CHAPTER 2

...***...

Di sisi lain. Tepatnya di kawasan Kumuh.

Seorang wanita muda sedang berdiri di atas sebuah pohon tinggi yang berada di kawasan itu. Matanya menatap semua yang ada di kawasan itu. Semuanya terlihat dari atas pohon itu, apa saja yang dilakukan oleh orang-orang di bawah. Termasuk ketika Jendral Kuasa yang saat ini sedang melakukan tugas pengawasan di daerah sekitar.

"Heh!. Hanya lewat seperti itu saja. Semua orang pun bisa melakukan itu. Bahkan kawasan kumuh seperti ini saja masih memiliki banyak masalah. Kau sama sekali tidak berguna jendral kuasa." Ia mendengus kesal melihat Jendral Kuasa yang selalu dihormati oleh orang-orang kawasan Kumuh. "Jika kau tidak becus dalam melakukan tugas, sebaiknya kau berhenti saja menjadi seorang jendral. Tidak berguna sama sekali dalam menjaga keamanan kawasan ini." Wanita muda itu cukup lama tinggal di kawasan ini. Ia selalu memperhatikan semuanya yang ada di sana. Termasuk siapa saja yang telah bertugas mengamankan kawasan Kumuh. Ia sangat tidak suka dengan cara kerja mereka semua, hanya sekedar berjalan saja sambil lewat sebentar.

Bahkan mereka tidak mengetahui, jika kawasan kumuh selalu ada korban setiap bulannya. Entah itu dibunuh dengan sadis atau menjadi budak bagi kaum bangsawan. "Kita lihat saja nanti. Apakah kalian akan tetap seperti itu, atau aku sendiri yang akan melakukannya. Dasar orang-orang tidak berguna sama sekali." Hatinya sangat mengutuk atas apa yang terjadi di kawasan kumuh. "Kenapa di negeri tiga warna ini ada pembagian kasta seperti itu?. Benar-benar negeri yang sangat mengerikan. Orang-orang serakah menindas rakyat kecil yang tidak berdaya dengan uang mereka." Hatinya sangat mengutuk itu, ia tidak terima sama sekali dengan apa yang terjadi pada masa lalunya, serta orang-orang yang ia cintai dengan sepenuh hati pergi meninggalkan dirinya. Apakah yang akan ia lakukan setelah ini?. Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.

...***...

Kembali di kawasan kumuh.

Jendral kuasa baru saja meninggalkan kawasan kumuh. Tapi sepertinya orang-orang di sekitar sana memang tidak menyukainya terlihat setelah melihat pergi mereka sama sekali ini tidak peduli apakah dia akan kembali atau tidak karena kawasan ini tetap saja akan menjadi tempat yang sangat sangat menyeramkan musik mereka tinggali.

Tapi berita tentang raja agung yang saat ini sedang sakit telah tersebar di tiga kawasan. Sehingga mereka semua semakin terlihat waspada, apalagi ketika kabar ratu agung naik tahta telah disampaikan melalui pemberitahuan polisi-polisi setempat. Berita itu tersebar dengan cepatnya. Mereka telah mengetahui bahwa saat ini kerajaan tiga warna dipimpin oleh seorang ratu. Apakah mereka akan menerima begitu saja?. Jika istana kerajaan tiga warna saat ini dipimpin oleh seorang wanita?. Sebenarnya apa yang terjadi di kerajaan ini saat dipimpin oleh seorang wanita?.

"Aku akan melakukannya dengan baik. Akan aku jaga kawasan ini dengan baik." Wanita muda itu tersenyum kecil, ia menatap semuanya dengan matanya yang masih jernih. Ia seperti seekor elang yang mengamati apa saja yang berada di bawahnya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?.Hanya waktu yang akan menjawab semuanya.

...***...

Kembali di istana utama.

Setelah surat itu dibacakan mereka semua meninggalkan ruangan itu, hanya ada Ratu Agung Selendang Merah yang berada di sana bersama penasihat Raja Agung Dewandaru. Keduanya menatap Raja Agung yang saat ini sedang terbaring di tempat tidurnya. Mereka merasa simpati dengan apa yang terjadi pada raja agung saat ini.

"Apa yang akan gusti ratu agung lakukan setelah ini?. Apakah gusti ratu agung akan melakukan sesuatu akan melakukan sesuatu padaku gusti raja agung?." Penasihat Raja Agung Dewandaru bertanya.

"Aku akan membawa rakanda gusti raja agung ke suatu tempat yang sangat aman, aku ingin menyembuhkan kondisinya. Saat banyak racun yang berada di dalam tubuhnya, aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana caranya mengeluarkan racun itu di dalam tubuh rakanda gusti raja agung." Perasaannya begitu sangat cemas, takut tidak bisa menyelamatkan suaminya.

"Kita harus segera menyembuhkan gusti raja agung. Tapi bagaimana caranya gusti ratu agung melakukan itu?." Penasihat Raja Agung Dewandaru kembali bertanya.

"Aku akan mencari cara apapun untuk menyembuhkannya. Pasti ada caranya, tapi untuk saat ini aku akan membawa rakanda gusti ratu agung ke tempat yang lebih aman." Ratu Agung Selendang Merah belum bisa memastikannya.

"Itu artinya gusti ratu agung mencari perkara dengan mereka. Bagaimana jika mereka memaksa gusti ratu agung untuk mengatakan di mana keberadaan gusti raja agung?." Penasihat Raja Agung terlihat sangat cemas.

"Demi keselamatan rakanda gusti raja agung aku akan melakukannya. Meskipun mereka memasak ku untuk mengatakannya. Akan aku hadapi mereka semua dengan kekuatan ku." Ratu Agung Selendang Merah telah membulatkan tekadnya. "Untuk sementara waktu aku harus menyembunyikan keberadaan rakanda gusti raja agung." Ratu Agung Selendang Merah tidak ingin membahayakan keselamatan suaminya. "Mereka semua harus membayar apa yang telah mereka lakukan pada rakanda gusti raja agung. Akan aku cari semua bukti-bukti yang dapat memberatkan mereka untuk dihukum seberat-beratnya atas apa yang mereka lakukan pada rakanda raja agung." Ratu Agung Selendang Merah tidak terima dengan apa yang terjadi pada suaminya. "Selama ini mereka telah berani bersikap kurang ajar, menekan rakanda gusti raja agung untuk melakukan hal yang tidak seharusnya." Ratu Agung Selendang Merah telah membulatkan tekadnya untuk membalas mereka yang telah membuat suaminya tidak sadarkan diri karena racun yang ada di dalam tubuhnya.

"Hamba akan membantu gusti ratu agung. Hamba tidak akan membiarkan gusti ratu agung bekerja sendirian." Penasihat Raja Agung merasa bersimpati dengan apa yang dikatakan oleh Ratu Agung Selendang Merah. "Hamba juga tidak terima, jika gusti raja agung diperlakukan jahat oleh mereka yang serakah akan kekuasaan." Penasihat Raja Agung Dewandaru selama ini juga memperhatikan mereka semua.

"Terima kasih penasihat raja agung dewandaru. Aku sangat berterima kasih, jika kau mau membantuku." Ratu Agung Selendang Merah sangat senang mendengarnya.

"Dengan senang hati hamba akan membantu gusti ratu agung. Tidak akan hamba biasakan mereka melakukan apa yang mereka inginkan. Istana ini harus bersih dari orang-orang yang berniat jahat." Penasihat Raja Agung Dewandaru sangat membenci mereka yang serakah. Ia sudah muak dengan apa yang ia lihat selama ini. Mungkin ia hanya bisa diam karena Raja Agung yang baru memerintah, sehingga mereka berlagak kuat.

Apakah yang akan terjadi setelah ini?. Apakah yang akan  dilakukan oleh Ratu Agung Selendang Merah untuk melindungi istana kerajaan?. Temukan jawabannya. Jangan lupa dukungannya pembaca tercinta. Salam penuh cinta.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!