CHAPTER 15

...***...

Kemarahan itu sangat murni dari hatinya. Entah kenapa hatinya tidak terima dengan apa yang mereka katakan. Hatinya memanas ketika mereka merengek meminta pengampunan pada Ratu Agung Selendang Merah.

"Kalian pikir dengan meminta pengampunan begitu saja pada gusti ratu agung!. Kalian bisa mengembalikan nyawa yang telah kalian bunuh?. Kalian pikir!. Kalian bisa membayar apa yang telah kalian lakukan selama ini, hah?!." Kemarahan yang tidak bisa ia jelaskan, dan ia juga tidak mengerti kenapa ia semarah itu?.

"Apa yang kau katakan jendral kuasa?. Kau jangan mempengaruhi gusti ratu agung yang baik hati!." Jebat jengkel mendengarkan ucapan Jendral Kuasa.

"Kau tidak usah ikut campur!. Berani sekali kau berkata seperti itu dihadapan kami!." Tareh tidak terima ucapan itu.

"Kau hanyalah pesuruh!. Berani sekali kau berkata seperti itu!." Harapara juga tidak terima. Ia terlihat sangat marah karena ucapan Jendral Kuasa.

Brakh!!!.

Ratu Agung Selendang Merah menggebrak meja dengan sangat keras. Tentunya itu membuat mereka semua terdiam sekaligus terkejut. Apalagi melihat Ratu Agung Selendang Merah sampai berdiri seperti itu, hawa merah seperti sedang menyelimuti tubuhnya. Mereka semua merinding melihat bagaimana penampilan Ratu Agung Selendang Merah saat ini. Terutama Penasihat Raja Agung Dewandaru yang dari tadi berada di samping Ratu Agung Selendang Merah.

"Sungguh hawa yang tidak biasa. Sepertinya gusti ratu agung sangat marah." Dalam hatinya merinding melihat dan merasakan kekuatan tenaga dalam yang berbeda.

"Kalian bertiga akan mendapatkan hukuman yang setimpal!." Mata itu terlihat menyeramkan. "Kalian tidak akan aku biarkan melarikan diri!. Kalian harus bertanggungjawab atas apa yang telah kalian lakukan!." Suaranya juga terdengar lebih berat dari yang sebelumnya. "Aku tidak akan mengampuni orang-orang yang telah membuat kanda gusti raja agung menderita selama ini karena ulah kalian!. Jangan seenaknya saja meminta pengampunan setelah apa yang kalian perbuat!."

"Ampuni kami gusti ratu agung!." Jebat, Tareh dan Harapara bersujud dihadapan Ratu Agung Selendang Merah. Mereka sangat ketakutan melihat kemarahan Ratu Agung Selendang Merah saat ini.

"Ampuni kami gusti ratu agung!." Mereka bertiga merengek meminta pengampunan pada Ratu Agung Selendang Merah. Memelas untuk dibebaskan dari hukuman, setelah mereka terbukti melakukan penyalahgunaan kekuasaan. Mereka yang lahir dari bangsawan telah berani berbuat hal yang sangat merugikan rakyat, serta merugikan negara.

"Hawa yang tidak biasa. Kekuatan tenaga dalamnya menyelimuti tubuhnya. Hawa merah yang sangat berkuasa. Sepertinya ia memang sengaja menyembunyikan identitas aslinya. Aku rasa gusti ratu agung sebenarnya orang yang sangat hebat." Jendral Kuasa tidak menyangka akan melihat hawa yang mengerikan dari Ratu Agung Selendang Merah.

"Jendral kuasa, bawa mereka ke penjara. Aku tidak akan mengampuni mereka. Karena mereka telah terbukti melakukan kesalahan. Jika mereka berani meminta bantuan pada pihak yang lebih kuat, maka aku sendiri yang akan menyeret mereka karena telah berusaha melindungi orang-orang yang telah merugikan semua pihak." Itulah perintah dari Ratu Agung Selendang Merah.

"Tidak!. Jangan penjarakan kami!. Jangan kurung kami!." Sepertinya mereka tidak terima atas apa yang diperintahkan oleh Ratu Agung Selendang Merah.

"Perintah gusti ratu agung akan hamba laksanakan dengan baik." Jendral Kuasa memberi hormat. "Dengan senang hati hamba akan melakukannya." Ia menyeringai lebar melihat bagaimana raut wajah mereka yang ketakutan saat ini. "Prajurit!." Dengan suara keras ia memanggil Prajurit yang mungkin sedang berjaga di ruangan itu.

"Siap!." Ternyata ada sekitar tiga orang prajurit yang mendengarkan panggilannya.

"Tangkap mereka bertiga!. Bawa mereka bertiga ke penjara!." Jendral Kuasa memberi perintah pada ketiga prajurit tersebut.

"Siap!." Mereka langsung melaksanakan perintah itu. Mereka segera menangkap ketiga bangsawan yang telah melakukan hal yang merugikan.

"Kau si bedebah!. Berani sekali kau!."

"Kau tidak akan bisa menangkap kami!."

"Kau akan merasakan akibatnya nanti!."

Mereka terlihat sangat prustasi karena tidak ingin ditangkap. Mereka bertiga berusaha melawan, sehingga ketiga prajurit itu kewalahan membawa mereka dari ruangan itu.

"Jika kalian melawan. Maka hukuman yang akan kalian terima lebih berat lagi!." Ratu Agung Selendang Merah benar-benar mengancam mereka bertiga supaya menurut. Mereka bertiga terdiam, tentunya mereka bertiga tidak ingin menerima hukuman yang tidak bisa mereka jalani. Atau kemungkinan terburuk yang mereka terima adalah hukuman penjara seumur hidup?.

Ratu Agung Selendang Merah kembali menenangkan dirinya, ia benar-benar hampir saja kehilangan kesabarannya. "Aku telah mengamati kalian semua!. Jadi aku telah mengetahui siapa saja telah melakukan hal yang merugikan rakyat serta negeri ini." Ratu Agung Selendang Merah merasakan gejolak yang luar biasa. "Jendral kuasa. Aku juga bisa menghukum dirimu atas kelalaian mu yang bertugas di kawasan kumuh!. Kau harus bertanggungjawab dengan penuh keamanan di sana!." Mata itu kembali memerah karena amarah yang ia rasakan. "Setelah masalah kasus korupsi dana di kawasan kumuh aku selesaikan, aku akan memanggil orang-orang yang telah berani mematik api pemberontakan pada gusti raja agung!. Akan aku pastikan mereka mendapatkan hukuman yang setimpal!." Amarahnya bergejolak setelah mengamati semuanya. "Pada saat itu, kau harus meredamnya, kau harus membantu ku untuk meredam semuanya!. Jika kau berhasil meredam rencana pemberontakan itu, maka aku yang akan menjamin hukuman ringan untukmu!."

"Hwah!." Penasihat Raja Agung Dewandaru sangat terkejut, karena hawa merah itu semakin membesar. Hawa merah itu semakin membesar seiring dengan kemarahan yang ia rasakan.

"Tapi,jika kau tidak mau membantuku untuk menangkap mereka semua, maka hukuman pancung yang akan kau terima dariku!. Karena aku sendiri yang menyaksikan apa yang telah kau lakukan di kawasan kumuh!. Kau tidak akan bisa melarikan diri dariku atas apa yang telah kau lakukan selama ini." Ratu Agung Selendang Merah mengancam Jendral Kuasa.

"Hamba akan melakukan apapun yang gusti ratu agung perintahkan. Jika memang hamba telah terbukti bersalah, hamba akan bertanggungjawab atas apa yang telah hamba lakukan selama ini." Jendral Kuasa sepertinya tidak bisa menghindar lagi. Ia tidak membantah, jika memang Ratu Agung Selendang Merah telah memiliki bukti dari kejahatan yang telah ia lakukan. "Hamba akan membantu gusti ratu agung. Namun bukan karena meminta pengampunan. Hamba melakukan itu semua sebagai tanggungjawab hamba sebagai salah satu petinggi istana. Maafkan semua kesalahan yang telah hamba lalukan." Sepertinya Jendral Kuasa juga menyadari kesalahannya?.

Hawa merah yang menyelimuti tubuh Ratu Agung Selendang Merah telah reda. Sehingga hawa sekitar kembali tenang. "Aku telah memberikan satu kesempatan untukmu. Jika kau berani berkhianat padaku, aku sendiri yang akan membunuhmu!." Itulah yang diucapkan Ratu Agung Selendang Merah pada hari itu.

Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya. Salam penuh cinta.

...***...

Terpopuler

Comments

Rani nay

Rani nay

kumenangiss.....

2022-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!