Baju seragam sekolah untuk Yanur

Sudah Dua hari Yanur bersekolah dan ia terlihat baik-baik saja, Yanur pun belajar dengan rajin dan sangat pintar,Bahri pun merasa senang melihat adik nya.

"Bahri...Bahri..!!!"panggil teman sekelas nya, sambil berlari-lari ke kelas.

"Ada apa Fikri?"tanya Bahri, terkejut dan menghampiri temannya itu.

"Adik kamu..-"ucapan nya terjeda sambil mengatur nafas.

"Ada apa dengan adik aku?"tanya Bahri sangat penasaran,wajah nya pun sudah berubah panik

"Adik kamu yang bernama Yanur,sedang berkelahi"Sahut nya,sambil menunjuk ke kelas Yanur, Bahri pun langsung berlari ke kelas Yanur.

"Yanur..!!!teriak Bahri, dan langsung menangkap adik nya yang sedang memukuli teman sekelas nya.

Para guru pun sudah berkumpul di sana dan langsung membawa Yanur dan teman sekelas nya itu ke ruang guru.

"Yanur kenapa kamu memukuli Andi?"tanya bapak kepala sekolah, Yanur hanya terdiam sambil menunduk kan kepalanya, merasa takut.

"Bapak guru dan ibu guru, saya tidak terima,anak saya di pukuli sampai berdarah-darah begini,saya saja sebagai ibu nya, tidak pernah memukuli anak saya,tapi anak ini, berani-berani nya memukuli anak saya"ucap ibu Andi, memprotes tidak terima.

"Ibu,saya harap ibu tenang dulu,biar kita tanya dulu masalah nya apa"sahut ibu guru Ani,karena selama dua hari mengajar,ia melihat Yanur anak yang baik dan rajin, Yanur juga tak pernah mengganggu teman nya.

"Apa yang di tanya kan lagi ibu guru,ini sudah jelas,anak ini tidak ada sopan santun,tidak terdidik, dan sangat nakal,saya yakin pasti kedua orang tua nya,tidak mendidik dan mengajari nya dengan baik"ucap ibu Andi, merasa kesal,karena anak nya sejak tadi menangis.

"Maaf ibu,saya yakin adik saya melakukan itu, pasti ada sebab nya,dan walau pun sekarang kedua orang tua kami sudah tiada,tapi mereka selalu mengajarkan kami bagai mana cara menghormati orang tua, berperilaku baik, jujur dan bertanggung jawab"sahut Bahri,dengan berani dan tegas.

"Oh..jadi kamu kaka nya,pantas saja adik nya berani,kalau kaka nya saja berani menyahut pembicaraan orang tua"sahut ibu Andi,sambil mencebik kan bibir nya.

"Ibu guru dan bapak guru,ijin kan saya bicara pada adik saya,apa sebab dia memukuli teman sekelasnya"ucap Bahri dengan sopan, ibu guru dan bapak kepala sekolah pun mengangguk kan kepalanya.

"Baik lah,kami akan mendengar kan penjelasan Yanur"sahut bapak kepala sekolah, Bahri pun mencoba bicara pada adik nya.

"Yanur, cerita kan pada kak Bahri,ada apa sebenarnya?"tanya Bahri lembut, sambil mengusap kepala adik nya, Yanur pun mendongak kan kepalanya, menatap kaka nya.

"Kak Bahri, maaf kan Yanur,karena sudah berkelahi, dan memukul orang lain "ucap Yanur, merasa bersalah, karena ia tidak pernah di ajarkan oleh Ayah atau ibu untuk berkelahi apa lagi sampai menyakiti orang lain.

"Nah..dengar kan bu guru dan pak guru,dia sendiri sudah mengakuinya"sahut ibu Andi, sambil menatap sinis pada Bahri dan Yanur.

"Ibu Andi,kami harap ibu diam dulu mendengar kan penjelasan dari Yanur"sahut bapak kepala sekolah, merasa kesal pada ibu Andi yang selalu ngotot dan memotong pembicaraan orang,dan para guru -guru yang lain pun ikut kesal.

"Yanur,Kak Bahri tau,kamu tidak akan memukul orang lain, jika tidak ada sebab nya" ucap Bahri, sambil menatap adiknya, Yanur pun mengangguk kan kepalanya pelan.

"Kak Bahri, Andi sejak kemarin mengolok-olok dan berusaha mengusir Yanur, dia bilang Yanur tidak memakai seragam sekolah karena Yanur itu anak orang miskin, dan Yanur tidak pantas bersekolah di sini,dia juga bilang kalau ibu dan Ayah tidak sayang sama Yanur makanya mereka pergi meninggalkan Yanur"sahut Yanur sambil meneteskan air mata nya, Bahri pun merasa sedih mendengar nya.

"Yanur,Ayah dan ibu tidak pernah meninggalkan kita, mereka akan selalu ada dan melihat kita, Ayah juga mengajar kan, agar kita selalu menjaga perilaku dan sikap kita pada orang lain,kata Ayah biar kan orang lain menghina kita,tapi jangan lah membalasnya,karena apa bila kita membalasnya,itu sama saja sikap kita sama dengan mereka?"mendengar ucapan Bahri,Yanur pun terdiam sambil menunduk kan kepalanya, semua orang pun merasa sedih.

"Yanur,ka Bahri janji,akan lebih giat lagi mencari ikan di sungai,agar ka Bahri bisa membelikan baju seragam sekolah untuk mu secepat nya"ucap Bahri, sambil tersenyum dan mengusap kepala adiknya,semua orang yang ada di sana pun menetes kan air mata, mereka merasa terharu mendengar nya, sungguh anak sekecil Bahri,mampu menasehati adik nya dengan begitu bijak dan dewasa,juga berusaha keras membahagiakan adiknya.

"Ibu Andi,saya sebagai kaka nya Yanur meminta maaf atas sikap dan perilaku adik saya, yang tidak baik"ucap Bahri,ibu Andi pun merasa sangat malu, karena sebagai orang tua dia tak mampu menasehati dan mengajar kan anak nya dengan baik.

"Baik lah, berarti semua sudah jelas permasalahan nya, saya sebagai kepala sekolah berharap, kejadian ini tidak terulang lagi,dan untuk Andi, sebaiknya Andi minta maaf ke pada Yanur, karena masalah ini terjadi bermula berasal dari Andi"semua nya pun setuju atas apa yang di katakan oleh bapak kepala sekolah.

"Dan untuk Yanur,kami dari pihak sekolah, akan memberikan seragam sekolah, secara gratis ke pada Yanur,dan kami harap Yanur belajar dengan giat dan rajin" Yanur dan Bahri pun merasa sangat gembira mendengar nya, semua orang pun ikut senang.

"Saya sangat berterima kasih,kepada bapak kepala sekolah dan para guru-guru, yang telah mau membantu adik saya Yanur" ucap Bahri, merasa sangat bersyukur dan sangat bahagia, semua orang mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

Bahri, Diana,dan Yanur pun,pulang sekolah dengan hati yang bahagia, mereka tak sabar ingin memberi tahu kan kepada nenek mereka, kabar baik ini.

"Assalamu'alaikum"ucap mereka bersamaan.

"Wa'alaikum salam"sahut nenek Idah,lalu menghampiri mereka, nenek Idah merasa bingung melihat cucu-cucu nya terlihat sangat begitu bahagia.

"Ada apa?"tanya nenek Idah merasa penasaran.

"Nenek,hari ini Yanur mendapatkan baju seragam sekolah gratis, dari pihak sekolah" sahut Bahri, mereka tersenyum lebar, dan di angguki oleh Diana dan Yanur.

"Benar kah? Alhamdulillah ya Allah!"sahut nenek Idah merasa bersyukur dan sangat bahagia.

"Iya nek,itu berkat Yanur yang habis ber.."Bahri langsung membekap mulut Yanur dengan telapak tangan nya,nenek Idah pun langsung menyeritkan alis nya bingung.

"Habis ber apa Yanur?" tanya nenek Idah penasaran.

"Habis bercerita ke pada mereka,bahwa Yanur belum memiliki seragam sekolah nek"sahut Bahri,sambil tersenyum kecut, menutupi kejadian tadi di sekolah, Bahri tak mau nenek nya menjadi sedih dan kepikiran pada mereka, dan akan mengganggu kesehatan nenek nya.

"Apa benar begitu?"tanya nenek Idah, menyelidik, Diana yang paham dengan maksud kaka nya pun langsung meng iya kan nya.

"Benar nek"sahut Diana, sambil tersenyum dan mengangguk kan kepalanya, untuk meyakinkan,nenek Idah pun percaya pada mereka.

"Ya sudah,kalau begitu kalian,lekas ganti baju dan makan"suruh nenek Idah,lalu pergi meninggalkan mereka masuk ke dalam kamar.

"Baik nek"sahut mereka bersamaan,Bahri dan Diana pun menghembuskan nafas nya dengan lega.

"Hampir saja Yanur keceplosan"ucap Bahri, sambil menatap ke Yanur, sedang kan Yanur hanya cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, pada hal mulai dari jalan pulang sekolah, Bahri meminta adiknya itu agar,tak menceritakan kejadian tadi ke pada nenek nya, yang berapa hari ini kesehatan nya kurang baik.

"Maaf ka, Yanur lupa he..he"sahut Yanur, sambil tertawa, Bahri dan Diana pun ikut tertawa.

Mereka pun segera berganti pakaian dan langsung makan bersama-sama, selesai makan, seperti biasa Bahri langsung pergi ke sungai untuk mencari ikan,dan malam nya mereka berempat akan pergi mengaji ke rumah kakek Sukri di dekat rumah nya.

*

*

*

Bahri sedang asik menangkap ikan di sungai, tiba-tiba ada seseorang yang memanggil nama nya.

"Bahri..! panggil pak haji Dulah, sambil melambai kan tangan nya,Bahri menyeritkan alis nya bingung.

"Pak haji Dulah?"batin Bahri,ia pun mengayuh kan perahunya ke tepi sungai.

"Ada apa pak haji?"tanya Bahri, kebingungan.

"Bahri,apa kamu mau ikut bekerja sama saya di kapal?"ajak pak haji Dulah, Bahri terdiam,ia bingung harus menjawab apa.

"Bekerja di kapal?"gumam Bahri sambil berfikir.

"Iya,saya lihat,kamu anak yang sangat rajin bekerja,dan sangat cocok bekerja dengan saya, kamu tenang saja, kalau kamu ikut bekerja dengan saya,kamu akan mendapatkan gajih yang sangat besar,dan kamu bisa membantu nenek kamu,kamu juga tak perlu lagi mencari ikan di sungai"bujuk pak haji Dulah.

"Kamu juga bisa melihat kota orang di luar sana,kita akan berlayar dari kota sini ke kota lain,dan itu sangat menyenangkan Bahri "ucap nya lagi meyakinkan Bahri, Bahri hanya terdiam mendengar kan,ia belum bisa menjawab ajak kan pak haji Dulah, sebelum meminta ijin pada nenek nya.

"Bahri,kamu pikir kan saja dulu, kalau sudah ada jawaban nya,kamu lekas beri tahu saya" ucap pak haji Dulah,lalu pergi meninggalkan Bahri, yang masih kebingungan.

Bahri pun melanjutkan mencari ikan,karena sempat tertunda tadi,sambil mengangkat jaring ikan ia memikirkan ajak kan pak haji Dulah tadi.

"Sehabis ini, aku akan bicara pada nenek"gumam Bahri,lalu bergegas memunguti ikan-ikan yang tertangkap jaring laba-laba yang ia pasang tadi.

(ini contoh Bahri yang sedang menangkap ikan di sungai ya)

Sore hari,setelah Bahri sampai rumah, nenek dan adik-adik nya segera membersihkan ikan,dan hasil tangkapan Bahri langsung di bagi dua,ikan yang besar untuk di jual dan yang kecil untuk mereka makan sehari-hari, Bahri pun segera mandi.

(ini ikan hasil tangkapan Bahri ya,yang akan di jual dan sebagian nya untuk di makan)

Malam hari,selesai mengaji Bahri langsung menemui nenek nya di kamar.

"Nenek!"panggil Bahri pelan, sambil mendekati nenek nya yang masih memakai Mukena sehabis sholat,nenek Idah menoleh ke pada Bahri,lalu tersenyum.

"Ada apa cucu ku Bahri?"tanya nenek, sambil mengusap kepala cucu nya dengan penuh kasih sayang.

"Nenek, boleh kah Bahri ikut bekerja di kapal pak haji Dulah?"tanya Bahri, sambil menatap neneknya.

Deg!

Nenek Idah terkejut mendengar nya,ia bingung kenapa cucu nya tiba-tiba ingin ikut bekerja di kapal,setau nenek Idah,bekerja sebagai kuli panggul di kapal itu sangat berat, dan harus mempunyai tenaga dan fisik yang kuat.

"Bahri cucu ku,kenapa kamu tiba-tiba ingin bekerja di Kapal?"tanya nenek Idah menyelidik.

Bahri pun menceritakan tentang pertemuan nya dan tawaran pak haji Dulah pada nya, nenek Idah menghembuskan nafas nya dengan kasar.

"Cucu ku,kamu belum waktunya untuk bekerja keras seperti itu,dan nenek tak mau kalau kamu, harus pergi jauh dari nenek dan adik-adik mu,nenek tidak akan tenang Bahri"ucap nenek Idah,mata nya pun sudah mulai berkaca-kaca, Bahri pun langsung memeluk neneknya,ia mengerti maksud nenek nya dan tak akan lagi membahas hal itu.

"Maaf kan Bahri nek"ucap Bahri, sambil mengusap air mata nya, nenek Idah pun mengangguk kan kepalanya pelan,sambil mengusap kepala cucu nya.

"Jangan pernah tinggalkan nenek cucuku, hanya kalian yang nenek punya"ucap nenek Idah,merasa sedih dan menetes kan air mata nya, Bahri pun langsung mengangguk kan kepalanya.

"Tidur lah cucu ku,besok kamu harus sekolah" suruh nenek Idah sambil mengusap air mata cucu nya, Bahri pun segera pergi ke kamar nya.

nenek Idah duduk di tepi ranjang nya,sambil memandang foto anak nya.

"Siti Putri ku, sungguh kamu sangat beruntung memiliki seorang putra seperti Bahri,di saat anak seusia nya, hanya berfikir untuk bermain, dia justru berfikir untuk mencari nafkah agar kami bisa makan"ucap nenek Idah, bicara pada foto mendiang Putri nya, sambil meneteskan air mata nya kembali.

...****************...

Bersambung

Kasih like dan komen nya yaa 🥰

Biar author nya makin semangat 💪☺️

Dan jangan lupa baca episode-episode selanjutnya ❤️

Terpopuler

Comments

urhabibti

urhabibti

nhh

2022-08-21

1

urhabibti

urhabibti

kobisaa

2022-08-21

2

urhabibti

urhabibti

nahh

2022-08-21

2

lihat semua
Episodes
1 BAHRI
2 Jadi yatim
3 Kecemasan hati seorang ibu
4 membujuk
5 mengambil keputusan
6 Menikah kembali
7 Hamil
8 Jadi yatim piatu
9 Di tinggalkan
10 Baju seragam sekolah untuk Yanur
11 Tak ingin di pisahkan
12 Atap bucor
13 Fahru sakit
14 membalas Budi
15 Berangkat
16 Pembawa hoki
17 Mencoba menghasud
18 Di fitnah
19 Di bawa ke rumah sakit
20 Di dorong dari kapal
21 Selamat
22 Hilang
23 lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24 Pulang kampung
25 Keberhasilan Bahri
26 pertemuan Bahri dan bos Ali
27 Lamaran untuk Diana
28 Pernikahan Diana
29 Ternyata parasit
30 perceraian
31 kesedihan Bahri
32 Mengajak jalan-jalan
33 Bertemu lagi
34 Meminta restu
35 lamaran ke 2 untuk Diana
36 Hari pernikahan
37 Humairah
38 Jatuh cinta
39 melamar anak kyai
40 Ijab qobul
41 Nenek Idah jatuh sakit
42 Fahru tak ingin lanjut sekolah
43 Meninggal nya nenek tercinta
44 Di gugat
45 Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46 pengambilan hak
47 Hamil
48 Kehilangan lagi
49 Mulai berubah
50 Melahirkan
51 Kehilangan pekerjaan
52 kepergian kyai
53 Salah paham
54 Meminta maaf
55 Kecelakaan
56 Di rumah sakit
57 Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58 melahirkan
59 Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60 Iri Dengki
61 Rencana jahat
62 Meminjam uang
63 Dalang kejahatan
64 Kerja dengan koh Ali
65 Rendah hati
66 Merasa was-was
67 Mei Waktu nya sekolah
68 Ingin berhutang
69 meminta pekerjaan
70 Bos rotan
71 Perkara telur sengsara
72 Ngidam aneh
73 Silaturahmi ke rumah koh Ali
74 Hadiah dari koh Ali
75 Fahru merengek minta nikah
76 Membujuk Bahri
77 Berdebat
78 Berdamai
79 Pengganti Bos Rotan Baru
80 Terpeleset dari kapal
81 Sebuah jam tangan dan bros
82 Merasa gundah
83 Fahru mengeluh
84 Kecemasan Humairah
85 Melihat maling
86 Memilih diam
87 Merasa curiga
88 Ternyata selingkuh
89 Egois
90 Terbongkar
91 Menggerebek plakor
92 Perdebatan
93 Memohon maaf
94 Menggadaikan
95 Melahirkan
96 Kecerdasan Muhammad Ali
97 Cemburu
98 Ketahuan
99 Menebus
100 Tenggelam
101 Kenyataan pahit
102 Depresi
103 Berobat
104 Ingin mengambil alih
105 Berangkat Haji
106 Kekacauan di kapal
107 Kabar buruk
108 Ingin bercerai
109 Bahri mengambil keputusan
110 Pulang ke tanah air
111 Menolak keras
112 Takut
113 Perjuangan Melahirkan
114 Meninggal
115 Usaha Dimas
116 Gunjingan para tetangga
117 Di suruh melamar
118 Kabur
119 Berdebat dengan tetangga
120 Hari pernikahan
121 Pindah
122 Perkelahian
123 Rencana yang gagal
124 Tamat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAHRI
2
Jadi yatim
3
Kecemasan hati seorang ibu
4
membujuk
5
mengambil keputusan
6
Menikah kembali
7
Hamil
8
Jadi yatim piatu
9
Di tinggalkan
10
Baju seragam sekolah untuk Yanur
11
Tak ingin di pisahkan
12
Atap bucor
13
Fahru sakit
14
membalas Budi
15
Berangkat
16
Pembawa hoki
17
Mencoba menghasud
18
Di fitnah
19
Di bawa ke rumah sakit
20
Di dorong dari kapal
21
Selamat
22
Hilang
23
lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24
Pulang kampung
25
Keberhasilan Bahri
26
pertemuan Bahri dan bos Ali
27
Lamaran untuk Diana
28
Pernikahan Diana
29
Ternyata parasit
30
perceraian
31
kesedihan Bahri
32
Mengajak jalan-jalan
33
Bertemu lagi
34
Meminta restu
35
lamaran ke 2 untuk Diana
36
Hari pernikahan
37
Humairah
38
Jatuh cinta
39
melamar anak kyai
40
Ijab qobul
41
Nenek Idah jatuh sakit
42
Fahru tak ingin lanjut sekolah
43
Meninggal nya nenek tercinta
44
Di gugat
45
Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46
pengambilan hak
47
Hamil
48
Kehilangan lagi
49
Mulai berubah
50
Melahirkan
51
Kehilangan pekerjaan
52
kepergian kyai
53
Salah paham
54
Meminta maaf
55
Kecelakaan
56
Di rumah sakit
57
Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58
melahirkan
59
Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60
Iri Dengki
61
Rencana jahat
62
Meminjam uang
63
Dalang kejahatan
64
Kerja dengan koh Ali
65
Rendah hati
66
Merasa was-was
67
Mei Waktu nya sekolah
68
Ingin berhutang
69
meminta pekerjaan
70
Bos rotan
71
Perkara telur sengsara
72
Ngidam aneh
73
Silaturahmi ke rumah koh Ali
74
Hadiah dari koh Ali
75
Fahru merengek minta nikah
76
Membujuk Bahri
77
Berdebat
78
Berdamai
79
Pengganti Bos Rotan Baru
80
Terpeleset dari kapal
81
Sebuah jam tangan dan bros
82
Merasa gundah
83
Fahru mengeluh
84
Kecemasan Humairah
85
Melihat maling
86
Memilih diam
87
Merasa curiga
88
Ternyata selingkuh
89
Egois
90
Terbongkar
91
Menggerebek plakor
92
Perdebatan
93
Memohon maaf
94
Menggadaikan
95
Melahirkan
96
Kecerdasan Muhammad Ali
97
Cemburu
98
Ketahuan
99
Menebus
100
Tenggelam
101
Kenyataan pahit
102
Depresi
103
Berobat
104
Ingin mengambil alih
105
Berangkat Haji
106
Kekacauan di kapal
107
Kabar buruk
108
Ingin bercerai
109
Bahri mengambil keputusan
110
Pulang ke tanah air
111
Menolak keras
112
Takut
113
Perjuangan Melahirkan
114
Meninggal
115
Usaha Dimas
116
Gunjingan para tetangga
117
Di suruh melamar
118
Kabur
119
Berdebat dengan tetangga
120
Hari pernikahan
121
Pindah
122
Perkelahian
123
Rencana yang gagal
124
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!