...***...
Sementara itu di istana.
Jendral Kuasa telah dipanggil oleh Ratu Agung Selendang Merah. Tentunya ia ingin mengetahui kenapa ia dipanggil oleh Ratu Agung Selendang Merah. "Mungkin saja masalah atau gusti ratu agung ingin memberi tugas padaku setelah apa yang tejadi?." Dalam hatinya mencoba untuk menebaknya.
"Terimalah hormat hamba gusti ratu." Jendral Kuasa memberi hormat pada Ratu Agung Selendang Merah.
"Hormat mu aku terima." Balas Ratu Agung Selendang Merah. Ucapnya sambil memberi kode supaya Jendral Kuasa untuk duduk.
"Hamba mendapatkan surat panggilan dari gusti ratu agung. Apakah gerangan yang akan gusti ratu agung sampaikan pada hamba?." Jendral Kuasa terkejut karena mendapatkan surat panggilan dari Ratu Agung Selendang Merah. "Jika ada tugas yang sangat gawat darurat, maka hamba akan melakukannya gusti ratu agung."
"Aku ingin mendengarkan langsung darimu jendral kuasa." Ia ingin melihat bagaimana tanggapan dari jendral kuasa. "Apakah benar, terjadi pembunuhan sadis di kawasan kumuh?. Tapi kau tidak melaporkan sama sekali padaku?. Katakan padaku kenapa kau diam atas masalah itu?. Apakah sebagai jendral polisi yang aku percaya untuk menjaga kawasan kumuh, kau tidak menjalankan tugas dengan baik?." Itulah yang ditanyakan oleh Ratu Agung Selendang Merah.
Deg!!!.
Jendral Kuasa sangat terkejut mendengarnya, ia tidak menduga jika Ratu Agung Selendang Merah memanggilnya untuk membahas masalah itu?. "Bagaimana mungkin gusti ratu agung bisa mengetahuinya?. Siapa yang telah membocorkan masalah itu pada gusti ratu agung?. Laknat!. Akan aku bunuh dia nantinya." Dalam hatinya merasa sangat gelisah.
"Kegh!." Ratu Agung Selendang Merah seperti sedang meringis kesakitan?.
"Gusti ratu agung?." Penasihat Raja Agung Dewandaru melihat sekilas, ia merasakan ada yang berbeda dengan Ratu Agung Selendang Merah. Tapi ia harus tetap fokus dengan apa yang terjadi di depannya saat ini.
Tapi bagaimana jawaban dari Jendral Kuasa?. Apakah ia akan berkata jujur pada Ratu Agung Selendang Merah?. Apakah ia akan mendapatkan hukuman?. Temukan jawabannya.
...***...
Kembali pada Lukita yang saat ini ingin membuktikan apakah benar bahan makanan yang dibawa oleh prajurit istana mengandung racun?. Tapi untuk apa mereka melakukan itu?.
"Cepat lakukan!. Jika kalian takut memakannya, itu artinya bahan makanan itu memang mengandung racun!." Lukita semakin mendesak mereka untuk mencobanya.
"Ya!. Cepat buktikan pada kami!. Jika kalian tidak bersalah!."
"Jika memang itu tidak beracun!. Segera coba makanannya!."
"Cepat lakukan!."
"Lakukan saja!."
Orang-orang kawasan kumuh terlihat sangat marah, mereka sangat takut jika keracunan setelah memakan makanan itu.
"Jika terbukti bahan makanan ini aman, maka kalian akan kami tangkap!. Karena kalian telah mencurigai pemberian dari gusti ratu agung." Ia mengambil lobak itu dengan kesalnya.
"Kalian ini memang tidak tahu diri!. Akan aku buat kalian menyesal setelah apa yang kalian lakukan pada kami!."
Mereka semuanya memperhatikan dengan seksama, apakah kebenaran itu akan terungkap atau tidak?. Mereka semua menunggu setelah salah satu prajurit itu memakan lobak itu.
"Sial, kenapa malah aku yang dijadikan tumbal mereka semua?." Dalam hatinya mengutuk mereka semua. Dengan pelan-pelan ia memakannya meskipun beberapa kali gigitan. "Semoga saja aku tidak mati di tempat." Dalam hatinya merasa sangat gelisah jika memang makanan itu mengandung racun yang sangat berbahaya.
"Lihat?!. Dia baik-baik saja!. Dan kau!." Bentak ketua prajurit itu dengan suara sangat keras.
Tapi apa yang terjadi setelah itu?. Prajurit yang memakan lobak itu langsung terkapar dalam keadaan mengenaskan. Dari mulutnya keluar busa aneh, dan ia tidak bergerak lagi. Mereka semua terkejut melihat itu, sehingga suasana semakin gaduh.
"Tidak mungkin!. Ini pasti jebakan!." Ketua prajurit tersebut tidak percaya dengan apa yang terjadi. Kenapa bahan makanan itu ada racunnya?. Bagaimana caranya mereka menyelesaikan masalah itu?.
"Prajurit itu mati setelah makan lobak itu!."
"Dia pasti keracunan!."
"Dia mati karena keracunan!."
Mereka semua sangat panik setelah melihat dengan mata kepala mereka sendiri, bahwa prajurit itu memang mati setelah memakan makanan yang mengandung racun. Apakah yang akan terjadi?. Simak terus ceritanya.
...***...
Sedangkan wanita bertopeng yang mendapatkan serangan dari mereka semua masih sanggup berhadapan dengan mereka semua. Meskipun tangannya mendapatkan luka, tapi tidak membuatnya menyerah begitu saja.
"Hei!. Wanita aneh!. Sebaiknya kau menyerah, atau sebaiknya kau pergi dari sini sebelum kami cabut nyawamu dengan paksa." Dengan santainya ia berkata seperti itu?.
"Kau bukanlah lawan kami, dan kau akan mati jika tidak segera pergi dari sini." Itu adalah ucapan orang sombong.
"Atau kau memang mencari mati dengan mendatangi kami!." Seseorang dari mereka berpikiran seperti itu.
"Tapi kami tidak akan membiarkan kau pergi begitu saja karena kau mengetahui siapa kami!." Mereka tidak akan membiarkannya pergi?.
Kelima laki-laki itu sepertinya tidak memberi peluang pada wanita bertopeng itu untuk melarikan diri. Mereka sangat berambisi untuk membunuh wanita itu.
"Kau akan mati di tangan kami!."
Secara bersamaan mereka mengerahkan tenaga dalam ke arah wanita itu setelah menyerang dengan fisik. Akan tetapi wanita itu berhasil menghindari semua serangan itu dengan baik. Membuat mereka semua terkejut, setelah itu ia melompat ke arah mereka satu persatu. Menandai mereka dengan jurus yang aneh, mereka sama sekali tidak mengerti apa yang dilakukan wanita itu.
Duakh!!!.
Setelah menepuk pelan dada kiri mereka, ia tendang dada Baritabu dengan keras. Sehingga laki-laki itu terjajar ke belakang.
"Egkhakh!." Baritabu berteriak kesakitan karena dadanya di tendang dengan sangat kerasa oleh wanita bertopeng itu. Laki-laki itu menabrak pohon yang ada di belakangnya. "Egkhakh!." Kembali ia berteriak kerasa karena tubuhnya merasakan sakit yang luar biasa.
"Kurang ajar!." Atameta yang melihat itu sangat terkejut. Entah karena refleks atau apa, ia langsung menyerang wanita bertopeng itu dengan pedangnya.
"Heh!." Wanita itu melompat dengan tingginya, setelah itu ia juga melompat ke arah Atameta dengan sangat cepat.
"Huwah!." Atameta sangat terkejut ketika wanita itu tiba-tiba saja muncul di hadapannya. Ia juga menepuk pelan dada kiri laki-laki itu, dan juga memberikan sebuah tendangan kuat. Sepertinya Atameta mengalami hal yang sama.
Duakh!.
"Egkhakh." Atameta juga berteriak sakit, tubuhnya terasa mau rontok karena membentur pohon.
"Kegh!. Kau memang sangat menyebalkan!." Takoburu, Yakotopi dan Jamka tidak terima melihat teman mereka yang dikalahkan oleh wanita itu. Mereka maju bersamaan, menyerang wanita itu dengan jurus-jurus yang mereka miliki.
"Heh!. Apa kalian pikir aku takut dengan jurus yang kalian miliki?. Lihat siapa yang akan menangis setelah ini?!." Wanita itu mengeluarkan hawa elang yang sangat kuat pada mereka semua. Mereka bertiga seperti terperangkap di dalam hawa merah yang berbentuk burung elang itu. "Akan aku tunjukkan pada kalian, bagaimana seseorang yang telah marah atas apa yang telah kalian lakukan selama ini." Jurus itu sangat berbahaya untuk mereka yang tidak bisa mematahkan jurusnya.
"Keghakh!." Nafas mereka terasa sangat sesak, seakan-akan tidak ada pasokan udara yang berada di dalam hawa itu.
Apakah yang akan terjadi setelah itu?. Apakah mereka semua berhasil ditangkap oleh wanita bertopeng itu?. Lalu akan kemana mereka dibawa?. Temukan jawabannya, simak terus ceritanya. Jangan sampai ketinggalan lanjutan ceritanya.
Salam penuh cinta untuk pembaca tercinta. Semoga suka dengan lanjutan ceritanya. Mohon dukungannya ya pembaca tercinta. Semangat membaca ya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
hitamanis
kenapa bab lain tulisannya korea
q nggk ngerti
2022-08-14
1