Di bawa ke rumah sakit

"Astaghfirullah Bahri..!!! teriak kang Ujang, sambil berlari menghampiri Bahri yang terjatuh pingsan.

"Bos haji Dulah..! salah satu anak buah nya ada yang pingsan"ucap salah satu buruh lain memberi tahu, bos haji Dulah pun terkejut mendengar nya, dan segera ia berlari naik ke pelabuhan untuk memeriksa nya.

"Siapa yang pingsan?"tanya bos haji Dulah merasa panik dan penasaran.

"Bahri, tuan haji bos"sahut kang Ujang memberi tahu.

"Sebaiknya cepat di bawah ke rumah sakit terdekat saja bos haji Dulah, karena anak ini sedang demam tinggi"ucap salah satu buruh lain,kang Ujang pun segera memeriksa Bahri,benar saja badan Bahri sangat panas tinggi.

"Tuan haji bos, seperti nya Bahri segera di bawa ke rumah sakit"ucap kang Ujang, sangat khawatir.

"Hah..ini anak kenapa jadi menyusahkan sekali sih, kalau ke rumah sakit, pasti ujung-ujungnya duit lagi"ucap bos haji Dulah sambil menggerutu kesal, melihat respon bos haji Dulah yang terlihat cuek dan malah menggerutu,kang Ujang pun tak pikir panjang lagi.

"Biar saya saja yang membawa Bahri tuan bos haji"ucap kang Ujang, dan ia pun segera menggendong Bahri dan langsung berlari membawa Bahri naik becak yang sedang parkir.

"Paman tolong cepat antar kan kami ke rumah sakit terdekat ya"ucap kang Ujang, dengan cepat naik ke dalam becak itu,sambil memangku Bahri.

"Baik mas"sahut tukang becak itu,lalu segera mengayuh kan becak nya dengan cepat.

"Bahri..! sadar Bahri..! Bahri..!"panggil kang Ujang sambil menepuk-nepuk pipi Bahri dengan pelan, mencoba menyadarkan Bahri, namun tak ada respon dari Bahri,kang Ujang pun semakin cemas dan khawatir.

Setelah beberapa menit perjalanan dan tak lama pun mereka sampai di rumah sakit, kang Ujang pun segera membayar becak itu, lalu segera menggendong Bahri sambil berlari.

"Dokter..! tolong dokter...! tolong anak ini..!!!"terik kang Ujang panik sambil meminta tolong, dokter pun segera menolong Bahri.

"Bagai mana dokter, apa anak ini baik-baik saja?"tanya kang Ujang sangat khawatir.

"Anak ini mengalami demam yang sangat tinggi dan ia juga seperti nya sedang kelaparan, saat kami memeriksa nya ia mengalami kekurangan cairan dan energi, anak ini juga memasang ikat pinggang nya sangat kencang, sehingga hampir saja membuat nya gagal bernafas, untung saja bapak dengan cepat membawa nya kemari jadi nyawa nya bisa tertolong "sahut dokter menjelaskan,kang Ujang pun sangat terkejut mendengar nya.

"Astaghfirullah ya Allah, sungguh aku termasuk orang yang dzalim, karena membiarkan anak yatim piatu kelaparan"batin kang Ujang beristighfar dan menyesal, sambil meneteskan air mata nya,ia pun segera pergi membeli makanan untuk Bahri dan segera kembali.

"Maaf kan kang Ujang Bahri, seharus nya dari kemaren kang Ujang menolong mu"gumam kang Ujang, sambil menatap dan mengusap kepala Bahri, karena ketakutan nya kepada bos haji Dulah,ia pun hanya diam dan tak berani membantu Bahri,tapi kali ini,ia tak tega lagi dan tak akan membiarkan Bahri menderita,tak lama Bahri pun sadar dari pingsan nya.

"Bahri..!kamu sudah sadar? Alhamdulillah" ucap kang Ujang, merasa bersyukur sambil tersenyum.

"Bahri di mana kang Ujang?"tanya Bahri, sambil mengedarkan pandangan nya, merasa bingung.

"Kamu ada di rumah sakit Bahri"sahut kang Ujang, Bahri pun berusaha bangun dan duduk sambil memegang kepala nya yang terasa masih pusing,kang Ujang pun segera membantu Bahri.

"Ayo, sekarang kamu cepat makan,kang Ujang sudah membelikan makanan untuk mu"ucap kang Ujang, sambil menyerahkan kan 2 bungkus nasi Padang ke pada Bahri.

"Tapi kang Ujang..! hukuman Bahri masih satu hari lagi,baru Bahri boleh makan"ucap Bahri, mengingat kan dan memberi tahu.

"Masa bodoh dengan hukuman itu, toh itu juga seharusnya bukan kamu yang di hukum, cepat kamu makan,ini perintah dari kang Ujang"ucap kang Ujang kesal dan memaksa Bahri, Bahri pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum dan langsung bergegas memakan nasi yang di berikan oleh kang Ujang dengan sangat lahap, melihat itu air mata kang Ujang pun tak tertahankan dan menetes kembali,ia merasa kasihan pada Bahri yang sekecil ini masih bisa tangguh dan kuat bertahan.

"Kang Ujang tidak makan?"tanya Bahri heran, sambil menatap kang Ujang, yang terlihat menangis,kang Ujang pun segera mengusap air mata nya.

"Tidak,kamu saja yang makan,kang Ujang membelikan 2 bungkus nasi ini, sekalian untuk menggantikan makan kamu yang kemaren"ucap kang Ujang, sambil tersenyum dan menyerah kan sebotol air mineral untuk Bahri, seketika Bahri pun langsung tertawa mendengar nya.

"kang Ujang lucu,mana sanggup Bahri menghabiskan nasi sebanyak ini dalam sekaligus,ayo kang kita makan sama-sama" ajak Bahri,kang Ujang pun mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum.

"Oke deh kalau di paksa"ucap kang Ujang sambil membuka satu bungkus nasi yang satu nya,dan mereka pun makan bersama sambil tertawa bahagia.

"Kang Ujang janji,akan menjaga mu nak"batin kang Ujang, sambil tersenyum menatap Bahri yang sedang asik makan.

Setelah beberapa jam, keadaan Bahri pun sudah membaik dan di perbolehkan oleh dokter untuk pulang.

"Terima kasih dokter"ucap Bahri sambil tersenyum.

"Iya, ingat ya jika lagi lapar jangan mengencangkan ikat pinggang terlalu kuat,itu bisa berbahaya, dan jangan lupa obat nya di minum ya"ucap dokter mengingat kan, sambil tersenyum.

"Baik dokter "sahut Bahri sambil mengangguk kan kepalanya dan tersenyum ramah.

Bahri dan kang Ujang pun segera kembali ke kapal, sesampai nya di sana,kang Ujang menyuruh Bahri istirahat, Bahri pun menuruti perintah kang Ujang.

"Bagai mana keadaan nya?"tanya bos haji Dulah, sambil menghampiri kang Ujang.

"Alhamdulillah Sudah membaik tuan haji bos"sahut kang Ujang, sambil tersenyum memberi tahu.

"Syukur lah kalau begitu,tapi Ingat ya..! karena yang membawa ke rumah sakit itu inisiatif dan kemauan kamu, jadi biaya pengobatan nya,kamu tangguh sendiri, dan jangan meminta ganti rugi sama saya "ucap bos haji Dulah, memberi tahu dan mengingat kan kang Ujang.

"Iya tuan haji bos "sahut kang Ujang sambil tersenyum dan mengangguk kan kepalanya.

"Bagus "ucap bos haji Dulah,lalu segera pergi meninggalkan kang Ujang.

"Astaghfirullah...dasar orang pelit dan perhitungan"gumam kang Ujang pelan,dari jauh tak sengaja Bahri pun mendengar percakapan mereka tadi.

"Ya Allah..! kasian kang Ujang, sudah keluar uang banyak buat Bahri"batin Bahri, merasa sedih.

"Kang Ujang, Bahri janji,Suatu saat nanti, Bahri akan membalas semua kebaikan kang Ujang" batin Bahri,lalu kembali berbaring ke tempat tidur nya sambil memejamkan mata nya dan tertidur.

Menjelang magrib Bahri terbangun dan merasa sudah kembali sehat,ia pun langsung segera mengerjakan tugas nya, membuang dan memompa air, setelah selesai Bahri pun duduk di dekat jendela menatap langit yang sudah gelap.

"Ayah..!ibu..! tolong Bahri,do'a kan Bahri agar Bahri kuat menghadapi semua nya"batin Bahri menjerit, sambil menetes kan air mata nya,ia pun teringat kenangan saat-saat indah bersama kedua orang tua nya, ingin rasanya Bahri menyerah tetapi ketika teringat wajah ke tiga adik-adiknya, Bahri pun harus kembali kuat.

...****************...

Bersambung

jangan lupa kasih like, komen dan vote nya ya ❤️

dan baca terus episode-episode selanjutnya ☺️

see you 🥰

Terpopuler

Comments

Amina

Amina

semangat terus ya thorr buat cerita selanjutnya 💪🏻💪🏻😘

2022-12-28

2

Amina

Amina

see you juga Thor

2022-12-28

2

Amina

Amina

Oky makin seru aja nih ceritanya Thor

2022-12-28

2

lihat semua
Episodes
1 BAHRI
2 Jadi yatim
3 Kecemasan hati seorang ibu
4 membujuk
5 mengambil keputusan
6 Menikah kembali
7 Hamil
8 Jadi yatim piatu
9 Di tinggalkan
10 Baju seragam sekolah untuk Yanur
11 Tak ingin di pisahkan
12 Atap bucor
13 Fahru sakit
14 membalas Budi
15 Berangkat
16 Pembawa hoki
17 Mencoba menghasud
18 Di fitnah
19 Di bawa ke rumah sakit
20 Di dorong dari kapal
21 Selamat
22 Hilang
23 lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24 Pulang kampung
25 Keberhasilan Bahri
26 pertemuan Bahri dan bos Ali
27 Lamaran untuk Diana
28 Pernikahan Diana
29 Ternyata parasit
30 perceraian
31 kesedihan Bahri
32 Mengajak jalan-jalan
33 Bertemu lagi
34 Meminta restu
35 lamaran ke 2 untuk Diana
36 Hari pernikahan
37 Humairah
38 Jatuh cinta
39 melamar anak kyai
40 Ijab qobul
41 Nenek Idah jatuh sakit
42 Fahru tak ingin lanjut sekolah
43 Meninggal nya nenek tercinta
44 Di gugat
45 Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46 pengambilan hak
47 Hamil
48 Kehilangan lagi
49 Mulai berubah
50 Melahirkan
51 Kehilangan pekerjaan
52 kepergian kyai
53 Salah paham
54 Meminta maaf
55 Kecelakaan
56 Di rumah sakit
57 Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58 melahirkan
59 Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60 Iri Dengki
61 Rencana jahat
62 Meminjam uang
63 Dalang kejahatan
64 Kerja dengan koh Ali
65 Rendah hati
66 Merasa was-was
67 Mei Waktu nya sekolah
68 Ingin berhutang
69 meminta pekerjaan
70 Bos rotan
71 Perkara telur sengsara
72 Ngidam aneh
73 Silaturahmi ke rumah koh Ali
74 Hadiah dari koh Ali
75 Fahru merengek minta nikah
76 Membujuk Bahri
77 Berdebat
78 Berdamai
79 Pengganti Bos Rotan Baru
80 Terpeleset dari kapal
81 Sebuah jam tangan dan bros
82 Merasa gundah
83 Fahru mengeluh
84 Kecemasan Humairah
85 Melihat maling
86 Memilih diam
87 Merasa curiga
88 Ternyata selingkuh
89 Egois
90 Terbongkar
91 Menggerebek plakor
92 Perdebatan
93 Memohon maaf
94 Menggadaikan
95 Melahirkan
96 Kecerdasan Muhammad Ali
97 Cemburu
98 Ketahuan
99 Menebus
100 Tenggelam
101 Kenyataan pahit
102 Depresi
103 Berobat
104 Ingin mengambil alih
105 Berangkat Haji
106 Kekacauan di kapal
107 Kabar buruk
108 Ingin bercerai
109 Bahri mengambil keputusan
110 Pulang ke tanah air
111 Menolak keras
112 Takut
113 Perjuangan Melahirkan
114 Meninggal
115 Usaha Dimas
116 Gunjingan para tetangga
117 Di suruh melamar
118 Kabur
119 Berdebat dengan tetangga
120 Hari pernikahan
121 Pindah
122 Perkelahian
123 Rencana yang gagal
124 Tamat
Episodes

Updated 124 Episodes

1
BAHRI
2
Jadi yatim
3
Kecemasan hati seorang ibu
4
membujuk
5
mengambil keputusan
6
Menikah kembali
7
Hamil
8
Jadi yatim piatu
9
Di tinggalkan
10
Baju seragam sekolah untuk Yanur
11
Tak ingin di pisahkan
12
Atap bucor
13
Fahru sakit
14
membalas Budi
15
Berangkat
16
Pembawa hoki
17
Mencoba menghasud
18
Di fitnah
19
Di bawa ke rumah sakit
20
Di dorong dari kapal
21
Selamat
22
Hilang
23
lanjutan kehilangan dan terbongkar nya kebenaran.
24
Pulang kampung
25
Keberhasilan Bahri
26
pertemuan Bahri dan bos Ali
27
Lamaran untuk Diana
28
Pernikahan Diana
29
Ternyata parasit
30
perceraian
31
kesedihan Bahri
32
Mengajak jalan-jalan
33
Bertemu lagi
34
Meminta restu
35
lamaran ke 2 untuk Diana
36
Hari pernikahan
37
Humairah
38
Jatuh cinta
39
melamar anak kyai
40
Ijab qobul
41
Nenek Idah jatuh sakit
42
Fahru tak ingin lanjut sekolah
43
Meninggal nya nenek tercinta
44
Di gugat
45
Pemakaman dan do'a untuk nenek Idah
46
pengambilan hak
47
Hamil
48
Kehilangan lagi
49
Mulai berubah
50
Melahirkan
51
Kehilangan pekerjaan
52
kepergian kyai
53
Salah paham
54
Meminta maaf
55
Kecelakaan
56
Di rumah sakit
57
Kesedihan dan kebahagiaan Humairah
58
melahirkan
59
Bisa berjalan kembali dan dapat pekerjaan
60
Iri Dengki
61
Rencana jahat
62
Meminjam uang
63
Dalang kejahatan
64
Kerja dengan koh Ali
65
Rendah hati
66
Merasa was-was
67
Mei Waktu nya sekolah
68
Ingin berhutang
69
meminta pekerjaan
70
Bos rotan
71
Perkara telur sengsara
72
Ngidam aneh
73
Silaturahmi ke rumah koh Ali
74
Hadiah dari koh Ali
75
Fahru merengek minta nikah
76
Membujuk Bahri
77
Berdebat
78
Berdamai
79
Pengganti Bos Rotan Baru
80
Terpeleset dari kapal
81
Sebuah jam tangan dan bros
82
Merasa gundah
83
Fahru mengeluh
84
Kecemasan Humairah
85
Melihat maling
86
Memilih diam
87
Merasa curiga
88
Ternyata selingkuh
89
Egois
90
Terbongkar
91
Menggerebek plakor
92
Perdebatan
93
Memohon maaf
94
Menggadaikan
95
Melahirkan
96
Kecerdasan Muhammad Ali
97
Cemburu
98
Ketahuan
99
Menebus
100
Tenggelam
101
Kenyataan pahit
102
Depresi
103
Berobat
104
Ingin mengambil alih
105
Berangkat Haji
106
Kekacauan di kapal
107
Kabar buruk
108
Ingin bercerai
109
Bahri mengambil keputusan
110
Pulang ke tanah air
111
Menolak keras
112
Takut
113
Perjuangan Melahirkan
114
Meninggal
115
Usaha Dimas
116
Gunjingan para tetangga
117
Di suruh melamar
118
Kabur
119
Berdebat dengan tetangga
120
Hari pernikahan
121
Pindah
122
Perkelahian
123
Rencana yang gagal
124
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!