...***...
Di kawasan kumuh.
Mereka semua sangat menyayangi Lukita yang telah berjuang untuk mempertahankan hak mereka semua. Meskipun tidak banyak yang mengetahui jika ia yang secara diam-diam yang melindungi wilayah kumuh dari siapapun juga.
"Lukita. Sepertinya istana tidak mengetahui apa yang terjadi pada kita semua pada malam itu." Zamar merasa geram dengan apa yang terjadi kala itu?. "Apakah ini tidak akan jadi masalah nantinya?." Zamar tampak cemas.
"Benar sekali. Bahkan mereka tidak peduli sama sekali dengan keselamatan kita semua." Warakai juga meras geram dengan mereka yang sesuka hati menggunakan kekuasaan.
"Tapi bukankah ada laporan yang mengatakan?. Jika gusti ratu agung akan memberikan sumbangan pada kita semua." Mazumi ingat sesuatu tentang sumbangan?.
"Jangan mudah percaya hanya karena bantuan yang mereka miliki. Bahkan mereka tidak mengetahui berita kematian di sini." Keluh Suriati dengan nada sedih. "Sedangkan mereka yang bermartabat dan memiliki harta yang berlimpah tidak akan pernah merasakan apa yang kita rasakan." Suriati merasa marah, ia sama sekali tidak terima sekali atas apa terjadi.
"Mereka seperti ingin menarik simpati dalam penderitaan yang kita rasakan selama ini." Nauri merasa kecewa pada keputusan orang-orang agung. "Apakah kita ini tidak berhak untuk hidup?. Apakah kita ini hanya menyusahkan bagi kita?." Hatinya sangat sedih mengingat semua yang terjadi pada mereka.
"Gusti ratu agung sepertinya sama sekali tidak membantu, justru kita malah semakin menderita atas apa yang menimpa kita semua." Zamar kembali mengungkapkan apa yang mereka rasakan saat ini. "Rasanya kita hanya menjadi beban saja, karena kita tidak memiliki kekuatan untuk bangkit seperti para bangsawan. Sementara kita di sini dijadikan budak yang sangat menyedihkan." Zamar dapat merasakan itu semua dari kehidupannya yang sangat pedih. Bagaimana pekerjaan yang ia hadapi selama ini sangat sulit, hanya karena ia sebagai tukang angkut. Hanya pekerjaan itu yang bisa didapatkan oleh rakyat jelata seperti dirinya.
"Kesedihan serta kekecewaan yang mereka rasakan sangatlah dalam. Rasanya negeri ini memusuhi orang-orang yang hidup di kawasan kumuh seperti kita." Dalam hati Lukita sama sekali tidak terima atas apa yang mereka lihat dan yang mereka lakukan. "Apakah tidak ada cara untuk menyatukan perbedaan ini?. Rasanya sangat sedih sekali." Bahkan Lukita tidak bisa berkata apa-apa lagi saat mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman-temannya. "Negeri ini tidak memiliki harapan untuk maju bersama." Dalam hatinya semakin sedih mengingat apa yang telah terjadi.
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bisakah masalah ini diselesaikan dengan cepat?. Temukan jawabannya.
...***...
Istana Barat.
Ratu Agung Selendang Merah dan Penasehat Raja Agung Dewandaru saat ini sedang memeriksa laporan yang masuk. Namun saat itu Turisuti dan Menikati masuk ke ruangan itu untuk mengatakan sesuatu.
"Hormat kami gusti ratu agung." Keduanya memberi hormat.
Ratu Agung Selendang berusaha menatap keduanya. Tentunya ia menunggu apa yang akan dikatakan oleh Ratu Agung Selendang Merah. "Apa yang hendak kalian sampaikan padaku?. Katakan saja turisuti, menikati." Ratu Agung Selendang Merah memberi mereka kesempatan untuk berbicara.
"Ampun gusti ratu agung. Ini masalah selir manik keshwari. Rasanya kami malu untuk mengatakannya gusti." Turisuti sedikit kesulitan menjelaskannya.
"Kami takut ini akan menjadi fitnah. Karena itulah kami memohon ampun pada gusti ratu agung. Sekiranya informasi yang kami sampaikan ada yang salah nantinya." Menikati juga terlihat takut untuk menyampaikan berita tentang Selir Manik Keshwari.
"Apa yang ia lakukan?. Apakah benar ia bermain serong?." Ratu Agung Selendang Merah berusaha untuk menahan amarahnya.
"Benar gusti ratu agung. Selir manik keshwari telah bermain api asmara dengan seorang tuan muda dari keluarga tepu." Dengan berat hati Turisuti mengatakannya.
"Awalnya kami tidak percaya sama sekali gusti ratu. Akan tetapi setelah itu kami memeriksanya beberapa kali. Dan tidak mungkin hamba seorang pelayan rendahan menegurnya gusti ratu." Menikati saat itu merasa mual melihat tingkah mereka yang sangat memalukan.
"Baiklah. Kalau begitu kalian tidak usah ke sana lagi. Biarkan saja seperti itu untuk sementara waktu." Ratu Agung Selendang Merah tidak mau memusingkan masalah itu. "Jika tiba saatnya nanti aku akan menggunakan itu untuk membuatnya diam akan ambisi bodohnya yang ingin menjadi ratu agung di kerajaan ini." Lanjutnya.
"Kami mengerti gusti ratu." Keduanya kembali memberi hormat.
"Terima kasih atas bantuan kalian. Tanpa kalian berdua aku tidak akan mengetahui apa yang terjadi di sana." Ratu Agung Selendang Merah hanya tersenyum kecil dibalik cadar merahnya.
"Kami melakukannya dengan senang hati gusti." Keduanya merasa sungkan dengan apa yang dikatakan Ratu Agung Selendang Merah.
"Sungguh ratu agung yang biak hati." Dalam Penasihat Raja Agung Dewandaru merasa sangat kagum.
"Kalau begitu kami pamit dulu gusti. Kami akan menyiapkan makan malam yang enak untuk keluarga istana." Keduanya pamit untuk mengerjakan tugas lainnya.
"Aku tidak sabar menunggu hidangan kalian." Ratu Agung Selendang Merah sangat senang mendengarnya.
Setelah itu keduanya pergi meninggalkan ruangan itu. Tentunya dengan suasana hati yang berbunga-bunga karena Ratu Agung Selendang.
"Apa yang akan gusti ratu lakukan pada selir manik keshwari?. Apakah gusti ratu agung akan memanggilnya?." Penasihat Raja Agung Dewandaru bertanya.
"Sebagai seorang penasihat, bagaimana pendapatmu dewandaru?. Apakah aku akan langsung memanggilnya?. Bagaimana pendapatmu?." Ratu Agung Selendang Merah balik bertanya.
"Menurut hamba, kesampingkan dulu masalah selir manik keshwari. Tapi, jika dia telah melampaui batas yang membuat gusti raja agung menanggung malu, maka hukuman rajam akan berlaku untuknya." Itulah jawaban dari Penasihat Raja Agung Dewandaru.
Ratu Agung Selendang Merah terdiam sejenak, menimbangkan apa yang dikatakan oleh Penasihat Raja Agung Dewandaru. "Jika gusti ratu agung terbawa suasana pribadi, takutnya gusti ratu agung akan di cap buruk lagi. Apalagi telah tersebar kabar buruk tentang gusti ratu agung lah yang mencelakai gusti raja agung. Hamba takut ada pihak yang memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat suasana menjadi keruh." Penasihat Raja Agung Dewandaru hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Ratu Agung.
"Ya. Jika dipikir-pikir lagi memang benar. Karena jika aku terlalu terburu-buru menangkap selir manik keshwari. Takutnya ada orang yang beranggapan bahwa aku ingin menyingkirkan selir manik keshwari, dan ingin menjadi ratu agung yang tiada banding meskipun dengan seorang selir." Ratu Agung Selendang Merah juga memikirkan itu.
"Kalau begitu mari kita lanjutkan rencana pemanggilan jendral kuasa untuk besoknya. Hamba telah menyiapkan semuanya untuk gusti ratu agung." Penasihat Raja Agung Dewandaru tersenyum kecil mendengarkan ucapan Ratu Agung Selendang Merah yang memiliki keteguhan hati yang sangat kuat.
"Ya, masalah pembunuhan sadis di wilayah kawasan kumuh sangat tidak bisa dimaafkan begitu saja. Orang itu benar-benar lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang jendral." Ratu Agung Selendang Merah telah menerima semua laporan itu.
Apakah yang akan dilakukan Ratu Agung Selendang Merah setelah ini?. Simak terus ceritanya.
...***...
Di suatu tempat.
Seorang wanita bertopeng hitam selalu mengamati beberapa kawasan yang sangat mencurigakan. Tentunya itu adalah kawasan bangsawan yang akhir-akhir ini telah melakukan pergerakan yang sangat tidak baik.
"Kalian ini hanya menyusahkan saja. Apakah kalian tidak bisa diam?. Apakah harta yang kalian miliki tidak cukup untuk memuaskan hasrat kedengkian kalian itu?. Apa salah dari kaum kumuh?. Jika kalian sendiri yang memakan harta mereka. Harta pajak yang mereka berikan, kalian yang mengambilnya. Tapi kalian malah ingin menyingkirkan mereka, menganggap mereka sebagai hama yang tidak berguna. Sesungguhnya hama yang tidak berguna itu adalah kalian para tikus yang menggerogoti harta negeri ini. Memang tidak berguna sama sekali." Dalam hatinya merasa sangat dendam pada mereka yang berbuat semaunya. Memandang rendah orang lain, akan tetapi tidak menyadari jika diri sendiri lah yang tidak pantas untuk menerima itu semua. Mereka yang tampak, malah menyalahkan orang lain?. Manusia jenis apa itu?. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Bagaimana negeri ini kedepannya?. Simak terus ceritanya.
Next.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Rani nay
kan benar Lukita itu Ratu selendang merah 😄
2022-09-08
2