahnya yang pucat, serta tarikan nafasnya tidak normal.

"Gusti ratu agung." Mereka semua sangat khawatir dengan keadaan Ratu Agung Selendang Merah. Mereka semua membantu Ratu Agung Selendang Merah untuk duduk di kursinya. Mereka sangat panik dengan keadaan Ratu Agung Selendang Merah yang mendadak hampir saja pingsan?.

"Aku baik-baik saja. Kalian tenang saja." Meskipun kepalanya agak terasa pusing setelah menekan amarahnya yang ia rasakan, akan tetapi ia masih bisa melihat siapa saja yang ada di dalam ruangan itu.

"Gusti ratu agung, apakah gusti sedang sakit?. Katakan pada kami. Apa yang bisa kami bantu gusti." Turisuti memijat kaki kanan Ratu Agung Selendang Merah dengan hati-hati.

"Benar gusti ratu agung. Katakan pada kami apa yang terjadi, apakah kami bisa membantu gusti ratu agung?." Musi juga memijat kaki kiri Ratu Agung Selendang Merah dengan hati-hati.

"Mereka semua begitu perhatian pada gusti ratu agung." Dalam hati Penasihat Raja Agung Dewandaru memperhatikan itu dengan perasaan haru.

"Oh, turisuti, menikati. Kalian telah kembali ke istana ini." Dengan suara yang lemah, ia menyebut nama kedua pelayan yang telah ia tugaskan untuk melihat keadaan kediaman Selir Manik Keshwari.

"Kami sangat terkejut dengan apa yang kami lihat gusti ratu agung." Turisuti dan Menikati memberi hormat.

"Katakan saja padaku apa yang kalian lihat." Ratu Agung Selendang Merah ingin mendengarkan laporan mereka.

"Bukan hanya ingin berniat jahat pada gusti ratu agung, namun dia serong dengan tuan muda mengkudu tepu. Mereka telah memadu kasih di saat gusti raja agung masih sakit." Turisuti bersumpah tidak salah dalam melihat itu.

"Benar gusti ratu agung. Hamba bersumpah atas nama dewata yang agung, bahwa hamba melihat dan mendengarkannya. Ia juga telah mengutus dua orang pembantu untuk melaporkan apa saja yang gusti ratu agung lakukan selama di istana." Menikati juga melaporkan apa yang ia lihat dan ia dengar.

"Baiklah. Jika memang itu yang ia inginkan. Aku akan melakukannya sesuai yang ia inginkan." Ratu Agung Selendang Merah sedikit kesal dengan itu.

"Lalu apa yang akan gusti ratu agung lakukan dengan kedua pembantu itu?." Musi penasaran.

"Nanti saja kita pikirkan." Ratu Agung Selendang Merah menepis dulu masalah itu. "Dewandaru. Berikan surat perintah untuk memanggil jendral jibat. Dia telah lalai dalam menjalankan tugas." Kali ini ia melihat ke arah Penasihat Raja Agung Dewandaru.

"Akan hamba laksanakan gusti ratu agung." Ia memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah. Setelah itu ia meninggalkan ruangan itu untuk segera menyelesaikan tugasnya.

"Musi. Tolong buatkan aku air hangat untuk mengembalikan tenaga dalamku." Ratu Agung Selendang Merah meminta bantuan pada pembantunya itu.

"Akan hamba buatkan gusti ratu agung." Musi memberi hormat, setelah itu ia juga pergi meninggalkan ruangan itu.

"Kalian berdua awasi kedua pembantu itu, jangan  biarkan mereka memata-matai apa saja yang aku lakukan." Ratu Agung Selendang Merah berkata pada keduanya.

"Akan kami laksanakan dengan baik gusti ratu agung." Turisuti dan Menikati memberi hormat.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun mengawasi apapun yang lakukan. Aku tidak akan membiarkan mereka mengetahui dimana rakanda gusti raja agung sebenarnya aku sembunyikan." Dalam hati Ratu Agung Selendang Merah bertekad tidak akan membiarkan siapapun mengetahui rahasia yang ia sembunyikan.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Apakah Ratu Agung Selendang Merah selama ini melakukan kejahatan atau kebaikan?. Apa yang dipikirkan ia pikirkan sebenarnya?. Simak terus ceritanya.

...***...

...Kediaman Selir Indraswari Jayanti....

Malam hari sebelum tidur beristirahat, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Sebagai keluarga terhormat, mereka melakukan itu untuk diskusi mengenai apa yang akan mereka lakukan keesokan harinya.

"Aku ingin mengetahui, dimana putraku mereka bawa. Karena sampai hari ini aku belum mengetahuinya sama sekali. Kenapa wanita busuk itu menyembunyikan aswangga dariku?. Apa yang dia inginkan dari anakku sebenernya?." Selir Indraswari Jayanti tidak habis pikir dengan rencana Ratu Agung Selendang Merah.

"Menurut kabar yang aku dengar dari perdana menteri. Rakanda gusti raja agung di bawa ke sebuah tempat. Namun tempat itu hanya ratu agung laknat itu saja yang mengetahuinya." Pangeran Arzaguna Barata sedikit mengetahui sedikit informasi mengenai kakaknya.

"Kecurigaan ku semakin besar. Aku yakin dia lah yang telah membuat rakanda gusti raja agung seperti itu." Kemuning Indraswari malah berpikiran bahwa Ratu Agung Selendang Merah telah melakukan kejahatan. "Aku yakin itu. Jika tidak, mana mungkin dia menyembunyikan rakanda gusti raja agung dari kita semua." Lanjutnya lagi.

"Kita harus mencari buktinya terlebih dahulu, supaya kita bisa menjatuhkannya. Setelah itu baru kita mengajukannya pada dewan agung untuk di bawa ke pengadilan." Jayanta Jahayu menteri pertahanan mengusulkan ide pada mereka.

"Ya, aku sangat setuju kakek. Aku takut terjadi sesuatu pada rakanda gusti raja agung. Dia pasti telah merencanakan ini semua. Dia adalah wanita itu sangat jahat, dan dia harus segera disingkirkan dari keluarga arzaguna." Kemuning Indraswari terlihat sangat bersemangat untuk itu.

"Selain itu kita juga harus membuka penutup wajah itu bila ada kesempatan. Aku ingin melihat wajah busuknya, akan aku injak-injak wajahnya yang tidak berharga itu." Selir Indraswari Jayanti juga terlihat sangat bersemangat.

"Aku yakin dia menyembunyikan wajah buruk rupanya itu dari kita semua. Dia malu dengan wajah buruknya itu." Pangeran Arzaguna Barata juga.

"Tapi tetap kita harus membuatnya hengkang dari istana ini, karena saat ini dia memegang kendali ketiga istana. Jadi kita harus berhati-hati dalam bertindak." Jayanta Jahayu tersenyum kecil membayangkan apa yang akan ia lakukan besok?.

Mereka sepertinya memiliki kebencian yang sangat mendalam. Apakah yang akan mereka lakukan pada Ratu Agung Selendang Merah?. Apakah berhasil menjatuhkan Ratu Agung Selendang Merah?. Temukan jawabannya.

...***...

Di sisi lain.

Lukita berusaha untuk menenangkan dirinya setelah apa yang ia lakukan. Hatinya masih terasa sakit melihat bagaimana orang-orang kejam itu membantai semua orang-orang yang ada di kawasan kumuh?. Saat ini sedang memikirkan bagaimana bisa ia merasakan perasaan marah itu.

"Benar-benar bajingan busuk!. Sepertinya mereka memang ingin memicu perang besar-besaran." Hatinya semakin membara dan tidak karuan mengingat itu semua. "Tidak akan aku biarkan kalian berbuat sesuka hati kalian di negeri ini. Sementara itu masih banyak yang menderita setelah apa yang kalian lakukan. Kalian akan membayar semua yang telah kalian lakukan. Akan aku tangkap para penjahat negeri ini dengan tanganku sendiri." Ia telah membulatkan tekad serta hatinya untuk mengubah negeri ini menjadi lebih baik. "Tunggu saja, pada saatnya kalian akan bersujud dihadapan ku, meminta pengampunan padaku." Dalam hatinya benar-benar bertekad akan menghentikan ketidak adilan yang melanda negeri ini. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. "Aku tidak akan membiarkan mereka berbuat sesuka hati. Pasti akan aku bunuh mereka suatu hari nanti dengan cara yang berbeda." Dalam hatinya merasakan kemarahan yang membuncah, hingga ia ingin membunuh. Bisakah ia melakukan itu semua demi menjaga keseimbangan negeri ini?. Simak terus jalan ceritanya ya.

..."""...

Terpopuler

Comments

Rani nay

Rani nay

makin kesini hubungan antara Ratu selendang merah dan Lukita makin membingungkan 🤔🤔

2022-09-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!