Tak ingin di pisahkan

Setelah penolakan dari nenek nya,Bahri tak lagi memikirkan untuk bekerja di kapal Pak haji Dulah, ia pun fokus bersekolah dengan adik-adiknya dan tetap mencari ikan di sungai, dan kadang-kadang Bahri juga ikut membantu kakek Sukri mencari kayu bakar di hutan, dan sebagian kayu nya bisa dipakai nenek Idah untuk memasak nasi.

"Bahri,bagai mana dengan sekolah mu?"tanya kakek Sukri, sambil memotong -motong kayu yang mereka bawa dari hutan dengan kapak nya.

"Baik kek,Bahri belajar dengan baik dan mendapat kan nilai terbaik di sekolah"sahut Bahri,sambil memilih dan memunguti kayu yang sudah di potong kecil-kecil dan langsung di ikat.

"Syukur lah, kakek senang mendengar nya, belajar lah dengan giat dan rajin"ucap kakek Sukri menasehati, sambil tersenyum, Bahri mengangguk kan kepalanya mengerti.

*

*

*

Di rumah

"Assalamu'alaikum"ucap orang yang datang ke rumah Bahri.

"Wa'alaikum salam"sahut nenek Idah, sambil keluar menghampiri nya,nenek Idah menyeritkan alis nya bingung, karena ia tak mengenal mereka yang terlihat seperti nya suami istri.

"Siapa mereka ya?"batin nenek Idah bertanya-tanya.

"Silahkan masuk bapak dan ibu"ajak nenek Idah, mencoba ramah dan sopan, mereka pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum,lalu masuk ke dalam rumah dan duduk.

"Maaf ada perlu apa ya,ibu dan bapak datang ke mari?"tanya nenek Idah merasa penasaran.

"Maaf,jika kedatangan kami, membuat ibu menjadi bingung dan bertanya-tanya"sahut bapak itu, nenek Idah hanya tersenyum merasa canggung.

"Perkenalkan nama saya Ibrahim,dan ini istri saya bernama Safira,kami tinggal di kota Banjarmasin,tapi kami sering datang kemari, karena orang tua kami tinggal di sini, tepat nya di kampung sebelah,dan anak kami juga bersekolah di kampung ini,dan kedatangan kami kemari ingin bertemu dengan Bahri"ucap pak Ibrahim menjelaskan,nenek Idah pun jadi mengerti maksud kedatangan mereka.

"Oh.. ternyata mereka kenal cucu ku Bahri rupanya"batin nenek Idah.

"Cucu saya Bahri, lagi sedang mencari kayu bakar, mungkin sebentar lagi dia akan pulang"sahut nenek Idah,nenek Idah pun menyuruh Diana untuk membuat kan mereka teh hangat.

Mereka pun menunggu Bahri datang dan sambil berbincang -bincang dengan nenek Idah, mereka lebih banyak bertanya tentang kedua orang tua Bahri dan tentang Bahri, nenek Idah pun menceritakan nya.

"Assalamu'alaikum"ucap Yanur dan Fahru yang baru datang bermain.

"Wa'alaikum salam"sahut nenek Idah dan tamu nya,Yanur terkejut melihat tamu yang ada di rumah nya,ia pun langsung berlari masuk ke dalam mencari kaka nya.

"Ka Bahri!..ka Bahri!" panggil Yanur merasa panik,sambil mencari-cari kaka nya di dapur

"Suutt! jangan berisik!ka Bahri nya belum pulang "jawab Diana sambil berbisik-bisik pada adiknya,dan menaruh jari telunjuk nya ke mulutnya.

"Ka Diana tau tamu yang ada di luar itu ad..."ucapan Yanur ter jeda, ketika melihat Diana mengangguk kan kepalanya.

"Ka Diana sudah tau!tadi ka Diana sendiri yang membuat kan minum untuk mereka" sahut Diana, Yanur pun ternganga mendengar nya.

"Ka, kenapa mereka datang kemari?Yanur takut! kalau mereka memberi tahu kan kepada nenek dan meminta pertanggung jawaban,nenek pasti marah pada Yanur"keluh Yanur pada Diana, Diana pun juga bingung.

"Ka Yanur,ka Diana, kenapa kalian terlihat pucat sekali dan ketakutan,memang nya ada apa?"tanya Fahru, penasaran.

"Suutt..!!!anak kecil gak perlu tau"Jawab mereka bersamaan,sambil menaruh jari telunjuk nya ke mulutnya.

"Huh..emang nya, mereka bukan anak kecil?" sungut Fahru,sambil cemberut, Diana dan Yanur hanya diam tak menjawab ucapan Fahru, mereka berharap ka Bahri segera pulang dan menolong Yanur.

"Assalamu'alaikum"ucap Bahri yang baru pulang,sambil mengangkat seikat kayu bakar, mendengar ka Bahri mereka datang,hari Yanur dan Diana pun merasa senang.

"Wa'alaikum salam"sahut nenek Idah dan tamu nya,ketika Bahri menoleh ke arah tamu itu,Bahri langsung terkejut.

"Ibu nya Andi?"ucap Bahri terkejut,ibu Andi dan suaminya hanya tersenyum pada Bahri.

"Apa mereka datang ke mari,ingin marah-marah dan meminta pertanggung jawaban lagi,atas perbuatan Yanur tempo hari?"batin Bahri,sambil menyalami tangan nenek nya dan menyalami mereka.

"Nenek, Bahri masuk dulu untuk mandi"ucap Bahri, karena badan dan baju nya sangat kotor, habis dari hutan, nenek Idah pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

"Iya, selesai mandi kamu cepat ke mari, karena sudah sejak tadi ibu dan bapak ini menunggu mu"sahut nenek Idah, mendengar itu,Bahri pun menjadi semakin takut dan cemas.

"Baik nek"sahut Bahri, sambil mengangguk kan kepalanya, lalu segera masuk.

"Ka Bahri! panggil Yanur dan Diana sambil berbisik-bisik dan melambaikan tangan nya.

"Ada apa?"tanya Bahri,sambil menghampiri adik-adik nya yang sejak tadi bersembunyi di dapur.

"Ka, bagai mana ini? mereka pasti mau marah-marah lagi,dan akan meminta ganti rugi pada kita"keluh Yanur merasa takut, mata nya pun sudah mulai berkaca-kaca hendak menangis.

"Kamu tenang saja,nanti ka Bahri yang akan bicara pada mereka "sahut Bahri mencoba menenangkan adik nya agar tidak takut, pada hal dia sendiri juga merasa takut,namun Bahri sangat pandai menutupi rasa takut nya itu, sehingga orang lain tak tahu.

Bahri pun segera mandi dan memakai baju, setelah selesai ia pun langsung menemui nenek nya dan tamu nya.

"Maaf bapak dan ibu, kalian pasti sudah menunggu lama"ucap Bahri dengan sopan, mereka pun hanya tersenyum sambil menatap Bahri, melihat Bahri yang begitu sopan membuat mereka menjadi semakin kagum pada Bahri.

"Benar kata istri ku,dari segi berbicara nya saja,anak ini sangat berbeda aura nya dari pada anak-anak yang lain,anak ini terlihat dingin dan tegas,dia ini memiliki karisma yang sangat baik,ini adalah calon-calon pemimpin yang hebat"batin bapak Ibrahim,merasa kagum sambil menatap Bahri.

"Tidak apa-apa nak,kami maklum"sahut ibu Andi sambil tersenyum.

"Kita langsung saja bicara ke inti nya,karena hari sudah semakin sore"sahut bapak Ibrahim.

"Begini nak Bahri, kedatangan kami kemari ingin meminta kamu untuk menjadi anak kami"ucap bapak Ibrahim.

Deg!

Bahri dan neneknya sangat terkejut mendengar nya, adik-adik nya yang sedang menguping pun tak kalah ikut terkejut juga.

"Apa maksud kalian?"tanya nenek Idah.

"Maksud kami begini bu,kami ingin sekali mengadopsi Bahri untuk menjadi anak angkat kami, karena saya dan istri saya ini, begitu sangat menyukai Bahri,dan saya yakin Bahri akan cocok menjadi penerus perusahaan saya di Banjarmasin kelak, bersama Andi putra satu-satunya kami"ucap pak Ibrahim, berterus terang, Bahri hanya diam tak bicara,ia begitu sangat terkejut,ia pikir mereka akan memarahi dan meminta ganti rugi atas anak mereka,tapi ternyata hal yang tak Bahri sangka,mereka justru ingin meminta diri nya.

"Maaf ibu dan bapak, kenapa kalian ingin mengadopsi cucu saya? kenapa kalian tak datang saja ke pantai asuhan,di sana begitu banyak anak -anak yang bisa kalian adopsi" ucap nenek Idah,menyarankan.

"Tapi kami tak tertarik pada anak lain,begini bu, saya dan istri saya sudah sangat menyukai Bahri,kami janji bu, akan memperlakukan Bahri seperti anak kandung kami sendiri,dan kami akan menjamin pendidikan Bahri sampai ke jenjang yang lebih tinggi,karena saya tau Bahri adalah anak yang sangat pintar di sekolah"sahut pak Ibrahim mencoba membujuk nenek Idah.

"Benar bu,dari pertama kali saya bertemu dengan Bahri, saya sangat kagum dengan nya,kami mohon bu,ijin kan kami mengadopsi nya sebagai anak kami,kami juga janji,kapan pun anda ingin menjenguk Bahri, kami tak akan melarang nya,bu,saya jamin Bahri akan hidup nyaman dan berkecukupan, dia tidak akan menderita jika bersama kami, dan saya yakin Bahri pasti akan menjadi orang sukses nanti nya"ucap ibu Andi,memohon kepada nenek Idah.

Nenek Idah pun terdiam mendengar nya,satu sisi ia tak mau di pisahkan dengan cucu nya, karena ia begitu sayang pada Bahri, dan di sisi lain nenek Idah tak mau membuat cucu nya hidup menderita,ia ingin melihat cucu nya hidup bahagia dan nyaman, nenek Idah pun menoleh ke Bahri dan menatap dalam pada cucu nya, sungguh saat ini membuat dirinya sangat dilema.

Bahri hanya diam sambil menatap kosong, mengingat pesan-pesan dari Ayahnya, yang selalu terngiang -ngiang di telinga nya.

"Ibu dan bapak Andi,saya sangat menghargai niat kalian,tapi mohon maaf, saya tidak bisa meninggalkan nenek dan adik-adik saya"sahut Bahri, sambil menatap kedua suami istri itu bergantian, mereka pun terkejut mendengar jawaban dari Bahri, yang menolak mereka, nenek Idah pun ikut terkejut.

"Tapi kenapa nak? kenapa kamu menolak kami?nak Bahri kami janji,kamu akan sering menjenguk mereka jika kamu kangen dengan mereka, dan kami juga akan membantu mereka untuk biaya hidup"sahut bapak Ibrahim,mencoba membujuk Bahri.

"Maaf bapak,saya sangat berterima kasih dengan niat baik bapak, tapi saya mempunyai amanah yang harus saya tepati,saya tak akan berpisah dengan adik-adik saya, dan saya juga harus menjaga dan merawat mereka, karena itu adalah janji saya pada almarhum Ayah saya"sahut Bahri,dan membuat mereka langsung terdiam.

"Sungguh anak ini,memegang teguh pendirian dan janji nya pada orang tua nya "batin bapak Ibrahim,ia pun semakin mengagumi sosok Bahri, di saat anak-anak yang lain yang hanya mementingkan diri nya sendiri, Bahri justru mengutamakan adik-adik nya,ia tak tergoda dengan hidup enak dan bergelimang harta.

"Baik lah nak Bahri,kami mengerti dan tak bisa memaksa mu, untuk ikut dengan kami,semoga kelak, kamu akan menjadi orang yang sukses,karena keteguhan dan hati yang begitu baik,kamu juga sangat amanah" ucap bapak Ibrahim, sambil tersenyum dan mengusap kepala Bahri.

"Aamiin"sahut mereka bersamaan, sebenarnya hati ibu Andi masih tak terima,ia begitu ingin memiliki anak seperti Bahri,tapi karena suaminya tak ingin memaksa,maka ia pun harus rela ikut mengikhlaskan keputusan itu.

Akhirnya, mereka pun pamit pulang dari rumah Bahri, walau pun mereka pulang dengan hati yang kecewa,namun mereka harus menerimanya, dan mereka pun memberikan sebuah amplop untuk Bahri, sebagai ungkapan rasa sayang mereka pada Bahri, awalnya Bahri ingin menolak,tapi karena ia tak mau menyakiti dan menyinggung perasaan mereka lagi, akhirnya Bahri mau menerimanya dan berterima kasih kepada mereka, setelah mereka pergi,Bahri pun langsung menyerahkan amplop itu kepada nenek nya, dan bertapa terkejut nya nenek Idah ketika membuka amplop itu,karena isi nya cukup untuk mereka makan selama 1 tahun, mereka semua pun merasa sangat senang dan bersyukur.

"Ya Allah..terima kasih, engkau memberikan cucu, yang begitu hebat untuk ku"batin nenek Idah merasa bersyukur, sambil mengusap air mata nya.

"Ka Bahri,kaka tidak akan meninggalkan kami kan?"tanya Yanur, sambil menatap kaka nya, Bahri tersenyum sambil mengangguk kan kepalanya.

"Kaka janji,kita tak akan terpisah kan, kita akan selalu bersama, sampai kita dewasa nanti"sahut Bahri, sambil tersenyum,mereka berempat pun langsung berpelukan dan tertawa bersama,nenek Idah pun merasa terharu melihat mereka.

"Ya Allah, sungguh kasih sayang mereka sangat kuat, sehingga mereka tak mau terpisah kan satu sama lain"batin nenek Idah, sambil mengusap air mata nya yang terus saja luruh.

"Kaka Bahri janji,akan membahagiakan kalian" ucap Bahri sambil menatap adik-adiknya, dan mereka pun bahagia mendengar nya.

"Kami sayang sama ka Bahri!"ucap mereka bersamaan,dan berpelukan kembali,dan mereka pun terlihat sangat bahagia bersama.

...****************...

Bersambung

kasih like dan komen nya yaa 🥰

Dan jangan lupa baca episode-episode selanjutnya ☺️

salam hangat dari author ❤️

Terpopuler

Comments

Amina

Amina

episode yang ini bikin kaget aja soal nya si Bahri mau di adopsi sama orang 🤭

2022-08-25

3

Amina

Amina

☺️☺️☺️

2022-08-25

2

Amina

Amina

ok semangat terus ya ummi buat novelnya 👍🏻😍😍

2022-08-25

2

lihat semua
Episodes
1 BAHRI
2 Jadi yatim
3 Kecemasan hati seorang ibu
4 membujuk
5 mengambil keputusan
6 Menikah kembali
7 Hamil
8 Jadi yatim piatu
9 Di tinggalkan
10 Baju seragam sekolah untuk Yanur
11 Tak ingin di pisahkan
12 Atap bucor
13 Fahru sakit
14 membalas Budi
15 Berangkat
16 Pembawa hoki
17 Mencoba menghasud
18 Di fitnah
19 Di bawa ke rumah sakit
20 Di dorong dari kapal
21 Selamat
22 Hilang
23 lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24 Pulang kampung
25 Keberhasilan Bahri
26 pertemuan Bahri dan bos Ali
27 Lamaran untuk Diana
28 Pernikahan Diana
29 Ternyata parasit
30 perceraian
31 kesedihan Bahri
32 Mengajak jalan-jalan
33 Bertemu lagi
34 Meminta restu
35 lamaran ke 2 untuk Diana
36 Hari pernikahan
37 Humairah
38 Jatuh cinta
39 melamar anak kyai
40 Ijab qobul
41 Nenek Idah jatuh sakit
42 Fahru tak ingin lanjut sekolah
43 Meninggal nya nenek tercinta
44 Di gugat
45 Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46 pengambilan hak
47 Hamil
48 Kehilangan lagi
49 Mulai berubah
50 Melahirkan
51 Kehilangan pekerjaan
52 kepergian kyai
53 Salah paham
54 Meminta maaf
55 Kecelakaan
56 Di rumah sakit
57 Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58 melahirkan
59 Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60 Iri Dengki
61 Rencana jahat
62 Meminjam uang
63 Dalang kejahatan
64 Kerja dengan koh Ali
65 Rendah hati
66 Merasa was-was
67 Mei Waktu nya sekolah
68 Ingin berhutang
69 meminta pekerjaan
70 Bos rotan
71 Perkara telur sengsara
72 Ngidam aneh
73 Silaturahmi ke rumah koh Ali
74 Hadiah dari koh Ali
75 Fahru merengek minta nikah
76 Membujuk Bahri
77 Berdebat
78 Berdamai
79 Pengganti Bos Rotan Baru
80 Terpeleset dari kapal
81 Sebuah jam tangan dan bros
82 Merasa gundah
83 Fahru mengeluh
84 Kecemasan Humairah
85 Melihat maling
86 Memilih diam
87 Merasa curiga
88 Ternyata selingkuh
89 Egois
90 Terbongkar
91 Menggerebek plakor
92 Perdebatan
93 Memohon maaf
94 Menggadaikan
95 Melahirkan
96 Kecerdasan Muhammad Ali
97 Cemburu
98 Ketahuan
99 Menebus
100 Tenggelam
101 Kenyataan pahit
102 Depresi
103 Berobat
104 Ingin mengambil alih
105 Berangkat Haji
106 Kekacauan di kapal
107 Kabar buruk
108 Ingin bercerai
109 Bahri mengambil keputusan
110 Pulang ke tanah air
111 Menolak keras
112 Takut
113 Perjuangan Melahirkan
114 Meninggal
115 Usaha Dimas
116 Gunjingan para tetangga
117 Di suruh melamar
118 Kabur
119 Berdebat dengan tetangga
120 Hari pernikahan
121 Pindah
122 Perkelahian
123 Rencana yang gagal
124 Tamat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAHRI
2
Jadi yatim
3
Kecemasan hati seorang ibu
4
membujuk
5
mengambil keputusan
6
Menikah kembali
7
Hamil
8
Jadi yatim piatu
9
Di tinggalkan
10
Baju seragam sekolah untuk Yanur
11
Tak ingin di pisahkan
12
Atap bucor
13
Fahru sakit
14
membalas Budi
15
Berangkat
16
Pembawa hoki
17
Mencoba menghasud
18
Di fitnah
19
Di bawa ke rumah sakit
20
Di dorong dari kapal
21
Selamat
22
Hilang
23
lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24
Pulang kampung
25
Keberhasilan Bahri
26
pertemuan Bahri dan bos Ali
27
Lamaran untuk Diana
28
Pernikahan Diana
29
Ternyata parasit
30
perceraian
31
kesedihan Bahri
32
Mengajak jalan-jalan
33
Bertemu lagi
34
Meminta restu
35
lamaran ke 2 untuk Diana
36
Hari pernikahan
37
Humairah
38
Jatuh cinta
39
melamar anak kyai
40
Ijab qobul
41
Nenek Idah jatuh sakit
42
Fahru tak ingin lanjut sekolah
43
Meninggal nya nenek tercinta
44
Di gugat
45
Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46
pengambilan hak
47
Hamil
48
Kehilangan lagi
49
Mulai berubah
50
Melahirkan
51
Kehilangan pekerjaan
52
kepergian kyai
53
Salah paham
54
Meminta maaf
55
Kecelakaan
56
Di rumah sakit
57
Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58
melahirkan
59
Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60
Iri Dengki
61
Rencana jahat
62
Meminjam uang
63
Dalang kejahatan
64
Kerja dengan koh Ali
65
Rendah hati
66
Merasa was-was
67
Mei Waktu nya sekolah
68
Ingin berhutang
69
meminta pekerjaan
70
Bos rotan
71
Perkara telur sengsara
72
Ngidam aneh
73
Silaturahmi ke rumah koh Ali
74
Hadiah dari koh Ali
75
Fahru merengek minta nikah
76
Membujuk Bahri
77
Berdebat
78
Berdamai
79
Pengganti Bos Rotan Baru
80
Terpeleset dari kapal
81
Sebuah jam tangan dan bros
82
Merasa gundah
83
Fahru mengeluh
84
Kecemasan Humairah
85
Melihat maling
86
Memilih diam
87
Merasa curiga
88
Ternyata selingkuh
89
Egois
90
Terbongkar
91
Menggerebek plakor
92
Perdebatan
93
Memohon maaf
94
Menggadaikan
95
Melahirkan
96
Kecerdasan Muhammad Ali
97
Cemburu
98
Ketahuan
99
Menebus
100
Tenggelam
101
Kenyataan pahit
102
Depresi
103
Berobat
104
Ingin mengambil alih
105
Berangkat Haji
106
Kekacauan di kapal
107
Kabar buruk
108
Ingin bercerai
109
Bahri mengambil keputusan
110
Pulang ke tanah air
111
Menolak keras
112
Takut
113
Perjuangan Melahirkan
114
Meninggal
115
Usaha Dimas
116
Gunjingan para tetangga
117
Di suruh melamar
118
Kabur
119
Berdebat dengan tetangga
120
Hari pernikahan
121
Pindah
122
Perkelahian
123
Rencana yang gagal
124
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!