...
...
...***...
Di Istana Barat tempat diadakan pertemuan.
Ratu Agung Selendang Merah berkumpul bersama beberapa orang bangsawan serta perdana Mentri untuk membahas beberapa masalah yang belum bisa diselesaikan oleh Raja Agung. Ratu Agung Selendang Merah ingin mengetahui beberapa hal dari sidang pertama yang mereka lakukan.
"Kita berkumpul hari ini bukan membahas masalah pantas atau tidak menggantikan raja agung, tapi ada beberapa dokumen yang harus kita selesaikan." Ratu Agung Selendang Merah memperhatikan mereka semua. "Saya mengambil beberapa dokumen yang telah ditulis oleh gusti raja agung untuk kita bahas hari ini." Matanya mengamati mereka satu persatu. Ada beberapa orang yang tidak hadir, entah itu dari menteri itu sendiri, atau dari bangsawan.
"Katakan pada kami apa saja dokumen itu gusti ratu agung, semoga kita dapat membahasnya dengan baik."
"Benar gusti ratu agung, dari pada bertanya kenapa raja agung memilih anda, lebih baik kita segera membahas dokumen yang ditinggalkan raja agung."
"Terima kasih atas kehadiran tuan-tuan sebelumnya." Ratu Agung Selendang Merah tersenyum kecil di balik cadar merah itu. "Saya pernah membahas ini sebelumnya bersama raja agung, mengenai ada pihak orang dalam yang mencoba mematik api untuk membuat rakyat kawasan kumuh berontak." Ratu Agung Selendang Merah mulai membahasnya.
"Pihak orang dalam yang mencoba mematik api untuk membuat kawasan kumuh berontak?." Mereka semua tidak menduga, bahwa Ratu Agung akan membahas masalah itu.
"Benar sekali." Ratu Agung Selendang Merah dapat merasakan hawa yang berbeda dari mereka. "Sebelum raja agung tidak sadarkan diri, kami membahas masalah ini, saat itu ada yang mengintip serta mendengarkan apa yang kami bicarakan. Kemungkinan besar, setelah ini target berikutnya adalah saya."
Suasana rapat itu semakin riuh, karena mereka tidak menyangka bahwa ternyata Raja Agung benar-benar diincar oleh beberapa kelompok yang menginginkan hancurnya negeri ini.
"Lalu apa yang akan kita lakukan gusti ratu agung? Tentunya kita tidak bisa berdiam diri saja. Keselamatan gusti ratu agung serta gusti raja agung harus segera dilakukan. Negeri ini masih membutuhkan kebaikan gusti berdua."
"Benar itu gusti ratu agung, kita tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan negeri ini. Kita harus mengembalikan keadilan yang telah diucapkan oleh gusti raja agung ketika pengangkatan raja agung."
"Untuk saat ini raja agung telah berada di tempat yang aman, hanya aku dan penasehat raja saja yang mengetahui keberadaan Raja agung." Ratu Agung Selendang Merah tidak ingin mereka terlalu mencemaskan keadaan Raja Agung saat ini.
"Lalu bagaimana dengan gusti raja agung sendiri? Jika Gusti Ratu agung terluka? Siapa lagi yang bisa dipercayai Raja agung?."
"Itu sangat benar Gusti Ratu agung, untuk saat ini Gusti Ratu agung jangan pergi kemana-mana, jika butuh bantuan? Kami untuk menyelesaikan suatu masalah, kami akan bergerak dengan cepat, termasuk menangkap siapa orang dalam yang telah memicu api pemberontakan itu."
"Demi keselamatan Gusti Ratu agung, kami semua akan memperketat penjagaan istana ini."
Mereka semua benar-benar mencemaskan keselamatan Ratu Agung Selendang Merah, jika memang itu yang akan terjadi. Tapi pada saat itu Ratu Agung Selendang Merah berkata lain pada mereka semua.
"Jika kita langsung meningkatkan keamanan istana? Saya takut tidak bisa menjebak orang dalam tersebut, apalagi saya tidak bisa menyebutkan siapa orang dalam tersebut, karena saya masih belum memiliki bukti."
"Jadi gusti ratu agung telah mengetahui siapa orang dalam yang telah berusaha untuk memicu pemberontakan itu?."
"Apakah itu benar gusti ratu agung? Apakah benar gusti ratu agung telah mengetahuinya?."
"Saya akan mengatakannya melalui surat, saya akan sampaikan siapa nama-nama orang dalam itu, temui saya di kediaman istana ratu agung bagian timur, jika tuan-tuan telah menerima surat itu nantinya." Matanya memperhatikan bagaimana reaksi mereka semua. "Sampaikan juga pada bangsawan yang lainnya yang tidak hadir pada rapat kali ini."
"Baiklah gusti ratu agung. Ucapan gusti ratu akan kami laksanakan." Mereka semua memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah, namun siapa yang mengetahui isi hati mereka.
"Jika masih ada masalah yang akan dibahas, sampaikan saja pada kami gusti ratu agung." Mereka terlihat berbasa-basi sekali terhadap Ratu Agung Selendang Merah.
"Untuk saat ini saya mau bertanya masalah dana yang katanya masuk ke pembukuan istana. Dalam laporan tersebut, bahwa uang tersebut digunakan untuk membantu kawasan kumuh yang mengalami kelaparan. Akan tetapi, kenapa dua hari yang lalu masuk laporan ada keluhan dari mereka?. Katakan pada saya kemana dana itu pergi?." Ratu Agung Selendang Merah langsung membahas masalah yang tidak pernah mereka duga sebelumnya.
"Masalah itu tentunya bisa Gusti Ratu agung tanyakan pada menteri keuangan istana. Kami tidak berani menyingung masalah keuangan negara yang keluar, dan digunakan untuk apa saja." Jawabnya tanpa adanya perasaan beban?.
"Benar gusti ratu agung, mungkin gusti ratu agung bisa menanyakan masalah itu pada menteri keuangan." Itulah jawaban mereka pada saat itu. Melemparkan jawaban itu pada menteri keuangan yang seharusnya bertanggung jawab, kenapa uang negara bisa hilang tanpa ada yang mengetahui kemana uang itu pergi?. Bukankah itu adalah hal yang sangat lucu bagi sebuah negara jika ia tidak mengetahui kemana uang yang ia keluarkan?.
"Baiklah, kalau begitu hanya itu saja masalah yang mungkin akan dibahas dalam rapat kali ini. Saya akan mengirimkan surat setelah saya mencari tahu kebenaran tentang kemana dana yang seharusnya digunakan untuk membantu kawasan kumuh." Ratu Agung Selendang Merah tidak mau menimbulkan kecurigaan pada mereka. Apalagi mereka yang tidak hadir pada rapat pertama ini.
"Hormat pada Ratu Agung." Mereka semua memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah.
Setelah itu mereka pergi meninggalkan ruangan rapat itu. Kini yang tinggal hanya Ratu Agung Selendang Merah dan Penasehat Raja Agung Dewandaru.
"Apakah Gusti Ratu agung yakin rencana penangkapan orang dalam yang mencoba memicu pemberontakan itu akan berhasil?." Penasehat Raja Agung Dewandaru tersenyum kecil, ia mengingat bagaimana rencana yang dibuat oleh Ratu Agung Selendang Merah saat itu. "Itu sama saja Gusti Ratu agung telah membahayakan diri sendiri, apakah Gusti Ratu agung tidak takut? Sewaktu-waktu mereka malah gusti ratu agung?." Penasihat Raja Agung Dewandaru sangat cemas.
"Saya percaya rencana ini akan berhasil, meskipun ini adalah permulaan dari semuanya." Ratu Agung Selendang Merah tersenyum kecil di balik.cadar merahnya. "Tapi ini telah menentukan bagaimana nasib kita setelah ini. Mau dikemanakan negeri ini berpijak." Ia menatap lurus ke depan. "Karena masih ada beberapa orang yang masih bisa bersembunyi. Saya yakin bukannya hanya satu dua orang saja, bahkan keluarga terdekat istana pun ikut andil dalam masalah itu." Ia mengamati semua yang terjadi di istana ini. "Saya tidak mau rakanda Gusti Raja agung terbebani dengan masalah yang terjadi di negeri ini, hanya karena segelintir orang yang menginginkan kekuasaan di atas penderitaan rakyat, serta mengadu domba dengan pemimpinnya." Ratu Agung Selendang berusaha menahan gejolak yang ada di dalam dirinya saat itu. "Saya akan melakukannya dengan baik, supaya mereka tidak sewenang-wenang lagi." Itulah janjinya.
"Kalau begitu hamba akan membantu Gusti Ratu agung dengan sepenuhnya, percayalah pada hamba gusti ratu agung." Penasehat Raja Agung Dewandaru telah berjanji akan mengabdi dengan sepenuh hati.
"Baik, jika memang seperti itu? Aku akan sangat berterima kasih padamu."
"Sama-sama Gusti Ratu agung selendang merah."
Apakah yang akan terjadi selanjutnya?. Temukan jawabannya.
...***...
Di tempat kawasan kumuh.
"Beberapa hari lagi akan ada pasokan dari istana yang akan datang, bagaimana pendapat kalian?."
Saat itu beberapa anak muda berkumpul untuk mendiskusikan masalah itu.
"Kita hanya menerima saja pasokan masuk itu, bagaimanapun juga? Pihak istana telah membantu kita walaupun ala kadarnya saja."
"Ya, itu benar, walaupun tidak seberapa? Itu sudah cukup untuk membantu kita."
"Tapi tetap saja kita harus waspada, bisa jadi ada ancaman yang akan merenggut nyawa kita nantinya."
"Apa maksudmu berkata seperti itu?."
Mereka semua memperhatikan pemuda yang telah berkata seperti itu, mereka hampir tidak percaya jika ia berbicara demikian.
"Entah kenapa, aku merasakan firasat yang buruk untuk pasokan yang masuk bulan ini, aku melihat ada kegelapan yang tersembunyi di sana."
Mereka sedang memikirkan ucapan itu, apakah itu bisa mereka tangkap dengan pikiran jernih.
"Aku hanya berharap kita semua akan selamat."
"Kau jangan banyak berpikiran buruk, itu tidak baik."
"Tapi aku rasa kita memang harus waspada, karena kita selalu saja dianggap remeh oleh para bangsawan."
"Ya, kita ini dianggap beban oleh mereka, sehingga mereka ingin menyingkirkan kita." Ada perasaan sedih yang terselip di sana. "Pada hal mereka mengambil budak pekerja dari kita secara cuma-cuma, tapi mereka masih saja memperlakukan kita secara tidak wajar."
Kali ini ucapan itu membaut mereka merasa kesedihan yang sangat dalam, orang tua mereka telah menjadi korban atas orang-orang bangsawan.
"Aku tidak mau kita juga celaka karena mereka."
"Aku akan memeriksanya besok, aku yang akan memastikan jika semua bahan yang masuk itu aman."
Mereka menatap Lukita dengan tatapan penuh harapan.
"Aku telah berjanji akan melindungi kalian dengan kekuatanku."
"Kita akan saling menjaga satu sama lain, kau tidak perlu merasa terbebani seperti itu lukita."
"Ya, itu benar, kita ini adalah keluarga, jadi sudah sewajarnya saling melindungi satu sama lain."
"Baiklah, aku juga mengandalkan kalian."
Ya, pada saat itu mereka membahas beberapa hal yang menyangkut keselamatan mereka semua. Perperangan dengan kaum bangsawan yang terjadi dari dahulu memang sangat menyakitkan hati, meninggalkan luka yang sangat besar bagi kaum yang tinggal di kawasan kumuh.
"Aku pasti akan melindungi kalian semua, tidak akan aku biarkan kalian menderita." Dalam hatinya telah membulatkan tekadnya. "Aku akan jadi pembunuh, jika mereka berani mengusik kalian lebih dalam." Hatinya merasakan sakit dan penderitaan dari mereka semua. "Aku tidak akan pernah mengkhianati kepercayaan kalian padaku." Dalam hatinya masih ingat bagaimana kesedihan itu mereka rasakan, bagaimana betapa kejamnya kaum bangsawan terhadap mereka semua. "Pasti, aku pasti akan melindungi kalian dengan tanganku." Dalam hatinya telah memutuskan akan melakukan apa.
Sebenarnya apa yang terjadi di kerjaan Tiga Warna?. Apakah karena adanya perbedaan itu?. Terciptanya kerajaan itu?. Kenapa kaum kawasan kumuh mendapatkan perlakuan yang sangat tidak wajar dari kaum bangsawan?. Lantas bagaimana dengan pihak istana?. Apakah mereka tidak menyelidiki apa yang telah terjadi?. Apakah mereka hanya pura-pura tidak mengetahui masala itu?. Masalah yang cukup rumit telah terjadi di sana.
Simak terus ceritanya selanjutnya. Next halaman.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Rani nay
Ratu selendang merah + Lukita
apakah mereka orang yang sama??
2022-09-01
2